Anda di halaman 1dari 38

HUBUNGAN PERILAKU DALAM MENGKONSUMSI TABLET FE

TERHADAP KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI S1 KEBIDANAN


Di UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

PROPOSAL

Disusun Oleh :
Surti Partiningsih
2010101022

PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA DAN PENDIDIKAN PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS 'AISYIYAH YOGYAKARTA
2022/2023
i
HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN PERILAKU DALAM MENGKONSUMSI TABLET FE


TERHADAP KEJADIAN ANNEMIA PADA REMAJA PUTRI S1
KEBIDANAN Di UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

PROPOSAL

Disusun Oleh :
Surti Partiningsih
2010101022

Telah Disetujui Oleh Pembimbing


Pada Tanggal :

Pembimbing

(Fayakun Nur Rohmah,S.ST.,MPH)

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya, yang telah memberikan nikmat kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal yang berjudul "Hubungan Perilaku Dalam Mengkonsumsi
Tablet Fe Terhadap Kejadian Anemia Pada Remaja Putri S1 Kebidanan Di
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta" ini dengan tepat waktu.

Pada kesempatan ini tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, terutama
kepada Ibu Fayakun Nur Rohmah,S.ST.,MPH selaku Dosen pembimbing penelitian
yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada penulis selama penyusunan
proposal ini. Penulis berharap proposal ini dapat membawa satu langkah lebih dekat
untuk mendapatkan gelar yang penulis impikan. Selain itu, penulis juga berharap
bahwa proposal ini bisa memberikan manfaat bagi para pembaca dan tertunya bagi
penulis sendiri untuk menambah pengetahuan baru. Penulis sangat berterima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun,
mengingat bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Dengan demikian, semua saran
yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyempurnakan isi dari
proposal tersebut. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Yogyakarta, 22 Februari 2023

Surti Partiningsih
iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................iv
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................3
C. Tujuan Penelitian................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian..............................................................................................4
E. Keaslian Penelitian.............................................................................................6
BAB II.........................................................................................................................11
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................11
BAB III........................................................................................................................23
METODE PENELITIAN............................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................32

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Remaja merupakan masa yang rentan dari sudut pandang gizi.
Pertambahan kebutuhan zat gizi karena pertumbuhan dan perkembangan
fisikyang cepat dan perubahan gaya hidup serta kebiasaan makanan
mempengaruhi kebutuhan asupan gizi. Salah satu masalah gizi pada remaja.
Dari perubahan-perubahan yang dialami, remaja menjadi sangat rentan
terutama terhadap masalah gizi seperti gangguan nafsu makan, obesitas
(berat badan berlebih) KEK, dan anemia. Anemia merupakan suatu
permasalahan gizi yang sering ditemui pada remaja di Indonesia khususnya
remaja putri (Irianti & Sahiroh, 2019)
Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb)
dalam sel darah merah lebih rendah dari standar yang seharusnya. Untuk
Rematri dikatakan anemia apabila Hb < 12 gr/dl. Hemoglobin berfungsi
untuk mengikat oksigen dan menghantarkan oksigen ke seluruh sel jaringan
tubuh, termasuk otot dan otak untuk melakukan fungsinya (Kesehatan &
Indonesia, 2011). Remaja putri yang menderita anemia dapat merasakan
beberapa dampak anemia diantaranya pucat, lemas, sering mengantuk,
menurunya daya ingat, lesu atau lelah, gangguan pertumbuhan, bahkan
membuat menurunya konsentrasi dan fokus dalam belajar. Anemia pada
remaja dapat menjadi sangat berbahaya apabila tidak segera ditangani
dengan baik dan benar, khususnya untuk persiapan kehamilan dan
melahirkan pada saat mereka dewasa (Kamila & Prahayu, 2022).
Menurut World Health Organization (WHO) menyebutkan 30%
penduduk di dunia mengalami anemia dan banyak diderita oleh remaja putri.
Cakupan anemia di kalangan remaja masih cukup tinggi yaitu sebesar 29%
(WHO, 2019). Prevalensi anemia di Indonesia secara nasional mencapai
1
21,7%, dengan penderita anemia pada usia 5- 14 tahun sebesar 26,4% dan
18,4% penderita pada usia 15-24 tahun. Sedangkan berdasarkan jenis
kelamin didapatkan bahwa proporsi anemia pada perempuan lebih tinggi
(22,7%) dibandingkan pada laki-laki (12,4%). Anemia menjadi masalah
kesehatan karena prevalensinya >20% (Riskesdas, 2019). Dinkes DIY 2020
menyebutkan, Anemia pada remaja putri di DIY menjadi permasalahan
tersendiri. Berdasarkan survey tahun 2012 terdapat 36% remaja putri DIY
menderita anemia, sedangkan hasil survey pada tahun 2018 terjadi perbaikan
prevalensi anemia pada remaja putri yaitu sebesar 19,3% dengan resiko KEK
sebesar 46%. Hal ini menunjukan perlu upaya ekstra dalam perbaikan
kualitas gizi remaja putri. (Dinas Kesehatan DIY, 2020). di Kabupaten
Sleman berdasarkan kelompok umur remaja 15-24 tahun yang mengalami
anemia (21,59%) (Dinkes DIY, 2014). Studi pendahuluan yang telah
dilakukan pada mahasiswi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta angkatan 2020
kelas A2 pada saat pemeriksaan Hb pada kegiatan perkuliahan asuhan
kehamilan, dari 13 mahasiswi terdapat 11 (84,6%) mahasiswi mengalami
anemia.
Upaya Dinas Kesehatan DIY dalam memberantas anemia pada remaja
yaitu melaksanakan kegiatan pemberian tablet tambah darah bagi semua
remaja putri. Cakupan Remaja putri yang telah mendapatkan tablet tambah
darah di Kabupaten/Kota yang ada di DIY pada tahun 2018 yaitu Kota
Yogyakarta 63,68%, Kabupaten Sleman 28,08%, Kabupaten Kulon Progo
86,28%, Kabupaten Gunung Kidul 36,88%, serta Kabupaten Bantul sebesar
75,97% (Dinas Kesehatan DIY, 2018).
Peran pemerintah Indonesia dalam mengatasi masalah kesehatan pada
remaja tertuang dalam Rencana Strategis Tahun 2015-2019 yang ditetapkan
melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.HK.02.02/ MENKES/52/2015
disebutkan bahwa salah satu acuan arah kebijakan Kementerian Kesehatan
adalah penerapan pendekatan pelayanan kesehatan yang terintegrasi dan
berkesinambungan (continium of care) Pendekatan ini dilaksanakan melalui
2
peningkatan cakupan, mutu, dan keberlangsungan upaya pencegahan
penyakit dan pelayanan kesehatan ibu, bayi, balita, remaja, usia kerja dan
usia lanjut (Kesehatan & Indonesia, 2011).
Perilaku remaja putri dalam mengkonsumsi tablet Fe merupakan salah
satu indikator keberhasilam pemerintah dalam program pencegahan dan
tentunya dalam penanggulangan anemia pada remaja putri. Menurut
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dalam Pedoman Pencegahan dan
Penanggulangan Anemia pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur yaitu
dengan meningkatkan asupan makanan sumber zat besi, menambahkan satu
atau lebih zat gizi kedalam pangan, mengkonsumsi zat besi (Dinas
Kesehatan DIY, 2020). Dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes)
tahun 2014 juga telah ditetapkan dosis suplementasi tablet Fe pada
WUS(remaja didalamnya) adalah 1 tablet/minggu dan setiap hari selama
menstruasi.

B. Rumusan Masalah
Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan perilaku
mahasiswi S1 Kebidanan Univerisitas ‘Aisyiyah Yogyakarta terhadap
anemia?

C. Tujuan Penelitian
1. Umum
1) Diketahui gambaran perilaku mahasiswi S1 Kebidanan
Univerisitas ‘Aisyiyah Yogyakarta dalam mengkonsumsi tablet Fe.
2) Diketahui gambaran kejadian anemia mahasiswi S1 Kebidanan
Univerisitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
2. Khusus
Diketahui hubungan perilaku mahasiswi S1 Kebidanan Univerisitas
‘Aisyiyah Yogyakarta dalam mengkonsumsi tablet Fe dengan kejadian
anemia.

3
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Ilmiah
1) Penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan terkait gambaran perilaku
mahasiswi S1 Kebidanan Univerisitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
dalam mengkonsumsi tablet Fe terhadap anemia.
2) Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pustaka untuk
penelitian selanjutnya.
b. Manfaat Aplikatif
1) Mahasiswa
Sebagai penunjang tindakan preventif (pencegahan) terhadap
masalah kesehatan yang disebabkan faktor anemia.
2) Masyarakat
Penelitian ini bisa dipergunakan sebagai sumber informasi
kesehatan bagi remaja dan masyarakat guna untuk mengetahui
gambaran perilaku mengkonsumsi tablet Fe terhadap anemia pada
remaja putri.

c. Ruang Lingkup Penelitian


1) Ruang Lingkup Teori
Penelitian ini terfokus pada penjabaran terkait dengan perilaku dalam
mengkonsumsi tablet Fe pada remaja putri, yang merupakan salah
satu faktor penyebab kejadian anemia pada remaja putri yang dapat
mejadi sangat berbahaya apabila tidak segera ditangani dengan baik
dan benar, khususnya untuk persiapan kehamilan dan melahirkan
pada saat mereka dewasa. Penulis memilih topik penelitian ini karena
angka kejadian anemia di Indonesia khususnya di Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta masih banyak.

4
2) Ruang Lingkup Responden
Responden pada penelitian ini adalah mahasiswi (remaja putri)
angkatan 2020 di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Peneliti
mengambil responden mahasiswi (remaja putri) pada penelitian ini
dikarenakan resiko anemia pada perempuan lebih tinggi
dibandingkan dengan laki-laki karena adanya siklus menstruasi yang
terjadi setiap bulannya pada perempuan. Anemia pada remaja dapat
menjadi sangat berbahaya apabila tidak segera ditangani dengan baik
dan benar, khususnya untuk persiapan kehamilan dan melahirkan
pada saat mereka dewasa.
3) Ruang Lingkup Waktu
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Februari 2023 sampai
dengan September 2023
4) Ruang Lingkup Tempat
Berdasarkan Studi pendahuluan yang telah dilakukan pada mahasiswi
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta angkatan 2020 kelas A2, pada saat
pemeriksaan Hb pada kegiatan perkuliahan asuhan kehamilan, dari
13 mahasiswi terdapat 11 (84,6%) mahasiswi mengalami anemia.

5
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1. Keaslian Penelitian

PENULIS/TA JUDUL METODE POPULASI dan HASIL RENCANA


HUN SAMPEL PENELITIAN/
PERBEDAAN
Novy Ramini Faktor-Faktor Yang Jenis penelitian ini Populasi yang digunakan Penelitian Hubungan Perilaku
Harahap/ 2018 Berhubungan Dengan bersifat survey dalam penelitian ini menunjukkan Dalam Mengkonsumsi
Kejadian Anemia Pada analitik dengan sebagai subjek kasus bahwa Tablet Fe Terhadap
Remaja Putri pendekatan Cross adalah remaja putri SMP pengetahuan Anemia Pada Remaja
sectional Negeri 8 Percut Sei Tuan (p=0,037), Putri S1 Kebidanan Di
berjumlah 188 orang dan pendapatan Universitas ‘Aisyiyah
sampel dalam penelitian orangtua Yogyakarta.
berjumlah 65 sampel. (p=0,017), status Metode: Penelitian ini
gizi (p=0.009) dan merupakan penelitian
menstruasi dengan design
(p=0,000). kuantitatif dengan
Sedangkan metode observasional
variabel yang analitik, menggunakan
tidak berhubungan pendekatan cross
secara signifikan sectional, dan
adalah tingkat menggunakan uji
pendidikan statistik chi square
orangtua Populasi dan sampel:
(p=0,339). mahasiswi (remaja
putri) angkatan 2020
di Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta.

6
PENULIS/ JUDUL METODE POPULASI dan HASIL PERBEDAAN
TAHUN SAMPEL
Diana Febriyanti Sikap, Norma Subjektif, Penelitian ini Subjek penelitian ini Pada penelitian ini Hubungan Perilaku
Quraini /2019 Dan Kontrol Perilaku menggunakan adalah siswi SMP di lima didapatkan hasil Dalam Mengkonsumsi
Dengan Niat Patuh pendekatan cross sekolah masing- masing sebagian besar Tablet Fe Terhadap
Konsumsi Tablet secrional. Teknik kelurahan di wilayah berumur ≤ 13 Anemia Pada Remaja
Tambah Darah Sebagai pengambilan sampel kerja puskesmas tahun Putri S1 Kebidanan Di
Upaya Pencegahan dengan metode multi Sumbersari sebanyak 353 atau kelas VII, Universitas ‘Aisyiyah
Anemia Pada Remaja stage random siswi. Teknik mengalami Yogyakarta.
sampling yaitu pubertas normal Metode: Penelitian ini
strarified dan mengalami merupakan penelitian
proposional random gejala anemia dengan design
sampling yang rendah serta kuantitatif dengan
mayoritas metode observasional
memiliki status analitik, menggunakan
gizi normal. pendekatan cross
sectional, dan
menggunakan uji
statistik chi square
Populasi dan sampel:
mahasiswi (remaja
putri) angkatan 2020
di Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta.

PENULIS/ JUDUL METODE POPULASI dan HASIL PERBEDAAN

7
TAHUN SAMPEL
Gusti Ayu Gambaran Pengetahuan Metode penelitian 62 remaja putri di SMP Hasil penelitian Hubungan Perilaku
Nyoman Winda Tentang Anemia Dan yang digunakan Dwijendra Denpasar. menunjukkan Dalam Mengkonsumsi
Sari Adnyana 1 , Kepatuhan Remaja adalah survei bahwa sebagian Tablet Fe Terhadap
Ni Wayan Dalam Mengkonsumsi deskriptif dengan besar remaja putri Anemia Pada Remaja
Armini 2 , Ni Tablet Tambah Darah pendekatan cross berpengetahuan Putri S1 Kebidanan Di
Wayan Suarniti sectional. Teknik baik tentang Universitas ‘Aisyiyah
3 pengambilan sampel anemia memiliki Yogyakarta.
yaitu purposive kepatuhan rendah
/2020 sampling dalam Metode: Penelitian ini
mengkonsumsi merupakan penelitian
tablet tambah dengan design
darah. kuantitatif dengan
metode observasional
analitik, menggunakan
pendekatan cross
sectional, dan
menggunakan uji
statistik chi square
Populasi dan sampel:
mahasiswi (remaja
putri) angkatan 2020
di Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta.

PENULIS/ JUDUL METODE POPULASI dan HASIL PERBEDAAN


TAHUN SAMPEL

8
Kristiyan Adi Hubungan Kepatuhan Metode penelitian Penelitian dilakukan pada Hasil penelitian Hubungan Perilaku
Putra1, Zainal Minum Tablet Fe yang digunakan Remaja Putri Kelas VII didapatkan p- Dalam Mengkonsumsi
Munir2, Wiwin dengan Kejadian adalah desain di SMP Negeri 1 Tapen value 0,007 (P≤ Tablet Fe Terhadap
Nur Siam3 Anemia (Hb) pada penelitian kuantitatif Kecamatan Tapen 0,05). maka, ada Anemia Pada Remaja
/2020 Remaja Putri Di SMP dengan bentuk cross Kabupaten Bondowoso hubungan Putri S1 Kebidanan Di
Negeri 1 Tapen sectional design pada bulan Mei 2019 Kepatuhan Universitas ‘Aisyiyah
Kabupaten Bandowoso dengan jumlah sampel 33 Minum Tablet Fe Yogyakarta.
responden dengan Kejadian Metode: Penelitian ini
Anemia Pada merupakan penelitian
Remaja Putri dengan design
Kelas VII di SMP kuantitatif dengan
Negeri 1 Tapen metode observasional
Kecamatan Tapen analitik, menggunakan
Kabupaten pendekatan cross
Bondowoso. sectional, dan
menggunakan uji
statistik chi square
Populasi dan sampel:
mahasiswi (remaja
putri) angkatan 2020
di Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta.

PENULIS/ JUDUL METODE POPULASI dan HASIL PERBEDAAN


TAHUN SAMPEL
Aida Fitria1, Siti Upaya Pencegahan Metode pelaksanaan Remaja putri di Yayasan Hasil kegiatan Hubungan Perilaku

9
Aisyah2, Jita Anemia Pada Remaja kegiatan PKM ini Perguruan Budi Agung PKM berupa Dalam Mengkonsumsi
Sari Tarigan Putri Melalui Konsumsi menggunakan Medan penyuluhan ini Tablet Fe Terhadap
Sibero3 Tablet Tambah Darah metode ceramah, mendapatkan Anemia Pada Remaja
/2021 tanya jawab dan apresiasi yang Putri S1 Kebidanan Di
pemberian tablet zat kuat, peserta Universitas ‘Aisyiyah
besi pada remaja terlihat semangat Yogyakarta.
yang dilaksanakan mengikuti dan
pada tanggal 25 Mei mendengarkan Metode: Penelitian ini
2021 di Yayasan ceramah dan ada merupakan penelitian
Perguruan Budi tanya jawab dari dengan design
Agung Medan. para peserta. kuantitatif dengan
metode observasional
analitik, menggunakan
pendekatan cross
sectional, dan
menggunakan uji
statistik chi square.

Populasi dan sampel:


mahasiswi (remaja
putri) angkatan 2020
di Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta.

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Tinjauan Umum Remaja


1. Konsep Dasar Remaja
Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Pada
periode ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan berbagai hal baik
hormonal, fisik, psikologis, maupun sosial. Pada masa remaja terjadi laju
pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun psikis terutama pada
kematangan organ reproduksi. (Anggarani, 2019).
Tumbuh kembang remaja dibagi dalam tiga tahap, yaitu masa remaja
awal (11-14 tahun), remaja menengah (15-17 tahun), dan remaja lanjut (17-
20 tahun) (Irianto, 2014:475). Masa remaja terjadi perubahan vital pada tiga
area, yaitu perubahan dalam pertumbuhan fisik menyangkut kematangan
pertumbuhan dan kematangan organ reproduksi, perubahan bersosialisasi,
dan perubahan kematangan kepribadian (Quraini, 2019).

2. Perkembangan Psikologis Perkembangan


Perkembangan psikologis remaja dapat ditinjau dari berbagai segi,
yaitu konsep diri, inteligensi, emosi, seksual, motif sosial, moral, dan religi
(Quraini, 2019). Usia 11 atau 12 tahun sampai 18 tahun, anak mulai
memasuki usia remaja. Anak perempuan mulai memasuki fase prapubertas
pada usia 11 tahun, sedangkan anak laki-laki mulai memasuki fase
prapubertas pada usia 12 tahun. hal tersebut menunjukkan bahwa tahap
perkembangan perempuan lebih cepat dari laki-laki (Anggarani, 2019). Masa
remaja dibedakan menjadi beberapa fase, yaitu:
a. Fase remaja awal : usia 12 tahun sampai dengan 15 tahun.
b. Fase remaja pertengahan : usia 15 tahun sampai dengan 18 tahun.
c. Fase remaja akhir : usia 18 tahun sampai dengan 24 tahun.

11
d. Fase pubertas : usia 11 atau 12-16 tahun, merupakan fase yang singkat
dan menjadi masalah tersendiri bagi remaja dalam menghadapinya.

3. Perkembangan Psikososial
Aspek psikososial dapat didefinisikan sebagai aspek yang ada
hubungannya dengan kejiwaan dan sosial individu perkembangan psikososial
terdiri atas delapan tahap dan remaja melalui lima diantaranya. Lima tahapan
yang dilalui remaja tersebut adalah sebagai berikut: (Quraini, 2019).
a. kepercayaan (trust) versus ketidakpercayaan (mistrust). Remaja balajar
untuk percaya pada dirinya sendiri ataupun lingkungannya. Remaja
merasa bingung dan tidak percaya sehingga dibutuhkan kualitas
interaksi antara orang tua dan remaja.
b. Otonomi (autonomy) versus rasa malu dan ragu (hame and doubt).
Selama masa remaja terjadi perubahan ketergantungan, dari
ketergantungan khas anak-anak ke arah otonomi khas dewasa. Bagi
kebanyakan remaja, membangun rasa otonomi atau kemerdekaan
merupakan bagian dari transisi emosional.
c. Inisiatif (initiative) versus rasa bersalah (guilt). Remaja cenderung
aktif bertanya untuk memperluas kemampuannya melalui bermain
aktif, bekerja sama dengan orang lain, dan belajar bertanggung jawab
terhadap tindakan yang dilakukannya.
d. Rajin (industry) versus rendah diri (inferiority). Remaja belajar untuk
menguasai keterampilan yang lebih formal. Remaja mulai terasah rasa
percaya diri, mandiri, dan penuh inisiatif, serta termotivasi untuk
belajar lebih tekun.
e. Identitas (identity) versus kebingungan identitas (identity confusion).

12
A. Tinjauan Umum Anemia
1. pengertian anemia
Anemia merupakan salah satu dampak dari masalah gizi pada remaja
putri (Junita and Wulansari, 2021). Anemia adalah suatu keadaan dimana
kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari nilai normal untuk
kelompok orang yang bersangkutan.
Tabel 2: Batasan Anemia
Kelompok Batas normal
Anak (6-59 bulan) 11 gr%
Anak (5-11th) 11,5 gr%
Perempuan tidak hamil (15-49th) 12 gr%
Laki-laki (15-49th) 13 gr%
Ibu Hamil 11 gr%
Laki-laki >15 tahun 13 gr%

Sumber : WHO, 2011

2. Faktor-faktor Penyebab Anemia


Secara fisiologi, anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah
hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan (Mursyidah, dkk. 2021).
Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang sering menjadi masalah pada
remaja, karena kebutuhan zat besi yang tinggi untuk pertumbuhan(Subratha,
2020). Faktor utama yang menyebabkan anemia sebagai berikut:
a. Kurangnya kandungan zat besi dari makanan dan suplementasi yang
dikonsumsi memiliki peran penting dalam meningkatkan pembuatan
hemoglobin sebagai komponen dari sel darah merah/eritrosit.
b. Jenis kelamin dapat menjadi salah satu resiko anemia pada remaja,
dimana, perempuan lebih tinggi beresiko anemia dibandingkan dengan
laki-laki karena adanya siklus menstruasi yang terjadi setiap bulannya
pada perempuan. Selain itu, remaja putri cenderung melakukan diet
ketat untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal dengan cara
13
mengurangi konsumsi makanan sehingga dapat menyebabkan
kekurangan zat gizi yang diperlukan, salah satunya adalah zat besi.
c. Menstruasi merupakan ciri khas pada wanita yang ditandai dengan
keluarnya darah dari vagina secara periodik. Pada umumnya, remaja
putri mengeluarkan darah 30-40 ml setiap siklus menstruasi antara 21-
35 hari yang dapat menyebabkan hilangnya hemoglobin selama satu
periode menstruasi.
d. Pendapatan ekonnomi masyarakat merupakan variabel penting bagi
kualitas dan kuantitas makanan, sehingga terjadi hubungan erat antara
pendapatan dan gizi. Peningkatan pendapatan akan berpengaruh pada
perbaikan kesehatan dan kondisi keluarga dan selanjutnya
berhubungan dengan status gizi.
e. Anemia pada penyakit kronik adalah anemia yang dijumpai pada
penyakit kronik tertentu yang ditandai oleh ganguan metabolisme besi
yaitu adanya hipoferemia. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya
penyediaan besi yang dibutuhkan untuk sintesis hemoglobin. Secara
garis besar, penyakit yang mendasari adanya anemia pada penyakit
kronik adalah infeksi kronik, inflamasi kronik, dan neoplasma ganas.
f. Penyakit genetik atau penyakit keturunan dapat menjadi salah satu
penyebab anemia. Beberapa penyakit kelainan darah bawaan antara
lain: (Budiarti et al., 2021).
1) Hemoglobinopati yaitu kelainan akibat gangguan sintesis
hemoglobin akibat dari mutasi didalam atau didekat gen
globin. Kelainan hemoglobin ini menyebabkan eritrosit pada
penderita talasemia mengalami destruksi, sehingga usia sel
darah merah lebih pendek dari usia normalnya 120 hari.
2) Thalasemia adalah kelainan genetik heterogen yang
dihasilkan dari penurunan sintesis rantai alfa atau beta
hemoglobin (Hb). Thalasemia adalah penyakit keturunan,

14
artinya setidaknya salah satu dari orang tua harus menjadi
pembawa penyakit tersebut.
3) Fanconi anemia adalah kelainan autosom resesif dapat
disebabkan karena kelainan bawaan atau faktor genetik, yang
nantinya cenderung mengarah keganasan. Gen yang
bermutasi pada penyakit ini di kenal sebagai FANC (Fanconi
Anemia Complementation).
3. Tanda dan Gejala Anemia
Gejala dan tanda-tanda anemia merupakan respons atas kompensasi
jantung dan pernapasan berdasarkan berat dan lamanya jaringan mengalami
kekurangan oksigen. Beberapa tanda dan gejala anemia(Saputra, 2019).
Penderita dapat merasakan beberapa dampak anemia diantaranya pucat,
lemas, sering mengantuk, menurunya daya ingat, lesu atau lelah, gangguan
pertumbuhan, penglihatan berkunang-kunang, merasa cepat letih, mudah
tersinggung, gangguan saluran cerna, sesak nafas, nadi lemah dan cepat,
hipotensi ortostatik, bahkan membuat menurunya konsentrasi dan fokus
dalam belajar. Anemia pada remaja dapat mejadi sangat berbaha apabila tidak
segera ditangani dengan baik dan benar, khususnya untuk persiapan
kehamilan dan melahirkan pada saat mereka dewasa (Kamila & Prahayu,
2022).

4. Dampak Anemia Pada Remaja


Memasuki usia produktif, banyak yang harus dilakukan oleh para
remaja baik putra maupun putri untuk menjaga kesehatannya. Hal ini
dilakukan untuk meminimalisir berbagai penyakit yang dapat mengganggu
aktivitas kesehariannya, dan penurunan prestasi baik dibidang akademik
maupun non akademik. Salah satu penyakit yang harus diwaspadai tersebut
adalah Anemia. Anemia adalah suatu kondisi dimana sel darah merah atau
konsentrasi hemoglobin di dalamnya lebih rendah dari biasanya. Anemia
merupakan salah satu penyakit yang harus mendapatkan perhatian khusus,

15
karena apabila sampai terjadi dalam jangka panjang dengan tingkat keparahan
yang berat, maka akan menimbulkan berbagai gangguan atau dampak yang
mempengaruhi kehidupan. Pada remaja, anemia dapat menyebabkan berbagai
dampak seperti: penurunan imunitas, gangguan konsentrasi, penurunan
prestasi belajar, mengganggu kebugaran dan produktivitas, memperbesar
resiko kematian saat melahirkan, menjadi salah satu penyebab bayi lahir
premature, dan berat bayi cenderung rendah

5. Pencegahan Anemia
a. Meningkatkan Konsumsi Zat Besi Dari Makanan
Mengkonsumsi pangan hewani seperti daging, ikan, hati, telur atau
makanan yang cukup beragam yang memiliki zat gizi yang saling
melengkapi dalam jumlah cukup dapat mencegah anemia gizi besi.
Konsumsi bahan makanan yang mengandung zat-zat penghambat
absorpsi seperti fitat, fosfat, tannin dan beberapa jenis serat makanan
harus dihindari karena zat-zat ini bersama zat besi membentuk senyawa
yang tak larut dalam air sehingga tidak dapat diabsorpsi (Saputra, 2019).

b. Suplemen Besi
Pencegahan anemia dapat melalui beberapa upaya. Suplementasi
tablet besi. Kekurangan zat besi menyebabkan terjadinya anemia, yaitu
kadar Hb berada di bawah normal. Anemia pada ibu hamil dapat
menyebabkan perdarahan pada saat melahirkan dan gangguan
pertumbuhan janin. (Saputra, 2019). Suplemen zat besi dianggap cara
yang efektif karena, kandungan besinya padat dan dilengkapi asam folat
yang sekaligus dapat mencegah dan menanggulangi anemia akibat
kekurangan asam folat (Himagisa, 2021).
Suplemen zat besi dan asam folat adalah solusi yang dapat
membantu meningkatkan kesehatan sebelum remaja menjadi orang tua
(WHO, 2018). Suplementasi besi dapat memperbaiki status hemoglobin

16
dalam waktu yang relative singkat. Tablet tambah darah yang umum
digunakan dalam suplementasi besi adalah ferro sulfat yang dapat
diabsorpsi sampai 20%. Dosis yang digunakan beragam tergantung pada
status besi oranng yang mengkonsumsinya. Kendala dalam suplementasi
besi adalah efek samping yang dihasilakn pada saluran pencernan seperti
mual, muntah, konstipasi dan diare. Selain itu kesulitan dalam mematuhi
minum tablet tambah darah karena kurangnya kesadaran akan pentingnya
masalah anemia. Tablet besi yang diminum dalam keadaan perut terisi
akan mengurangai efek samping yang dihasilkan tetapi dapat menurunkan
tingkat penyerapan (Saputra, 2019).

c. Kebutuhan Zat Besi Remaja Putri


Zat besi adalah sebuah nutrient esensial yang diperlukan oleh setiap
sel manusia. Besi dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pembawa
oksigen dan elektron, serta sebagai katalisator untuk oksigenasi,
hidroksilasi dan proses metabolik lain melalui kemampuannya berubah
bentuk antara besi darah ferro (Fe++) dan fase oksidasi (Fe+++) (Saputra,
2019). Kebutuhan gizi pada masa remaja perlu mendapat perhatian
karena remaja putri memiliki pertumbuhan cepat memasuki usia pubertas,
kebiasaan jajan, menstruasi dan perhatian terhadap penampilan fisik citra
tubuh (body image) pada remaja puteri (Kementerian Kesehatan RI,
2014; Adriani dan Wirjatmadi, 2012:310). Oleh karena itu, kebutuhan zat
gizi remaja perlu memperhatikan kondisi-kondisi tersebut. Zat besi
merupakan salah satu mineral yang berperan penting dalam tubuh. zat
besi merupakan suatu zat gizi yang sangat penti bagi remaja khususnya
remaja putri.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 75 tahun 2013,
angka kecukupan zat besi remaja putri sebesar 26 mg/hari. Kemenkes RI,
Dirjen Kesmas, mengeluarkan surat edaran nomor HK 03.03/V/
0595/2016 tentang Pemberian Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri,

17
dengan pemberian frekuensi satu tablet/minggu saat haid. Pola konsumsi
tablet tambah darah yang rasional adalah tindakan pengobatan terhadap
suatu kondisi kadar hemoglobin rendah yang menghasilkan suatu aksi
fisiologis yang sesuai gejala-gejalanya. Tablet tambah darah yang
dikonsumsi harus tepat dosis, tepat orang, tepat indikasi, tepat cara
pemakaian, tepat jumlah, frekuensi pemakaiannya, lama pemakaiannya,
sesuai dengan kondisi, tepat kombinasi, tepat informasi, dan waspada
terhadap adanya efek samping dari tablet tambah darah. Penggunaan
tablet tambah darah yang tidak rasional apabila tidak sesuai dosis dan
salah dalam cara mengkonsumsinya (Saputra, 2019).

B. Perilaku
1. Pengertian Perilaku
Perilaku merupakan seperangkat perbuatan atau tindakan seseorang
dalam melalukan respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan
karena adanya nilai yang diyakini. Perilaku manusia pada hakekatnya adalah
tindakan atau aktivitas dari manusia baik yang diamati maupun tidak dapat
diamati oleh interaksi manusia dengan lingungannya yang terwujud dalam
bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan. Perilaku secara lebih rasional dapat
diartikan sebagai respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari
luar subyek tersebut.
Respon ini terbentuk dua macam yakni bentuk pasif dan bentuk aktif
dimana bentuk pasif adalah respon internal yaitu yang terjadi dalam diri
manusia dan tidak secara langsung dapat dilihat dari orang lain sedangkan
bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu dapat diobservasi secara langsung
(Adventus, dkk, 2019). Menurut Notoatmodjo (2017) perilaku dari segi
biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan.
Perilaku manusia dapat diartikan sebagai suatu aktivitas yang sangat
kompleks sifatnya, antara lain perilaku dalam berbicara, berpakaian, berjalan,
persepsi, emosi, pikiran dan motivasi. Menurut Skiner dalam Notoadmodjo

18
(2010) menyatakan perilaku kesehatan adalah semua aktifitas atau kegiatan
seseorang, baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati, yang
bekaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Dilihat dari bentuk
respons terhadap stimulus, perilaku dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Respon Terbuka seseorang terhadap stimulus dalam bentuk
tindakan nyata atau terbuka. Respon atau stimulus tersebut dalam
bentuk tindakan atau praktik yang dengan mudah dapat diamati dan
dilihat oleh orang lain.
2. Respon Tertutup yang masih terbatas pada perhatian, persepsi,
pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang
menerima stimulus dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang
lain.
2. Jenis-Jenis Perilaku
Menurut Notoadmodjo (2010) perilaku kesehatan dapat diklasifikasi kan
menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Perilaku pencairan dan penggunan sistem atau fasilitas pelayanan
kesehatan, atau sering disebut perilaku pencairan pengobatan (health
seeking behavior). Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau
tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau
kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati
sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan ke luar negeri.
b. Perilaku kesehatan lingkungan Bagaimana seseorang merespons
lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan
sebagainya sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi
kesehatannya. Dengan perkataan lain, bagaimana seseorang
mengelola lingkungannya sehingga tidak mengganggu kesehatannya
sendiri, keluarga, atau masyarakatnya. Misalnya bagaimana
mengelola pembuangan tinja, air minum, tempat pembuangan
sampah, pembuangan limbah, dan sebagainya.

19
c. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance) Adalah
perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga
kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bila sakit.
Seperti perilaku mengkonnsumsi tablet tambah darah (Fe), dalam hal
ini masalah perilaku sangat menjadi kendala utama suplementasi
besi. Perilaku remaja putri untuk tidak mengkonsumsi tablet Fe dapat
menjadi penghambat manfaat suplementasi zat besi (Fe), hal tersebut
dapat disebabkan perasaan bosan atau malas, rasa yang tidak enak
dari tablet Fe seperti bau amis setelah minum tablet Fe, mual dan
muntah, nyeri bahkan perih di ulu hati.(Fitria et al., 2021).

3. Faktor yang mempengaruhi perilaku


Faktor penentu perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena perilaku
merupakan resultan dari berbagai faktor, baik internal maupun ekternal
(lingkungan). Secara garis besar perilaku manusia dapat dilihat dari 3 aspek,
yakni aspek fisik, psikis dan sosial. Tetapi dari ketiga aspek tersebut sulit
untuk ditarik kesimpulan yang mempengaruhi perilaku manusia. Secara lebih
rinci, perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari berbagai gejala
kejiwaan, seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi,
persepsi, sikap dan sebagainya. Namun demikian, realitasnya sulit dibedakan
atau dideteksi gejala kejiwaan yang menentukan perilaku seseorang. Apabila
ditelusuri lebih lanjut, gejala kejiwaan tersebut ditentukan atau dipengaruhi
oleh berbagai faktor lain, diantaranya adalah faktor pengalaman, keyakinan,
sarana fisik, sosio budaya masayarakat, dan sebagainya (Saputra, 2019).

4. Pengukuran Perilaku
Menurut Notoatmodjo dalam Damayanti (2017) ada dua cara dalam
melakukan pengukuran perilaku yaitu :
a. perilaku dapat diukur secara langsung yakni wawancara terhadap
kebiatan yang dilakukan beberapa jam, hari, bulan yang lalu (recall)

20
b. perilaku yang diukur secara tidak langsung yakni, dengan
mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian


1. Kerangka Konseptual
Menurut Notoatmodjo (2018), kerangka konseptual adalah kerangka
hubungan antara konsep-konsep yang akan diukur maupun diamati dalam
suatu penelitian. Sebuah kerangka konsep haruslah dapat memperlihatkan
hubungan antara variable-variable yang akan diteliti.

Perilaku Konsumsi Tablet


Kejadian Anemia Pada
Tambah Darah (Fe)
Remaja Putri

Faktor-faktor yang
mempengaruhi

1. Makanan
2. Jenis kelamin
3. Menstruasi
4. Ekonomi
5. Penyakit kronis
6. Genetik

Keterangan:

: diteliti

: tidak diteliti

: hubungan

Penjelasan kerangka konseptual:


Dari kerangka konsep diatas dapat dijelaskan bahwa:

21
Anemia muncul dari beberapa hal seperti makanan, jenis kelamin,
menstruasi, makanan, ekonomi, penyakit kronis, dan genetik. Kejadian
anemia pada remaja putri juga dapat diakibatkan oleh perilaku konsumsi tablet
tambah darah (Fe). Batas kadar Hb remaja putri untuk mendiagnosis anemia
yaitu apabila kadar Hb kurang dari 12 gr/dl (Zainiyah & Khoirul, 2019).
Hubungan kekuatan antara kedua variabel independent dan variabel dependent
akan dibuktikan pada penelitian ini. Dalam hal ini peneliti akan menganalisis
hubungan antara perilaku konsumsi tablet tambah darah (fe) dengan kejadian
anemia pada remaja putri di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.

2. Hiporesis Penelitian
Hipotesa Penelitian atau biasa disebut hipotesis penelitian adalah
jawaban sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian. Jadi para
peneliti akan membuat hipotesa dalam penelitiannya, yang bertujuan untuk
menjadikannya sebagai acuan dalam menentukan langkah selanjutnya agar
dapat membuat kesimpulan-kesimpulan terhadap penelitian yang
dilakukannya (Zainiyah & Khoirul, 2019). Hipotesis dalam penelitian ini
yaitu:
1. Ada hubungan perilaku dalam mengkonsumsi tablet tambah darah
dengan kejadian anemia pada remaja putri S1 Kebidanan di Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta.

BAB III

METODE PENELITIAN

22
A. Rancangan Penelitian
Design penelitian menggunakan obesrvasional analitik dengan design
cross sectional. Penelitian ini merupakan jenis observasional analitik karena
penelitian diarahkan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat antara dua
variabel secara observasional, dimana hubungan berupa analisis perbedaan
(Arikunto, 2016). Pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap data, karena itu
pada penelitian analitik selalu diperlukan hipotesis yang harus diformulasikan
sebelum penelitian dimulai.
Cross sectional adalah studi epidemiologi yang mempelajari prevalensi,
distribusi, maupun hubungan penyakit dan paparan dengan mengamati status
paparan, penyakit atau outcome lain secara serentak pada individu- individu dari
suatu populasi pada suatu saat. Dengan demikian studi cross sectional tidak
mengenal adanya dimensi waktu, sehingga mempunyai kelemahan dalam
menjamin bahwa paparan mendahului efek (disease) atau sebaliknya (Vionalita,
2020). Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan pendekatan atau
pengumpulan data dari variabel independent dan variabel dependent sekaligus
pada satu waktu yang bersamaan, dengan cara mengumpulkan kuesioner dan
melakukan pemeriksaan Hb di waktu yang bersamaan.

B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah karakter yang dapat diobservasi dari hasil
pengamatan yang merupakan salah satu pengenal atau atribut dari sekelompok
objek. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa maksud dari variabel
tersebut adalah adanya variasi antara objek yang satu dengan objek yang lainnya
dalam kelompok tertentu (Sugiarto, 2017).
Dalam suatu penelitian, terdapat beberapa jenis variabel diantaranya :
1. Variabel Independent (Bebas)
Variabel independent (bebas) merupakan variabel yang
mempengaruhi atau nilainya menentukan variabel lain (Nursalam, 2016)
variabel bebas disebut juga dengan variabel stimulus, prediktor, atau
23
antecedent. Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu perilaku
dalam mengkonsumsi tablet Fe pada remaja putri.
2. Variabel Dependent (Terikat)
Variabel dependent (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi
atau variabel yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel
terikat disebut juga dengan variabel respon, kriteria, konsekuen atau output
(Riadi, 2020). Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah
kejadian anemia di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
3. Variabel Pengganggu
Variabel pengganggu merupakan variabel yang mengganggu pengaruh
atau hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat (Notoatmodjoo,
2012). Variabel pengganggu pada penelitian ini yaitu:
a. Makanan
Tidak dikendalikan dikarenakan pola makan setiap orang memiliki
pola makan yang berbeda-beda.
b. Jenis kelamin
Dikendalikan, pada penelitian ini peneliti memilih remaja putri S1
Kebidanan di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
c. Gangguan pendarahan
Dikendalikan, dengan memilih responden yang siklus menstruasi
normal 21-35 hari.
d. Ekonomi
Tidak dikendalikan, dikarenakan tingkat ekonomi setiap orang
berbeda-beda.
e. Penyakit kronis
Tidak dikendalikan.
f. Genetik.
Tidak dikendalikan.

C. Definisi Operasional
24
Definisi operasional merupakan definisi variabel yang akan diteliti. Definisi
operasional ini dapat mencegah peneliti mengalami kesesatan dalam
mengumpulkan, mengolah, dan menganalisa data (Korry, 2017).
Tabel 3. Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat ukur Kategori Skala


data

Perilaku Perilaku pola konsumsi Kuesioner 1. Baik: jika Nominal


tablet tambah darah semua
dalam penelitian ini pertanyaan
adalah mengenai di jawab ya
tindakan dan aktifitas 2. Kurang:
mahasiswi terhadap jika ada 1
mengkonsumsi tablet Fe pertanyaan
meliputi tindakan untuk yang
selalu menghabiskan Fe, dijawab
dosis, tidak
makanan/minuman
penyerta, kesediaan
pengadaan sendiri,
kesanggupan minum
saat menstruasi.
Kejadian Anemia adalah suatu Alat cek Tidak anemia : Nominal
anemia kadaan dimana kadar Hb digital Hemoglobin 12
hemoglobin lebih rendah gr%
dari nilai normal. Kadar Anemia:
hemoglobin dalam Hemoglobin <
penelitian ini 12 gr%
diperoleh dari
pemeriksaan
kadar hemoglobin yang
dilakukan di Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta
pada saat dilakukan
penelitian.

D. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari
obyek/subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang dapat
25
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan selanjutnya menarik kesimpulan
(Sugiyono, 2019). Populasi pada penelitian ini yaitu mahasiswi (remaja
putri) S1 kebidanan angkatan 2020) di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
dengan jumlah 76 mahasiswi.

2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Syarat sampel yang diambil
dari populasi harus benar-benar reprensentative. Untuk menentukan sampel
dari populasi digunakan perhitungan maupun acuan table yang
dikembangkan para ahli. Secara umum untuk penelitian korelasional jumlah
sampel minimal untuk memeroleh yang baik adalah 30 (Murwaningsari,
E.2010).
Dalam menentukan layak tidaknya sampel yang mewakili seluruh
populasi yang diteliti, harus berdasarkan kriteria sebagai berikut:
a. Kriteria Inklusi
1) Mahasiswi S1 Kebidanan angkatan 2020
2) Mahasiswi yang bersedia diperiksa kadar Hb-Nya
3) Mahasiswi yang berada di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
4) Mahasiswi yang tidak memiliki penyakit kelainan darah bawaan
5) Mahasiswi dengan siklus menstruasi normal.

b. Kriteria Eksklusi
1) Mahasiswi yang tidak hadir /absen
2) Mahasiswi yang tidak bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian,
menolak atau mengundurkan diri.

E. Etika Penelitian
Etika berasal dari bahasa Yunani ethos (kata tunggal) yang berarti: tempat
tinggal, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, watak, sikap, cara berpikir.
Bentuk jamaknya adalah ta, etha, yang berarti adat istiadat (Ihsan Karo Karo,
26
2018). Menurut Milton, secara garis besar, terdapat empat prinsip yang harus
dipegang teguh dalam melaksanakan penelitian, yaitu: (Anggarani, 2019).
1. Menghormati harkat dan martabat manusia
Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek penelitian untuk
mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian
tersebut. Penelti mempersiapkan surat pengantar dan surat persetujuan
menjadi responden yang meliputi:
a. Deskripsi penelitian, menjelaskan tentang penelitian.
b. Peneliti menjamin kerahasiaan identitas dan informasi yang diberikan
oleh responden dalam bentuk informed consent sebagai wujud dari
pernyataan persetujuan menjadi responden.
c. Penjelasan manfaat yang didapatkan responden.
d. Surat pengantar kuesioner dan surat pernyataan persetujuan
memberikan penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan
yang ditimbulkan yaitu mengganggu waktu responden yang
seharusnya bisa digunakan untuk keperluan pribadi responden.
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian
Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi dan
kebebasan individu dalam memberikan informasi. Setiap orang berhak untuk
tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada orang lain. Peneliti
menggunakan coding sebagai pengganti identitas responden. Peneliti tidak
menyebutkan nama dalam kuesioner dan menggantinya dengan nomor
responden.

3. Keadilan dan keterbukaan


Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran,
keterbukaan, dan kehati-hatian. Peneliti menjelaskan prosedur penelitian
kepada responden sebelum dilakukan penelitian. Prinsip keadilan ini
27
menjamin bahwa semua responden memperoleh perlakukan dan keuntungan
yang sama tanpa membedakan agama, etnis, dan sebagainya. Peneliti
mencantumkan karakteristik semata-mata hanya untuk menggambarkan
populasi penelitian, bukan untuk membedakan agama, etnis, dan sebagainya.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan
Manfaat yang diharapkan bagi responden dari penelitian ini yaitu dapat
merubah perilaku mahasiswi dalam mengkonsumsi tablet fe menjadi lebih.
Kerugiannya adalah mengganggu waktu mahasiswi yang seharusnya dapat
digunakan untuk melakukan kegiatan pribadi.
5. Ethical Clearance
Klirens etik (ethical clearance) adalah suatu instrument untuk mengukur
keberterimaan secara etik suatu rangkaian proses penelitian. Klirens etik
penelitian merupakan acuan bagi penneliti untuk menjunjung tinnggi nilai
integritas, kejujuran, dan keadilan dalam melakukan penelitian.

F. Instrumen dan Metode Pengumpulan Data


1. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan lembar
kuesioner yang berisi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab. Kuesioner pada penelitian ini berisi pertanyaan
tentang perilaku konsumsi tablet tambah darah yang ditujukan pada
mahasiswi S1 Kebidanan angkatan 2020. Kuesioner dibagikan dalam bentuk
hard file, pengisian kuesioner dilakukan oleh responden dalam waktu +5
menit.

2. Metode Pengumpulan Data


Metode atau alat pengumpulan data untuk mengambil data dari
penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan data yang diperoleh
dari sumber pertama (subjek penelitian) baik dari hasil pengukuran maupun
28
observasi langsung (Quraini, 2019). Data primer pada penelitian ini adalah
kuesioner dengan jenis kuesioner tertutup atau berstruktur sehingga responden
tinggal memilih dan menjawab pada jawaban yang sudah ada, dan alat
pengukur Hb digital yang digunakan di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
pada saat dilakukan penelitian.

3. Uji Validitas dan Reabilitas


Uji validitas dan reabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Penelitian ini tidak dilakukan uji
validitas dan reabilitas dikarenakan instrument/kuesioner yang digungakan
adalah kuesioner dari Riskesdas 2018 yang sudah baku.

A. Metode Pengolahan dan Analisa Data


1. Metode Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan waktu yang digunakan untuk
menggambarkan perubahan bentuk data menjadi informasi yang memiliki
kegunaan (Kristanto, 2018).
a. Editing
Melakukan pemeriksaan kembali kebenaran, tentang hubungan
perilaku mengkonsumsi tablet Fe remaja putri terhadap kejadian
anemia.
b. Coding
Coding adalah membuat lembaran kode yang terdiri dari tabel dibuat
sesuai dengan data yang diambil dari alat ukur yang digunakan.
c. Entry
Data entry adalah mengisi kolom dengan kode sesuai dengan
jawaban masing-masing pertanyaan.
d. Tabulating
Tabulasi data adalah membuat penyajian data, sesuai dengan tujuan
penelitian. Pengolahan data menggunakan bantuan program SPSS
Statistic.
29
e. Cleaning
Cleaning merupakan proses pengecekan kembali data, apakah sudah
benar atau belum sehingga diharapkan tidak ada kesalahan sehingga
seluruh data dapat digunakan.
2. Analisis Data
Analisis data menggunakan uji bivariat yang dilakukan untuk menguji
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen
menggunakan uji statistik tertentu. Uji statistik yang digunakan pada
penelitian ini adalah uji non parametric dengan bantuan program SPSS
Statistic. Sesuai dengan sifat skala data yang digunakan adalah Chi square
(R2), dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05).
3. Jalannya Penelitian
1. Tahap awal
a. Menentukan masalah dan faktor risiko yang terjadi pada remaja putri
berkaitan dengan anemia kemudian menentukan judul penelitian yang
akan dilakukan,
b. Melakukan studi literatur dengan mempelajari referensi berupa buku
dan jurnal penelitian sebelumnya yang serupa untuk membantu
penelitian yang akan dilakukan,
c. Menentukan populasi penelitian yaitu dengan menentukan wilayah
yang memiliki masalah status anemia pada remaja putri,
d. Menggali informasi melalui beberapa mahasiswi untuk mengetahui
jumlah mahasiswi dan status anemia pada mahasiswi guna
memudahkan perhitungan sampel penelitian,
e. Mencari referensi mengenai instrumen yang dapat digunakan untuk
membantu penelitian, dan
f. Melakukan seminar proposal, perbaikan atau revisi proposal penelitian
sesuai dengan hasil seminar kemudian mengajukan izin penelitian
untuk melanjutkan ke tahap pelaksanaan penelitian.
2. Tahapan Pelaksanaan Penelitian
30
Tahap pelaksanaan penelitian offline dilakukan untuk menggali data
perilaku konsumsi tablet tambah darah (Fe) dan kadar Hemoglobin pada
mahasiswi, hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang bersifat valid.
a. Penggalian data perilaku konsumsi tablet tambah darah (Fe) dilakukan
dengan cara pembagian kuesioner oleh peneliti, dan pengisian
kuesioner perilaku konsumsi tablet tambah darah (Fe) yang dilakukan
secara mandiri oleh responden (mahasiswi).
b. Untuk mencari data mengenai kadar hemoglobin pada mahsiswi,
peneliti melakukan pemeriksaan Hb dengan menggunakan alat cek Hb
digital pada mahasiswi yang masuk di kriteria inklusi.
c. Tahap pelaksanaan pengambilan data variabel penelitian dilakukan
pada Februari 2023 sampai dengan September 2023.
3. Tahap akhir
a. Mengolahan data,
b. Menganalisa data dilakukan dengan mennggunakan pengujian statistik
SPSS
c. Interpretasi data, hasil dan pembahasan yang didukung oleh referensi
berupa teori atau hasil penelitian sebelumnya,
d. Penarikan kesimpulan,
e. Data yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian diinput ke dalam
program SPSS Statistic, dan
f. Menganalisis data secara bivariat.

DAFTAR PUSTAKA

Anggarani, R. (2019). Kesiapan Menghadapi Menarche Pada Remaja Putri Di Sd


Muhammadiyah Mlangi Gamping Sleman. Journal of Chemical Information
and Modeling, 11–23.

31
Budiarti, A., Anik, S., & Wirani, N. P. G. (2021). Studi Fenomenologi Penyebab
Anemia Pada Remaja Di Surabaya. Jurnal Kesehatan Mesencephalon, 6(2).
https://doi.org/10.36053/mesencephalon.v6i2.246

Fitria, A., Aisyah, S., & Sari Tarigan, J. (2021). Upaya Pencegahan Anemia Pada
Remaja Putri Melalui Konsumsi Tablet Tambah Darah. RAMBIDEUN :
JurnalPengabdianKepadaMasyarakat,4(2),91–99.
https://doi.org/10.51179/pkm.v4i2.545

Ihsan Karo Karo. (2018). Konsep Etika Peserta Didik Menurut Burhanuddin Al-
Zarnuji. 1–10.

Irianti, S., & Sahiroh. (2019). Gambaran Faktor Konsumsi Tablet Tambah Darah
Pada Remaja Putri Overview Factors Of Consumption Of Blood Added
Tablets In Female Adolescent. Oksitosin: Jurnal Ilmiah Kebidanan, 6(2), 92–
97.

Kamila, N. A., & Prahayu, E. (2022). Gambaran Pengetahuan Remaja Putri tentang
Konsumsi Tablet Fe di SMK Islam Yasnuhu Lombok Timur. Jurnal Ilmu
KesehatanDanFarmasi,10(1), 11–14. https://doi.org/10.51673/jikf.v10i1.1085

Kesehatan, K., & Indonesia, R. (2011). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


Tahun 2011.

Quraini, D. F. (2019). Sikap, Norma Subjektif, Dan Kontrol Perilaku Dengan Niat
Patuh Konsumsi Tablet Tambah Darah Sebagai Upaya Penceghan Anemia
Pada Remaja. In Skripsi.

Saputra, R. (2019). Hubungan pengetahuan, IMT, zat besi, zink dan protein dengan
kejadian anemia pada remaja putri. Universitas Muhammadiyah Semarang,
53(9), 1689–1699.

Subratha, H. F. A. (2020). Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang


Anemia Di Tabanan. Jurnal Medika Usada, 3, 48–53.
http://ejournal.stikesadvaita.ac.id/index.php/MedikaUsada/article/view/75

Zainiyah, H., & Khoirul, Y. (2019). Pemeriksaan Kadar Hb dan Penyuluhan Tentang
Anemia Serta Antisipasinya Pada Siswa SMA Al Hidayah. Jurnal
Paradigma,1(2),16–25.https://stikes-nhm.e
journal.id/PGM/article/view/478/426

Lembar Informasi Dan Kesediaan

Kepada

32
Yth. Calon Responden
Di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Surti Partiningsih
Nim : 2010101022

Adalah mahasiswi S1 Kebidanan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta yang


akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Perilaku Dalam
Mengkonsumsi Tablet Fe Terhadap Kejadian Anemia Pada Remaja Putri S1
Kebidanan Di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan anda sebagai
responden, kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan
dipergunakan untuk kepentingan penelitian. Jika saudara tidak bersedia untuk
menjadi responden, maka saudara boleh untuk mengundurkan diri untuk tidak
menjadi responden. Apabila saudara setuju untuk menjadi responden, maka saya
mohon kesediaannya untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi responden
dan bersedia dilakukan asuhan kebidanan komprehensif.
Atas perhatian saudara, saya ucapkan terima kasih.

Hormat kami,
Peneliti

Surti Partiningsih
Kuesioner Kepatuhan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Fe
Tanggal :
B. Karakteristik Responden

33
1. Nama :
2. Kelas :
3. Kadar Hb : (diisi oleh petugas)
C. Informasi
Petunjuk pengisian kuesioner
1. Bacalah dengan teliti setian pernyataan yang telah di sediakan
2. Dalam kuesioner ini tidak terdapat penilaian benar atau salah, sehingga
tidak terdapat jawaban yang dianggap salah. Semua jawaban dianggap
benar jika anda memberikan jawaban sesuai dengan keadaan anda yang
sebenarnya.
3. Berilah tanda centang (√ ) pada kolom jawaban yang telah di sediakan.
4. Jika terdapat pernyataan yang tidak dimengerti, anda dapat menanyakan
kepada peneliti
Lampiran kuesioner
No Pertanyaan
1 Apakah anda meminum tablet tambah darah setiap bulannya?
Ya
Tidak
2 Apakah anda meminum tablet tambah darah minimal 1 tablet setiap minggu?
Ya
Tidak
3 Apakah anda meminnum tablet tambah darah minimal 1 tablet satu hari
selama haid?
Ya
Tidak

34

Anda mungkin juga menyukai