PROPOSAL
Disusun Oleh :
Surti Partiningsih
2010101022
PROPOSAL
Disusun Oleh :
Surti Partiningsih
2010101022
Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya, yang telah memberikan nikmat kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal yang berjudul "Hubungan Perilaku Dalam Mengkonsumsi
Tablet Fe Terhadap Kejadian Anemia Pada Remaja Putri S1 Kebidanan Di
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta" ini dengan tepat waktu.
Pada kesempatan ini tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, terutama
kepada Ibu Fayakun Nur Rohmah,S.ST.,MPH selaku Dosen pembimbing penelitian
yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada penulis selama penyusunan
proposal ini. Penulis berharap proposal ini dapat membawa satu langkah lebih dekat
untuk mendapatkan gelar yang penulis impikan. Selain itu, penulis juga berharap
bahwa proposal ini bisa memberikan manfaat bagi para pembaca dan tertunya bagi
penulis sendiri untuk menambah pengetahuan baru. Penulis sangat berterima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun,
mengingat bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Dengan demikian, semua saran
yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyempurnakan isi dari
proposal tersebut. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.
Surti Partiningsih
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................iv
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................3
C. Tujuan Penelitian................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian..............................................................................................4
E. Keaslian Penelitian.............................................................................................6
BAB II.........................................................................................................................11
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................11
BAB III........................................................................................................................23
METODE PENELITIAN............................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................32
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja merupakan masa yang rentan dari sudut pandang gizi.
Pertambahan kebutuhan zat gizi karena pertumbuhan dan perkembangan
fisikyang cepat dan perubahan gaya hidup serta kebiasaan makanan
mempengaruhi kebutuhan asupan gizi. Salah satu masalah gizi pada remaja.
Dari perubahan-perubahan yang dialami, remaja menjadi sangat rentan
terutama terhadap masalah gizi seperti gangguan nafsu makan, obesitas
(berat badan berlebih) KEK, dan anemia. Anemia merupakan suatu
permasalahan gizi yang sering ditemui pada remaja di Indonesia khususnya
remaja putri (Irianti & Sahiroh, 2019)
Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb)
dalam sel darah merah lebih rendah dari standar yang seharusnya. Untuk
Rematri dikatakan anemia apabila Hb < 12 gr/dl. Hemoglobin berfungsi
untuk mengikat oksigen dan menghantarkan oksigen ke seluruh sel jaringan
tubuh, termasuk otot dan otak untuk melakukan fungsinya (Kesehatan &
Indonesia, 2011). Remaja putri yang menderita anemia dapat merasakan
beberapa dampak anemia diantaranya pucat, lemas, sering mengantuk,
menurunya daya ingat, lesu atau lelah, gangguan pertumbuhan, bahkan
membuat menurunya konsentrasi dan fokus dalam belajar. Anemia pada
remaja dapat menjadi sangat berbahaya apabila tidak segera ditangani
dengan baik dan benar, khususnya untuk persiapan kehamilan dan
melahirkan pada saat mereka dewasa (Kamila & Prahayu, 2022).
Menurut World Health Organization (WHO) menyebutkan 30%
penduduk di dunia mengalami anemia dan banyak diderita oleh remaja putri.
Cakupan anemia di kalangan remaja masih cukup tinggi yaitu sebesar 29%
(WHO, 2019). Prevalensi anemia di Indonesia secara nasional mencapai
1
21,7%, dengan penderita anemia pada usia 5- 14 tahun sebesar 26,4% dan
18,4% penderita pada usia 15-24 tahun. Sedangkan berdasarkan jenis
kelamin didapatkan bahwa proporsi anemia pada perempuan lebih tinggi
(22,7%) dibandingkan pada laki-laki (12,4%). Anemia menjadi masalah
kesehatan karena prevalensinya >20% (Riskesdas, 2019). Dinkes DIY 2020
menyebutkan, Anemia pada remaja putri di DIY menjadi permasalahan
tersendiri. Berdasarkan survey tahun 2012 terdapat 36% remaja putri DIY
menderita anemia, sedangkan hasil survey pada tahun 2018 terjadi perbaikan
prevalensi anemia pada remaja putri yaitu sebesar 19,3% dengan resiko KEK
sebesar 46%. Hal ini menunjukan perlu upaya ekstra dalam perbaikan
kualitas gizi remaja putri. (Dinas Kesehatan DIY, 2020). di Kabupaten
Sleman berdasarkan kelompok umur remaja 15-24 tahun yang mengalami
anemia (21,59%) (Dinkes DIY, 2014). Studi pendahuluan yang telah
dilakukan pada mahasiswi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta angkatan 2020
kelas A2 pada saat pemeriksaan Hb pada kegiatan perkuliahan asuhan
kehamilan, dari 13 mahasiswi terdapat 11 (84,6%) mahasiswi mengalami
anemia.
Upaya Dinas Kesehatan DIY dalam memberantas anemia pada remaja
yaitu melaksanakan kegiatan pemberian tablet tambah darah bagi semua
remaja putri. Cakupan Remaja putri yang telah mendapatkan tablet tambah
darah di Kabupaten/Kota yang ada di DIY pada tahun 2018 yaitu Kota
Yogyakarta 63,68%, Kabupaten Sleman 28,08%, Kabupaten Kulon Progo
86,28%, Kabupaten Gunung Kidul 36,88%, serta Kabupaten Bantul sebesar
75,97% (Dinas Kesehatan DIY, 2018).
Peran pemerintah Indonesia dalam mengatasi masalah kesehatan pada
remaja tertuang dalam Rencana Strategis Tahun 2015-2019 yang ditetapkan
melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.HK.02.02/ MENKES/52/2015
disebutkan bahwa salah satu acuan arah kebijakan Kementerian Kesehatan
adalah penerapan pendekatan pelayanan kesehatan yang terintegrasi dan
berkesinambungan (continium of care) Pendekatan ini dilaksanakan melalui
2
peningkatan cakupan, mutu, dan keberlangsungan upaya pencegahan
penyakit dan pelayanan kesehatan ibu, bayi, balita, remaja, usia kerja dan
usia lanjut (Kesehatan & Indonesia, 2011).
Perilaku remaja putri dalam mengkonsumsi tablet Fe merupakan salah
satu indikator keberhasilam pemerintah dalam program pencegahan dan
tentunya dalam penanggulangan anemia pada remaja putri. Menurut
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dalam Pedoman Pencegahan dan
Penanggulangan Anemia pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur yaitu
dengan meningkatkan asupan makanan sumber zat besi, menambahkan satu
atau lebih zat gizi kedalam pangan, mengkonsumsi zat besi (Dinas
Kesehatan DIY, 2020). Dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes)
tahun 2014 juga telah ditetapkan dosis suplementasi tablet Fe pada
WUS(remaja didalamnya) adalah 1 tablet/minggu dan setiap hari selama
menstruasi.
B. Rumusan Masalah
Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan perilaku
mahasiswi S1 Kebidanan Univerisitas ‘Aisyiyah Yogyakarta terhadap
anemia?
C. Tujuan Penelitian
1. Umum
1) Diketahui gambaran perilaku mahasiswi S1 Kebidanan
Univerisitas ‘Aisyiyah Yogyakarta dalam mengkonsumsi tablet Fe.
2) Diketahui gambaran kejadian anemia mahasiswi S1 Kebidanan
Univerisitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
2. Khusus
Diketahui hubungan perilaku mahasiswi S1 Kebidanan Univerisitas
‘Aisyiyah Yogyakarta dalam mengkonsumsi tablet Fe dengan kejadian
anemia.
3
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Ilmiah
1) Penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan terkait gambaran perilaku
mahasiswi S1 Kebidanan Univerisitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
dalam mengkonsumsi tablet Fe terhadap anemia.
2) Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pustaka untuk
penelitian selanjutnya.
b. Manfaat Aplikatif
1) Mahasiswa
Sebagai penunjang tindakan preventif (pencegahan) terhadap
masalah kesehatan yang disebabkan faktor anemia.
2) Masyarakat
Penelitian ini bisa dipergunakan sebagai sumber informasi
kesehatan bagi remaja dan masyarakat guna untuk mengetahui
gambaran perilaku mengkonsumsi tablet Fe terhadap anemia pada
remaja putri.
4
2) Ruang Lingkup Responden
Responden pada penelitian ini adalah mahasiswi (remaja putri)
angkatan 2020 di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Peneliti
mengambil responden mahasiswi (remaja putri) pada penelitian ini
dikarenakan resiko anemia pada perempuan lebih tinggi
dibandingkan dengan laki-laki karena adanya siklus menstruasi yang
terjadi setiap bulannya pada perempuan. Anemia pada remaja dapat
menjadi sangat berbahaya apabila tidak segera ditangani dengan baik
dan benar, khususnya untuk persiapan kehamilan dan melahirkan
pada saat mereka dewasa.
3) Ruang Lingkup Waktu
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Februari 2023 sampai
dengan September 2023
4) Ruang Lingkup Tempat
Berdasarkan Studi pendahuluan yang telah dilakukan pada mahasiswi
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta angkatan 2020 kelas A2, pada saat
pemeriksaan Hb pada kegiatan perkuliahan asuhan kehamilan, dari
13 mahasiswi terdapat 11 (84,6%) mahasiswi mengalami anemia.
5
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1. Keaslian Penelitian
6
PENULIS/ JUDUL METODE POPULASI dan HASIL PERBEDAAN
TAHUN SAMPEL
Diana Febriyanti Sikap, Norma Subjektif, Penelitian ini Subjek penelitian ini Pada penelitian ini Hubungan Perilaku
Quraini /2019 Dan Kontrol Perilaku menggunakan adalah siswi SMP di lima didapatkan hasil Dalam Mengkonsumsi
Dengan Niat Patuh pendekatan cross sekolah masing- masing sebagian besar Tablet Fe Terhadap
Konsumsi Tablet secrional. Teknik kelurahan di wilayah berumur ≤ 13 Anemia Pada Remaja
Tambah Darah Sebagai pengambilan sampel kerja puskesmas tahun Putri S1 Kebidanan Di
Upaya Pencegahan dengan metode multi Sumbersari sebanyak 353 atau kelas VII, Universitas ‘Aisyiyah
Anemia Pada Remaja stage random siswi. Teknik mengalami Yogyakarta.
sampling yaitu pubertas normal Metode: Penelitian ini
strarified dan mengalami merupakan penelitian
proposional random gejala anemia dengan design
sampling yang rendah serta kuantitatif dengan
mayoritas metode observasional
memiliki status analitik, menggunakan
gizi normal. pendekatan cross
sectional, dan
menggunakan uji
statistik chi square
Populasi dan sampel:
mahasiswi (remaja
putri) angkatan 2020
di Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta.
7
TAHUN SAMPEL
Gusti Ayu Gambaran Pengetahuan Metode penelitian 62 remaja putri di SMP Hasil penelitian Hubungan Perilaku
Nyoman Winda Tentang Anemia Dan yang digunakan Dwijendra Denpasar. menunjukkan Dalam Mengkonsumsi
Sari Adnyana 1 , Kepatuhan Remaja adalah survei bahwa sebagian Tablet Fe Terhadap
Ni Wayan Dalam Mengkonsumsi deskriptif dengan besar remaja putri Anemia Pada Remaja
Armini 2 , Ni Tablet Tambah Darah pendekatan cross berpengetahuan Putri S1 Kebidanan Di
Wayan Suarniti sectional. Teknik baik tentang Universitas ‘Aisyiyah
3 pengambilan sampel anemia memiliki Yogyakarta.
yaitu purposive kepatuhan rendah
/2020 sampling dalam Metode: Penelitian ini
mengkonsumsi merupakan penelitian
tablet tambah dengan design
darah. kuantitatif dengan
metode observasional
analitik, menggunakan
pendekatan cross
sectional, dan
menggunakan uji
statistik chi square
Populasi dan sampel:
mahasiswi (remaja
putri) angkatan 2020
di Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta.
8
Kristiyan Adi Hubungan Kepatuhan Metode penelitian Penelitian dilakukan pada Hasil penelitian Hubungan Perilaku
Putra1, Zainal Minum Tablet Fe yang digunakan Remaja Putri Kelas VII didapatkan p- Dalam Mengkonsumsi
Munir2, Wiwin dengan Kejadian adalah desain di SMP Negeri 1 Tapen value 0,007 (P≤ Tablet Fe Terhadap
Nur Siam3 Anemia (Hb) pada penelitian kuantitatif Kecamatan Tapen 0,05). maka, ada Anemia Pada Remaja
/2020 Remaja Putri Di SMP dengan bentuk cross Kabupaten Bondowoso hubungan Putri S1 Kebidanan Di
Negeri 1 Tapen sectional design pada bulan Mei 2019 Kepatuhan Universitas ‘Aisyiyah
Kabupaten Bandowoso dengan jumlah sampel 33 Minum Tablet Fe Yogyakarta.
responden dengan Kejadian Metode: Penelitian ini
Anemia Pada merupakan penelitian
Remaja Putri dengan design
Kelas VII di SMP kuantitatif dengan
Negeri 1 Tapen metode observasional
Kecamatan Tapen analitik, menggunakan
Kabupaten pendekatan cross
Bondowoso. sectional, dan
menggunakan uji
statistik chi square
Populasi dan sampel:
mahasiswi (remaja
putri) angkatan 2020
di Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta.
9
Aisyah2, Jita Anemia Pada Remaja kegiatan PKM ini Perguruan Budi Agung PKM berupa Dalam Mengkonsumsi
Sari Tarigan Putri Melalui Konsumsi menggunakan Medan penyuluhan ini Tablet Fe Terhadap
Sibero3 Tablet Tambah Darah metode ceramah, mendapatkan Anemia Pada Remaja
/2021 tanya jawab dan apresiasi yang Putri S1 Kebidanan Di
pemberian tablet zat kuat, peserta Universitas ‘Aisyiyah
besi pada remaja terlihat semangat Yogyakarta.
yang dilaksanakan mengikuti dan
pada tanggal 25 Mei mendengarkan Metode: Penelitian ini
2021 di Yayasan ceramah dan ada merupakan penelitian
Perguruan Budi tanya jawab dari dengan design
Agung Medan. para peserta. kuantitatif dengan
metode observasional
analitik, menggunakan
pendekatan cross
sectional, dan
menggunakan uji
statistik chi square.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
11
d. Fase pubertas : usia 11 atau 12-16 tahun, merupakan fase yang singkat
dan menjadi masalah tersendiri bagi remaja dalam menghadapinya.
3. Perkembangan Psikososial
Aspek psikososial dapat didefinisikan sebagai aspek yang ada
hubungannya dengan kejiwaan dan sosial individu perkembangan psikososial
terdiri atas delapan tahap dan remaja melalui lima diantaranya. Lima tahapan
yang dilalui remaja tersebut adalah sebagai berikut: (Quraini, 2019).
a. kepercayaan (trust) versus ketidakpercayaan (mistrust). Remaja balajar
untuk percaya pada dirinya sendiri ataupun lingkungannya. Remaja
merasa bingung dan tidak percaya sehingga dibutuhkan kualitas
interaksi antara orang tua dan remaja.
b. Otonomi (autonomy) versus rasa malu dan ragu (hame and doubt).
Selama masa remaja terjadi perubahan ketergantungan, dari
ketergantungan khas anak-anak ke arah otonomi khas dewasa. Bagi
kebanyakan remaja, membangun rasa otonomi atau kemerdekaan
merupakan bagian dari transisi emosional.
c. Inisiatif (initiative) versus rasa bersalah (guilt). Remaja cenderung
aktif bertanya untuk memperluas kemampuannya melalui bermain
aktif, bekerja sama dengan orang lain, dan belajar bertanggung jawab
terhadap tindakan yang dilakukannya.
d. Rajin (industry) versus rendah diri (inferiority). Remaja belajar untuk
menguasai keterampilan yang lebih formal. Remaja mulai terasah rasa
percaya diri, mandiri, dan penuh inisiatif, serta termotivasi untuk
belajar lebih tekun.
e. Identitas (identity) versus kebingungan identitas (identity confusion).
12
A. Tinjauan Umum Anemia
1. pengertian anemia
Anemia merupakan salah satu dampak dari masalah gizi pada remaja
putri (Junita and Wulansari, 2021). Anemia adalah suatu keadaan dimana
kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari nilai normal untuk
kelompok orang yang bersangkutan.
Tabel 2: Batasan Anemia
Kelompok Batas normal
Anak (6-59 bulan) 11 gr%
Anak (5-11th) 11,5 gr%
Perempuan tidak hamil (15-49th) 12 gr%
Laki-laki (15-49th) 13 gr%
Ibu Hamil 11 gr%
Laki-laki >15 tahun 13 gr%
14
artinya setidaknya salah satu dari orang tua harus menjadi
pembawa penyakit tersebut.
3) Fanconi anemia adalah kelainan autosom resesif dapat
disebabkan karena kelainan bawaan atau faktor genetik, yang
nantinya cenderung mengarah keganasan. Gen yang
bermutasi pada penyakit ini di kenal sebagai FANC (Fanconi
Anemia Complementation).
3. Tanda dan Gejala Anemia
Gejala dan tanda-tanda anemia merupakan respons atas kompensasi
jantung dan pernapasan berdasarkan berat dan lamanya jaringan mengalami
kekurangan oksigen. Beberapa tanda dan gejala anemia(Saputra, 2019).
Penderita dapat merasakan beberapa dampak anemia diantaranya pucat,
lemas, sering mengantuk, menurunya daya ingat, lesu atau lelah, gangguan
pertumbuhan, penglihatan berkunang-kunang, merasa cepat letih, mudah
tersinggung, gangguan saluran cerna, sesak nafas, nadi lemah dan cepat,
hipotensi ortostatik, bahkan membuat menurunya konsentrasi dan fokus
dalam belajar. Anemia pada remaja dapat mejadi sangat berbaha apabila tidak
segera ditangani dengan baik dan benar, khususnya untuk persiapan
kehamilan dan melahirkan pada saat mereka dewasa (Kamila & Prahayu,
2022).
15
karena apabila sampai terjadi dalam jangka panjang dengan tingkat keparahan
yang berat, maka akan menimbulkan berbagai gangguan atau dampak yang
mempengaruhi kehidupan. Pada remaja, anemia dapat menyebabkan berbagai
dampak seperti: penurunan imunitas, gangguan konsentrasi, penurunan
prestasi belajar, mengganggu kebugaran dan produktivitas, memperbesar
resiko kematian saat melahirkan, menjadi salah satu penyebab bayi lahir
premature, dan berat bayi cenderung rendah
5. Pencegahan Anemia
a. Meningkatkan Konsumsi Zat Besi Dari Makanan
Mengkonsumsi pangan hewani seperti daging, ikan, hati, telur atau
makanan yang cukup beragam yang memiliki zat gizi yang saling
melengkapi dalam jumlah cukup dapat mencegah anemia gizi besi.
Konsumsi bahan makanan yang mengandung zat-zat penghambat
absorpsi seperti fitat, fosfat, tannin dan beberapa jenis serat makanan
harus dihindari karena zat-zat ini bersama zat besi membentuk senyawa
yang tak larut dalam air sehingga tidak dapat diabsorpsi (Saputra, 2019).
b. Suplemen Besi
Pencegahan anemia dapat melalui beberapa upaya. Suplementasi
tablet besi. Kekurangan zat besi menyebabkan terjadinya anemia, yaitu
kadar Hb berada di bawah normal. Anemia pada ibu hamil dapat
menyebabkan perdarahan pada saat melahirkan dan gangguan
pertumbuhan janin. (Saputra, 2019). Suplemen zat besi dianggap cara
yang efektif karena, kandungan besinya padat dan dilengkapi asam folat
yang sekaligus dapat mencegah dan menanggulangi anemia akibat
kekurangan asam folat (Himagisa, 2021).
Suplemen zat besi dan asam folat adalah solusi yang dapat
membantu meningkatkan kesehatan sebelum remaja menjadi orang tua
(WHO, 2018). Suplementasi besi dapat memperbaiki status hemoglobin
16
dalam waktu yang relative singkat. Tablet tambah darah yang umum
digunakan dalam suplementasi besi adalah ferro sulfat yang dapat
diabsorpsi sampai 20%. Dosis yang digunakan beragam tergantung pada
status besi oranng yang mengkonsumsinya. Kendala dalam suplementasi
besi adalah efek samping yang dihasilakn pada saluran pencernan seperti
mual, muntah, konstipasi dan diare. Selain itu kesulitan dalam mematuhi
minum tablet tambah darah karena kurangnya kesadaran akan pentingnya
masalah anemia. Tablet besi yang diminum dalam keadaan perut terisi
akan mengurangai efek samping yang dihasilkan tetapi dapat menurunkan
tingkat penyerapan (Saputra, 2019).
17
dengan pemberian frekuensi satu tablet/minggu saat haid. Pola konsumsi
tablet tambah darah yang rasional adalah tindakan pengobatan terhadap
suatu kondisi kadar hemoglobin rendah yang menghasilkan suatu aksi
fisiologis yang sesuai gejala-gejalanya. Tablet tambah darah yang
dikonsumsi harus tepat dosis, tepat orang, tepat indikasi, tepat cara
pemakaian, tepat jumlah, frekuensi pemakaiannya, lama pemakaiannya,
sesuai dengan kondisi, tepat kombinasi, tepat informasi, dan waspada
terhadap adanya efek samping dari tablet tambah darah. Penggunaan
tablet tambah darah yang tidak rasional apabila tidak sesuai dosis dan
salah dalam cara mengkonsumsinya (Saputra, 2019).
B. Perilaku
1. Pengertian Perilaku
Perilaku merupakan seperangkat perbuatan atau tindakan seseorang
dalam melalukan respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan
karena adanya nilai yang diyakini. Perilaku manusia pada hakekatnya adalah
tindakan atau aktivitas dari manusia baik yang diamati maupun tidak dapat
diamati oleh interaksi manusia dengan lingungannya yang terwujud dalam
bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan. Perilaku secara lebih rasional dapat
diartikan sebagai respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari
luar subyek tersebut.
Respon ini terbentuk dua macam yakni bentuk pasif dan bentuk aktif
dimana bentuk pasif adalah respon internal yaitu yang terjadi dalam diri
manusia dan tidak secara langsung dapat dilihat dari orang lain sedangkan
bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu dapat diobservasi secara langsung
(Adventus, dkk, 2019). Menurut Notoatmodjo (2017) perilaku dari segi
biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan.
Perilaku manusia dapat diartikan sebagai suatu aktivitas yang sangat
kompleks sifatnya, antara lain perilaku dalam berbicara, berpakaian, berjalan,
persepsi, emosi, pikiran dan motivasi. Menurut Skiner dalam Notoadmodjo
18
(2010) menyatakan perilaku kesehatan adalah semua aktifitas atau kegiatan
seseorang, baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati, yang
bekaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Dilihat dari bentuk
respons terhadap stimulus, perilaku dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Respon Terbuka seseorang terhadap stimulus dalam bentuk
tindakan nyata atau terbuka. Respon atau stimulus tersebut dalam
bentuk tindakan atau praktik yang dengan mudah dapat diamati dan
dilihat oleh orang lain.
2. Respon Tertutup yang masih terbatas pada perhatian, persepsi,
pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang
menerima stimulus dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang
lain.
2. Jenis-Jenis Perilaku
Menurut Notoadmodjo (2010) perilaku kesehatan dapat diklasifikasi kan
menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Perilaku pencairan dan penggunan sistem atau fasilitas pelayanan
kesehatan, atau sering disebut perilaku pencairan pengobatan (health
seeking behavior). Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau
tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau
kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati
sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan ke luar negeri.
b. Perilaku kesehatan lingkungan Bagaimana seseorang merespons
lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan
sebagainya sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi
kesehatannya. Dengan perkataan lain, bagaimana seseorang
mengelola lingkungannya sehingga tidak mengganggu kesehatannya
sendiri, keluarga, atau masyarakatnya. Misalnya bagaimana
mengelola pembuangan tinja, air minum, tempat pembuangan
sampah, pembuangan limbah, dan sebagainya.
19
c. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance) Adalah
perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga
kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bila sakit.
Seperti perilaku mengkonnsumsi tablet tambah darah (Fe), dalam hal
ini masalah perilaku sangat menjadi kendala utama suplementasi
besi. Perilaku remaja putri untuk tidak mengkonsumsi tablet Fe dapat
menjadi penghambat manfaat suplementasi zat besi (Fe), hal tersebut
dapat disebabkan perasaan bosan atau malas, rasa yang tidak enak
dari tablet Fe seperti bau amis setelah minum tablet Fe, mual dan
muntah, nyeri bahkan perih di ulu hati.(Fitria et al., 2021).
4. Pengukuran Perilaku
Menurut Notoatmodjo dalam Damayanti (2017) ada dua cara dalam
melakukan pengukuran perilaku yaitu :
a. perilaku dapat diukur secara langsung yakni wawancara terhadap
kebiatan yang dilakukan beberapa jam, hari, bulan yang lalu (recall)
20
b. perilaku yang diukur secara tidak langsung yakni, dengan
mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
1. Makanan
2. Jenis kelamin
3. Menstruasi
4. Ekonomi
5. Penyakit kronis
6. Genetik
Keterangan:
: diteliti
: tidak diteliti
: hubungan
21
Anemia muncul dari beberapa hal seperti makanan, jenis kelamin,
menstruasi, makanan, ekonomi, penyakit kronis, dan genetik. Kejadian
anemia pada remaja putri juga dapat diakibatkan oleh perilaku konsumsi tablet
tambah darah (Fe). Batas kadar Hb remaja putri untuk mendiagnosis anemia
yaitu apabila kadar Hb kurang dari 12 gr/dl (Zainiyah & Khoirul, 2019).
Hubungan kekuatan antara kedua variabel independent dan variabel dependent
akan dibuktikan pada penelitian ini. Dalam hal ini peneliti akan menganalisis
hubungan antara perilaku konsumsi tablet tambah darah (fe) dengan kejadian
anemia pada remaja putri di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
2. Hiporesis Penelitian
Hipotesa Penelitian atau biasa disebut hipotesis penelitian adalah
jawaban sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian. Jadi para
peneliti akan membuat hipotesa dalam penelitiannya, yang bertujuan untuk
menjadikannya sebagai acuan dalam menentukan langkah selanjutnya agar
dapat membuat kesimpulan-kesimpulan terhadap penelitian yang
dilakukannya (Zainiyah & Khoirul, 2019). Hipotesis dalam penelitian ini
yaitu:
1. Ada hubungan perilaku dalam mengkonsumsi tablet tambah darah
dengan kejadian anemia pada remaja putri S1 Kebidanan di Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta.
BAB III
METODE PENELITIAN
22
A. Rancangan Penelitian
Design penelitian menggunakan obesrvasional analitik dengan design
cross sectional. Penelitian ini merupakan jenis observasional analitik karena
penelitian diarahkan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat antara dua
variabel secara observasional, dimana hubungan berupa analisis perbedaan
(Arikunto, 2016). Pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap data, karena itu
pada penelitian analitik selalu diperlukan hipotesis yang harus diformulasikan
sebelum penelitian dimulai.
Cross sectional adalah studi epidemiologi yang mempelajari prevalensi,
distribusi, maupun hubungan penyakit dan paparan dengan mengamati status
paparan, penyakit atau outcome lain secara serentak pada individu- individu dari
suatu populasi pada suatu saat. Dengan demikian studi cross sectional tidak
mengenal adanya dimensi waktu, sehingga mempunyai kelemahan dalam
menjamin bahwa paparan mendahului efek (disease) atau sebaliknya (Vionalita,
2020). Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan pendekatan atau
pengumpulan data dari variabel independent dan variabel dependent sekaligus
pada satu waktu yang bersamaan, dengan cara mengumpulkan kuesioner dan
melakukan pemeriksaan Hb di waktu yang bersamaan.
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah karakter yang dapat diobservasi dari hasil
pengamatan yang merupakan salah satu pengenal atau atribut dari sekelompok
objek. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa maksud dari variabel
tersebut adalah adanya variasi antara objek yang satu dengan objek yang lainnya
dalam kelompok tertentu (Sugiarto, 2017).
Dalam suatu penelitian, terdapat beberapa jenis variabel diantaranya :
1. Variabel Independent (Bebas)
Variabel independent (bebas) merupakan variabel yang
mempengaruhi atau nilainya menentukan variabel lain (Nursalam, 2016)
variabel bebas disebut juga dengan variabel stimulus, prediktor, atau
23
antecedent. Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu perilaku
dalam mengkonsumsi tablet Fe pada remaja putri.
2. Variabel Dependent (Terikat)
Variabel dependent (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi
atau variabel yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel
terikat disebut juga dengan variabel respon, kriteria, konsekuen atau output
(Riadi, 2020). Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah
kejadian anemia di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
3. Variabel Pengganggu
Variabel pengganggu merupakan variabel yang mengganggu pengaruh
atau hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat (Notoatmodjoo,
2012). Variabel pengganggu pada penelitian ini yaitu:
a. Makanan
Tidak dikendalikan dikarenakan pola makan setiap orang memiliki
pola makan yang berbeda-beda.
b. Jenis kelamin
Dikendalikan, pada penelitian ini peneliti memilih remaja putri S1
Kebidanan di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
c. Gangguan pendarahan
Dikendalikan, dengan memilih responden yang siklus menstruasi
normal 21-35 hari.
d. Ekonomi
Tidak dikendalikan, dikarenakan tingkat ekonomi setiap orang
berbeda-beda.
e. Penyakit kronis
Tidak dikendalikan.
f. Genetik.
Tidak dikendalikan.
C. Definisi Operasional
24
Definisi operasional merupakan definisi variabel yang akan diteliti. Definisi
operasional ini dapat mencegah peneliti mengalami kesesatan dalam
mengumpulkan, mengolah, dan menganalisa data (Korry, 2017).
Tabel 3. Definisi Operasional
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Syarat sampel yang diambil
dari populasi harus benar-benar reprensentative. Untuk menentukan sampel
dari populasi digunakan perhitungan maupun acuan table yang
dikembangkan para ahli. Secara umum untuk penelitian korelasional jumlah
sampel minimal untuk memeroleh yang baik adalah 30 (Murwaningsari,
E.2010).
Dalam menentukan layak tidaknya sampel yang mewakili seluruh
populasi yang diteliti, harus berdasarkan kriteria sebagai berikut:
a. Kriteria Inklusi
1) Mahasiswi S1 Kebidanan angkatan 2020
2) Mahasiswi yang bersedia diperiksa kadar Hb-Nya
3) Mahasiswi yang berada di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
4) Mahasiswi yang tidak memiliki penyakit kelainan darah bawaan
5) Mahasiswi dengan siklus menstruasi normal.
b. Kriteria Eksklusi
1) Mahasiswi yang tidak hadir /absen
2) Mahasiswi yang tidak bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian,
menolak atau mengundurkan diri.
E. Etika Penelitian
Etika berasal dari bahasa Yunani ethos (kata tunggal) yang berarti: tempat
tinggal, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, watak, sikap, cara berpikir.
Bentuk jamaknya adalah ta, etha, yang berarti adat istiadat (Ihsan Karo Karo,
26
2018). Menurut Milton, secara garis besar, terdapat empat prinsip yang harus
dipegang teguh dalam melaksanakan penelitian, yaitu: (Anggarani, 2019).
1. Menghormati harkat dan martabat manusia
Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek penelitian untuk
mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian
tersebut. Penelti mempersiapkan surat pengantar dan surat persetujuan
menjadi responden yang meliputi:
a. Deskripsi penelitian, menjelaskan tentang penelitian.
b. Peneliti menjamin kerahasiaan identitas dan informasi yang diberikan
oleh responden dalam bentuk informed consent sebagai wujud dari
pernyataan persetujuan menjadi responden.
c. Penjelasan manfaat yang didapatkan responden.
d. Surat pengantar kuesioner dan surat pernyataan persetujuan
memberikan penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan
yang ditimbulkan yaitu mengganggu waktu responden yang
seharusnya bisa digunakan untuk keperluan pribadi responden.
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian
Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi dan
kebebasan individu dalam memberikan informasi. Setiap orang berhak untuk
tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada orang lain. Peneliti
menggunakan coding sebagai pengganti identitas responden. Peneliti tidak
menyebutkan nama dalam kuesioner dan menggantinya dengan nomor
responden.
DAFTAR PUSTAKA
31
Budiarti, A., Anik, S., & Wirani, N. P. G. (2021). Studi Fenomenologi Penyebab
Anemia Pada Remaja Di Surabaya. Jurnal Kesehatan Mesencephalon, 6(2).
https://doi.org/10.36053/mesencephalon.v6i2.246
Fitria, A., Aisyah, S., & Sari Tarigan, J. (2021). Upaya Pencegahan Anemia Pada
Remaja Putri Melalui Konsumsi Tablet Tambah Darah. RAMBIDEUN :
JurnalPengabdianKepadaMasyarakat,4(2),91–99.
https://doi.org/10.51179/pkm.v4i2.545
Ihsan Karo Karo. (2018). Konsep Etika Peserta Didik Menurut Burhanuddin Al-
Zarnuji. 1–10.
Irianti, S., & Sahiroh. (2019). Gambaran Faktor Konsumsi Tablet Tambah Darah
Pada Remaja Putri Overview Factors Of Consumption Of Blood Added
Tablets In Female Adolescent. Oksitosin: Jurnal Ilmiah Kebidanan, 6(2), 92–
97.
Kamila, N. A., & Prahayu, E. (2022). Gambaran Pengetahuan Remaja Putri tentang
Konsumsi Tablet Fe di SMK Islam Yasnuhu Lombok Timur. Jurnal Ilmu
KesehatanDanFarmasi,10(1), 11–14. https://doi.org/10.51673/jikf.v10i1.1085
Quraini, D. F. (2019). Sikap, Norma Subjektif, Dan Kontrol Perilaku Dengan Niat
Patuh Konsumsi Tablet Tambah Darah Sebagai Upaya Penceghan Anemia
Pada Remaja. In Skripsi.
Saputra, R. (2019). Hubungan pengetahuan, IMT, zat besi, zink dan protein dengan
kejadian anemia pada remaja putri. Universitas Muhammadiyah Semarang,
53(9), 1689–1699.
Zainiyah, H., & Khoirul, Y. (2019). Pemeriksaan Kadar Hb dan Penyuluhan Tentang
Anemia Serta Antisipasinya Pada Siswa SMA Al Hidayah. Jurnal
Paradigma,1(2),16–25.https://stikes-nhm.e
journal.id/PGM/article/view/478/426
Kepada
32
Yth. Calon Responden
Di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Surti Partiningsih
Nim : 2010101022
Hormat kami,
Peneliti
Surti Partiningsih
Kuesioner Kepatuhan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Fe
Tanggal :
B. Karakteristik Responden
33
1. Nama :
2. Kelas :
3. Kadar Hb : (diisi oleh petugas)
C. Informasi
Petunjuk pengisian kuesioner
1. Bacalah dengan teliti setian pernyataan yang telah di sediakan
2. Dalam kuesioner ini tidak terdapat penilaian benar atau salah, sehingga
tidak terdapat jawaban yang dianggap salah. Semua jawaban dianggap
benar jika anda memberikan jawaban sesuai dengan keadaan anda yang
sebenarnya.
3. Berilah tanda centang (√ ) pada kolom jawaban yang telah di sediakan.
4. Jika terdapat pernyataan yang tidak dimengerti, anda dapat menanyakan
kepada peneliti
Lampiran kuesioner
No Pertanyaan
1 Apakah anda meminum tablet tambah darah setiap bulannya?
Ya
Tidak
2 Apakah anda meminum tablet tambah darah minimal 1 tablet setiap minggu?
Ya
Tidak
3 Apakah anda meminnum tablet tambah darah minimal 1 tablet satu hari
selama haid?
Ya
Tidak
34