Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA DI DUSUN BOGORAME

RT.016 RW.008 DESA KEDUNGBOGO KABUPATEN JOMBANG

As

AH

OLEH:

MIA OKTAVIA HERIYANTO

201704013

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

STIKES BINA SEHAT PPNI

MOJOKERTO

2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik keluarga DIII Keperawatan STIKes BINA SEHAT PPNI Kabupaten
Jombang di Dusun Bogorame RT 016 RW. 008 Desa Kedungbogo Kabupaten Jombang
yang dilaksanakan pada :

Tanggal : 6 Juli 2020

Hari : Senin

Tempat : Dusun Bogorame RT.016 RW.008 Desa Kedungbogo Kabupaten


Jombang.

Telah disahkan dan telah disetujui untuk dilakukan kegiatan sesuai jadwal yang terterah
dalam proposal

Jombang , 06 Juli 2020


Mahasiswa

Mia Oktavia Heriyanto


(201704013)
KATA PENGANTAR

Puji Syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir asuhan keperawatan
Keluarga pada waktunya sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya
Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Sehat PPNI Kabupaten Mojokerto.

Selesainya penulisan laporan ini adalah berkat bantuan dan dukungan serta
bimbingan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya dengan setulus hati kepada :

1. Nyaman, selaku Kepala Desa Kedungbogo Kabupaten Jombang atas kesediaannya


memberi ijin untuk melakukan Kegiatan Praktik Keluarga di Dusun Kedungbogo RT.16
RW. 008 Desa Kedungbogo Kabupaten Mojokerto .
2. Pariman selaku Ketua RT atas kesediaannya memberi ijin untuk melakukan Kegiatan
Praktik Keperawatan Keluarga di Dusun Kedungbogo RT. 16 RW. 008 Desa
Kedungbogo Kabupaten Jombang.
3. Dr. M. Sajidin, S.Kp.,M.Kes selaku Ketua STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto yang
telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti pendidikan di Program Studi
DIII Keperawatan di STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto.
4. Ima Rahmawati S.Kep.Ns.,M.Si. selaku Kaprodi DIII Keperawatan STIKes Bina Sehat
PPNI Mojokerto
5. Faisal Ibnu, M.Kes, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu serta
memberikan bimbingan dan masukan kepada kelompok dalam menyelesaikan laporan
kegiatan ini.
6. Warga Dusun Bogorame RT. 016 RW. 008 Desa Kedungbogo Kabupaten Jombang atas
kesediaannya menjadi objek pengkajian data Keperawatan Keluarga.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, karenanya penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun yang diharapkan akan
menyempurnakan laporan ini.
Jombang, 06 Juli 2020

Penulis

Mia Oktavia eriyanto

NIM : 201704013
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program Indonesia Sehat merupakan rencana strategis Kementrian Kesehatan tahun

2015-2019 yang dilakukan melalui pendekatan keluarga, disingkat PIS-PK. Pada program

PIS-PK, pendekatan keluarga menjadi salah satu cara puskesmas meningkatkan jangkauan

dan sasaran dengan meningkatkan akses yankes di wilayahnya (mendatangi keluarga).

Tujuan pendekatan keluarga salah satunya adalah untuk meningkatkan akses keluarga pada

pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu. PIS-PK dilaksanakan dengan ciri

sasaran utama adalah keluarga, mengutamakan upaya promotif-preventif, disertai

penguatan upaya kesehatan berbasis masyarakat, kunjungan rumah dilakukan secara aktif

dan melalui pendekatan siklus kehidupan. Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan terkait

penanganan penyakit menular dan tidak menular yang salah satunya adalah penyakit

hipertensi (Sarkomo, 2016).

Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi secara

terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg

atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan peredaran darah

meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah

untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Koes Irianto, 2014).

Dewasa ini ada sekitar 422 juta orang penyandang hipertensi yang berusia 18 tahun di

seluruh dunia atau 8,5% dari penduduk dunia. Namun 1 dari 2 orang dengan penderita

hipertensi tidak tahu bahwa dia penyandang hipertensi. Oleh karena itu sering ditemukan

penderita hipertensi pada tahap lanjut dengan komplikasi seperti serangan jantung, stroke.

Hepertensi sekarang jadi masalah utama tidak hanya di indonesia tapi didunia ,
karena hipertensi ini merupakan salah satu faktor peyakit jantung , gagal ginjal , diabetes ,

stroke . Data Word Health Organization (WHO) tahun 2015 menunjukkan sekitar 1,13

miliar orang didunia meyandang hipertensi , artinya 1 dari 3 orang didunia terdiagnosis

hipertensi . Bedasarkan Rikesdas 2018 prevalesi hipertensi bedaarkan hasil pengukuran

pada penduduk usia 18 tahun sebesar 34,1% . Diketahui sebesar 8,8% terdiagnosis

hipertensi dan 13,3% orang yang terdiagnosis hipertensi tidak minum obat . [ CITATION

Hip19 \l 1057 ] . Jumlah penduduk > 18 tahun di kabupaten mojokerto sebanyak 811.362

jiwa . cakupan pemeriksaan tekanan darah tinggi di kabupaten mojokerto sebanyak 228.017

dan yang mengalami hipertensi sebanyak 43.064 ( 18,89% ) semuanya adalah hipertensi

dan pada tahun 2018 dari bulan Januari sampai Juni terdapat 1.775 kunjungan dengan

diagnosa hipertensi. Untuk itulah perlu dilakukan upaya pelayanan kesehatan keluarga

dengan hipertensi.

Bedasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan asuhan

keperawatan keluarga di RT.016 RW.008 Dusun Bogorame Desa Kedungcaluk Kecamatan

Ngusikan, Kab.Jombang.
B. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Diperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga

dengan masalah utama hipertensi pada salah satu keluarga di RT.016 RW.008 Dusun

Bogorame Desa Kedungbogo Kecamatan Ngusikan.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan dari penulisan laporan praktik keluarga ini yaitu penulis mampu:

a. melakukan pengkajian keperawatan keluarga pada salah satu keluarga di RT.016

RW.008 Dusun Bogorame Desa kedungbogo Kecamatan Ngusikan Kabupaten

Jombang.

b. menyusun analisa data untuk menetukan diagnosis keperawatan keluarga yang

muncul pada salah satu keluarga di RT.016 RW.008 Dusun Bogorame Desa

Kedungbogo Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang.

c. menentukan diagnosis keperawatan keluarga yang muncul pada salah satu keluarga

di RT.016 RW.008 Dusun Bogorame Desa Kedungbogo Kecamatan Ngusikan

Kabupaten Jombang.

d. menyusun intervensi keperawatan keluarga pada salah satu keluarga di RT.016

RW.008 Dusun Bogorame Desa Kedungbogo Kecamatan Ngusikan Kabupaten

Jombang.

e. melakukan implementasi keperawatan keluarga untuk mengatasi masalah pada salah

satu keluarga di RT.016 RW.008 Dusun Bogorame Desa Kedungbogo Kecamatan

Ngusikan Kabupaten Jombang.

f. melakukan evaluasi keperawatan keluarga pada salah satu keluarga di RT.016

RW.008 Dusun Bogorame Desa Kedungbogo Kecamatan Ngusikan Kabupaten

Jombang.
C. Manfaat Studi Kasus

Studi kasus ini diharapkan memberi manfaat bagi :

1. Masyarakat

Membudayakan pengelolaan pasien hipertensi pada tatanan keluarga.

2. Tenaga Kesehatan

Sebagai wawasan dan masukan bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat khususnya tim program kunjungan rumah (home

care) atau Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keluarga

1. Definisi Keluarga

Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh

hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu

berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak, 2011).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah

suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2012). Sedangkan

menurut Friedman keluarga adalah unit dari masyarakat dan merupakan lembaga

yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang

erat antara anggotanya dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai

lembaga atau unit layanan perlu di perhitungkan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu sebuah

ikatan (perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun adopsi), tinggal

dalam satu atap yang selalu berinteraksi serta saling ketergantungan.


2. Fungsi Keluarga

Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :

a. Fungsi Afektif

Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga

yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna

untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi

afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh

anggota keluarga. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga

dalam melaksanakan fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al.,

2010) :

1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan,

saling menerima, saling mendukung antar anggota keluarga.

2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai

dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga

serta selalu mempertahankan iklim positif maka fungsi afektif

akan tercapai.

3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan

sepakat memulai hidup baru.

b. Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan

tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang

baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang ada

disekitarnya. Dalam hal ini keluarga dapat Membina hubungan


sosial pada anak, Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai

dengan tingkat perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai

budaya keluarga.

c. Fungsi Reproduksi

Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah

sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang

sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan

tujuan untuk membentuk keluarga adalah meneruskan keturunan.

d. Fungsi Ekonomi

Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh

anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian,

dan tempat tinggal.

e. Fungsi Perawatan Kesehatan

Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan

keperawatan, yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau

merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat

melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan

masalah kesehatan.
3. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga

Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan

keluarga dibagi menjadi 8 :

a. Keluarga Baru (Berganning Family)

Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas

perkembangan keluarga dalam tahap ini antara lain yaitu membina

hubungan intim yang memuaskan, menetapkan tujuan bersama,

membina hubungan dengan keluarga lain, mendiskusikan rencana

memiliki anak atau KB, persiapan menjadi orangtua dan

memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan

menjadi orangtua).

b. Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing)

Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan

menimbulkan krisis keluarga. Tugas perkembangan keluarga pada

tahap ini antara lain yaitu adaptasi perubahan anggota keluarga,

mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan,

membagi peran dan tanggung jawab, bimbingan orangtua tentang

pertumbuhan dan perkembangan anak, serta konseling KB post

partum 6 minggu.

c. Keluarga dengan anak pra sekolah

Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan

kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang,


proses belajar dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran

berikutnya.

d. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)

Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan

keluarga seperti membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan

luar rumah, mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya

intelektual, dan menyediakan aktifitas anak.

e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan

terhadap remaja, memelihara komunikasi terbuka, mempersiapkan

perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga untuk

memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.

f. Keluarga dengan anak dewasa

Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup

mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas

dan sumber yang ada dalam keluarganya.

g. Keluarga usia pertengahan (middle age family)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih

banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan

waktu santai, memulihkan hubungan antara generasi muda-tua,

serta persiapan masa tua.


h. Keluarga lanjut usia

Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti

penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup,

menerima kematian pasangan, dan mempersiapkan kematian, serta

melakukan life review masa lalu.

4. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut :

a. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan

b. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan

c. Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga

yang sakit

d. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat

meningkatkan kesehatan

e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat

di lingkungan setempat

B. Hipertensi

1. Definisi Hipertensi

Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan

tekanan darah tinggi secara terus-menerus dimana tekanan sistolik

lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih.

Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan

peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung

bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan


oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Koes Irianto, 2014).
Hipertensi juga merupakan faktor utama terjadinya gangguan

kardiovaskular. Apabila tidak ditangani dengan baik dapat

mengakibatkan gagal ginjal, stroke, dimensia, gagal jantung, infark

miokard, gangguan penglihatan dan hipertensi (Andrian Patica N E-

journal keperawatan volume 4 nomor 1, Mei 2016)

2. Jenis Hipertensi

Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri

sendiri tetapi sering dijumpai dengan penyakit lain, misalnya

arterioskeloris, obesitas, dan diabetes militus. Berdasarkan

penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan

yaitu (WHO, 2014) :

a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer

Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak

diketahui dengan pasti apa penyebabnya. Para pakar menemukan

hubungan antara riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik)

dengan resiko menderita penyakit ini. Selain itu juga para pakar

menunjukan stres sebagai tertuduh utama, dan faktor lain yang

mempengaruhinya. Faktor-faktor lain yang dapat dimasukkan

dalam penyebab hipertensi jenis ini adalah lingkungan, kelainan

metabolisme, intra seluler, dan faktor-faktor ynag meningkatkan

resikonya seperti obesitas, merokok, konsumsi alkohol, dan

kelainan darah.
b. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder

Pada 5-10 persen kasus sisanya, penyebab khususnya sudah

diketahui, yaitu gangguan hormonal, penyakit diabetes, jantung,

ginjal, penyakit pembuluh darah atau berhubungan dengan

kehamilan. Kasus yang sering terjadi adalah karena tumor kelenjar

adrenal. Garam dapur akan memperburuk resiko hipertensi tetapi

bukan faktor penyebab.

Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa

Kategori Sistolik Diastolik


mmHg mmHg
Normal < 130 < 85
mmHg mmHg
Normal Tinggi 130-139 85-89
mmHg mmHg
Stadium 1 140-159 90-99
(HipertensiRingan) mmHg mmHg
Stadium 2 160-179 100-109
(HipertensiSedang) mmHg mmHg
Stadium 3 180-209 110-119
(HipertensiBerat) mmHg mmHg
Stadium 4 201 120
(HipertensiSangatBeratatauMaligna) mmHg mmHg
ataulebih ataulebih
Sumber : Heniwati, 2008

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi

a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol :

1) Jenis kelamin

Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dengan wanita.

Wanita diketahui mempunyai tekanan darah lebih rendah

dibandingkan pria ketika berusia 20-30 tahun. Tetapi akan

mudah menyerang pada wanita ketika berumur 55 tahun,


sekitar 60% menderita hipertensi berpengaruh pada wanita. Hal

ini dikaitkan dengan perubahan hormon pada wanita setelah

menopause (Endang Triyanto, 2014).

2) Umur

Perubahan tekanan darah pada seseorang secara stabil akan

berubah di usia 20-40 tahun. Setelah itu akan cenderung lebih

meningkat secara cepat. Sehingga, semakin bertambah usia

seseorang maka tekanan darah semakin meningkat. Jadi

seorang lansia cenderung mempunyai tekanan darah lebih

tinggi dibandingkan diusia muda (Endang Triyanto, 2014).

3) Keturunan (genetik)

Adanya faktor genetik tentu akan berpengaruh terhadap

keluarga yang telah menderita hipertensi sebelumnya. Hal ini

terjadi adanya peningkatan kadar sodium intraseluler dan

rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium individu

sehingga pada orang tua cenderung beresiko lebih tinggi

menderita hipertensi dua kali lebih besar dibandingan dengan

orang yang tidak mempunyai riwayat keluarga dengan

hipertensi (Buckman, 2010).

4) Pendidikan

Tingkat pendidikan secara tidak langsung mempengaruhi

tekanan darah. Tingginya resiko hipertensi pada pendidikan

yang rendah, kemungkinan kurangnya pengetahuan dalam


menerima informasi oleh petugas kesehatan sehingga

berdampak pada perilaku atau pola hidup sehat (Armilawaty,

Amalia H, Amirudin R., 2007).

b. Faktor resiko hipertensi yang dapat dikonrol

1) Obesitas

Pada usia pertengahan dan usia lanjut, cenderung kurangnya

melakukan aktivitas sehingga asupan kalori mengimbangi

kebutuhan energi, sehingga akan terjadi peningkatan berat

badan atau obesitas dan akan memperburuk kondisi (Anggara,

F.H.D., & N. Prayitno, 2013).

2) Kurang olahraga

Jika melakukan olahraga dengan teratur akan mudah untuk

mengurangi peningkatan tekanan darah tinggi yang akan

menurunkan tahanan perifer, sehigga melatih otot jantung

untuk terbiasa melakuakn pekerjaan yang lebih berat karena

adanya kondisi tertentu.

3) Kebiasaan merokok

Merokok dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini

dikarenakan di dalam kandungan nikotik yang dapat

menyebabkan penyempitan pembuluh darah.

4) Konsumsi garam berlebihan

WHO merekomendasikan konsumsi garam yang dapat

mengurangi peningkatan hipertensi. Kadar sodium yang


direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4

gram sodium atau 6 gram) (H. Hadi Martono Kris Pranaka,

2014-2015).

5) Minum alkohol

Ketika mengonsumsi alkohol secara berlebihan akan

menyebabkan peningkatan tekanan darah yang tergolong parah

karena dapat menyebabkan darah di otak tersumbat dan

menyebabkan stroke.

6) Minum kopi

Satu cangkir kopi mengandung kafein 75-200 mg, dimana

dalam satu cangkir kopi dapat meningkatakan tekanan darah 5-

10 mmHg.

7) Kecemasan

Kecemasan akan menimbulkan stimulus simpatis yang akan

meningkatkan frekuensi jantung, curah jantung dan resistensi

vaskuler, efek samping ini akan meningkatkan tekanan darah.

Kecemasan atau stress meningkatkan tekanan darah sebesar 30

mmHg. Jika individu meras cemas pada masalah yang di

hadapinya maka hipertensi akan terjadi pada dirinya. Hal ini

dikarenakan kecemasan yang berulang-ulang akan

mempengaruhi detak jantung semakin cepat sehingga jantung

memompa darah keseluruh tubuh akan semakin cepat.


C. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertensi

Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan

dalam praktek keperawatan yang diberikan pada klien sebagai anggota

keluarga pada tatanan komunitas dengan menggunakan proses

keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan dalam lingkup

wewenang serta tanggung jawab keperawatan (WHO, 2014).

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang

diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan

ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami

keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, yaitu

sebagai berikut (Heniwati, 2008) :

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan,

agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan

keluarga. Sumber informasi dari tahapan pengkaajian dapat

menggunakan metode wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah,

pemeriksaan fisik pada anggota keluarga dan data sekunder.

Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :

a. Data Umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :

1) Nama kepala keluarga

2) Alamat dan telepon

3) Pekerjaan kepala keluarga


4) Pendidikan kepala keluarga

5) Komposisi keluarga dan genogram

6) Tipe keluarga

7) Suku bangsa

8) Agama

9) Status sosial ekonomi keluarga

10) Aktifitas rekreasi keluarga

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi :

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak

tertua dari keluarga inti.

2) Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan

mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh

keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut

belum terpenuhi.

3) Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat

kesehatan pada keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit

keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga,

perhatian terhadap pencegahan penyakit, sumber pelayanan

kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman-

pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

4) Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenai


riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
c. Pengkajian Lingkungan

1) Karakteristik rumah

2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW

3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

4) Sistem pendukung keluarga

d. Struktur keluarga

1) Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara

berkomunikasi antar anggota keluarga.

2) Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga

mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah

perilaku.

3) Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masing

anggota keluarga baik secara formal maupun informal.

4) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan

norma yang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengaan

kesehatan.

5) Fungsi keluarga :

a) Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga,

perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga

terhadap anggota keluarga lain, bagaimana kehangatan tercipta pada

anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap


saling menghargai.
b) Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana berinteraksi atau

hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar

disiplin, norma, budaya dan perilaku.

c) Fungsi perawatan kesehatan, yaitu meenjelaskan sejauh mana keluarga

menyediakan makanan, pakaian, perlu dukungan serta merawat

anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga

mengenal sehat sakit. Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan

perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam

melaksanakan tugas kesehatan keluarga, yaitu mampu mengenal

masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan,

melakukan perawatan kesehatan pada anggota keluarga yang sakit,

menciptakan lingkungan yang dapat meningkatan kesehatan dan

keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di

lingkungan setempat.

d) Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana

kemampuan keluarga dalam mengenal, mengambil keputusan dalam

tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit, menciptakan

lingkungan yang mendukung kesehatan dan memanfaatkan fasilitas

pelayanan kesehatan yang ada.


6) Stres dan koping keluarga

a) Stressor jaangka pendek dan panjang

(1) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 5 bulan.

(2) Stressorr jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.

b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor

c) Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi

permasalahan.

d) Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila menghadapi

permasalah

e) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggotaa

keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik

tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik. Harapan

keluarga yang dilakukan pada akhir pengkajian, menanyakan

harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.


2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

Dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga di atas maka

diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin muncul adalah :

a. Manajemen keluarga tidak efektif, yaitu pola penanganan masalah

kesehatan dalam keluarga tidak memuaskan untuk memulihkan

kondisi kesehatan anggota keluarga.

b. Manajemen kesehatan tidak efektif, yaitu pola pengaturan dan

pengintegrasian penanganan masalah kesehatan ke dalam kebiasaan

hidup sehari-hari tidak memuaskan untuk mencapai status kesehatan

yang diharapkan.

c. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif, yaitu ketidakmampuan

mengidentifikasi, mengelola dan atau menemukan bantuan untuk

mempertahankan kesehatan.

d. Kesiapan peningkatan koping keluarga yaitu pola adaptasi anggota

keluarga dalam mengatasi situasi yang dialami klien secara efektif

dan menunjukkan keinginan serta kesiapan untuk meningkatkan

kesehatan keluarga dan klien.

e. Penurunan koping keluarga yaitu ketidakefektifan dukungan, rasa

nyaman, bantuan dan motivasi orang terdekat (anggota keluarga atau

orang berarti) yang dibutuhkan klien untuk mengelola atau

mengatasi masalah kesehatan.


f. Ketidakberdayaan, persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan

mempengaruhi hati secara signifikan, persepsi kurang kontrol pada

situasi saat ini atau yang akan datang.

g. Ketidakmampuan koping keluarga, yaitu perilaku orang terdekat

(anggota keluarga) yang membatasi kemampuan dirinya dan klien

untuk beradaptasi dengan masalah kesehatan yang dihadapi klien.

Yang menjadi etiologi atau penyebab dari masalah keperawatan yang

muncul adalah hasil dari pengkajian tentang tugas kesehatan keluarga

yang meliputi 5 unsur sebagai berikut :

a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi

pada anggota keluarga

b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk

mengatasi penyakit hipertensi

c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan

hipertensi

d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi

lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi

e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan

kesehatan guna perawatan dan pengobatan hipertensi

3. Membuat Perencanaan

Menurut Suprajitno perencanaan keperawatan mencakup tujuan

umum dan khusus yang didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan

kriteria dan standar yang mengacu pada penyebab. Selanjutnya


merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada kriteria dan

standar. Perencanaan yang dapat dilakukan pada asuhan keperawatan

keluarga dengan hipertensi ini adalah sebagai berikut :

a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi

pada keluarga.

Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengenal dan

mengerti tentang penyakit hipertensi.

Tujuan : Keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi setelah tiga

kali kunjungan rumah.

Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang penyakit

hipertensi.

Standar : Keluarga dapat menjelaskan pengertian, penyebab, tanda

dan gejala penyakit hipertensi serta pencegahan dan pengobatan

penyakit hipertensi secara lisan.

Intervensi :

1) Jelaskan arti penyakit hipertensi

2) Diskusikan tanda-tanda dan penyebab penyakit hipertensi

3) Tanyakan kembali apa yang telah didiskusikan.

b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk

mengatasi penyakit hipertensi.

Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengetahui

akibat lebih lanjut dari penyakit hipertensi.


Tujuan : Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat

anggota keluarga dengan hipertensi setelah tiga kali kunjungan rumah.

Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan dan dapat

mengambil tindakan yang tepat dalam merawat anggota keluarga yang

sakit.

Standar : Keluarga dapat menjelaskan dengan benar bagaimana

akibat hipertensi dan dapat mengambil keputusan yang tepat.

Intervensi:

1) Diskusikan tentang akibat penyakit hipertensi

2) Tanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat anggota

keluarga yang menderita hipertensi.

c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan

hipertensi

Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat

anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi.

Tujuan : Keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat terhadap

anggota keluarga yang menderita hipertensisetelah tiga kali kunjungan

rumah.

Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan cara pencegahan

dan perawatan penyakit hipertensi

Standar : Keluarga dapat melakukan perawatan anggota keluarga

yang menderita penyakit hipertensi secara tepat.

Intervensi:
1) Jelaskan pada keluarga cara-cara pencegahan penyakit hipertensi.

2) Jelaskan pada keluarga tentang manfaat istirahat, diet yang tepat

dan olah raga khususnya untuk anggota keluarga yang menderita

hipertensi.

d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi

lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi

berhubungan.

Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mengerti tentang

pengaruh lingkungan terhadap penyakit hipertensi.

Tujuan : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat

menunjang penyembuhan dan pencegahan setelah tiga kali kunjungan

rumah.

Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang pengaruh

lingkungan terhadap proses penyakit hipertensi

Standar : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat

mempengaruhi penyakit hipertensi.

Intervensi :

1) Ajarkan cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah dan

mengatasi penyakit hipertensimisalnya :

a) Jaga lingkungan rumah agar bebas dari resiko kecelakaan misalnya

benda yang tajam.

b) Gunakan alat pelindung bila bekerja Misalnya sarung tangan.


c) Gunakan bahan yang lembut untuk pakaian untuk mengurangi

terjadinya iritasi.

2) Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan.

e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan guna

perawatan dan pengobatan hipertensi.

Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat menggunakan fasilitas

pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan.

Tujuan : Keluarga dapat menggunakan tempat pelayanan kesehatan yang tepat

untuk mengatasi penyakit hipertensisetelah dua kali kunjungan rumah.

Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan ke mana mereka harus

meminta pertolongan untuk perawatan dan pengobatan penyakit hipertensi.

Standar : Keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan secara tepat.

Intervensi : Jelaskan pada keluarga ke mana mereka dapat meminta

pertolongan untuk perawatan dan pengobatan hipertensi.


1. IDENTITAS UMUM KELUARGA
a. Identitas Kepala Keluarga

Nama : Tn. R Pendidikan : SLTA/SEDERAJAT


Umur : 49 Thn Pekerjaan : TANSPORTASI
Agama : Islam Alamat : Dsn. Bogorame,
Rt;016,
Rw:008,
Ds. Kedungbogo
Kec. Ngusikan,
Kab. Jombang.
Suku : Jawa No Tlp : 081330220337

b. Komposisi Keluarga

No Nama L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan


1 Tn.R L 49 Tahun SLTA/Sederajat Wiraswasta Kepala
Keluarga
2 Ny.T P 45 Tahun SLTA/Sederajat Ibu rumah Istri
tangga
3 An.M P 21 Tahun SLTA/Sederajat Belum Bekerja Anak

4 An. F L 14 Tahun SD/Sederajat Tidak bekerja Anak

5 Ny.S P 80 Tahun Belum tamat SD Tidak Bekerja Mertua

c. Genogram

Laki-laki Laki-laki Meninggal anggota keluarga yang meninggal

Perempuan Perempuan Meninggal anggota yang tinggal serumah


d. Type Keluarga
( ) Keluarga inti (√ ) Keluarga besar
( ) Janda / duda ( ) Lain-lain:........................................................................

e. Sifat Keluarga
1. Siapa pengambilan Keputusan didalam keluarga
(√ ) Ayah ( ) Bersama-sama
( ) Ibu
2. Bagaimana kebiasaan tidur/istirahat keluarga sehari-hari
( ) Tidur malam saja (√ ) Tidur siang dan malam
( ) Tidur siang saja
3. Apakah mempunyai kebiasaan rekreasi saat memanfaat waktu luang anggota keluarga
( √) Ya , sebutkan berpa kali selama sebulan : 1 kali
( ) Tidak
4. Apakah keluarga punya kebiasaan untuk selalu makan bersama keluarga
( ) Ya
(√ ) Tidak
5. Status Sosial Ekonomi Keluarga
1) Total pendapatan keluarga per bulan :
( ) Dibawah Rp. 600.000,-
( ) Rp. 600.000,- s/d Rp. 1.000.000,-
( ) Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 2.000.000,-
(√ ) Di atas dari Rp. 2.000.000,-
2) Apakah penghasilan keluarga mencukupi untuk biaya sehari – hari ?
(√ ) Ya ( ) Tidak
Bila tidak apa yang dilakukan keluarga : ___________________________________
3) Apakah keluarga mempunyai tabungan ?
(√ ) Ya ( ) Tidak
4) Apakah ada anggota keluarga yang membantu keuangan keluarga ?
( ) Ada (√ ) Tidak
Bila ada, siapa : ______________________________________________________
5) Siapa yang mengelola keuangan dalam keluarga ?
( ) Ayah (√ ) Ibu ( ) Lain - lain
6. Suku (kebiasaan kesehatan terkait suku bangsa)
Keluarga tidak percaya dan tidak menggunakan kebiasaan adat suku tertentu.

7. Agama (kebiasaan kesehatan terkait agama)


Keluarga tidak percaya akan hal-hal mistis yang berkaitan dengan kesehatan. Misal: Pergi
ke dukun untuk berobat.

8. Aktivitas Rekreasi
1) Kebiasaan rekreasi keluarga
( √ ) Tidak tentu ( ) 1 kali sebulan
( ) 2 kali sebulan ( ) 3 kali sebulan
( ) Lain – lain sebutkan : _______________________________________________

2) Penggunaan waktu senggang


(√ ) Nonton TV ( ) Mendengarkan radio
( ) Membaca ( ) Nonton bioskop
( ) Lain – lain sebutkan : Terkadang duduk santai bersama anak-anaknya dan
mengobrol.

2. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua):
Keluarga dengan pasangan menikah cukup lama ± 22 tahun yang saat ini anggota
keluarga sedang menderita hipertensi dan riwayat CVA.
b. Tugas Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya:
Saat ini keluarga Tn. R dan Ny. T Mensyukuri apa yang sudah mereka miliki. Hanya
saja Tn. R dan Ny. T berharap untuk kesembuhan penyakit yang diderita ibunya.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti :
a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini:
Menurut Tn. R dalam keluarga mereka memiliki penyakit keturunan, penyakit
keturunan yaitu hipertensi yang berasal dari ibu mertuannya.
b) Riwayat penyakit keturunan:
Menurut pengakuan keluarga, salah satu anggota keluarga pernah mengalami sakit
berat berupa stroke/CVA, sakit tersebut bermula dari tekanan darah yang terus
menerus tinggi.
c) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
N Nama Umur BB Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan Yang
o Kesehatan (BCG/Polio/ Kesehatan Telah Dilakukan
DPT/
HB/Campak)
1. Tn. R 49 Thn 75 Kg Sehat Lengkap Nyeri Banyak minum
Pinggang air putih dan
membeli jamu
saat terasa sakit.
2. Ny. T 45 Thn 65 Kg Sehat Lengkap Magh Membeli obat di
Kronis apotik saat
merasa sakit.
3. An. M 21 Thn 55 Kg Sehat Lengkap Tidak ada Tidak ada
4. An. F 14 Thn 42 Kg Sehat Lengkap Tidak ada Tidak ada
5. Ny. S 80 Thn 60 Kg Sehat Tidak Hipertensi Tidak pernah
dan meminum obat
Riwayat untuk hipertensi,
CVA. sudah tidak
mengonsumsi
obat dan tidak
pernah Kontrol
semenjak pulang
dari RS.

d) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan


Keluarga biasa tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada seperti puskesmas
terdekat yang ada di lingkungan rumahnya.
e) Riwayat keluarga sebelumnya
Keluarga mengatakan bahwa ibunya memiliki riwayat penyakit menurun yaitu
Hipertensi.

3. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
1) Jenis rumah
( √ ) permanen ( ) Semi permanen ( ) Non permanen
2) Luas bangunan rumah:………………….m2
3) Status kepemilikan rumah :
(√ ) Milik pribadi ( ) Sewa bulanan
( ) Kontrakan ( ) Lain-lain
4) Atap rumah
(√ ) Genting ( ) Seng/Asbes
( ) Sirap/atap ( ) Lain-lain :
5) Ventilasi rumah :
( √ ) Ada ( ) Tidak
6) Bila Ada berapa luasnya
( √ ) > 10% luas lantai ( ) < 10% luas lantai
7) Apakah cahaya dapat masuk rumah pada siang hari
(√ ) Ya ( ) Tidak
8) Penerangan rumah
(√ ) Listrik ( ) Petromak
( ) Lampu tempel ( ) Lain - lain
9) Lantai rumah :
(√) Keramik ( ) Ubin ( ) Tanah
( ) Papan ( ) Plester

10) Bagaimana kondisi kebersihan rumah secara keseluruhan


(√) Bersih ( ) Banyak lalat ( )Berdebu
( ) Sampah bertebaran ( ) Banyak lawa-lawa ( ) Lain-lain

2. Denah Rumah

T Garasi Ruang Tengah Kamar Kamar Mushola


E 3 4
R
A Kamar Kamar 8M
S Ruang Tamu 1 2 Ruang Dapur Kamar
Makan Mandi

23 M
3. Pengelolaan Sampah
1) Apakah keluarga mempunyai tempat pembuangan sampah
(√) Ya ( ) Tidak
2) Bagaimana pengelolaan sampah rumah tangga
( ) Dibuang di got/ sungai ( ) Diambil petugas
( ) Ditimbun ( √ ) Dibakar ( ) Lain-lain :
4. Sumber Air
1) Sumber air yang digunakan oleh keluarga:
( ) Sumur gali ( √ ) Pompa listrik ( ) Pompa tangan
( ) Sungai ( ) Membeli ( ) Lain-lain: ........................
2) Sumber air minum yang digunakan oleh keluarga
( ) Sumur gali ( √ ) Pompa listrik ( ) Pompa tangan
( ) Sungai ( ) PAM ( ) Air isi ulang
( √ ) Lain-lain : Air Galon Asli
5. Jamban Keluarga
1) Apakah keluarga mempunyai WC sendiri
( √ ) Ya ( ) Tidak
2) Bila ya apa jenis jamban keluarga
( √ ) Leher angsa ( ) Cemplung ( ) Lain – lain ____________
3) Beberapa jarak antara sumber air dengan penampungan tinja ?
( ) < 10 meter ( √ ) > 10 meter
6. Pembuangan Air Limbah
Apakah keluarga mempunyai saluran pembuangan air limbah (air kotor) ?
(√ ) Ya, bagaimana kondisinya, Kondisi cukup kotor, pembuang dibelakang rumah, jarak
cukup jauh dan tempat pembuangan tertutup.
( ) Tidak, dimana pembuangannya

7. Fasilitas Sosial dan Fasilitas Kesehatan


1) Adakah perkumpulan sosial dalam kegiatan di masyarakat setempat ?
( ) Tidak
( √ ) Ada, apa jenisnya Karang taruna
2) Adakah fasilitas kesehatan di masyarakat
( √ ) Tidak
( ) Ada, apa jenisnya......................
3) Apakah keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan tersebut ?
( √ ) Tidak
( ) Ada, apa alasannya
4) Apakah fasilitas kesehatan yang ada dapat terjangkau oleh keluarga dengan
kendaraan umum ?
( √ ) Bila ya dengan kendaraan apa, Sepeda Motor.
( ) Bila tidak bagaimana cara mengatasinya
8. Sarana komunikasi dan transportasi
1) Sarana komunikasi apa yang digunakan oleh keluarga untuk berkomunikasi :
( ) Telepon rumah ( √ ) Hp ( ) lain-lain:
2) Sarana Transportasi yang digunakan keluarga untuk beraktifitas sehari-hari
( ) Sepeda ( √ ) Sepeda Motor ( ) Mobil
( √ ) Lain-lain : Sepeda
9. Fasilitas hiburan
Fasilitas hiburan yang ada dirumah:
( √ ) Televisi ( ) Radio
( √ ) Tape Recorder ( ) VCD/DVD ( ) Lain-lain:....................

10. Mobilitas Geografis keluarga:


Keluarga mengatakan bahwa awal menikah pulang kerumah orang tua Tn.R, namun saat
ini keluarga sudah memiliki rumah sendiri.
11. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Interaksi dengan masyarakat sangat baik, tetapi Ny.T jarang mengikuti perkumpulan di
masyarakat.
12. Sistem pendukung keluarga
Keluarga mengatakan jika ada suatu masalah di selesaikan secara bersama-sama tanpa
ada keluarga lain yang ikut campur.

4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola/cara komunikasi keluarga: Keluarga setiap harinya menggunakan Bahasa Jawa dan
Bahasa indonesia dalam berkomunikasi.
b. Struktur kekuatan keluarga: Ny. T mengatakan sampai saat ini yang mengambil
keputusan dalam keluarga adalah suaminnya selaku kepala keluarga.
c. Struktur peran (peran masing/masing anggota keluarga): Tn. R berperan sebagai suami
untuk mencari nafkah dan melindungi istri, anak-anaknya, serta ibu mertua sedangkan
Ny.D selaku istri mengurus anak-anak dan ibunnya.
d. Nilai dan norma keluarga: Dalam keluarga Tn.R dan Ny. T mempunyai kebiasaan sopan
santun terhadap orang yang lebih tua.

5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Keluarga mengatakan berusaha memelihara hubungan baik antar anggota keluarga, saling
menyayangi dan saling menghormati satu sama lain.
b. Fungsi sosialisasi
1) Kerukunan hidup dalam keluarga: sejauh ini hubungan keluarga Tn. R dan Ny. T
terhadap keluarga sangat baik.
2) Interaksi dan hubungan dalam keluarga: keluarga mengatakan selama ini hubungan
antar keluarga sangat baik.
3) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan: Suami
4) Kegiatan keluarga waktu senggang: Jalan-Jalan, terkadang berkumpul sambil
menonton TV bersama keluarga.
5) Partisipasi dalam kegiatan social: Tn. R mengikuti kegiatan atau organisasi dalam
masyarakatnnya yaitu BPD.
c. Fungsi reproduksi
1) Perencanaan jumlah anak: 2
2) Akseptor : Ya, yang digunakan Suntik sampai sekarang.
3) Akseptor: Belum………, alasannya:
4) Keterangan lain :
d. Fungsi ekonomi
1) Upaya pemenuhan sandang pangan :
2) Pemanfaatan sumber dimasyarakat:

6. STRES DAN KOPING KELUARGA


a. Stressor jangka pendek : Masalah yang dihadapi keluarga dalam waktu pendek adalah
bingung dengan kesembuhan penyakit yang diderita Ny. S selaku ibu.
b. Stressor jangka panjang : Keluarga memikirkan keadaan yang dialami Ny. S selaku ibu
mertuanya yang sulit untuk diajak ke RS saat penyakitnya kambuh.
c. Respon keluarga terhadap stressor : Keluarga memberikan semangat dan dorongan
kepada anggota keluarga yang memiliki masalah, keluarga juga membantu memecahkan
masalah yang ada.
d. Strategi koping : Dalam keluarga Tn. R jika ada masalah maka dalam penyelesaian
dengan cara musyawarah.
e. Strategi adaptasi disfungisonal : Bila salah satu keluarga ada yang salah maka Tn. R
selalu menegurnya.

7. KEADAAN GIZI KELUARGA


a. Pemenuhan gizi : Keluarga Tn. R dalam sehari-harinya sudah banyak mengonsumsi
sayur, buah-buahan, ikan akan tetapi jarang mengonsumsi susu karena sebagian besar
keluarga tidak menyukai susu.
b. Upaya lain : Keluarga jika tidak sempat membuat makanan maka mereka membeli
makanan siap saji.

8. HARAPAN KELUARGA
a. Terhadap masalah kesehatannya : Keluarga berharap agar penyakit yang diderita ibunya
tidak kambuh lagi. Begitupun penyakit yang diderita anggota keluarga lain.
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada : Keluarga mengharapkan supaya petugas
kesehatan bias memberikan pengetahuan kepada masyarakat dengan penyuluhan.

9. PEMERIKSAAN FISIK

N VARIABEL NAMA ANGGOTA KELUARGA


o Tn. R Ny. T An. M An. F Ny.S

1 Riwayat Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Hipertensi
penyakit saat ini
2 Keluhan yang Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Pusing
dirasakan
3 Tanda dan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Terlihat saat
gejala bangun tidur
duduk sambil
memegang
pinggiran
kasur.

4 Riwayat Nyeri pinggang Magh kronis Tidak ada Tidak ada Hipertensi dan
penyakit stroke.

sebelumnya
5 Tanda-tanda TD: 130/90 TD: 120/80 TD: 120/80 TD: 110/90 TD: 180/100
mmHg
vital mmHg mmHg mmHg mmHg
N : 82x/Menit N : 78x/Menit N: 80x/Menit N: 86x/Menit N: 86x/Menit

S : 37°C S : 37,2°C S: 37°C S: 36,8°C S: 37°C


RR : 20x/Menit RR : 20x/Menit RR: 20x/Menit RR: 22x/Menit RR: 22x/Menit

6 Sistem Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Kardiovaskuler
7 Sisteam Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Respirasi
8. System GCS: 4 5 6 GCS: 4 5 6 GCS: 4 5 6 GCS: 4 5 6 GCS: 4 5 6
Persyarafan
9 System 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Muskuloskeletal 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
1 Sistem Genetalia Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
0

10. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


a. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
1) Ayah : Nyeri pinggang
2) Ibu : Magh kronis
3) Anak : Tidak ada riwayat kesehatan
4) Nenek : Hipertensi & stroke
b. Keluarga berencana: Ny.T sampai saat ini menggunakan aseptor suntik
c. Imunisasi: An. M dan An.F keduannya melakukan imunisasi sejak kecil
d. Tumbuh kembang
1) Pemeriksaan tumbuh kembang anak
a) Anak I : imunisasi lengkap tidak ada keterlambatan sesuai dengan usia.
b) Anak II: imunisasi lengkap tidak ada keterlambatan sesuai dengan usia.
2) Pengetahuan orang tua terhadap tumbuh kembang anak: Ny. T mengatakan tidak
ada keterlambatan pada perkembangan dan pertmbuhan pada kedua anaknnya dan
selalu melakukan anjuran tenaga kesehatan terkait pertumbuhan dan perkembangan
anaknya.

11. PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA


a. Pemeriksaan fisik Tn. R
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tanda-tanda vital :
TD : 130/90mmHg
N : 82x/Menit
RR : 20x/Menit
S : 37°C
4) Kepala :
a) Rambut : Bersih, Tidak ada lesi dan benjolan.
b) Mata : konjungtiva merah muda, sklera tidak icterus.
c) Hidung : simetris, tidak ada dan tidak ada polip.
d) Telinga : simetris, tidak ada lesi, tidak ada benjolan.
e) Mulut : bibir tidak sianosis, tidak ada nyeri gigi, tidak ada perdarahan
gusi, lidah bersih.

5) Dada / Thorax :
a) I : Simetris
b) P : Tidak ada Nyeri
c) P : Suara Sonor
d) A : Tidak ada suara tambahan

6) Perut / Abdomen :
a) I : Silesimetris tidak ada
b) A : suara bising usus 14x/Menit
c) P : Tidak ada nyeri tekan
d) P : Timpani
7) Genetalia / Anus : Tidak ada masalah, BAK dan BAB lancer.
8) Ekstremitas : Simetris tidak ada kelaianan pada ekstremitas atas dan bawah
Kekuatan otot 5 5
5 5
b. Pemeriksaan fisik Ny. S
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tanda-tanda vital :
a) TD : 180/100mmHg
b) N : 86x/Menit
c) RR : 22x/Menit
d) S : 37°C
4) Kepala :
a) Rambut : Tampak sedikit kotor, beruban, tidak ada lesi.
b) Mata : Konjungtiva merah muda, sklera tidak icterus.
c) Hidung : Bersih, tidak ada lesi, tidak ada polip.
d) Telinga : Simetris, tidak ada lesi, telinga tampak kotor.
e) Mulut : Bibir tidak sianosis, tidak ada nyeri, gigi tidak lengkap, tiidak ada
nyeri, tidak ada perdarahan gusi, lidah bersih.
5) Dada / Thorax :
a) I : Simetris
b) P : Tidak ada nyeri
c) P : Suara sonor
d) A : Tidak ada suara sonor
6) Perut / Abdomen :
a) I : Simetris tidak ada lesi
b) A : Suara bising usus 14x/Menit
c) P : Tidak ada nyeri tekan
d) P : Timpani
7) Genetalia / Anus : Tidak ada masalah pada genetalia BAK dan BAB lancar.
8) Ekstremitas : Simetris, tidak ada kelainan pada ekstremitas atas dan bawah.
Kekuatan otot 5 5
5 5
12. DAFTAR MASALAH

No Data Etiologi Masalah


1. DS : Keluarga mengatakan Ny. S tidak Ketidakmampuan Nyeri Kronis pada
pernah meminum obat hipertensi keluarga Tn. R Ny. S
semenjak sakit beberapa tahun lalu dan merawat anggota
tidak pernah mau saat diajak periksa ke keluarga yang sakit.
dokter karena takut, dan sering merasa
pusing, Nyeri di tengkuk belakang
kepala.
DO :
- TD : 180/100x/Menit
- Ny. S terlihat sering berbaring saat
merasa pusing.
- Terlihat sering memegang kepala
2. DS : Tn. R mengatakan tidak pernah Ketidakmampuan Tn. Kurangnya
periksa kepuskesmas saat nyeri R mengambil pemahaman Tn. R
pinggangnya kambuh, Tn. R hanya keputusan untuk terhadap berat dan
membeli jamu dan minum air putih. tindakan terhadap luasnya masalah
DO : masalah
- Terilihat banyak bungkus jamu
berjajar di mejanya.
- Terlihat sering minum setiap kali
melakukan aktivitas
3. DS : Ny. T mengatakan tidak pernah Ketidakmampuan Kurangnya
periksa kepuskesmas hanya membeli obat Keluarga Tn. R dalam pemahaman keluarga
dari apotik dan toko saat maghnya menggunakan fasilitas Ny. T terhadap
kambuh, kepuskesmas saat benar-benar kesehatan keuntungan yang
keadaan tidak bisa diatasi dengan obat diperoleh dari fasilitas
yang dibeli. kesehatan
DO :
- Terlihat menyediakan Mylanta dalam
lemari Es.

13. DAFTAR RUMUSAN MASALAH


1. Nyeri Kronis pada Ny. S berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga Tn. R
merawat anggota keluarga yang sakit.
2. Kurangnya pemahaman Tn. R terhadap berat dan luasnya masalah berhubungan dengan
Ketidakmampuan Tn. R mengambil keputusan untuk tindakan terhadap maslah.
3. Kurangnya pemahaman keluarga Ny. T terhadap keuntungan yang diperoleh dari
fasilitas kesehatan berhubungan dengan Ketidakmampuan Keluarga Tn. R dalam
menggunakan fasilitas kesehatan

14. SKORING

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran


1. Sifat masalah 3 1 3/3x1 = 1 Ny. S memiliki penyakit Hipertensi
dan riwayat stroke, jika dibiarkan dan
tidak melakukan cek tekanan darah
dan tidak mengonsumsi obat maka
menimbulkan resiko kambuhnya
stroke dan dapat menimbulkan
kematian pada Ny. S.
Kemungkinan masalah 2 2 2/2x2= 2 Latar belakang pendidikan Ny. S
dapat diubah tidak tamat SD tetapi latar belakang
pendidikan Tn. R dan Ny. T SMA,
sehingga keluarga dengan mudah
menerima informasi dan dapat
menyampaikan kepada Ny. S untuk
memudahkan mahasiswa melakukan
intervensi
Potensial masalah 2 1 2/3x1= 2/3 Rutin memeriksa tekanan darah dan
untuk dicegah mengonsumsi obat hipertensi dapat
mengendalikan tekanan darah
sehingga tidak menimbulkan resiko
kambuhnya stroke.
Menonjolnya masalah 2 1 2/2x1 = 1 Ny. S mempunyai riwayat stroke dan
mengidap hipertensi sudah beberapa
tahun yang lalu, sehingga rutin
memeriksa tekanan darah dan
mengonsumsi obat adalah suatu hal
yang mutlak bagi Ny. S
Total : 4 2/3
2. Sifat masalah 2 1 2/3x1= 2/3 Tn. R mempunyai riwayat
kesehatan nyeri pinggang, jika
tetap tidak diperiksakan ke fasilitas
kesehatan dan tetap meminum
jamu dan air putih saja dapat
menimbulkan masalah kesehatan
lainnya.
Kemungkinan Latar belakang pendidikan Tn. R
masalahuntuk diubah 2 2 2/2x2= 2 SMA sehingga memudahkan untuk
menerima informasi dan
penjelasan yang diberikan,
sehingga memudahkan untuk
dilakukan intervesi oleh
mahasiswa.
Potensial masalah 3 1 Memeriksakan ke fasilitas
dapat dicegah 3/3x1= 1 kesehatan dan mengurangi
mengonsumsi jamu dapat
mencegah resiko timbulnya
masalah kesehatan lainnya.
Menonjolnya 1 2 1/2x2 = 1 Mempunyai riwayat kesehatan
masalah nyeri pinggang, sehingga
memeriksakan ke fasilitas
kesehatan dan mengurangi
mengonsumsi jamu adalah hal
mutlak bagi Tn. R untuk mencegah
risiko timbulnya maslah kesehatan
lainnya.
Total : 4 2/3

Ny. S mempunyai riwayat kesehatan


Magh , jika tetap tidak diperiksakan

3. Sifat Masalah 2 1 2/3x1= 2/3 ke fasilitas kesehatan dan tetap


meminum obat apotik dan toko
dapat memperparah masalah
kesehatan.
Latar belakang pendidikan Ny. RT
Kemungkinan SMA sehingga memudahkan untuk

masalah dapat 2 2 2/2x2= 2 menerima informasi dan penjelasan


yang diberikan, sehingga
diubah
memudahkan untuk dilakukan
intervesi oleh mahasiswa.
Potensial masalah Memeriksakan ke fasilitas kesehatan
untuk dicegah 2 1 2/3x1= 2/3 dan menghentikan kebiasaan
mengonsumsi obat sembarangan
sehingga dapat mencegah resiko
parahnya masalah kesehatan.
Menonjolnya Ny. T Mempunyai riwayat
masalah 2 1 2/2x1= 1 kesehatan Magh, sehingga
memeriksakan ke fasilitas kesehatan
dan tidak mengonsumsi obat
sembarangan adalah hal mutlak
bagi Ny. S untuk mencegah risiko
parahnya kondisi kesehatan.
Total : 3 4/3

15. PRIORITAS DIAGNOSA


Dari prioritas masalah di atas dapat disusun urutan diagnose keperawatan sebagai berikut:
1. Nyeri Kronis pada Ny. S berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga Tn. R
merawat anggota keluarga yang sakit. (Skor 4 2/3)
2. Kurangnya pemahaman Tn. R terhadap berat dan luasnya masalah berhubungan dengan
Ketidakmampuan Tn. R mengambil keputusan untuk tindakan terhadap maslah. (Skor 4
2/3)
3. Kurangnya pemahaman keluarga Ny. T terhadap keuntungan yang diperoleh dari
fasilitas kesehatan berhubungan dengan Ketidakmampuan Keluarga Tn. R dalam
menggunakan fasilitas kesehatan. (Skor 3 4/3)
16. INTERVENSI

N Diagnosa Tujuan Umum Tujuan Khusus Kriteria Standard Intervensi


o
1. Nyeri Kronis pada Ny. S Setelah diberikan asuhan 1. Keluarga Tn. R dapat Knowledge Keluarga mampu 1. Berikan penjelasan dan
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 mengenal dampak menyatakan pengertian diskusikan pada keluarga tentang
Ketidakmampuan keluarga Jam diharapkan keluarga permasalahan penyakit Hipertensi. pengertian, gejala hipertensi dan
Tn. R merawat anggota Tn. R mampu merawat yang diderita Ny. S
faktor yang mempengaruhi cara
keluarga yang sakit. Ny.S yang sakit
pencegahan, koplikasi hipertensi.
2. Keluarga Tn. R dapat Affektif Keluarga memutuskan
2. Motivasi atau anjurkan kepada
memutuskan tindakan untuk menggantarkan
keluarga memeriksakan Ny. S
yang tepat dalam kontrol Ny. S seminggu
mencegah peningkatan sekali ke puskesmas.
secara teratur dan rutin ke

keparahan Ny. S pelayanan kesehatan.


3. Ajarkan keluarga cara membuat
3. Keluarga Tn. R mampu
Psikomotor Keluarga mampu membuat obat herbal untuk menurunkan
merawat penyakit
obat herbal penurun tekanan darah dan jelaskan
Hiertensi Ny. S
tekanan darah. bahan apa saja yang dapat
digunakan.

Anda mungkin juga menyukai