Anda di halaman 1dari 18

Laporan Study Kasus

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN


PERFUSI PERIFER TIDAK EFEKTIF PADA KASUS
GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD BANGIL-PASURUAN

Oleh :
Siti Zuanita
NIM. 201704010

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2020
Bab 4
Hasil Dan Pembahasan
Pengkajian

Identitas klien Klien


Nama pasien Tn.C
Umur 49 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Agama Islam
Pendidikan SMA
Pekerjaan Pedagang
No.RM 00203799
Tanggal MRS 30-juni-2019 (20.00)
Tanggal pengkajian 01-juli -2020 (08.15)
Diagnosa medis Gagal Ginjal Kronik
Riwayat Penyakit Sekarang

Riwayat penyakit Klien


1. pola persepsi kesehatan Pasien mengatakan badan lemas pusing, dan sesak nafas
keluhan utama
Riwayat penyakit sekarang Pasien mengatakan sering minum-minuman berenergi,
keluhan tambahan kaki bengkak dan ditemukan edema pada
kedua ektremitas bawah pasien, pasien didiagnosa dengan
penyakit ginjal sejak tahun 2018 dan baru mulai cuci darah
sejak 3 tahun yang lalu, rutin cuci darah 2X seminggu, pada
tanggal 30 juni 2019, pada pukul 20.00 WIB, pasien
dibawa keluarga ke IGD RSUD Bangil pasuruan dengan
keadaan badannya lemah, pasien mengalami sesak nafas,
keluarga mengatakan sebelum dibawa kerumah sakit pasien
mengalami mual dan muntah ketika habis makan
Lanjutan…

Riwayat penyakit Dahulu pasien mengatakan pernah dirawat di rumah sakit


tahun lalu dengan riwayat penyakit gagal ginjal
kronik dan anemia, riwayat pemasangan doble lumen
3 bulan yang lalu

Riwayat Penyakit Keluarga Pasien mengatakan di keluarganya tidak ada yang


mengalami penyakit yang sama dengan klien, ibunya
mempunyai riwayat penyakit hipertensi
Pola kebutuhan sehari-hari
Kebutuhan sehari-hari Klien

2. Pola Nutrisi/Metabolisme Pasien mengatakan saat dirumah sakit makan bubur halus 3X1
makan tidak habis hanya 3 sendok saja.

3. Pola Eliminasi Kemampuan berkemih spontan tanpa alat, produksi urin ±1250
ml/hari warna kuning jernih, bau khas urin

4. Pola aktivitas dan latihan pasien mengatakan pasien hanya tidur ditempat tidur, dan tidak
melakukan aktivitas. Aktivitas dibantu oleh keluarganya karena
pasien badannya terasa lemas.

5. Pola istirahat tidur pasien mengatakan saat dirumah sakit tidur siang kurang lebih
4 jam, tidur malam kurang lebih 9 jam
Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan Fisik Partisipan 1


Keadaan Umum & Kesadaran lLemah & Composmetis
B1 ( Breathing ) Ds : klien mengatakn sesak nafas
Do :pergerakan dada simetris, irama nafas reguler, tidak ada ronkhi, tidak ada
wheezing,menggunakan alat bantu nafas Nassal kanul 4lpm, tidak ada
retraksi intercoste, frekuensi pernafasan 24x/menit.

B2 ( Blood ) Ds : klien mengatakan pusing


Do : tidak oedema, tidak ada nyeri dada, tidak teraba ictus cordis, frekuensi
nadi 60x/ permenit, akral teraba dingin, suara jantung redup , S1 S2 tunggal
TD: 180/80 mmHg , N: 60x/menit , CRT>2detik, akral teraba dingin,
SpO2:96%
Lanjutan…

Pemeriksaan Fisik Partisipan 1


B4 ( Bledder ) Ds : -
Ds : Kemampuan klien berkemih spontan tanpa alat, produksi urin ±1250 ml/hari
warna kuning jernih, bau khas urin
B6(Bone) Ds:-
Do:pergerakan sendi bebas, tidak ada kelainan ektremitas,Tidak ada kelainan tulang
belakang, tidak ada fraktur.
kekuatan otot 5 5
5 5
terdapat edema pada ekstremitas bawah
RU:0
RL:+1
LU:0
LL:+1
Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Darah

BUN 22,1 mg/dl

Creatinin 9,1 mg/dL

HB 7,5 g/dl
Terapi medis
Injeksi Oral

Ceftriaxone 2x1 gr/IV Amlodipin 1x10 mg/oral

Candesartan 1x16 mg/oral

CaCo3 2x1 gr/oral

Asam folat 2x1 /oral


Analisa Data
Data Etiologi Masalah

Ds: pasien mengatakan keadaan tubuhnya Gagal Ginjal Perfusi perifer tidak efektif
terasa lemas, dan sesak

Do: - pasien terlihat lemas Sekresi eritroprotein ginjal

- Akral teraba dingin


- Konjungtiva anemis Produksi sel darah merah menurun

- CRT >2 detik : 32,5detik Anemia


- SpO2:94%
- TD: 180/80 mmHg
Kadar hemoglobin tidak mencukupi untuk
- N: 68x/menit
fungsi pembentukan O2 dan CO2 diantara
- S: 36,5
jaringan darah
- RR: 24x/menit
- Terpasang O2 nasal 4 lpm
- Edema (+) Perfusi perifer tidak efektif

- HB: 7,5 g/dl


Diagnosa Keperawatan

Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin (PPNI T. P.,
2017)
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan Intervensi
Perfusi perifer tidak efektif Tujuan: 1. Periksa sirkulasi perifer
berhubungan dengan penurunan Setelah diberi asuhan keperawatan selama 2. Identifikasi pemeriksaan laboratorium yang
konsentrasi hemoglobin dan 3X24 jam diharapkan perfusi meningkat diperlukan
penurunan aliran aeteri atau vena dengan 3. Identifikasi rencana tranfusi
Kriteria hasil: 4. Monitor hasil laboratorium yang diperlukan
1. Warna kulit pucat menurun. 5. Monitor tanda-tanda vital
2. Tidak terjadi Edema perifer. 6. Monitor reaksi tranfusi
3. Tidak ada nyeri ekstremitas 7. Berikan NaCl 0,9% 50-100 mL sebelum
4. Tidak ada kram otot tranfusi
5. Pengisian kapiler 2 detik 8. Jelaskan tanda dan gejala reaksi tranfusi
6. Akral teraba hangat yang perlu dilaporkan
7. Tanda-tanda vital dalam batas normal.
8. Nilai hemoglobin 10-12 g/dl (khusus
pasien GGK)
pembahasan
A. Pengkajian
berdasarkan hasil dari penelitian yang didapatkan peneliti didapatkan kesamaan antara keluhan dari partisipan peneliti dan
partisipan dari jurnal penelitian, juga didapatkan persamaan antara apa yang dikeluhkan oleh partisipan dengan data mayor dan
data minor diantaranya, data mayor CRT >2detik,nadi perifer menurun atau tidak teraba, akral teraba dingin, konjungtiva anemis,
warna kulit pucat. Pada partisipan peneliti didapatkan tanda mayor pada pasien yaitu CRT >2detik,nadi perifer menurun atau tidak
teraba, akral teraba dingin, konjungtiva anemis, warna kulit pucat dan tanda minor adanya edema pada ekstremitas bawah .dengan
pemeriksaan penunjang menunjukkan jumlah kadar hb 7,5 g/dl. Dan dari jurnal penelitian yaitu novia dwi sagita didapatkan bahwa
partisipan 1 mengatakan sesak nafas tanpa nyeri dada, badan lemas, dan mual , tanda mayor didapatkan CRT >2detik, konjungtiva
anemis, akral teraba dingin dan turgor kulit menurun dan tanda minornya bengkak pada kaki ; pada partisipan 2mengatakan
sesak nafas dan tidak ada nyeri dada , tanda mayor didapatkan akral teraba dingin, warna kulit pucat,konjungtiva anemis,CRT>2
detik, dan tanda minr adanya edema pulmonum , kadar Hb di bawah normal yaitu partisipan 1 hb: 6,8 g/dl; partisipan 2 hb: 7,9 g/dl .
Sedangkan dari jurnal peneitian Devada chandra eza huzella partisipan 1 mengeluh pusing dan sesak nafas data mayor ditemukan
nadi perifer menurun 84x/menit, konjungtiva pucat, akral teraba dingin. dan partisipan hb:7,3 g/dl partisipan 2 mengeluh pusing dan
sesak nafas, tanda mayor konjungtiva normal, nadi perifer menurun 86x/menit CRT>2detik, hb: 7,5g/dl dan tanda minor adanya
bengkak kemerahan . Dan terdapat perbedaan pada riwayat penyakit sekarang pada klien 1 tidak terjadi edema dan klien 2 terjadi
edema kemerahan dan anemia.
(PPNI, 2017). Dari fakta yang didapatkan berdasarkan pengkajian nyata, dibuktikan dengan teori yang diambil dari batasan
karakteristik terdapt persamaan sehinga teori tersebut dapat digunakan pada pengkajian nyata.

B. Diagnosa
pada studi kasus ini hampir yang dikeluhkan oleh responden peneliti dan responden jurnal penelitian memiliki kemiripan dan
kecocokan pada batasan karakteristik perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin ditandai
dengan pasien sesak nafas,konjungtiva anemis, akral dingin, kulit pucat dan badan lemas, CRT >2detik, dengan pemeriksaan
penunjang menunjukkan jumlah kadar kurang dari normal. Menurut (PPNI T. P., 2017) perfusi jaringan perifer tidak efektif meliputi
data mayor yaitu pengisian kapiler >2 detik, akral teraba dingin, warna kulit pucat dan data minornya adalah adanya edema pada
studi kasus ini hampir semua yang terdapat pada batasan karakteristik atau data mayor minor pada perfusi perifer tidak efektif
Lanjutann…
C. Intervensi
intervensi yang digunakan dalam mengatasi permasalah perfusi perifer tidak efektif sudah sesuai dengan
teori yang ada dengan tujuan ketercapaian pada dari beberapa krikteria hasil yang sudah disebutkan diatas.
Rencana tindakan keperawatan pada partisipan sama dengan jangka waktu 3x24 jam diantaranya yaitu transfusi
darah PRC, observasi, terapeutik, edukasi, dan kolaborasi.
D. Implementasi
• tindakan secara umum dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya. Pada hari 1
partisipan peneliti diberikan tindakan keperawatan diantaranya Periksa sirkulasi perifer , identifikasi kebiasaan
pola makan, identifikasi pemeriksaan laboratorium yang diperlukan, identifikasi rencana tranfusi, Monitor hasil
laboratorium yang diperlukan, Monitor tanda-tanda vital, Monitor reaksi tranfusi, Berikan NaCl 0,9% 50-100 mL
sebelum tranfusi, Jelaskan tanda dan gejala reaksi tranfusi yang perlu dilaporkan. Hasilnya pada hari 1
frekuensi pernafasan 24x/menit, irama regular, kedalaman normal, CRT 2,5 detik, akral dingin, kulit pucat,
konjungtiva anemis, Hb:7,5g/dl, dan mempunyai rtencana trnasfusi 2 kantong darah PRC, pada hari kedua
pasien mengatakan sudah tidak sesak lagi RR: 24x/mnt kedalaman normal; TD: 160/80 mmhg, N: 72X/menit,
RR: 22X/menit, S: 36,7C, CRT:2 detik; pada hari ketiga TD: 160/90 mmhg, N: 68X/menit, RR: 20X/menit, S:
36,5C; CRT 2detik dan setelah mengecek hasil laboratotium terbaru hasil kadar HB mengalami peningkatan
yaitu: Hb:8,9g/dl;
Pada pasien jurnal penelitian dari Novia dwi sagita hasil pada hari pertama . partisipan 1 RR: 24x/menit irama
regular, kedalaman normal partisipan 2 RR:24x/menit irama regular, kedalaman normal; Memberikan pasien
oksigen nassal kanul flow 4 lpm hasilnya partisipan 1 mau menggunakan oksigen nassal kanul RR: 24x/menit
pasien 2 mau menggunakan oksigen nassal kanul RR: 24x/menit Memeriksa sirkulasi perifer hasilnya
partisipan 1 dan partisipan 2: CRT >2 detik, akral dingin, kulit pucat, konjungtiva anemis; memeriksa hasil
laboratorium yang dibutuhkan hasilnya: partisipan 1 hb 6,8 g/dldan partisipan 2 hb 7,9g/dl, memeriksa ada
rencana transfusi darah : partisipan 1 dan 2 sama-sama mendapatkan tranfusi darah 2 kantong pada hari
pertama.
Lanjutan
Pada hari kedua partisipan 1 frekuensi pernafasan RR:20x/menit irama regular, kedalaman normal partisipan 2 RR:24x/menit
irama regular, kedalaman normal; partisipan 1 dan partisipan 2: CRT >2 detik, akral dingin, kulit pucat, konjungtiva anemis,
memeriksa kadar HB hasilnya partisipan 1 hb:8,5 g/dl partisipan 2 hb: 11,3 g/dl.
Pada hari ke 3 pada pasien 1 setelah dilakukan tindakan pemeriksaan sirkulasi perifer CRT>2 detik, warna kulit pucat, dan hasil
pemeriksaan hemoglobin terbaru 8,4g/dL. pada pasien 2 setelah dilakukan pemeriksaan sirkulasi hasilnya adalah CRT < 2 detik,
dan hasil hemoglobin terakhir 11,3 g/dL.

Pada hari 1 penelitian dari Devada chandra Eza Huzella mengimplementasikan semua intervensi yaitu Menghitung frekuensi,
irama, kedalaman dari upaya nafas Hasilnya: partisipan 1 RR: 26x/menitirama regular, kedalaman normal partisipan 2
RR:24x/menit irama regular, kedalaman normal; Memberikan pasien oksigen nassal kanul flow 3-5 lpm hasilnya partisipan 1 mau
menggunakan oksigen nassal kanul RR: 24x/menit pasien 2 mau menggunakan oksigen nassal kanul RR: 24x/menit Memeriksa
sirkulasi perifer hasilnya partisipan 1 CRT >3 detik,N: 86x/menit akral dingin, kulit pucat, konjungtiva anemis dan partisipan 2: CRT
>3 detik,N: 84x/menit akral dingin, kulit pucat, konjungtiva anemis; memeriksa hasil laboratorium yang dibutuhkan hasilnya:
partisipan 1 hb: 7,3 g/dl dan partisipan 2 hb 7,5 g/dl memeriksa apakah ada rencana transfusi darah hasilnya: partisipan 1
mendapatkan transfusi darah sebanyak 1 kantong dan partisipan 2 mendapatkan tranfusi darah 1 kantong pada hari pertama.
pada hari kedua partisipan 1 frekuensi pernafasan RR: 22x/ menit irama regular, kedalaman normal partisipan 2 RR:24x/menit
irama regular, kedalaman normal; Memberikan pasien oksigen nassal kanul flow 3-5 lpm hasilnya partisipan 1 mau menggunakan
oksigen nassal kanul RR: 24x/menit pasien 2 mau menggunakan oksigen nassal kanul RR: 24x/menit Memeriksa sirkulasi perifer
hasilnya partisipan 1 CRT >3 detik,N: 86x/menit akral dingin, kulit pucat, konjungtiva anemis dan partisipan 2: CRT >3 detik,N:
84x/menit akral dingin, kulit pucat, konjungtiva anemis; memeriksa apakah ada rencana transfusi darah hasilnya: partisipan 1
mendapatkan transfusi darah sebanyak 1 kantong dan partisipan 2 mendapatkan tranfusi darah 1 kantong pada hari kedua.
Pada hari ke 3 partisipan 1 dan 2 sudah tidak sesak lagi pemberian oksigen tambahan dihentikan, pemeriksaan sirkuasi perifer
CRT>2detik, akral teraba hangat konjungtiva anemis , memeriksa hasil laboratorium terbaru hasil partisipan 1 hb: 8,5 g/dl
partisipan 2 hb: 8,9 g/dl.
Lanjutan...
E. Evaluasi
dari hasil implementasi keperawatan diatas didapatkan bahwa
meskipun diberikan intrevensi keperawatan yang sama namun
catatan perkembangan pada setiap partisipan tidak selalu sama.
Didapatkan bahwa partisipan ke 2 dari jurnal penelitian Novia dwi
Sagita lebih cepat dibandingankan dengan partisipan dari peneliti
dan jurnal peneliti lain pada hari ke 3 yaitu CRT <2detik, dan
penambahan jumlah kadar HB yang mendekati normal yaitu 11,3
g/dL Hal tersebut dipengaruhi bahwa kadar HB nya lebih tinggi dan
juga daya tahan tubuh pada masing-masing orang tidak sama.
Bab 5
Simpulan dan Saran
A. Simpulan
pada pengkajian dari partisipan peneliti dan dari jurnal penelitian terdapat kesamaan antara apa
yang dikeluhkan pada partisipan dengan data mayor dan minor perfusi perifer tidak efektif. Peneliti
menengakkan diagnosa keperawatan ini dikarenakan terdapat kecocokan/kesamaan pada batasan
karakteristik hampir semua sama dengan apa yg dikeluhakan partisipan. Intervensi yang digunakan
mencakup kesusuaian yang terdapat dalam teori, implementasi yang digunakan sesuai dgn
perencanaan dgn kurun waktu 3x24 jam dengan tujuan ketercapaian sesuai dengan kerikteria hasil
yang telah ditentukan. Dlm catatan perkembangan didapatkan partisipan 2 dari peneliti novia dwi
sagita lebih cepat dibandingakan partisipan yang lain atau partisipan dari peneliti dikarnakan
partisipan tersebut memiliki penambahan jumlah kadar HB yang lebih mendekati normal, dan daya
tahan tubuh yang dimiliki partisipan tidak sama.

B. Saran
Selama dalam perawatan diharapkan klien dan keluarga mampu untuk mengontrol aktivitas,
mampu memberikan makanan yang rendah protein dan tinggi kalori.Serta pemahaman dan
pengendalian faktor resiko Gagal Ginjal kronik.Diharapkan pada pasien harus memiliki motivasi untuk
sembuh dan dapat menyelesaikan pengobatan dengan jangka waktu yang sudah ditentukan.
Sekian, terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai