Diajukan sebagai satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Terapan Kebidanan
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi
“Hubungan Pola Menstruasi dengan Kejadian Anemia Remaja Putri
di Wilayah Kerja Puskesmas Kokap 1 Kabupaten Kulon Progo
Tahun 2020 ”
Disusun oleh:
Dara Nurul Utami
P07124319043
Menyetujui,
Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,
ii
ABSTRAK
Latar Belakang: Anemia disebabkan karena kurangnya menkonsumsi makanan
yang mengandung zat besi. Anemia terjadi pada 45% wanita di Negara
berkembang dan 13% di Negara maju. Anemia banyak terjadi oleh wanita, karena
wanita setiap bulan kehilangan darah berkisar 30-50 ml perbulan. Hal ini yang
mengakibatkan wanita kehilangan zat besi sebanyak 12-15 mg perbulan atau 0,4-
0,5 mg perhari selama 28 hari sampai 30 hari.Anemia remaja masih menjadi
permasalahan dalam masalah gizi di Indonesia. Anemia remaja di DIY pada tahun
2018 sebesar 19,3%. Kejadian anemia remaja tertinggi berada di Kabupaten
Kulon Progo yaitu 34,75%. Penyumbang angka anemia remaja tertinggi di
Kabupaten Kulon Progo adalah Puskesmas Kokap 1 dengan prevalensi 33,44%.
Tujuan Penelitian: untuk mengetahui hubungan pola menstruasi dengan kejadian
anemia remaja
Metode Penelitian: Penelitian ini bersifat analitik korelasi dengan desain crosss
sectional dengan menggunakan data primer dari pemeriksaan HB dan melalui
wawancara. Variabel yang diteliti meliputi pola menstuasi dan anemia. Teknik
pengambilan sampel menggunakan Proportional Sampling,. Jumlah sampel
sebanyak 110 responden. Data dianalisis secara univariat dan bivaria
tmenggunakan uji Chi-Square dan uji Kolmogorov-Smirnov
Hasil: Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Siswi SMA di Wilayah Kerja
Puskesmas Kokap 1 Kabupaten Kulon Progo Siklus Menstruasi, Lama
Menstruasi, dan Volume Menstruasi remaja putri di Wilayah Kerja Puskesmas
Kokap 1 Kabupaten Kulon Progo sebagian besar yaitu normal. Hasil penelitian ini
didapatkan variabel yang berhubungan dengan kejadian anemia adalah siklus
menstruasi p-value 0.000, lama menstruasi p-value 0.000 dan volume menstruasi
p-value 0.000
Kesimpulan: Ada hubungan antara pola menstruasi dengan kejadian anemia
Kata Kunci : Pola menstruasi, Anemia
vi
vii
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini.
Penulisan Skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Terapan Kebidanan pada Program Studi Sarjana Terapan
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Skripsi ini terwujud atas
bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :
1. Joko Susilo, SKM, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
atas kebijakannya sehingga penyusunan usulan penelitian ini dapat terlaksana.
2. DR.Yuni Kusmiyati, S.ST, MPH selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta, atas kebijakannya sehingga penyusunan usulan
penelitian ini dapat terlaksana.
3. Yuliasti Eka Purnamaningrum, SSiT., MPH selaku Ketua Prodi Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, atas kebijakan dan arahannya
sehingga penyusunan usulan penelitian ini dapat terlaksana.
4. Munica Rita Hernayanti, S.SiT., M.Kes selaku dosen pembimbing utama
yang telah membimbing dari awal penyusunan, dan telah memberikan arahan
serta masukan kepada penulis.
5. Ana Kurniati, S.ST., M.Keb selaku dosen pembimbing pendamping yang
telah membimbing dari awal penyusunan, dan telah memberikan arahan serta
masukan kepada penulis.
6. Niken Meilani S.SiT.SPd. M.Kes selaku penguji dalam seminar Skripsi yang
telah memberikan arahan serta masukan kepada penulis.
7. Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan moral
viii
Penulis
ix
Halaman
HALAMAN JUDUL...…………………………………………………....... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…..………………………... ii
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS........................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS........................................ v
ABSTRACK..........................………………………………………….......... vi
ABSTRAK...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR................................................................................... viii
DAFTAR ISI....……………………………………………………............... x
DAFTAR TABEL……………..………………………………………......... xii
DAFTAR GAMBAR ……………..……………....……………………....... xiii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………................ 1
B. Rumusan Masalah……………………….………………….............. 6
C. Tujuan Penelitian……….......………………………………….......... 6
D. Ruang Lingkup………………………………………………............ 7
E. Manfaat Penelitian............................................................................... 8
F. Keaslian Penelitian.............................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 74
LAMPIRAN................................................................................................... 77
xi
Halaman
Tabel 1 Penggolongan Anemia Menurut Kadar Hemoglobin (g/dl)............. 13
Tabel 2 Menstuasi……….…………….…………........................................ 31
Tabel 3 Jumlah sampel anemia remaja......................................................... 45
Tabel 4 Defenisi operasional penelitian …................................................... 49
Tabel 5 Distribusi Frekuensi kejadian Anemia Remaja............................... 60
Tabel 6 Distribusi siklus menstruasi Remaja................................................ 60
Tabel 7 Distribusi lama menstruasi Remaja................................................. 61
Tabel 8 Distribusi volume menstruasi Remaja............................................. 62
Tabel 9 Distribusi hubungan anemia dengan siklus menstruasi Remaja...... 62
Tabel 10 Distribusi hubungan anemia dengan lama menstruasi Remaja..... 63
Tabel 11 Distribusi hubungan anemia dengan volume menstruasi Remaja. 64
xii
xiii
Halaman
xiv
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau
hemoglobin kurang dari normal dimana bernilai kurang dari 13,5 g/dL pada pria
dan kurang dari 12 g/dL pada wanita.1 Anemia biasanya disebabkan oleh
kekurangan zat besi (anemia defisiensi besi) dan ini merupakan salah satu
gangguan gizi yang umum di dunia. Masalah anemia ini terdapat dalam program
termasuk pada tahun 2025, mencapai target yang telah disepakati secara
internasional terkait stunting dan wasting pada anak dibawah usia 5 tahun, dan
memenuhi kebutuhan gizi remaja perempuan, ibu hamil, menyusui serta lansia.2
Kejadian anemia remaja putri di Asia mencapai 191 juta orang dan
Indonesia menempati urutan ke-8 dari 11 negara di Asia setelah Sri Lanka dengan
prevalensi anemia sebanyak 7,5 juta orang pada usia 10-19 tahun. Pada tahun
mengalami anemia dan banyak diderita oleh Ibu hamil dan remaja putri. 3
37,1% menjadi 48,9 % pada tahun 2018 dengan penderita anemia pada usia 15-24
tahun sebesar 26,4% pada tahun 2013 lalu meningkat pada tahun 2018 sebasar
1
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
2
remaja putri mencapai angka 22,7% dibandingkan dengan laki-laki hanya 12,4%.
Pada survei anemia remaja yang dilakukan di DIY pada tahun 2018,
ditemukan pravelensi anemia sebesar 19,3% dari total responden 453 remaja.
Progo (34,75%), dan untuk risiko terendah terdapat di Kabupaten Bantul (14,4%).
Sedangkan untuk survei anemia Kabupaten Kulon Progo tahun 2017 didapatkan
prevalensi anemia di Kabupaten Kulon Progo dari tahun 2017 ke tahun 2018
sebanyak 18,33%.6,7
Nasional (RPJMN) 2015-2019 adalah meningkat status kesehatan, gizi dan anak
pemerintah adalah program gizi ibu dan anak antara lain meningkatkan
pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja putri dengan target 30% pada
tahun 2019.8
Dampak anemia pada remaja putri 12-16 tahun berisiko 1,7 kali lebih
besar terjadinya stunting pada remaja dan 1 kali mengalami underweigth. Anemia
karena penghancuran sel darah merah yang berlebihan, kehilangan darah, dan
penurunan produksi sel darah merah. Kehilangan besi dinyatakan pada laki-laki
terjadinya kehilangan zat besi pada wanita karena menstruasi, kehamilan dan
persalinan.10 Kejadian anemia yang banyak diderita wanita pada umumnya dan
remaja putri khususnya, adalah akibat remaja putri setiap bulan mengalami haid
atau menstruasi, masukan gizi tidak seimbang yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan tubuh dan pola makan atau perilaku makan yang salah. 1
yaitu jarak antara hari pertama haid dengan hari pertama haid berikutnya. Kedua,
lama menstruasi yaitu jarak dari hari pertama haid sampai pendarahan berhenti
darah secara alami setiap bulannya. Jika darah yang keluar selama menstruasi
Pada wanita, terjadi kehilangan darah secara alamiah setiap bulan, jika
darah yang keluar selama haid terlalu banyak akan terjadi anemia defisiensi besi.
peristiwa haid. Beberapa penelitian telah membutikan bahwa jumlah darah yang
hilang selama satu periode haid berkisar antara 20-50 cc. Jumlah ini menyiratkan
kehilangan zat besi sebesar 12,5-15 mg/bulan tau kira-kira 0,4-0,5 mg sehari. Jika
jumlah ini bertambah dengan kehilangan basal, jumlah total zat besi yang hilang
Remaja putri menderita anemia, hal ini dapat dimaklumi karena masa
tinggitermasuk zat besi. Disamping itu remaja putri mengalami menstruasi setiap
bulan sehingga 4 membutuhkan zat besi lebih tinggi, sementara jumlah makanan
yang dikonsumsi lebih rendah dari pada pria, karena faktor ingin langsing.12
anemia defisiensi besi semakin tinggi dibanding pria karena remaja perempuan
membutuhkan lebih banyak zat besi untuk mengganti kehilangan darah selama
periode menstruasinya. Hubungan asupan suplemen zat besi dengan anemia gizi
menstruasi tidak teratur berisiko 4,34 kali lebih besar mengalami anemia. 13
Gangguan pada pola menstruasi remaja salah satunya adalah HMB (Heavy
Menstrual Bleeding) yaitu lama haid lebih dari 7 hari atau kehilangan darah lebih
darah selama menstruasi menunjukkan kehilangan simpanan zat besi secara cepat
sesuai dengan banyaknya darah yang keluar. Sedangkan semakin lama wanita
mengalami menstruasi maka semakin banyak pula darah yang keluar dan semakin
tidak normal pada remaja putri berpeluang 8,886 kali mengalami anemia
remaja putri yang mengalami haid akan kehilangan darah setiap bulan sehingga
membutuhkan zat besi dua kali lipat saat haid. Pada remaja putri setiap bulan
sedikit sumber zat besi sehingga membutuhkan lebih banyak zat besi. Remaja
putri dengan lama menstruasi yang panjang dan siklus menstruasi yang pendek,
yaitu kurang dari 28 hari mememiliki risiko yang lebih besar. Kekurangan zat besi
akan berlanjut dan cadangan akan semakin menipis sehingga akan terjadi anemia
anemia.14
pemberian tablet tambah darah pada remaja putri sudah diberikan. Data dari
Hb pada remaja putri SMAN 1 Kokap dan SMKN 1 Kokap presentase remaja
yang mengalami anemia 13,49% dari total 89 remaja yang diperiksa Hb, terdapat
terjadinya anemia pada remaja putri sehingga perlu dilakukan penelitian dan
berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian hubungan pola menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja putri di
B. Rumusan Masalah
Anemia merupakan masalah kesehatan yang sering dialami oleh remaja putri.
Remaja putri sebagai kelompok usia pubertas, sering kali kekurangan zat besi.
Sebagai akibat dari usia pubertas, remaja putri sering mengalami gangguan
banyaknya remaja yang mengalami anemia. Angka kejadian anemia remaja putri
yang terus meningkat tiap tahun ini merupakan masalah yang akan berdampak
Remaja yang memiliki pola menstruasi tidak normal lebih rentan 8,886 kali
tahun 2019 mencapai 13,48%. Berdasarkan uraian latar belakang maka peneliti
dengan kejadian anemia pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Kokap 1
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Kulon Progo.
2. Tujuan khusus
Progo.
Progo.
Progo.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
pola menstruasi.
remaja.
c. Bagi Puskesmas
mulai dari penyusunan proposal sampai hasil yaitu pada bulan November
sampai Januari.
F. Keaslian Penelitian
dengan kejadian anemia pada remaja putri kelas XI MTS Zainul Hasan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Sudargo tahun 2012 dengan judul “Faktor-
dengan CI 95% untuk melihat ods ratio. Perbedaan dengan penelitian ini
TINJAUAN PUSTAKA
A.Tinjauan Teori
1. Anemia
a. Pengertian
eritrosit lebih rendah dari normal. Pada pria, hemoglobin normal adalah
Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah
ml.1
12
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
13
anemia defisiensi besi semakin tinggi dibanding pria karena remaja perempuan
membutuhkan lebih banyak zat besi untuk mengganti kehilangan darah selama
periode menstruasinya. 15
c. Diagnosis anemia
kurang dari angka normal bisa di diagnosis sebagai anemia. Berikut ini
Anemia
Populasi Tidak Ringan Sedang Berat
anemia
Anak usia 5 – 9 bulan >11 10 – 10,9 7 – 9,9 <7,0
Anak usia 5 – 11 tahun >11,5 11 – 11,4 8 – 10,9 <8,0
Anak umur 12 – 14 tahun >12 11 – 11,9 8 – 10,9 <8,0
Perempuan tidak hamil (15 >12 11 – 11,9 8 – 10,9 <8,0
tahun)
Perempuan hamil >11 10 – 10,9 7 – 9,9 <7,0
Laki- laki (umur15 tahun) >13 11 – 12,9 8 – 10,9 <8,0
Sumber: WHO, 2011
d. Penyebab Anemia
hemoglabin antara lain asam folat dan vitamin B12. Pada penderita
penyakit infeksi kronis seperti TBC, HIV atau AIDS, dan kegenasan
disertai anemia, karena kekurangan asupan zat gizi atau akibat dari
c. Hemolitik
anemia karena sel darah merah atau eritrosit cepat pecah, sehingga
darah.
c. Remaja putri dan WUS yang mengalami haid akan kehilangan darah
setiap bulan sehingga membutuhkan zat besi dua kali lipat saat haid.
seperti haid yang lebih panjang dari biasanya atau darah haid yang
yang sering timbul antara lain lemah, letih, lelah dan lesu. Kadang kala anemia
tidak menimbulkan gejala yang jelas seperti mudah lelah bila berolahraga, sulit
konsentrasi dan mudah lupa. Pada umumnya, seseorang mencurigai akan adanya
anemia bila keadaan sudah makin parah, sehingga gejalanya tampak lebih jelas
seperti kulit pucat, jantung berdebar-debar, pusing, mudah kehabisan nafas ketika
naik tangga, atau olahraga (karena jantung harus bekerja lebih keras untuk
1. Anemia ringan
bisa membuat buruk hampir semua kondisi medis lainnya yang mendasari.
dan mengimbangi perubahan, dan hal ini mungkin tidak ada gejala apapun
Ciri-cirinya adalah:
a) Kelelahan
b) Penurunan energy
c) Kelemahan
f) Tampak pucat
2. Anemia berat
a) Perubahan warna tinja, termasuk tinja hitam dan tinja lengket, serta
f) Nyeri dada
h) Pingsan
banyak kehilangan zat besi. Anemia gizi besi pada remaja perempuan menjadi
berbahaya apabila tidak ditangani dengan baik, terutama untuk persiapan hamil
BBLR (<2500 gram), melahirkan bayi prematur, infeksi neonatus dan kematian
pada ibu dan bayi saat proses persalinan. Anemia pada remaja perempuan yang
sedang hamil juga meningkatkan resiko hipertensi dan penyakit jantung pada
bayinya.16
Faktor risiko anemia terdiri dari lama menstruasi, konsumsi zat besi yang
rendah, kebiasaan minum teh, siklus menstruasi tidak normal, status gizi kurang,
g. Dampak anemia
Anemia dapat menyebabkan berbagai dampak buruk pada remaja putri dan
WUS, diantaranya:8
Dampak anemia pada remaja putri dan WUS akan terbawa hingga dia
gangguan neurokognitif.
3) Bayi lahir dengan cadangan zat besi yang rendah akan berlanjut
h. Pencegahan Anemia
Diet pada semua orang harus mencakup zat besi yang cukup. Daging
merah, hati, dan kuning telur merupakan sumber penting zat besi. Tepung, roti,
dan beberapa sereal yang diperkaya dengan besi baik untuk pencegahan. Jika
tidak mendapatkan cukup zat besi dalam diet, maka dapat dilakukan suplementasi
zat besi.1
1) Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan hewani
(daging, ayam, hati, ikan, telur) dan dari bahan nabati (sayuran yang
ketika cadangan besi tubuh tidak cukup menunjang laju produksi sel
gizi dalam pembentukan darah misalnya zat besi, protein, asam folat
anemia.1
20% wanita, 50% wanita hamil, dan 3% pria tidak punya cukup zat
Tubuh biasanya mendapatkan besi melalui diet dan daur ulang besi
dari sel darah merah yang sudah tua. Tanpa besi, darah tidak dapat
adalah: 1
tua dan pada pria, perdarahan biasanya dari penyakit usus seperti
berat lahir rendah dan persalinan premature. Wanita pra hamil dan
menurut Gibney (2011) adalah memastikan konsumi zat besi secara teratur
4) Edukasi gizi
2. Pola Menstruasi
a. Fisiologi menstruasi
diikuti ovulasi dari 1 folikel dominan yang terjadi pada pertengahan siklus.
Kurang lebih 14 hari pasca ovulasi bila tidak terjadi pembuahan akan
diikuti dengan haid karena meluruhnya sel dinding rahim. Ovulasi yang
teratur setiap bulan akan menghasilkan siklus haid yang teratur pula.11
normal.11
ovarium melepas sebuah sel telur yang dinamakan ovulasi. Bagian kedua
ovulasi dan fase luteal. Di endometrium juga dibagi menjadi tiga fase yang
keluar sel-sel epitel kelenjar endometrium dan dalam tiga hari setelah
sel terjadi pada kelenjar dan stroma. Pada saat menembus endometrium
mengalami perubahan yang nyata, kecuali pada awal dan akhir masa
reproduksi. Perubahan ini mulai pada 2 hari terakhir fase proliferatif, tetapi
menstruasi terjadi. 11
b. Pola menstruasi
Pola menstruasi pada remaja putri meliputi siklus menstruasi dan lama
a. Siklus haid yaitu jarak antara hari pertama haid dengan hari
b. Lama haid, yaitu jarak dari hari pertama haid sampai hari haid
berhenti
dari 21 hari tapi tidak melebihi 35 hari, lama menstruasi 3 sampai 7 hari
dengan jumlah darah haid berlangsung tidak lebih dari 80 ml, atau ganti
pembalut 2 sampai 6 kali per hari. Jika salah satu dari kriteria normal
tersebut tidak terpenuhi, baik siklus, lama hari menstruasi, atau volume,
maka bisa dikatakan remaja tersebut memiliki pola menstruasi yang tidak
normal.11
c. Siklus Menstruasi
terjadi berulang pada uterus dan organ-organ yang dihubungkan pada saat
pubertas dan berakhir pada saat menopause. Siklus tersebut barvariasi dari
hari dan hanya 10-15% yang memiliki siklus menstruasi 28 hari dengan
lama menstruasi 3-5 hari, ada yang 7-8 hari. Setiap hari ganti pembalut 2-
Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang
lalu dan mulainya haid berikut. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari
tepatnya waktu keluar haid dari ostium uteri eksternum tidak dapat
hari. Panjang siklus haid yang normal atau dianggap sebagai siklus haid
yang klasik ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara
beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama. Jadi, sebenarnya
otak berkurang karena jumlah oksigen yang diterima tidak optimum maka
yang sehat. Rata-rata lama menstruasi 3-7 hari dianggap normal dan lebih
dari 8 atau 9 hari dianggap tidak normal. Banyaknya darah yang keluar
pun dapat berbeda-beda pada setiap orang, bahkan pada seorang remaja
bahwa semakin lama durasi haid seseorang maka semakin rendah kadar
hemoglobinnya.22
wanita yang lebih tua biasanya darah yang keluar lebih banyak. Pada
wanita dengan anemia defisiensi besi jumlah darah haidnya juga lebih
banyak. Jumlah darah haid lebih dari 80 cc dianggap patologik dan dapat
Tabel 2. Menstuasi12
f. Gangguan Haid
Gangguan haid dan siklusnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan
a. Polimenorea
hari, perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari pada
b. Oligomenorea
c. Amenorea
genetik.
a. Hipermenorea (menoragia)
dan sebagainya. 11
b.Hipomenorea
memperngaruhi fertilitas.11
3. Remaja
a. Pengertian
masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Namun
b. Klasifikasi Remaja
atas:4
Masa ini disebut masa pueral dimana terjadi peralihan dari anak-
anak keremaja, pada anak perempuan masa ini lebih singkat dari pada
seksual yang begitu pesat. Pada remaja wanita akan ditandai dengan
Pada masa ini remaja melewati masa sebelumnya dengan baik akan
kematangan.
abgian tertentu tuuh, serta makin dalam suaranya. Perubahan ini erat
dibutuhkan proses ini diatur oleh hypothalamus yang berada diatas batang
otak.25
anemia defisiensi besi semakin tinggi dibanding pria. Hal ini terjadi karena
menstruasinya. 16
menstruasi antara 21-35 hari dengan lama menstruasi 3-7 hari. Banyaknya
darah yang keluar berpengaruh pada kejadian anemia karena wanita tidak
mempunyai persedian zat besi yang cukup dan absorsi zat besi yang
rendah kedalam tubuh sehingga tidak dapat menggant zat besi yang hilang
selama menstruasi.26
mempunyai pola menstruasi yang tidak baik dengan jumlah darah dan
menstruasi semakin sering, sehingga kehilangan darah dan zat besi dalam
darah pada wanita dengan siklus menstruasi yang terlalu singkat akan
kehilangan darah dan simpanan zat besi dalam darah secara cepat sesuai
Kehilangan zat besi diatas rata-rata dapat terjadi pada remaja putri
dengan pola menstruasi yang lebih banyak dan waktu yang lebih panjang
pola menstruasi dalam penelitian ini adalah siklus menstruasi dan lama
sebulan sekali atau dalam jarak waktu 25-35 hari, dengan durasi atau lama
4-7 hari.29
kehilnagan zat besi yang lebih banyak dibandingkan yang memiliki pola
menstruasi yang teratur. Frekuensi dan lama menstruasi yang tidak teratur
bahwa remaja dengan pola menstruasi yang tidak normal 49,5 kali lebiih
B. Kerangka Teori
Penyakit
Infeksi dan
Konsumsi Peningkatan Peningkatan Kekurangan
Makanan Kebutuhan Zat Kehilangan Zat Besi Gizi Lain
(Folat,
Sumber Vitamin B12,
Fe A, C
Menstruasi
Tumbuh Penyakit
Pengetahuan Kemban Genetik
dan Sikap seperti
g Remaja
cacingan Talasemia
Pendidikan
Gizi Malaria
dan Infeksi
bakteri
Ketersediaan
sekunder
Makanan
Daya Beli
Status
Pendidikan
Penghasilan/
Pendapatan
Status Pekerjaan
C. Kerangka Konsep
Pola
Pola
Menstruasi
Menstruasi
Siklus
A. menstruasi
Siklus menstruasi
1) panjang
2) normal
3) pendek
3) pendek
C.Volume menstruasi
1) Banyak
2) normal
3)
Keterangan:
= Arah hubungan
D. Hipotesis
Ada hubungan antara pola menstruasi dengan kejadian anemia pada
remaja putri.
METODE PENELITIAN
data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Artinya tiap subjek
status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. Penelitian cross
sectional ini sering juga disebut penelitian tranversal, dan sering digunakan
Kulon Progo
41
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
42
anemia
Siklus
Tidak anemia
haid
anemia
Populasi
Lama
Remaja
haid
Tidak anemia
Volume anemia
haid
Tidak anemia
karakteristik tertentu. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswi SMA dan
keterangan:
n = besar sampel
Q2 = 1 – P2
Q1 = 1 – P1
Q =1–P
Muluken Azage, and Hordofa Gutema tentang Iron Deficiency Anemia among
P2 = 0,134
RR = 2,4
menggunakan rumus:
P1 = RR x P2
P1 = 2 x 0,134
P1 = 0.268
diperoleh sampel sebanyak 103 sampel dan dibulatkan menjadi 110 sampel.
Terdapat dua SMA di Wilayah Kerja Puskemas Kokap 1, yaitu SMAN 1 Kokap
sampelnya yaitu:32
n= N1
Keterangan:
tersebut
data dilakukan saat mendekati waktu ujian nasional, maka dari pihak
Kokap dan 4 kelas dari SMAN 1 Kokap dengan jumlah total siswi 160
siswa.
dan 4 orang status gizi tidak normal. sehingga tersisa 130 siswi yang
a. Kriteria Inklusi
siswi yang hadir saat penelitian, siswi yang berumur 15-18 tahun diketahui
dari wawancara, siswi yang dalam keadaan sehat diketahui dari keadaan
umum dan tekanan darah lebih dari 90/60, dan status gizinya baik/ IMT
nya normal.
b. Kriteria Eksklusi
Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2019. Penelitian ini dilakukan sejak
D. Variabel Penelitian
a. Status gizi
b. Kondisi kesehatan
umum dan tekanan darah lebih dari 90/60. tidak ada riwayat
penyakit.
c. Sosial Ekonomi
sebesar Rp.1.613.200.000
a. Jenis data pada penelitian ini menggunakan data primer, yaitu data
stature meter dengan tingkat ketelitian 0,1 cm dan timbangan digital GEA
Sedangkan untuk bahan habis pakai yang digunakan dalam penelitian ini
adalah, alcohol swab, kapas kering, jarum lancet, dan strip Hb.
H. Prosedur Penelitian
a. Tahap proposal
Yogyakarta.
Kulon Progo.
proposal skripsi.
remaja.
terima kasih.
terpenuhi.
H. Manajemen Data
1. Pengolahan data
perlu dilakukan edit atau dipilih terlebih dahulu. Hal ini dilakukan
wawancara.
bentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Coding
a) 1 = Tidak Anemia
b) 2 = Anemia
2) Pola menstruasi
1) Durasi Menstruasi
a) 1 = Panjang
b) 2= Normal
c) 3=Pendek
2) Siklus Mentruasi
a) 1 = Panjang
b) 2 = Normal
c) 3 = Pendek
3) Volume
a) 1 = Banyak
b) 2 = Normal
c) 3 = Sedikit
d. Cleaning yaitu apabila semua data dari setiap sumber data atau
2. Analisis Data
a. Analisis univariate
b. Analisis bivariate
adalah uji statistik Chi Square dengan nilai α= 0,05. Jika hasil
Jika syarat uji Chi Square tidak terpenuhi, maka dapat dilakukan
Kolmogorov – Smirnov
3) Alternatif uji Chi Square tabel lebih dari 2x2 adalah uji
Likelihood Ratio
tersebut.
c. Analisis Multivariat
independen dengan satu variabel dependen. Uji statistik yang digunakan adalah
uji regresi logistik, untuk mengetahui variabel independen yang mana yang lebih
I. Etika Penelitian
Etika adalah norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
kelompok dalam mengatur tingkah laku atau kumpulan asas atau nilai moral/kode
etik. Kelayakan etik suatu penelitian ditandai dengan adanya surat rekomendasi
persetujuan etik dari suatu komisi penelitian etik kesehatan. Penelitian ini sudah
memenuhi asas/nilai moral kode etik. Nilai etik penelitian berdasarkan asas:
Dignity)
pihak sekolah yaitu kepada kepala sekolah dan bagian Tata Usaha
sekolah tentang alur dan proses penelitian dan apa saja yang akan
tempat penelitian.
seperti tekanan darah, tinggi badan, berat badan dan kadar Hb. Untuk
kerugian yang akan dialami responden berupa rasa tidak nyaman karena
J. Keterbatasan Penelitian
enumerator.
A. Hasil
Keahlian, yaitu Desain dan Produksi Kria Kayu, Desain dan Produksi Kria
berupa ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). SMAN 1 Kokap dan SMKN 1
59
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
60
kategori, yaitu anemia dan tidak anemia yang disajikan pada tabel 5 :
tabel
dalam tiga kategori, yaitu panjang, normal , dan pendek yang disajikan
pada tabel 6 :
Panjang 8 8,2
Normal 76 88,2
Pendek 26 11,8
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
dalam tiga kategori, yaitu panjang, normal , dan pendek yang disajikan
pada tabel 7 :
Panjang 21 23,4
Normal 85 74,8
Pendek 4 0,9
Tabel garis
dalam tiga kategori, yaitu banyak, normal , dan sedikit yang disajikan
pada tabel 8 :
responden.
Tabel 9. Hubungan Siklus Menstruasi Dengan Kejadian Anemia Pada Siswi SMA di
Wilayah Kerja Puskesmas Kokap 1 Kabupaten Kulon Progo.
Variabel Anemia Tidak Anemia Jumlah P Value
N % N % N %
Siklus menstruasi
Panjang 1 12,5 7 87,5 8 100 0,000
Normal 6 7,9 70 92,1 76 100
Pendek 16 61,5 10 38,5 26 100
* Uji Chi Square
Pada tabel 9 menunjukkan bahwa dari 110 resposden yang anemia
lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang
Tabel 10. Hubungan Antara Lama Menstruasi dengan Kejadian Anemia Pada Siswi
SMA Di Wilayah Kerja Puskesmas Kokap 1 Kabupaten Kulon Progo.
Variabel Anemia Tidak Anemia Jumlah P Value
N % N % N %
Lama menstruasi
Panjang 16 76,2 5 23,8 21 100 0,000
Normal 4 4,7 81 95,3 85 100
Pendek 3 75 1 25 4 100
Ket : uji Kolmogorov-Smirnov *
Pada tabel 10 menunjukkan bahwa dari 110 resposden yang
normal yaitu 81 orang (95,3%). Hasil uji Chi Square tidak terpenuhi,
maksimal lebih dari 20% jumlah sel maka dilakukan uji alternatif
dimana angka tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan
kejadian anemia
Tabel 11. Hubungan antara volume menstruasi siklus dengan kejadian anemia pada
siswi SMA di Wilayah Kerja Puskesmas Kokap 1 Kabupaten Kulon Progo.
Variabel Anemia Tidak Anemia Jumlah P Value
N % N % N %
Volume Mentruasi
Banyak 18 72 7 28 25 100 0,000
Normal 4 5,1 75 94,9 79 100
Sedikit 3 16,7 5 83,3 6 100
Ket : uji Kolmogorov-Smirnov *
Pada tabel 11 menunjukkan bahwa dari 110 resposden yang
banyak yaitu 18 orang (72%). Sedangkan dari 110 responden yang tidak
normal yaitu 75 orang (94,9%). Hasil uji Chi Square tidak terpenuhi,
karna Sel yang mempunyai expected count kurang dari 5, dan maksimal
lebih dari 20% jumlah sel maka dilakukan uji alternatif lainnnya yaitu
anemia didapatkan hasil p-value 0,000 dimana angka tersebut lebih kecil
yang signifikan dengan kejadian anemia remaja, yaitu siklus menstruasi, lama
B.Pembahasan
dalam darah lebih rendah dari pada nilai normal untuk kelompok orang menurut
umur dan jenis kelamin. Untuk perempuan tidak hamil diatas usia 15 tahun,
tinggi dibanding pria karena remaja perempuan membutuhkan lebih banyak zat
simpanan zat besi secara cepat sesuai dengan banyaknya darah yang keluar.
pula darah yang keluar dan semakin banyak kehilangan timbunan zat besi.
menstruasi lebih dari 6 hari sehingga berpotensi lebih rentan mengalami anemia
defisiensi besi.13,35,36
yang tetap berkisar antara 13 sampai 15 hari. mulai dari Menarche, sampai
mendekati menopause, panjang fase luteal selalu tetap, dengan variasi yang
sangat sempit. Pada usia 25 tahun lebih dari 40% perempuan mempunyai
panjang siklus haid berkisar antara 25 sampai 28 hari, usia 25 sampai 35 tahun
lebih dari 60% mempunyai panjang siklus haid 28 hari, dengan variasi diantara
siklus haid sekitar 15%. Kurang dari 1% perempuan mempunyai siklus haid
teratur dengan panjang siklus kurang dari 21 atau lebih dari 35 hari. Hanya
Besarnya zat besi yang hilang pada saat masa menstruasi oleh seorang
remaja juga dipengaruhi oleh lamanya dan volume dari darah menstruasi yang
didapatkan p-value 0,000 melalui uji alternatif yaitu uji Chi-Square. Angka
tersebut lebih kecil dari pada 0,05 sehingga secara statistik ada hubungan antara
yang cukup atau seseorang tidak anemia akan membantu keteraturan siklus
menstruasi pada perempuan. Sebaliknya kekurangan zat besi dalam tubuh dapat
Lama dan panjang siklus menstruasi yang tidak normal merupakan salah
dipengaruhi oleh banyak hal, seperti makanan yang dikonsumsi dan aktivitas fisik
persediaan zat besi yang cukup dan absorpsi zat besi yang rendah ke dalam tubuh
sehingga tidak dapat menggantikan zat besi yang hilang selama menstruasi.
remaja putri, maka mengakibatkan kehilangan zat besi yang dialami akan semakin
besar.
Kehilangan darah menstruasi yang lama merupakan salah satu faktor yang dapat
memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami anemia karena riwayat
kehilangan darah yang lebih lama. Hasil uji Hubungan Lama Menstruasi dengan
Kejadian Anemia didapatkan p-value 0,000 melalui uji alternatif uji Kolmogorov-
Smirnov. Angka tersebut lebih kecil dari pada 0,05 sehingga secara statistik ada
lebih banyak kehilangan darah saat menstruasi dari pada responden yang memiliki
jumlah sel darah merah di dalam tubuh,semakin lama proses menstruasi maka
semakin banyak darah yang keluar,yang mana hal ini dapat menyebabkan masalah
Penelitian yang dilakukan Eka Vicky (2016) sejalan dengan peneltian ini
dengan Hasil uji Chi Square menunjukkan besarnya nilai p value adalah 0,002
Remaja putri yang lama menstruasinya tidak normal lebih beresiko 7,556 kali
normal. Hal ini disebabkan karena pada remaja putri yang menstruasinya lebih
lebih dari normal akan mengeluarkan darah lebih banyak dibanding remaja
bahwa Gadis remaja yang mengalami durasi menstruasi <5 hari per setiap
mengalaminya >5 hari. Hal yang berbeda dalam penelitian Patle (2015), yang
tetapi tidak dengan usia pada menarche dan durasi aliran. Secara signifikan
lebih banyak jumlah anak perempuan dengan anemia yang memiliki siklus
pramenstruasi. 37,38,39
sama dengan kebutuhan tambahan 0,5 mg zat besi per hari. Kehilangan darah
setiap hari dapat dihitung dari kandungan zat besi yang hilang saat mengalami
mesntruasi selama periode satu bulan. Seorang remaja putri akan kehilangan 80
ml darah yang setara dengan 1 mg zat besi per hari. Remaja putri yang tidak
Pengukuran terhadap jumlah darah yang hilang akibat menstruasi tidak dapat
dilakukan dengan tepat. Hasil uji hubungan volume menstruasi dengan kejadian
angka tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan ada hubungan
yang signifikan antara volume menstruasi dengan kejadian anemia. Hal ini
sesuai dengan teori dari Proverawati (2011) yang mengatakan bahwa masa
remaja merupakan masa rawan terjadi anemia defisiensi besi pada remaja.
Remaja putri memerlukan banyak asupan zat besi untuk mengganti zat besi
penelitian Berlina (2019) yang menyatakan ada hubungan antara volume darah
2010. Ciri-ciri menstruasi normal adalah lamanya siklus antara 21-35 hari,
banyaknya perdarahan 20-80 cc, tidak disertai rasa nyeri, darah berwarna
merah segar dan tidak bergumpal. Jumlah darah yang keluar selama priode
simpanan zat besi secara cepat sesuai dengan banyaknya darah yang keluar.
darah yang keluar berpengaruh pada kejadian anemia karena wanita tidak
mempunyai persediaan zat besi yang cukup dan absorpsi zat besi yang rendah
ke dalam tubuh sehingga tidak dapat menggantikan zat besi yang hilang selama
menstruasi.40
A. Kesimpulan
Progo
anemia.
mentruasi normal.
mentruasi normal.
71
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
72
Kulon Progo
Kulon Progo
Kulon Progo
B. Saran
2. Bagi responden
DAFTAR PUSTAKA
24. Nirwana, Ade Benih 2011. Psikologi Kesehatan Wanita. Nuha Medika.
Yogyakarta
25. Febriati, 2013. Lama Haid Dan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri.
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol.4 No.1, April 2013: 11-15
26. Kirana, D.P 2011. Hubungan Asupan Zat Gizi Dan Pola Menstruasi
Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di SMAN 2 Semarang.
Artikel Penelitian Ilmu Gizi Unversitas Diponegoro : 21
27. Utami, B.N, Surjani dan Mardianingsih, E 2015 Hubungan Pola Makan
Dan Menstruasi Dengan Keajadian Anemia Remaja Putri. Jurnal
Keperawatan Soedirman 10 (2) : 72-73
28. Prastika, Dewi Andang 2011 Hubungan Lama Menstruasi Terhadap
Kadar Hemoglobin Pada Remaja Siswi Sma N 1 Wonosari.
29. Pratiwi, E 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anemia Pada Siswi
Mtciwandah Kota Cilegan Tahun 2014. Skripsi Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Negeri Syariah Hidayatullalah Jakarta 143-146
30. Arikunto. S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta
31. Dahlan, S. 2010.Besar Sampel Dan Cara Pengambilan Sampel.
Jakarta:Salemba Medika
32. Isgiyanto, A. 2009. Teknik Pengambilan Sampel pada Penelitian Non-
Eksperimental. Jakarta: Penerbit Buku Kesehatan
33. Notoatmodjo. 2018. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
34. Dahlan MS. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. 5th ed. Susila A,
editor. Jakarta: Penerbit Salemba Medika; 2013. 189-190 Gedefaw L,
Tesfaye M, Yemane T, Adisu W, Asres Y. Anemia and iron deficiency
among school adolescents: burden, severity, and determinant factors in
southwest Ethiopia. Adolesc Health Med Ther [Internet]. 2015;189.
Available from: https://www.dovepress.com/anemia-and-iron- deficiency-
among-school-adolescents-burden-severity-an-peer-reviewed- article-
AHMT