Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN PKK II

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA NY.M UMUR 28 TAHUN


GIIPIA0AHI UK 31 MINGGU 1 HARI DENGAN ANEMIA BERAT DI
RUANG POLI KANDUNGAN RSUD S.K. LERIK KUPANG

OLEH

MELSIANA KOLO
182111047

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

UNIVERSITAS CITRA BANGSA

KUPANG

2020

1
LEMBAR PESETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA NY.M UMUR 28 TAHUN


GIIPIA0AHI UK 31 MINGGU 1 HARI DENGAN ANEMIA BERAT DI
RUANG POLI KANDUNGAN RSUD S.K LERIK KOTA KUPANG 8
DESEMBER 2021

Laporan Asuhan Kebidanan Patologis DI RSUD SK lerik Kota


Kupang
Telah Memenuhi Persetujuan
Pada tanggal 8 Desember 2020

Pembimbing

CI LAHAN CI INSTITUSI

Maria.M. Bait SST,M.Kes Hironima N.Fitri.


SST.,M.Keb

Mengetahui
Ketua Prodi DIII Kebidanan

2
UNIVERSITAS CITRA BANGSA KUPANG

Meri Flora Enerstin, SST, M.Kes

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmatnya, saya dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Praktek
Klinik Kebidanan II (PKK 2), RSUP S.K LERIK Kupang 8-12-2020 dan dapat
menyelesaikan laporan hasil Praktek Klinik Kebidanan ini. Praktek Kerja
Lapangan merupakan suatu bentuk pendidikan yang memberikan pengalaman
belajar kepada mahasiswa untuk hidup ditengah-tengah masyarakat,
mengidentifikasi dan menangani masalah-masalah kesehatan yang bersifat
patologi. Adapun kasus yang ditemukan adalah pada ibu hamil dengan Anemia
Berat di ruangan poli kandungan. RSUP S. K LERIK KUPANG dengan
menerapkan asuhan kebidanan dengan berpedoman pada 7 langkah varney.
Praktik Klinik Kebidanan II (PKK 2) merupakan suatu persyaratan diinstitusi
Kebidanan UNIVERSITAS CITRA BANGSA untuk mencapai wawasan
berpikir mahasiswa dan juga untuk mencapai gelar Ahli Madya Kebidanan.

Pada kesempatan ini, izinkan penulis untuk mengucapkan terimakasih


kepada pembimbing, Ibu Hironima N.Fitri. SST.,M.Keb yang sudah memberikan
bimbingan dan masukan dalam melengkapi Laporan Praktik Klinik Kebidanan
II. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada:

3
1. Pembina Yayasan Citra Bina Insan Mandiri Bapak Ir. Abraham Paul
Liyanto yang telah memperkenankan kami menimba ilmu di UNIVERSITAS
CITRA BANGSA Kupang.
2. Ketua Universitas Citra Bangsa Prof.DR.,Frans Salesman,S.E.,M.Kes yang
telah memberikan kesempatan kepada mahasiswa melakukan praktek
kerja lapangan dalam menerapkan asuhan kebidanan. Di RSUD S.K Lerik
kupang
3. Ketua Program Studi DIII Kebidanan, ibu Meri Flora Ernestin, SST,. M.Kes
yang telah memberikan ijin kepada Mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan
Praktek Kerja Lapangan dalam menerapkan Asuhan Kebidanan. Di RSUD
S.K Lerik kupang.
4. Pembimbing lahan praktek Di RSUD S.K Lerik kota kupang Ibu Maria.M.
Bait SST,M.Kes yang bersedia membimbing dan mendampingi mahasiswa
dalam melaksanakan praktek kerja lapangan.
5. Pembimbing praktek kerja lapangan Ibu Hironima N.Fitri. SST.,M.Keb yang
telah bersedia membimbing dan mendampingi mahasiswa dalam
melaksanakan praktek kerja lapangan.
6. Para dosen program studi DIII kebidanan yang telah banyak memberikan
bimbingan saya dalam mengikuti pendidikan.
7. Bapa dan mama tersayang yang telah setia dalam membiayai sekolah dan
selalu memberikan dukungan dan doa kepada saya.
8. Teman-teman seperjuangan prodi DIII kebidanan angkatan XI yang saling
memberikan dukungan dan motivasi dalam penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari sepenunya bahwah laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan dengan demikian penulis sangat mengharapkan petunjuk dan
saran serta kritik dari semua pihak agar dapat digunakan sebagai dasar dalam
penulisan selanjutnya. Akhir kata semoga hasil laporan ini memberikan
manfaat yang berguna bagi yang membutukanya.

Kupang 8 Desembar 2020

4
Penulis

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah atau konsentrasi
hemoglobin dalam sirkulasi darah. Anemia juga dapat didefinisikan sebagai
tingkat hemoglobin kurang dari 12,0 gr per 100 mL (12 gr/dL) darah pada
wanita yang tidak hamil dan kurang dari 10,0 gr per 100 mL (10 gr/dL) darah
pada wanita hamil (Varney, 2007). Wanita hamil dikatakan mengidap
penyakit anemia jika kadar hemoglobin (Hb) atau darah merahnya kurang
dari 10 gr%. Jika hemoglobinnya kurang dari 6 gr% disebut anemia
berat.Jumlah normal hemoglobin wanita hamil 12 – 15 gr% dan hematokrit 35
– 54% (Khumaira, 2012).
Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional karena
mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan
pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia.Anemia
pada ibu hamil disebut “potensial danger to mother and child” (potensial
membahayakan ibu dan anak).Oleh karena itulah anemia memerlukan
perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan
(Manuaba, 2007).
Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau
hemoglobin kurang dari normal. Untuk pria kadar hemoglobin 13,5 gr dan
pada wanita hemoglobin 12,0 gr anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu
dengan kadar hemoglobin dibawah 11gr pada trimester 1 dan 3 atau kadar
kurang dari 10 gr pada trimester 2. Anemia dalam kehamilan kebanyakan

5
disebabkan oleh defisiensi besi dan pendarahan akut bahkan tidak jarang
keduanya saling berinteraksi ( Sifuddin 2009).
Menurut WHO (2008), secara global prevalensi anemia pada ibu hamil di
seluruh dunia adalah sebesar 41,8 %. Prevalensi anemia pada ibu hamil
diperkirakan di Asia sebesar 48,2 %, Afrika 57,1 %, Amerika 24,1 %, dan
Eropa 25,1 %.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,
prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37,1 %. Pemberian
tablet Fe di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 85 %. Presentase ini
mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2011 yang sebesar 83,3 %.
Meskipun pemerintah sudah melakukan program penanggulangan anemia
pada ibu hamil yaitudengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil selama
periode kehamilan dengan tujuan menurunkan angka anemia ibu hamil, tetapi
kejadian anemia masih tinggi. (KementerianKesehatan RI, 2013).
Frekuensi anemia dalam kehamilan di seluruh dunia cukup tinggi,
berkisar antara 10 % dan 20 % ( Wikenjosastro, 2006) menurut WHO 40 %
kematian ibu di Negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam
kehamilan, ferekueni ibu hamil di Indonesia dengan anemia relative tinggi
yaitu 63,5% ( Sifuddin , 2009). Prevalensi anemia pada ibu hamil di kota
kupang 2012 sebesar 10,9 % tahun 2013 sebesar 15,38 % ( Dinas Kesehatan
kota kupang 2014).
Anemia dalam kehamilan di sebabkan oleh defisiensi besi dan pendarahan
akut, bahkan jarak keduanya saling berinteraksi. Anemia dalam kehamilan
merupakan masalah kesehatan yang utama di negara berkembang dengan
tingkat morbiditas tinggi pada ibu hamil. Meskipun anemia pada ibu hamil
tidak selalu berujung dengan kematian, akan tetapi persentase di atas
menunjukkan skala memprihatinkan dan harus segera di tanggulangi untuk
meminimalisir resiko bahkan kematian. Lebih terutama pada kehamilan
pertama kali.Seperti Negara berkembang lainnya, di Indonesia anemia
umunya disebabkan oleh kekurangan zat besi, sehingga lebih dikenal dengan
istilah Anemia Gizi Besi.Anemia defisiensi besi merupakan salah satu

6
gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan (Sukarni, dkk. 2013).
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada
pertumbuhan janin) baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat
mengakibatkan kematian janin di dalam kandungan, abortus, cacat bawaan,
BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan. Hal ini menyebabkan morbiditas
dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi
(Sukarni. 2013) Sangat penting strategi dan solusi berkala untuk mengatasi
masalah anemia pada ibu hamil, diantaranya dengan pemberian vitamin zat
besi . Dimulai dengan memberikan 1 tablet sehari sesegera mungkin setelah
rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung Fe So4 320 mg (zat besi 60 mg)
dan asam folat 500 mg, minimal masing-masing 90 tablet. Sebaiknya tablet
besi tidak diminum bersama teh atau kopi karena hanya akan mengganggu
penyerapan (Prawirohardjo, 2008). Buah naga, jeruk, stroberi, jambu biji,
pisang, mengandung vitamin C tinggi yang berguna untuk meningkatkan
penyerapan zat besi dalam darah.
Berdasarkan uraian diatar maka penulis tertarik untuk melakukan asuhan
kebidanan pada NY.M dengan GIIPIA0AHI UK 31 minggu 1 hari dengan
anemia berat.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Bagaimanakah asuhan kebidanan pada ibu dengan anemia berat di poli
kandungan RS S.K LERIK KUPANG
1.3 TUJUAN
Tujuan umum
1. Mahasiswa mampu memberikan asuhan pada ibu dengan anemia berat dan
memberikan asuhan menyeluruh di Poli Kandungan RS S.K LERIK
KUPANG

Tujuan khusus

1. Mahasiswa mampu mengkaji penyakit Anemia berat, dan memberikan


asuhan menyeluruh di Poli Kandungan RS S.K LERIK.

7
2. Menginterprestasi data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah
yang terjadi pada ibu dengan kasus anemia berat di Poli Kandungan RS
S.K LERIK
3. Mengidentifikasi masalah potensial pada ibu dengan anemia berat, di Poli
Kandungan RS S.K LERIK

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP TEORI ANEMIA BERAT


2.1 DEFINISI ANEMIA BERAT DALAM KEHAMILAN
1. Definisi Anemia dalam kehamilan
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi dengan kadar hemoglobin
di bawah 11gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5gr% pada
trimester 2, nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita
tidak hamil, terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2
(Saifuddin, 200 Anemia dalam kehamilan adalah anemia kekurangan besi,
jenis anemia yang pengobatannya mudah bahkan murah (Manuaba, 1998).
Darah bertambah banyak dalam kehamilan yang tidak diimbangi dengan
jumlah plasma menyebabkan pengenceran darah.Plasma 30%, sel darah
18%, dan hemoglobin 19%.Pengenceran darah dianggap sebagai
penyesuaian diri secara fisiologis dalam kehamilan dan bermanfaat bagi
wanita. Pertama – tama pengenceran itu meringankan beban jantung yang
harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, karena sebagai akibat
hidremia cardiac output meningkat (Saifuddin, 2006).
2. Fisiologis
Anemia defisiensi Fe disebabkan oleh beberapa hal antara lain
hipervolemia yang terjadi saat kehamilan. Pada wanita hamil saat volume
darah meningkat 1,5 liter. Peningkatan volume tersebut terutama terjadi
peningkatan plasma bukan peningkatan jumlah sel eritrosit.Walaupun ada
peningkatan jumlah eritrosit dalam sirkulasi yaitu 450 ml atau 33%, tetapi

8
tidak seimbang dengan peningkatan volume plasma sehingga terjadi
hemodilusi.Pada awalnya, volume plasma meningkat pesat dari usia
gestasi 6 minggu, kemudian laju peningkatan melambat. Sementara
eritrosit mulai meningkat pada trimester kedua dan lajunya memuncak
pada trimester ketiga.
Hipervolemia yang diinduksi oleh kehamilan mempunyai beberapa
fungsi penting antara lain : mengisi ruang vaskular di uterus, jaringan
pembuluh di payudara, otot, ginjal dan kulit. Hipervolemia juga
mengurangi efek pengeluaran hemogloblin pada persalinan.Penurunan
kekentalan darah memperkecil resistensi terhadap aliran sehingga kerja
jantung untuk mendorong darah menjadi lebih ringan. Faktor lain dari
penyebab defisiensi Fe adalah meningkatnya kebutuhan Fe ibu hamil.
Kebutuhan ibu hamil akan zat besi sebesar 900 mgr Fe,pada trimester dua
(puncaknya usia kehamilan 32 sampai 34 minggu) akan terjadi hemodilusi
(pengenceran darah) pada ibu hamil sehingga hemoglobin akan mengalami
penurunan, mengakibatkan anemia kehamilan fisiologis (Budiarti, 2009).
3. Patologis
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh
karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari
pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada
trimester II kehamilan, dan maksimum terjadi pada trimester III dan
meningkat sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta
kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan
volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan
sekresi aldesteron.
4. Tanda dan gejala
Menurut (Solihah, 2008 ; Saifuddin, 2006) Cepat lelah, lesu, mata
berkunang, pusing, gampang pingsan, sesak nafas saat beraktivitas atau
berolahraga berat, permukaan kulit dan wajah pucat, mual -muntah lebih
hebat dari hamil muda, jantung berdebar – debar.
5. Klasifikasi anemia pada kehamilan

9
Pemeriksaan hemoglobin secara rutin selama kehamilan merupakan
kegiatan yang umumnya dilakukan untuk mendeteksi anemia. Pemeriksaan
darah minimal 2 kali selama kehamilan yaitu pada trimester I dan III
(Dep.Kes RI, 2002) .
a. Klasifikasi dalam kehamilan menurut (Prawiroharjo, 2006)
1) Anemia defiensi besi
Anemia dalam kehamilan yang sering dijumpai ialah anemia
akibat kekurangan besi.Kekurangan ini dapat disebabkan karena
kurang masuknya unsur besi dalam makanan, karena gangguan
reabsopsi, gangguan pecernaan, atau karena terlampau banyaknya
besi yang keluar dari badan, misal pada perdarahan.
2) Anemia megaloblastik
Anemia dalam kehamilan disebabkan karena defisiensi asam
folik, jarang sekali karena defisiensi B12.Hal itu erat kaitanya
dengan defisiensi makanan.
3) Anemia hipoplastik
Anemia pada wanita hamil dikarenakan sumsum tulang kurang
mampu membuat sel – sel darah baru.
4) Anemia hemolitik
Anemia disebabkan karena penghancuran sel darah merah
berlangsung lebih cepat dari pada pembuatannya.
b. Klasifikasi menurut WHO dan Dep.Kes RI
1) Normal : Kadar Hb dalam darah ≥ 11 gr%
2) Anemia Ringan: Kadar Hb dalam darah 8 - 10 gr%
3) Anema berat : Kadar Hb dalam darah < 8 gr%
c. Klasifikasi menurut (Manuaba, 1998)
1) Tidak Anemia : Hb 11 g r%
2) Anemia ringan : Hb 9 – 10 gr %
3) Anemia sedang : Hb 7 – 8 gr %
4) Anemia berat : Hb < 7 gr %
6. Diagnosis

10
a. Anamnesa
Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering
pusing, mata berkunang – kunang, dan keluhan sering mual muntah
lebih hebat pada hamil muda.
b. Pemeriksaan fisik
1) Penderita terlihat lemah.
2) Kurang bergairah.
3) Pada inspeksi muka, conjungtiva, bibir, lidah, selaput lendir dan
dasar kuku kelihatan pucat.
4) Pada pemeriksaan palpasi kemungkinan didapatkan splenomegali
dan takhirkardi.
5) Pada pemeriksaan auskultasi dapat terdengar bising jantung.
6) Pemeriksaan Laboratorium (Kadar Hb)
a) 9-10 gr% : anemia ringan
b) 7-8 gr% : anemia sedang
c) <7 gr% : anemia berat
(Manuaba, 1998 : (Sediaoetama AP, 1999
7. Komplikasi anemia dalam kehamilan
a. Pengaruh anemia pada ibu hamil, bersalin, dan nifas
Menurut (Mochtar, 1998) mengemukakan pengaruh anemia pada hamil,
bersalin dan nifas adalah :
1) Keguguran.
2) Partus prematurus.
3) Inersia uteri dan partus lama, ibu lemah.
4) Atonia uteri dan menyebabkan perdarahan.
5) Syok.
6) Afibrinogen dan hipofibrinogen.
7) Infeksi intrapartum dan dalam nifas.
8) Bila terjadi anemia gravis ( Hb dibawah 4 gr% ) terjadi payah
jantung yang bukan saja menyulitkan kehamilan dan persalinan tapi
juga bisa fatal.

11
Menurut (Manuaba, 1998) pengaruh anemia di bagi menjadi 2 yaitu:
1. Bagi ibu
a. Bahaya selama kehamilan
1) Dapat terjadi abortus
2) Persalinan prematuritas
3) Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
4) Mudah terjadi infeksi
5) Ancaman dekompensasi kordis ( Hb < 6 gr% )
6) Mola hidatidosa
7) Hiperemesis gravidarum
8) Perdarahan antepartum
9) Ketuban pecah dini (KPD)
b. Bahaya saat persalinan
1) Gangguan his-kekuatan mengejan.
2) Kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus
terlantar.
3) Kala dua berlangsung lama, sehingga dapat melelahkan dan
seringmemerlukan tindakan operasi kebidanan.
4) Kala uri dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan
postpartum karena atonia uteri.
5) Kala empat dapat terjadi perdarahan postpartum sekunder dan
atonia uteri.
c. Bahaya pada saat nifas
1) Terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan postpartum
2) Memudahkan infeksi puerperium
3) Pengeluaran ASI berkurang
4) Terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan
5) Anemia kala nifas
6) Mudah terjadi infeksi mamae
2. Bagi janin
a. Abortus

12
b. Terjadi kematian intra uteri
c. Persalinan prematuritas tinggi
d. Berat badan lahir rendah
e. Kelahiran dengan anemia
f. Dapat terjadi cacat bawaan
g. Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal
h. Inteligensia rendah
8. Upaya Pencegahan anemia pada ibu hamil
Pada saat hamil, tubuh membutuhkan lebih banyak zat besi, vitamin
dalam memenuhi kebutuhan untuk membentuk sel-sel tubuh termasuk sel-
sel otak agar kesehatan ibu dan janin sehat. Berikut adalah beberapa upaya
pencegahan anemia dalam kehamilan menurut para ahli antara lain :
Menurut Waryana (2010) pencegahan anemia adalah sebagai berikut :
a. Istirahat yang cukup.
b. Makan-makanan yang bergizi dan banyak mengandung Fe, misalnya
daun pepaya, kangkung, daging sapi, hati ayam, dan susu.
c. Pada ibu hamil dengan rutin memeriksakan kehamilannya minimal
empat kali selama hamil untuk mendapatkan Tablet Besi (Fe) dan
vitamin yang lainnya pada petugas kesehatan, serta makan-makanan
yang bergizi tiga kali satu (3x1) hari, dengan porsi 2 kali lipat lebih
banyak.
Sedangkan menurut Proverawati(2011), pencegahan anemia
kehamilan antara lain mengkonsumsi makanan yang seimbang dan
bernutrisi terutama makanan yang tinggi kandungan zat besi (seperti
sayuran daun hijau, daging merah, sereal, telur dan kacang tanah), minum
vitamin dan kunjugan pertama kehamilan di lakukan pemeriksaan/cek
anemia.
Lebih lanjut menurut Arisman (2008) pendekatan dasar untuk
pencegahan anemia defisiensi besi antara lain :
a. Pemberian tablet atau suntikan zat besi,

13
b. Pendidikan dan uapaya yang ada kaitannya dengan peningkatan asupan
zat besi melalui makanan,
c. Pengawasan penyakit infeksi,
d. Fortifikasi makanan pokok dengan zat besi.
Untuk daerah dengan frekuensi anemia kehamilan yang tinggi
sebaiknya setiap wanita hamil diberi sulphas ferrosus atau glukonat
ferrosus 1 tablet sehari. Selain itu, wanita dinasihatkan pula untuk
mengkonsumsi lebih banyak protein, mineral dan vitamin. Makanan yang
kaya zat besi antara lain kuning telur, ikan segar dan kering, hati, dagiung,
kacang-kacangan dan sayuran hijau. Makanan yang kaya akan asam folat
yaitu daun singkon, bayam, sawi ijo, sedangkan makanan yang
mengandung vitamin C adalah jeruk, tomat, mangga, papaya dan lain-lain.
Wiknjosastro (2006).
9. Penanganan Anemia Pada Ibu Hamil
Perawatan di arahkan untuk mengatasi anemia yang di derita ibu
hamil, bila tidak di tangani dengan baik akan meningkatkan angka
kesakitan dan kematian ibu dan bahkan janin didalam kandungan. Berikut
ini penanganan anemia pada ibu hamil menurut beberapa ahli :
a. Penanganan Anemia ringan dan sedang menurut Arisman (2004) adalah
Anemia Ringan dengan kadar Haemoglobin 9-10 gr% masih dianggap
ringan sehingga hanya perlu diberikan kombinasi 60 mg/ hari besi dan
400 mg asam folat peroral sekali sehari.
b. Anemia Sedang pengobatannya dengan kombinasi 120 mg zat besi dan
500 mg asam folat peroral sekali sehari.
c. Penanganan anemia berat
Menurut Prawirohardjo yaitu: Pemberian preparat parenteral yaitu
dengan fero dextrin sebanyak 1000 mg (20 ml) intravena atau 2x10 ml
intramuskuler. Transfusi darah kehamilan lanjut dapat diberikan
walaupun sangat jarang diberikan mengingat resiko transfuse bagi ibu
dan janin. Menurut Syafrudin, dkk, (2011)
10. Pengobatan

14
Pengobatan harus ditunjukan pada penyebab anemia dan mungkin
termasuk:
a. Transfuse darah
b. Suplemen zat besi, vitamin B12 , asam folat atau vitamin dan mineral
lainnya.

11. Penyebab Anemia Dalam Kehamilan


Sebagian besar penyebab anemia di Indonesia adalah kurangnya
kadar Fe yang diperlukan untuk pembentukan Hb sehingga disebut
anemia defisiensi Fe. Penyebab terjadinya anemia defisiensi Fe pada ibu
hamil disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor langsung dan tidak
langsung.Secara langsung anemia disebabkan oleh seringnya
mengkomsumsi zat penghambat absorsiFe, kurangnya mengkomsumsi
promoter absorbsi non hem Fe serta adainfeksi parasit. Sedangkan faktor
yang tidak langsung yaitu faktor-faktor yang secara tidak langsung
mempengaruhi kadar Hb seseorang dengan mempengaruhi ketersediaan
Fe dalam makanan seperti ekonomi yang masih rendah, atau rendahnya
pendidikan dan pengetahuan.Secara umum anemia pada kehamilan
disebabkan oleh :
a. Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin
b. Kurangnya asupan zat besi yang dikonsumsi oleh ibu hamil
c. Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan
d. Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi ( Fe ) pada wanita
akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi.
Menurut Julien Parise yang di kutip oleh Syarif menyebutkan status
gizi dalam hal ini adalah anemia gizi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor
internal dan eksternal sebagai berikut :
a. Faktor internal meliputi antara lain umur, jarak kehamilan, berat
badan, jumlah anak, status kesehatan dan lain-lain.

15
b. Faktor eksternal meliputi antara lain besarnya keluarga, pendapatan
pekerjaan,pendidikan, pengetahuan, produksi dan faktor lingkungan
lain.
 Langkah 1 : Pengkajian Data
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat
dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara anamnesa, pemeriksaan
fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital,
pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang (Varney, 2004).
Proses pengumpulan data mencakup data subyektif dan obyektif
adalah sebagai berikut:
a. Data subyektif
Adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap
suatu situasi data kejadian, informasi tersebut dapat ditentukan dengan
informasi atau komunikasi (Sunarsih, 2011)

1) Biodata (suami istri) menurut Sunarsih (2011)


a) Nama : Untuk mengenal dan mengetahui pasien.
b) Umur : Untuk mengetahui faktor resiko.
c) Agama : Untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya
terhadap kebiasaan kesehatan pasien.
d) Suku bangsa : Untuk menetahui faktor bawaan atau ras.
e) Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat intelektual.
f) Pekerjaan : Mengetahui pengaruh pekerjaan terhadap Masalah
pasien.

16
g) Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal
pasien dan lingkungannya
2) Keluhan utama
Sadar atau tidak ada kemungkinan hamil, apakah semata-mata ingin
periksa hamil, atau ada keluhan atau masalah lain yang dirasakan.
Pada ibu hamil dengan anemia sedang biasanya mempunyai keluhan
sering pusing, cepat lelah, mata berkunang-kunang mudah
mengantuk (Manuaba, 2007)

3) Riwayat menstruasi
Dikaji untuk mengetahui tentang menarche, berapa lama menstruasi,
banyaknya menstruasi dan untuk mengetahui hari pertama
menstruasi terakhir serta untuk menentukan tanggal kelahiran dari
persalinan (Prawirohardjo, 2005)

4) Riwayat hamil sekarang


a) HPHT dan apakah siklus menstruasi normal
b) Gerakan janin (kapan mulai dirasakan dan apakah ada
perubahan yang terjadi)
c) Masalah dan tanda-tanda bahaya (termasuk rabun senja)
d) Keluhan-keluhan lazim pada kehamilan
e) Penggunaan obat-obatan (termasuk jamu-jamuan)
f) Kekhawatiran lain yang dirasakan

17
Pada kehamilan sekarang dapat membantu
menentukan umur kehamilan dengan tepat. Setelah
mengetahui umur kehamilan ibu, dapat memberikan
konseling tentang keluhan kehamilan yang biasanya
terjadi dan dapat mendeteksi adanya komplikasi
dengan baik (Sunarsih, 2011)
5) Riwayat perkawinan
Menikah atau tidak menikah, cerai, pisah atau janda sudah berapa
lama menikah, umur suami, kesehatan, pekerjaan. (Lawintono,
2004). Untuk mengetahui kemungkinan pengaruh perkawinan
terhadap anemia sedang, karena pada usia menikah kurang dari 20
tahun organ reproduksinya belum siap untuk menerima kejadiannya,
menikah lebih dari 35 tahun akan menyebabkan resiko tinggi bila
terjadi kehamilan (Prawirohardjo, 2005).

6) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


Dikaji untuk mengetahui pada tanggal, bulan, tahun berapa anaknya
lahir, tempat persalinan, umur kehamilan, umur kelahiran, jenis
persalinan, penolong persalinan, penyulit, jenis kelamin, berat badan
lahir, panjang badan lahir, riwayat nifas yang lalu, keadaan anak
sekarang (Prawirohardjo, 2005

18
7) Riwayat keluarga berencana
Dikaji untuk mengetahui ibu sebelum hamil pernah menggunakan
alat kontrasepsi atau tidak, berapa lama menggunakannya
(Prawirohardjo, 2005)

8) Pola kebiasaan sehari-hari


a) Nutrisi
Dikaji untuk mengetahui pola makan ibu. Makan teratur frekuensi
3 kali sehari, 1 piring nasi lauk sayur dan buah minum kurang
lebih 8 gelas per hari susu, teh, dan air putih (Manuaba, 2007).

b) Eliminasi
Dikaji untuk berapa kali ibu BAB dan BAK adakah kaitannya
dengan obstipasi atau tidak (Farrer, 2002).

c) Istirahat
Yang perlu dikaji untuk mengetahui pola istirahat dan tidur
adalah berapa jam klien tidur dalam sehari dan apakah ada
gangguan dalam satu hari waktu tidur ideal 8 jam. Pada anemia
sedang dianjurkan untuk istirahat total (Saifuddin, 2002).

d) Hubungan seksual
Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan hubungan
dalam seminggu (Manuaba, 2007).

19
e) Personal hygiene
Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu menjaga kebersihan diri.
Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, keramas 2-3 kali
seminggu, ganti pakaian 1 kali sehari. (Wiknojasastro, 2002).

f) Aktivitas
Perlu dikaji untuk mengetahui apakah anemia sedang disebabkan
karena aktifitas fisik secara berlebihan. (Saifuddin, 2002)

g) Perokok dan pemakaian obat-obatan


Dikaji apakah ibu perokok dan pemakai obat-obatan selama hamil
atau tidak (Farrer, 2002)

9) Riwayat kesehatan yang meliputi :


a) Riwayat penyakit sekarang
Dikaji untuk mengetahui penyakit yang sedang diderita saat ini
oleh ibu (Prawirohardjo, 2005).

b) Riwayat penyakit yang lalu


Perlu dikaji apakah pasien pernah menderita penyakit DM,
hipertensi, jantung, asma, TBC, epilepsi atau penyakit lain yang
pernah diderita (Prawirohardjo, 2005).

20
c) Riwayat penyakit keluarga
Dikaji apakah dalam keluarganya ada yang mempunyai penyakit
menurun seperti DM, jantung, asma dan penyakit menular seperti
TBC, hepatitis (Prawirohardjo, 2005).

d) Riwayat operasi
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu pernah melakukan operasi
(Prawirohardjo. 2005).

10) Psikososial budaya


Untuk mengetahui bagaimana keadaan mental ibu dalam menjalani
kehamilan ini, biasanya ibu hamil dengan anemia sedang akan
tampak cemas (Saifuddin, 2002).

b. Data obyektif
c. Data yang biasa diobservasi dan diukur oleh tenaga kesehatan
(Nursalam, 2002)
1) Pemeriksaan fisi
a) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu baik
atau lemah (Prawirohardjo, 2005)

b) Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran yaitu
komposmentis, apatis, samnolen (Alimul,
2006).

21
c) Tekanan darah
Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi
atau hipotensi (Saifuddin, 2002). Batas
normal 110/60-140/90 mmHg (Prawirohardjo,
2005)
d) Suhu
Untuk mengetahui suhu badan apakah ada
peningkatan atau tidak (Manuaba, 2001).
Batas normal 35,6-37,60C (Prawirohardjo,
2005)
e) Nadi
Untuk mengetahui nadi pasien yang dihidung
dalam menis (Saifuddin, 2002). Batas normal
60-100 kali per menit (Prawirohardjo, 2005)
f) Respirasi
Untuk mengetahui frekuensi pernapasan
pasien yang dihitung dalam menit (Saifuddin,
2002). Batas normal 60-100 kali per menit
(Prawirohardjo, 2005)
g) Tinggi badan
Untuk mengetahui tinggi badan ibu dan
mengetahui resiko tinggi pada ibu dan normal
tinggi badan ibu hamil adalah > 145 cm
(Nursalam, 2002).
h) Berat badan
Untuk mengetahui berat badan ibu, kenaikan
berat badan normal selama hamil sekitar 6,5
sampai 15 kg.
(Prawirohardjo, 2005).

22
i) LLA
Untuk mengetahui lingkar lengan atas pasien,
jika kurang dari 23,5 cm maka ibu hamil
kekurangan energi kalori (Wiknojsastro,
2002).
2) Pemeriksaan sistematis
a) Kepala
Untuk mengetahui rambut rontok atau tidak,
bersih atau kotor dan berketombe atau tidak
(Wiknjosastro, 2002).
b) Muka
Apakah terdapat oedema atau tidak, terdapat
kloasma gravidarum atau tidak, muka pucat
atau tidak pada penderita anemia muka
terlihat pucat (Manuaba, 2007).
c) Mata
Untuk mengetahui warna konjungtiva pucat
atau tidak, sklera putih atau tidak pada
penderita anemia biasanya konjungtiva
berwarna pucat (Wiknjosastro, 2002)
d) Hidung
Untuk mengetahui adanya kelainan, adakah
benjolan atau tidak, ada sekret atau tidak
(Wiknjosastro, 2002).
e) Telinga
Untuk mengetahui keadaan telinga ada
seruman atau tidak (Alimul, 2006)

23
f) Mulut, gigi dan gusi
Ada stomatitis atau tidak, ada karies atau
tidak dan gusi berdarah atau tidak
(Prawirohardjo, 2005).
g) Leher
Untuk mengetahui adanya pembengkakan saluran limfe
atau pembengkakan kelenjar thyroid atau tidak (Sunarsih,
2011).
h) Dada dan Axilla
(1) Mammae
Adakah pembesaran atau tidak, simetris,
aerola hiperpigmentasi apa tidak, puting
susu menonjol atau tidak, ada benjolan
atau tidask, kolostrum sudah keluar atau
belum (Farrer, 2002)
(2) Axilla
Adakah nyeri tekan atau tidak dan ada
benjolan atau tidak (Farrer, 2002).
i) Genetalia
Meliputi varises atau tidak, pengeluaran
pervaginam meliputi pendarahan dan
keputihan (Prawirohardjo, 2002).
j) Anus
Adanya hemoroid atau tidak, adanya varices
atau tidak (Prawirohardjo, 2002).

24
k) Ekstremitas
Untukmengetahui adanya varises oedema atau
tidak, mengetahui reflek patela kanan kiri (Prawirohardjo,
2002).

3) Pemeriksaan khusus obstetri


a) Abdomen
(1) Inspeksi menurut Alimul (2008)
Adalah proses pengamatan dilakukan
untuk menilai pembesaran perut sesuai
atau tidak dengan tuanya kehamilan,
bentuk perut memanjang atau melintang,
adakah linea alba atau nigra, adakah strie
albican atau livide, adakah kelainan pada
perut, serta untuk menilai pergerakan anak
(Saifuddin, 2002).
(2) Palpasi menurut Manuaba (2007), yaitu :
Adalah pemeriksaan dengan indera peraba
yaitu tangan dilakukan untuk menentukan
besarnya rahim dengan menentukan usia
kehamilan serta menentukan letak anak
dalam rahim. Pemeriksaan palpasi dengan
metode Leopold menurut Wiknjosastro
(2006), meliputi :
Kontraksi : Untuk mengetahui kontraksi atau
tidak
Leopold I : Untuk mengetahui TFU dan bagian
apakah yang terdapat di fundus

25
Leopold II : Untuk mengetahui bagian
punggung
janin di sebelah kanan atau kiri Leopold III :
Untuk mengetahui bagian terbawah janin bokong
atau kepala
Leopold IV : Untuk mengetahui apakah
bagian terbawah sudah masuk PAP atau belum
TFU (Mc. Donald) : Untuk mengetahui TFU dengan
cara menggunalan metlin mengukur dari fundus uteri
sampai atas simfisis.
TBJ :Untuk mengetahui kisaran
berat janin.
TFU – 12 x 155 (belum masuk
panggul/ convergen) TFU – 11 x
155 (sudah masuk panggul/
divergen)
(3) Auskultasi
Adalah pemeriksaan dengan mendengar
bunyi menggunakan stetoskop untuk
mendengarkan bunyi detak jantung janin,
punctum maximum, frekuensi, normal
atau tidak (Alimul, 2008).
b) Pemeriksaan panggul
Untuk mengetahui kesan panggul normal atau
tidak, berapa ukuran distansia spinarum,
distansia kristarum, konjungtiva eksterna
(boudeloque) dan lingkar panggul (Varney,

20
2007)

21
c) Pemeriksaan anogenital
Pemeriksaan pada vulva vagina untuk
mengetahui ada tidaknya varices, luka,
kemerahan, nyeri, kelenjar bartolini,
pengeluaran pervaginam. Perineum untuk
mengetahui ada atau tidaknya bekas luka dan
anus untuk mengetahui ada atau tidaknya
haemorhoid (Saifuddin, 2002).
4) Pemeriksaan penunjang
Laboratorium untuk menguji adanya kelainan
yang menyertai kehamilan atau tidak berguna
untuk mengetahui kesejahteraan janin (Manuaba,
2007). Pemeriksaan laboratorium digunakan
untuk mengkaji kadar Hb ibu hamil dengan
anemia sedang, dimana kadar Hb ibu hanya
mencapai 7-8 gr% (Manuaba, 2010).
 Langkah II Interprestasi data
Interpretasi data (data dari hasil pengkajian) mencakup diagnosa
kebidanan, masalah dan kebutuhan. Data dasar yang sudah dikumpulkan
diinterpretasikan sehingga dapat dirumuskan diagnosa masalah yang
spesifik (Varney, 2004).
a. Diagnosa kebidanan
Diagnosa yang ditegakkan dalam ruang lingkup praktek kebidanan dan
memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan.
Diagnosa kebidanan yang ditegakkan pada anemia sedang adalah Ny.X

G….P…..A…. umur…. tahun hamil…..


minggu, tunggal/

22
kembar……., hidup/ mati ….., intra/ ekstrauteri……,
memanjang/ melintang……, fleksi/ defleksi……, presentasi
kepala/ bokong……, punggung kanan/ kiri…..
Data dasar :
Data subyektif :
1) Ibu mengatakan haid terakhir tanggal…
2) Ibu mengatakan ini kehamilannya yang ke…
3) Ibu mengatakan tidak pernah keguguran
4) Ibu mengatakan sering pusing
5) Ibu mengatakan mata berkunang-kunang
6) Ibu mengatakan mudah mengantuk
Data obyektif

1) Keadaan umum dan vital sign


2) Conjungtiva dan sklera
3) HPL (hari perkiraan lahir)...
4) Pemeriksaan leopold I sampai dengan leopold III
5) Djj (Denyut jantung janin)
Masalah : Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman
klien yang ditemukan dari hasil pengkajian
yang menyertai diagnosa (Varney, 2004).
Masalah yang sering timbul pada ibu hamil
dengan anemia sedang yaitu sering pusing,
mudah lelah, mata berkunang- kunang
(Manuaba, 2007).

23
Kebutuhan : Hal-hal yang dibutuhkan oleh pasien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah
yang didapatkan dengan melakukan analisis data
(Varney, 2004) Kebutuhan untuk ibu hamil dengan
anemia sedang adalah pemberian konseling tentang
anemia dan pengaruhnya terhadap kehamilan.
 Langkah III Diagnosa Potensial
Langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa yang sudah
diidentifikasikan oleh karena kita membutuhkan antisipasi pencegahan
serta pengawasan pada ibu hamil dengan anemia terhadap kehamilan
(Varney, 2004).
Pada kasus ibu hamil dengan anemia sedang diagnosa potensial yang
mungkin terjadi adalah anemia berat abortus, partus prematurus,
hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim (Manuaba, 2007).
 Langkah IV Tindakan Segera
Menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai
dengan prioritas masalah atau kebutuhan yang dihadapi kliennya, setelah
bidan merumuskan tindakan yang dilakukan untuk mengantisipasi
diagnosa atau masalah potensial yang sebelumnya (Varney, 2004).
Penanganan segera pada kasus ini adalah melakukan kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain seperti dokter obsgyn, ahli gizi dan
laboratorium (Saifuddin, 2002).

24
 Langkah V Rencana Asuhan
Ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya, langkah ini
merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diantisipasi pada
langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi (Varney,
2004).
Rencana asuhan yang diberikan pada ibu hamil dengan anemia
sedang menurut Prawirohardjo (2005) adalah :
a. Pemberian obat preparat besi sebanyak 600-1000 mg/ hari
b. Pemberian vitamin C
c. Makan sayuran berwarna hijau dan buah yang kaya akan
vitamin C Menurut saifuddin (2002) adalah:
a. Pemantauan kadar Hb
b .Beri transfusi darah bila perlu
c. Pantau keseimbangan cairan
d. Beri furosemide 20mg IV atau peroral
e. Beri sulfas ferosus 60 mg peroral ditambah asam folat 400
mg per oral sekali sehari.

 Langkah VI Implementasi dan Pelaksanaan


Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan yang
menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima,
dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini dapat dilakukan
oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh klien atau tenaga lainnya (Varney,
2004).

25
 Langkah VII Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
telah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar
telah dipenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana rencana tersebut
dapat dianggap efektif dalam pelaksanaannya (Varney, 2004).
Evaluasi pada ibu hamil dengan anemia sedang menurut
Prawirohardjo (2005) adalah sebagai berikut :
a. Terpenuhinya kebutuhan istirahat siang 1-2 jam, malam 8 jam.
b. Ibu mengerti tentang gizi yang dibutuhkan saat hamil.
c. Ibu minum obat secara teratur.
d. ANC teratur ( satu bulan sekali )
e. Pengetahuan ibu bertambah tentang pengaruh anemia
terhadap kehamilan.
f. Pemeriksaan kadar Hb rutin, Hb meningkat.
g. Pengetahuan ibu tentang makanan yang mengandung zat
besi, tata cara minum tablet tambah darah bertambah.

Definisi Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki


jumlah sel darah merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel
darah merah itu mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk
membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh (Proverawati, 2013).
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin
di bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin < 10,5
gr% pada trimester II ( Depkes RI, 2009 ). Anemia adalah penurunan
jumlah sel darah merah atau penurunan konsentrasi hemoglobin didalam
sirkulasi darah. Kadar hemoglobin kurang dari 12 gram/dl untuk wanita
tidak hamil dan kurang dari 11 gram/dl untuk wanita hamil (Varney,
2006). Hemoglobin ( Hb ) yaitu komponen sel darah merah yang
berfungsi menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh, jika Hb berkurang,

26
jaringan tubuh kekurangan oksigen. Oksigen diperlukan tubuh untuk
bahan bakar proses metabolisme.

1. Efek Anemia Pada Ibu Hamil,Bersalin dan Nifas


Anemia dapat terjadi pada ibu hamil,karena itulah kejadian ini
harus selalu diwaspadai.anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I
akan dapat mengakibatkan Abortus ( keguguran) dan kelainan kongenital.
Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan : persalinan
premature,perdarahan antepartum,gangguan pertumbuhan janin dalam
rahim,asfiksia intrauterin sampai kematian, Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR),gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah dan bahkan bisa
mengakibatkan kematian. Saat inpartu, anemia dapat menimbulkan
gangguan his baik primer maupun sekunder, janin akan lahir dengan
anemia,dan persalinan dengan tindakan yang disebabkan karena ibu cepat
lelah. Saat pasca melahirkan anemia dapat menyebabkan : atonia uteri
,retensio plasenta,perlukaan sukar sembuh,mudah terjadinya febris
puerpuralis dan gangguan involusi uteri. Menurut WHO anemia pada ibu
hamil di bagi tiga bagian yaitu

Klasifikasi derajat keparahan anemia pada kehamilan

Klasifikasi Angka Hemoglobin


Ringan 10,0-10,09 gr/dl
Sedang 7,0-9,9 gr/dl
Berat <7,0 gr/dl
Sumber : WHO (2014)

Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu diwaspadai mengingat


anemia dapatmeningkatkan risiko kematian ibu, angka prematuritas,BBLR
dan angka kematian bayi.Untuk mengenali kejadian anemia pada
kehamilan, seorang ibu harus mengetahui gejala anemia pada ibu hamil,

27
yaitu cepat lelah,sering pusing,mata berkunang-kunang, malaise,lidah
luka,nafsu makan turun (anoreksia),konsentrasi hilang, nafas pendek (pada
anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan
muda.

2. Patofisiologi Anemia
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah
karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap
plasenta.volume plasenta meningkat 45-65% di mulai pada semester kedua
kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke Sembilan dan meningkat
sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3
bulan setelah partus stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti.
laktogen plasenta yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.
Stimulasi peningkatan 300-350 ml massa sel merah ini dapat
disebabkan oleh hubungan antara hormon maternal dan peningkatan
eritropoitin\ selama kehamilan. (Ibrahim dan Proverawati, 2011).
Peningkatan volume plasma menyebabkan terjadinya hidremia
kehamilan atau hemodilusi, yang menyebabkan terjadinya penurunan
hematokrit (20-30%), sehingga hemoglobin dari hematokrit lebih rendah
secara nyata dari pada keadaan tidak hamil. Hemoglobin dari hematocrit
mulai menurun pada bulan ke 3-5 kehamilan, dan mencapai nilai terendah
pada bulan ke 5-8. Cadangan besi wanita hamil mengandung 2 gram,
sekitar 60-70% berada dalam sel darah merah yang bersirkulasi, dan 10-
30% adalah besi cadangan yang terutama terletak di dalam hati, empedu,
dan sumsum tulang. Kehamilan membutuhkan tambahan zat besi sekitar
800-1000 mg untuk mencukupi kebutuhan yang terdiri dari :

1) Terjadinya peningkatan sel darah merah membutuhkan 300-400


mg zat besi dan mencapai puncak pada 32 minggu kehamilan.
2) Janin membutuhkan zat besi 100-200 mg.

28
3) Pertumbuhan plasenta membutuhkan zat besi 100-200 mg. Sekitar
190 mg hilang selama melahirkan. (Ibrahim dan Proverawati
dalam Dhamayani, 2014).
Dalam Manuaba (2007), disebutkan bahwa kebutuhan Fe selama hamil
dapat diperhitungkan sebagai berikut.
1) Peningkatan jumlah darah ibu 500 mgr
2) Pembentukan plasenta 300 mgr
3) Pertumbuhan darah janin 100 mgr
Jadi, jumlah Fe yang dibutuhkan selama hamil adalah 900 mgr. saat
persalinan yang disertai perdarahan sekitar 300 cc dan lahirnya plasenta,
ibu akan kehilangan Fe sebesar 200 mg dan kekurangan ini harus
mendapatkan kompensasi dari makanan untuk kelangsungan laktasi
3. Etiologi Anemia
Ketika ibu hamil, jumlah darah bertambah (hypervolemia) sehingga
terjadi pengenceran darah. Kondisi tersebut disebabkan karena
pertambahan sel-sel darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma
darah. Berikut adalah perbandingannya.
1) Plasma darah bertambah 30%.
2) Sel-sel darah bertambah 18%.
3) Hemoglobin bertambah 19%.
Secara fisiologis, pengenceran darah ini adalah untuk membantu
meringankan kerja jantung (Pranoto, 2013). Penyebab lain dari anemia
yaitu kehilangan darah berat akibat menstruasi, atau parasit infeksi
seperti cacing tambang, ascaris, serta schistosomiasis yang dapat
menurunkan konsentrasi hemoglobin darah (Hb). Infeksi akut dan
kronis, termasuk malaria, kanker, TBC, dan HIV Juga dapat
menurunkan konsentrasi Hb. Kekurangan mikronutrien lain, termasuk
vitamin A dan B12, folat, riboflavin, dan tembaga juga dapat
meningkatkan risiko anemia (Benoist, 2008)
4. Tanda Dan Gejala Anemia
Anemia dapat menyebabkan tanda dan gejala:

29
a. letih, sering mengantuk, malaise.
b. pusing, lemah.
c. nyeri kepala.
d. luka pada lidah.
e. kulit pucat.
f. membran mukosa pucat (misal, konjungtiva).
g. bantalan kuku pucat.
h. tidak ada nafsu makan, mual, dan muntah. (Rukiyah, 2010).

5. Diagnosis Anemia Pada Kehamilan


Untuk menegakkan diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan
dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah,
sering pusing, mata berkunang-kunang, dan keluhan mual muntah lebih
hebat pada hamil muda. (Manuaba, 2010). Pemeriksaan dan pengawasan
Hb dapat dilakukan dengan menggunakanalat pemeriksaan Hb. Hasil
pemeriksaan Hb dapat digolongkan sebagai berikut (Manuaba, 2010). Hb
11 g% tidak anemia Hb 9 -10 g% anemia ringan Hb 7 - 8 g% anemia
sedang Hb <7 g% anemia berat Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua
kali selama kehamilan, yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan
pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia maka
dilakukan pemberian reparat Fe sebanyak 90 tablet pada ibu-ibu hamil di
puskesmas. (Manuaba, 2010).

6. Macam-Macam Anemia
Menurut Prawirohardjo (2010), macam-macam anemia adalah sebagai
berikut (Astarina, 2014).
a. Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh
kurangnya mineral Fe. Kekurangan ini dapat disebabkan karena
kurang masuknya unsur besi dengan makanan, karena gangguan

30
absorbsi atau terlampau banyaknya keluar dari badan, misalnya pada
perdarahan (Prawirohardjo, 2010).
Anemia defisiensi zat besi pada wanita bisa disebabkan oleh :
1. penurunan asupan atau penyerapan zat besi, termasuk
defisiensi nutrisi dan gangguan pencernaan, seperti diare
atau hyperemesis.
2. peningkatan kebutuhan, seperti kehamilan yang sering,
banyak atau kembar.
3. infeksi kronis, terutama pada saluran kemih.
4. perdarahan akut atau kronis, misalnya menoragia, hemoroid
berdarah, atau hemoragi antepartum atau postpartum.
(Fraser, 2009).
5. Anemia Megaloblastik Anemia megaloblastik adalah
gangguan darah di mana ukuran sel lebih besar dari sel darah
merah normal. Anemia ini biasanya disebabkan oleh
defisiensi asam folat dan jarang sekali karena defisiensi
vitamin B12. Anemia ini sering ditemukan pada wanita yang
jarang mengonsumsi sayuran hijau segar atau makanan
dengan protein tinggi (Proverawati, 2011)
6. Anemia Hemolitik Anemia hemolitik adalah anemia yang
disebabkan karena sumsum tulang belakang kurang mampu
membuat sel-sel darah yang\ baru (Prawirohardjo, 2010).
Pada sepertiga kasus anemia dipisu oleh obat atau zat kimia
lain, infeksi, radiasi, leukemia, dan gangguan imunologis
(Fraser, 2009).
7. Dampak Anemia Anemia dapat terjasi pada setiap ibu hamil,
karena itulah kejadian ini harus selalu diwaspadai. Penyakit
anemia yang menyerang ibu hamil, berpengaruh terhadap
kehamilan, persalinan, dan saat masa nifas. Adapun
pengaruh anemia terhdap kehamilan, persalinan dan nifas
dan mengakibatkan sebagai berikut (Astarina, 2014).

31
a. Dampak Anemia Terhadap Ibu
1) Bahaya Selama Kehamilan
Berikut adalah bahaya anemia selama kehamilan.
a. Abortus.
b. Persalinan prematur.
c. Hambatan tumbuh kembang janin dalam Rahim.
d. Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr%).
e. Perdarahan antepartum.
f. Ketuban pecah dini (KPD).
2) Bahaya saat Persalinan
Bahaya anemia saat persalinan adalah sebagai berikut.
a. Gangguan his.
b. Kala I memanjang.
c. Persalinan dengan tindakan yang disebabkan karena ibu cepat
lelah.
d. Retensio plasenta.
e. Atonia uteri.
3) Pada Masa Nifas
Berikut adalah bahaya anemia pada masa nifas.
a. Subinvolusi.
b. Perlukaan sukar sembuh.
c. Infeksi puerperium.
d. Pengeluaran ASI berkurang.
e. Anemia masa nifas.
f. Infeksi mamae.
b. Dampak Anemia Terhadap Janin
Berikut adalah dampak anemia terhdap janin Asfiksia intrauterin sampai
kematian IUFD.
a. BBLR.
b. Kelahiran dengan anemia.
c. Cacat bawaan.

32
d. Mudah terkena infeksi.
e. IQ rendah dan bahkan bias mengakibatkan kematian (Manuaba,
2010).
7. PENATALAKSANAAN ANEMIA PADA IBU HAMIL
1. Makan makanan yang yang dapat mencegah anemia seperti sayuran hijau,
bubur kacang, telur, daging merah.
2. Ibu istirahat yang cukup dan teratur.
3. Memberi terapi vitamin B. Com 3 kali 1,Fe 300mg 1 kali 1, vitamin c 250
mg 3kali 1,zat besi 129 mg dan asam folat peroral 500 mg 1 kali 1.
4. Ibu hamil dengan kadar HB sekitar 6-10 gr/dl juga direkomendasikan
nendapatkan tranfusi darah apabila mendapatkan riwayat pendarahan atau
gangguan hematologis sebelumnya. Tranfusi dibutuhkan apabila anemia
menyebabkan kadar HB ibu hamil turun dibawah 6gr/dl.

2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anemia Pada Ibu Hamil


Faktor Dasar
A. Sosial ekonomi
Pada ibu hamil dengan tingkat sosial ekonomi yang baik, otomatis
akan mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik pula.
Status gizipun akan meningkat karena nutrisi yang didapatkan
berkualitas. Tingkat sosial ekonomi terbukti sangat berpengaruh
terhadap kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil
(Sulistyawati, 2009 dalam Nurhidayati, 2013).
B. Pengetahuan
Tingkatan pengetahuan ibu mempengaruhi perilakunya, makin tinggi
pendidikan atau pengetahuannya, makin tinggi kesadaran untuk
mencegah terjadinya anemia.
C. Pendidikan
Pendidikan yang baik akan mempermudah untuk mengadopsi
pengetahuan tentang kesehatannya. Rendahnya tingkat pendidikan

33
ibu hamil dapat menyebabkan keterbatasan dalam upaya menangani
masalah gizi dan kesehatan keluarga

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.M DENGAN ANEMIA BERAT DI


POLI KANDUNGAN RS. S.K LERIK KUPANG

Tanggal pengkajian : 8-12-2020


Jam : 09.30 wita
Ruangan : Poli Kandungan
Tempat : RS. S.K LERIK

I. PENGKAJIAN
A. BIODATA
Nama Pasien: Ny. M
Umur: 28 tahun
Agama : kristen katolik
Suku/bangsa: Timor/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Penghasilan :-
Alamat : Pasir Panjang

Nama Penanggung jawab: Tn. M.S


Umur: 30 tahun
Agama : kristen katolik
Suku/bangsa: Timor/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : sopir
Penghasilan :-

34
Alamat : Pasir Panjang
B. DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan utama : ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah, sering
pusing, cepat lelah saat beraktifitas, dan pandangan berkunang-
kunang.
2. Alasan kunjungan : ibu mengatakan mau periksa kehamilannya dan
keadaan ibu.
3. Riwayat haid
a. Menarche : 15 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Lamanya haid : 4 hari
d. Sifat darah : encer
e. Nyeri haid : 4 hari
f. HPHT : 4-5-2020
g. TP : 11-2-2021
4. Riwayat perkawinan :
a. Status perkawinan : sah
b. Umur saat nikah : 20 tahun
c. Lamanya nikah : 8 tahun
d. Berapa kali nikah : 1 kali
5. Riwayat keluarga berencana
a. KB yag pernah digunakan : KB Implant
b. Lamanya : 3 tahun
c. Efek samping : tidak ada
d. Alasan berhenti : ibu ingin mempunyai anak lagi
6. Riwayat kehamilan yang lalu
a. Apakah ada gangguan yang sangat : tidak ada
b. Nyeri episgastrium : tidak ada
c. Sesak napas : tidak ada
d. Nyeri perut : tidak ada
e. Demam : tidak ada

35
f. Apakah ada muntah yang sangat : tidak ada
g. Hipertensi yang sangat : tidak ada
h. Selama hamil periksa dimana : puskesmas
7. Riwayat kehamilan sekarang
1) TM I
a. Berapa kali : 1 kali
b. Keluhan : mual, muntah, pusing
c. Terapi : asam folat, B6
2) TM II
a. Barapa kali : 2 kali
b. Keluhan : pusing
c. Terapi : kalk, vitamin c, sf
3) TM III
a. Berapa kali : 1 kali
b. Keluhan : nyeri pada perut bagian bawah, pusing, mata
kunang-kunang, cepat lelah saat beraktifitas
c. Terapi : ultravita
4) Imunisasi TT berapa kali : 2 kali
5) Kapan pergerakan janin dirasakan : 5 bulan
6) Keluhan selama hamil : mual, munta, pusing, nyeri pada perut
bagian bawah, mata kunang-kunang, cepat lelah saat
beraktifitas.
7) Terapi : asam folat, B6, kalk, vit c, sf, ulltravita

8. Riwayat persalinan yang lalu

N Tgl/Bln/Th Jenis UK penolon tempat Keadaan bayi KET


LH/LM JK BB/PB
o n persalinan kehamilan g
1 4-3-2013 Normal Ater Bidan PKM LH L 2,900/4 Sehat
m 8

36
2 Ini GIIPIA0 AH1 UK 38 Minggu 1 hari

9. Riwayat kesehatan
Penyakit yang lalu
a. Masalah kardiovaskuler : tidak ada
b. Hipertensi : tidak ada
c. Diabetes : tidak ada
d. Malaria : tidak ada
e. Penyakit kehamilan : tidak ada
f. Penyakit ginjal : tidak ada
g. Penyakit asma : tidak ada
h. Hepatitis : tidak ada
i. Dan lain-lain : tidak ada
10. Riwayat kesehatan dan penyakit keturunan
a. Apakan ada keluarga yang menderita penyakit kronis : tidak
ada
b. Apakah ada keluarga yang menderita penyakit menular : tidak
ada
c. Apakah ada keturunan kembar: tidak ada
11. Keadaan psikososial
a. Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan : keluarga sangat
senang dengan kehamilan ini.
b. Dukungan dari keluarga : keluarga sangat mendukung ibu.
c. Tempat dan penolong yeng diinginkan untuk menolong :
RS/Dokter
d. Beban kerja dan kegiatan sehari-hari : menyapu rumah,
memasak, mencuci
e. Jenis kelamin yang diharapkan : perempuan/laki-laki sama saja
f. Pengambilan keputusan dalam keluarga
12. Perilaku kesehatan
a. Merokok : tidak ada

37
b. Miras : tidak ada
c. Konsumsi obat terlarang : tidak ada
d. Minum kopi : tidak ada
13. Latar belakang budaya
a. Kebiasaan melahirkan ditolong oleh : Bidan
b. Pantangan makanan : tidak ada
c. Kepercayaan yang berhubungan dengan persalinan : tidak ada
d. Kepercayaan yang berhubungan dengan nifas : tidak ada
14. Riwayat seksual :
a. Sebelum hamil : 3 kali/minggu
b. Saat hamil : 1 kali/minggu
c. Keluhan : tidak ada
15. Pola makan :
a. Jenis makanan : nasi, jagung ubu, sayuran, lauk-pauk, buah-
buahan
b. Frekuensi makan : 3 kali/hari
c. Porsi : banyak
d. Jenis minuman : Air putih
e. Frekuensi minum : 7 gelas/hari
16. Pola eliminasi
1) BAB
a. Frekuensi : 1 kali/hari
b. Konsistensi : lunak
c. Bau : khas feses
d. Keluhan : tidak ada
2) BAK
a. Frekuensi : 3-4 kali/hari
b. Warna : kuning jernih
c. Bau : khas feses
d. Keluhan : tidak ada
17. Pola istirahat

38
a. Tidur siang : 1-2 jam/hari
b. Tidur malam : 7-8 jam/hari
18. Kebersihan diri
a. Mandi : 2 kali/hari
b. Gosok gigi : 2 kali/ hari
c. Keramas rambut : 3kali/minggu
d. Ganti pakaian luar : 2 kali/hari
e. Perawatan payudara : sudah dilakukan dengan menggunakan
baby oil
C. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum :
a. Keadaan umum : Ibu terlihat kurang sehat
b. Kesadaran : composmentis
c. Bentuk tubuh : lordosis
d. Ekspresi wajah : pucat
e. Tanda-tabda vital : TD : 90/70 mmHg S: 36,70C RR : 20
kali/menit N : 85 kali/menit BB : 60 KG TB : 159 cm
LILA : 23,5 cm
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
1) Wajah : bentuk oval, pucat, tidak terdapat closma
gravidarum, tidak ada oedema.
2) Mata : conjungtiva pucat, sclera putih, tidak ada oedema
3) Dada : payudara simetris, tidak ada benjolan, areola
mammae hiperpigmentasi+, puting susu menonjol ka+/ki+,
tidak ada tarikan dinding dada.
4) Abdomen : membesarsesuai usia khamilan, tidak ada strie,
tidak ada luka bekas operasi, linea alba ada, linea nigra ada.
b. Palpasi
1) Leapold I : TFU 2 jari diatas pusat, teraba bulat, keras,
tidak melenting, (bokong).

39
2) Leapold II : bagian kiri teraba keras, datar, memanjang
( punggung), pada bagian kanan teraba bagian terkecil
janin.
3) Leapold III : pada segmen bawah rahim teraba bulat, keras
dan melenting ( kepala).
4) Leapold IV : convergent ( kepala janin belum masuk PAP)
5) MC donald : TBBJ : 2.400 gram ( dalam hasil USG)
c. Auskultasi : DJJ 140 kali/menit terdengar jelas, kuat dan teratur
(dalam hasil USG)
d. Perkusi : refleks patella ka+/ki+
e. Pemeriksaan Lab :
1. Golongan darah : O
2. HB : 6 gram % ( Pada tanggal 7-12-2020 di Puskesmas)
3. HIV : negatif
4. Sifilis : negatif
5. Hepatitis : negatif
f. Pemeriksaan penunjang
USG : janin tunggal hidup, DJJ 140 kali/menit, UK 31 minggu
1 hari, ketuban cukup, letak kepala V, plasenta posterior, jenis
kelamin perempuan

II. ANALISA MASALAH DAN DIOGNOSA

40
Tanggal : 8-12-2020
Jam : 09.30 wita

Diagnosa Data dasar


Ibu GIIPIA0AH1 DS : : Ibu mengatakan hamil anak kedua,sudah pernah melahirkan,tidak
UK 31 minggu 1 pernah keguguran,dan saat ini ibu ada keluhan nyeri perut bagian
hari janin tunggal, bawah, sering pusing, cepat lelah saat beraktifitas, dan pandangan
hidup,intrauterin, berkunag-kunang. HPHT :4-5-2020 TP : 8-2-2021.
presentasi kepala DO : TTV : TD : 90/70 mmHg S: 36,7 0C RR : 20 kali/menit N:
dengan anemia 85 kali/menit BB : 60 KG TB : 159 cm LILA : 23,5 cm
berat. 1. Inspeksi
a. Wajah : bentuk oval, pucat, tidak terdapat closma
gravidarum, tidak ada oedema.
b. Mata : conjungtiva pucat, sclera putih, tidak ada oedema.
c. Dada : payudara simetris,tidak ada benjolan, oreola
mammae hiperpigmentasi+, puting susu menonjol ka+/ki+,
tidak ada tarikan dinding dada.
d. Abdomen : membesarsesuai usia kehamilan, tidak ada strie,
tidak ada luka bekas operasi, linea alba ada, linea nigra ada.
2. Palpasi
a. Leapold I : TFU 2 jari diatas pusat, teraba bulat, keras, tidak
melenting (bokong).
b. Leapold II : bagian kiri teraba keras, datar,memanjang
( punggung), pada bagian kanan teraba bagian terkecil janin.
c. Leapold III : pada segmen bawah rahim teraba bulat,keras
dan melenting ( kepala).
d. Leapold IV : convergent ( kepala janin belum masuk PAP).
e. MC donald : TBBJ : 2.400 gram ( dalam hasil USG)
3. Auskultasi : DJJ 140 kali/menit terdengar jelas, kuat dan teratur
(dalam hasil USG).
4. Perkusi : refleks patella ka+/ki+
5. Pemeriksaan Lab :

41
a. Golongan darah : O
b. HB : 6 gram % (7-12-2020 di Puskesmas)
c. HIV : negatif
d. Sifilis : negatif
e. Hepatitis : negatif
6. Pemeriksaan penunjang
USG : janin tunggal hidup, DJJ 140 kali/menit,UK 31 minggu 1
hari, ketuban cukup,letak kepala V, plasenta posterior, jenis
kelamin perempuan.

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL

IV. TINDAKAN SEGERA


Tidak ada
V. PERENCANAAN
Tanggal: 8-12-2020
Jam : 09.30 wita
Diagnosa : Ibu GIIPIA0AH1 UK 31 minggu 1 hari janin tunggal,
hidup, intrauterin, presentasi kepala dengan anemia berat.
1. Lakukan pendekatan pada ibu serta jelaskan tindakan yang akan
dilakukan.
R/ pendekatan merupakan langkah awal yang baik untuk menjalin
hubungan yang baik dan saling percaya antara pasien dan petugas
kesehatan.
2. Lakukan pemeriksaaan fisik dan TTV pada ibu.
R/ pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui kondisi ibu.
3. Informasikan hasil pemeriksaan pada ibu.
R/ informasi yang jelas merupakan hak ibu agar lebih kooperatif dengan
asuhan yang diberikan.

42
4. Jelaskan pada ibu tentang tanda bahaya anemia berat pada ibu dan bayi.
R/ agar ibu mengetahui tanda- tanda bahaya anemia berat.
5. Jelaskan pada ibu ketidaknyamanan TM III.
R/ pada kehamilan akan terjadi perubahan pada sistem tubuh yang
menimbulkan ketidaknyamanan yang perlu diberikan pencegahan dan
perawatan.
6. Jelaskan pada ibu tanda-tanda persalinan.
R/ pada akhir kehamilan terjadi penurunan hormon estrogen dan
progesteron serta meningkatnya oksitosin yang merangsang uterus
berkontraksi dan mengakibatkan penurunan kepala lebih mudah serta
pembukaan lebih cepat.
7. Jelaskan pada ibu tentang persiapan persalinan.
R/ mempersiapkan secara dini, agar dapat mengatasi hal-hal yang tidak
diinginkan sehingga memperlancar proses persalinan.
8. Jelaskan pada ibu untuk makan makanan yang dapat mencegah anemia.
R/ nutrisi yang baik dan adekuat dapat memenuhi keburuhan ibu dn janin
agar dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik.
9. Menjelaskan pada ibu untuk mempertahankan pola istirahat yang cukup
dan teratur
R/ membantu metabolisme dalam tubuh untuk persiapan persalinan.
10. Jelaskan pada ibu cara melakukan pekerjaan yang ringan.
R/ dapat membantu mempercepat dan memperlancar proses persalinan.
11. Jelaskan pada ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual.
R/ karena ibu dalam keadaan anemia berat akan mengakibatkan kelahiran
prematur.
12. Kolaborasi dengan dokter obgyn untuk pemberian terapi.
13. Jadwalkan kunjungan ulang.
14. Dokumentasi hasil pemeriksaan pada buku register dan status ibu.
R/ sebagai bahan evaluasi dan pertanggung jawaban.

43
VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 8-12-2020
Jam : 09.30
Diagnosa : Ibu GIIPIA0AH1 UK 31 minggu 1 hari janin tunggal,
hidup, intrauterin, presentasi kepala dengan anemia berat.

1. Melakukan pendekatan pada ibu agar lebih kooperatif dengan asuhan yang
diberikan.
M/ sudah terjalin hubungan yang baik antara ibu dan petugas kesehatan.
2. Melakukan pemeriksaan fisik pada ibu agar dapat mengidentifikasi adanya
masalah atau tanda bahaya yang timbul selama hamil.
M/ ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia dilakukan
pemeriksaan.
3. Menginformasikan semua hasil pemeriksaan pada ibu yang meliputi
Keadaan umum : nampak pucat kesadaran : composmentis
TTV : TD : 90/70mmHg RR : 20 kali/menit S : 36,7 0c N : 85
kali/menit HB : 6 gram% DJJ : 140 kali/menit keadaan janin baik, letak
kepala.
M/ ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
4. Menjelaskan pada pada ibu tentang tanda bahaya anemia berat seperti pada
ibu : Abortus. Persalinan premature, Hambatan tumbuh kembang janin
dalam Rahim, Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr%), Perdarahan
antepartum, Ketuban pecah dini (KPD). Pada bayi: berat badan
rendah,bayi lahir dengan anemia.
M/ ibu sudah mengerti dan mengetahui tanda bahaya anemia berat
5. Menjelaskan pada ibu ketidaknyamanan pada TM III dan itu normal pada
setiap ibu hamil seperti nyeri pinggang bagian bawah, sering BAK,
kegerahan.

44
M/ ibu mengerti dengan penjelasandan mengetahui ketidaknyamanan TM
III.
6. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda persalinan seperti : sakit
pinggang yang menjalar keperut bagian bawah,keluar lendir bercampur
darah dari jalan lahir / hanya keluar lendir putuh saja.
M/ ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia segera
kefasilitas kesehatan kesehatan terdekat bila muncul tanda-tanda
persalinan.
7. Menjelaskan pada ibu tentang persiapan persalinan seperti :
uang/BPJS,perlengkapan ibu dan bayi,pendonor,pendamping
persalinan,kendaraan, tempat persalinan seperti fasilitas kesehatan yang
memadai.
M/ ibu mengerti dengan penjelelsan yang diberikan dan bersedia
mempersiapkan kebutuhan persalinan.
8. Menjelaskan pada ibu untuk makan makanan yang dapat membantu
mencegah anemia seperti : minum susu,makan bubur kacang hijau,sayuran
berwarna hijau,telur,ikan daging merah,ayam.
M/ ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
9. Menjelaskan pada ibu untuk istirahat yang cukup dan teratur yaitu tidur
siang 1-2 jam/hari,tidur malam 7-8 jam.
M/ ibu mengerti dan bersedia untuk menjaga pola istirahat yang cukup dan
teratur.
10. Menjelaskan pada ibu untuk melakukan pekerjaan yang ringan saja
seperti : mencuci pakaian,cuci piring,menyapu rumah dan tidak melakukan
pekerjaan yang berat seperti mengangkat barang berat, karena dapat
membahayakan,ibu dan janin.
M/ ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
11. Menjelaskan pada ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual karena ibu
dalam keadaan anemia berat,dan akan mengakibatkan kelahiran prematur.
M/ ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia untuk
tidak melakukan hubungan seksual.

45
12. Kolaborasi dengan dokter obgyn untuk pemberian terapi seperti ultravita
20 tablet 2x1.
M/ sudan dilakukan kolaborasi dengan dokter dan pemberian obat pada
ibu.
13. Menjadwalkan kunjungan ulang ulang pada ibu tanggal ( 15-12-2020) atau
bila ada keluhan segera kefasilitas kesehatan terdekat.
M/ ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia
melakukan kunjungan ulang.
14. Mendokumentasikan semua hasil pemeriksaan.
M/ semua hasil pemeriksaan sudah didokumentasikan.

VII. EVALUASI
Tanggal : 8-12-2020
Jam : 09.30
Diangnosa : Ibu GIIPIA0AH1 UK 31 minggu 1 hari janin tunggal,
hidup, intrauterin, presentasi kepala dengan anemia berat.
1. Ibu mengatakan senang dengan pendekatan yang dilakukan.
2. Ibu senang dengan pemeriksaaan yang dilakukan.
3. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya.
4. Ibu sudah mengetahui tanda bahaya anemia berat.
5. Ibu mengerti dan telah mengetahui tanda ketidaknyamanan kehamilan TM
III.
6. Ibu mengerti dan mengetahui tanda bahaya kehamilan TM III.
7. Ibu mengerti dan mendiskusikan persiapan persalinannya dengan keluarga.
8. Ibu mengerti dan bersedia makan makanan yang dapat membantu
mencegah anemia.
9. Ibu mengerti dan bersedia menjaga pola makan yang cukup dan teratur.
10. Ibu mengerti dan bersedia melakukan olahraga ringan di di rumah.
11. Ibu mengerti dan bersedia untuk tidak melakukan hubungan seksual.
12. Sudah melakukan kolaborasi dengan Dokter Obgyn.
13. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang.

46
14. Hasil pemeriksaan telah di dokumentasikan.

BAB IV
PEMBAHASAN
3.1 Pengkajian
Sesuai dengan teori varney, pengkajian adalah pengumpulan data
yang berhubungan dengan pasien. Pada pengumpulan data subjektif Ny.M
GIIPIA0AHI UK 31 minggu 1 hari janin hidup dengan anemia berat.
Keluhan dari Ibu mengatakan mengeluh nyeri perut bagian bawah, sering
pusing, cepat lelah saat beraktifitas dan pandangan berkunang-kunang.
Pengkajian data pada Ny.M GIIPIA0AHI UK 31 minggu 1 hari
janin hidup tunggal intrautrein, presentasi kepala dengan anemia berat
dimana pada kondisi tersebut beresiko tinggi pada ibu dan janin seperti
bagi Ibu (abortus,persalinan prematur,hambatan tumbuh kembang janin
dalam rahim,perdarahan artepartum, ketuban pecah) bagi janin (BBLR,
cacat bawaan, mudah terkena infeksi) . Keluhan utama Ibu yaitu , nyeri
perut bagian bawah, sering pusing,cepat lelah saat beraktifitas dan
pandangan berkunang-kunang.
3.2 Analisa masalah dan diagnosa
Definisi Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki
jumlah sel darah merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah
merah itu mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk membawa
oksigen ke seluruh jaringan tubuh (Proverawati, 2013). Anemia dalam
kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11 gr%
pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin < 10,5 gr% pada trimester
II ( Depkes RI, 2009 ). Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah

47
atau penurunan konsentrasi hemoglobin didalam sirkulasi darah. Kadar
hemoglobin kurang dari 12 gram/dl untuk wanita tidak hamil dan kurang
dari 11 gram/dl untuk wanita hamil (Varney, 2006). Hemoglobin ( Hb )
yaitu komponen sel darah merah yang berfungsi menyalurkan oksigen ke
seluruh tubuh, jika Hb berkurang, jaringan tubuh kekurangan oksigen.
Oksigen diperlukan tubuh untuk bahan bakar proses metabolisme.
Anemia dapat terjadi pada ibu hamil,karena itulah kejadian ini
harus selalu diwaspadai.anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I
akan dapat mengakibatkan Abortus ( keguguran) dan kelainan kongenital.
Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan : persalinan
premature,perdarahan antepartum,gangguan pertumbuhan janin dalam
rahim,asfiksia intrauterin sampai kematian, Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR),gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah dan bahkan bisa
mengakibatkan kematian. Saat inpartu, anemia dapat menimbulkan
gangguan his baik primer maupun sekunder, janin akan lahir dengan
anemia,dan persalinan dengan tindakan yang disebabkan karena ibu cepat
lelah. Saat pasca melahirkan anemia dapat menyebabkan : atonia uteri
,retensio plasenta,perlukaan sukar sembuh,mudah terjadinya febris
puerpuralis dan gangguan involusi uteri.
3.3 Antisipasi masalah potensial
Masalah potensial pada Ny.M GIIPIA0AHI UK tunggal 31
minggu 1 hari janin hidup tunggal, intaruterin, presentasi kepala dengan
anemia berat. Dari antisipasi potensial yang didapatkan maka tidak terjadi
kesenjangan antara teori dan praktik.
3.4 Tindakan segera
Tindakan Ny.M GIIPIA0AHI UK tunggal 31 minggu 1 hari janin
hidup tunggal, intaruterin, presentasi kepala dengan anemia berat adalah
perbaiki KU Ibu, pemberian obat, pemberian nutrisi yang baik kolaborasi
dengan dokter untuk pemberian terapi. Dari antisipasi tindakan segera
yang didapatkan maka tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktik.
3.5 Perencanaan

48
Pada perencanaan tindakan, asuhan yang menyeluruh ditentukan
dengan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini disusun sesuai dengan
hasil pembahasan rencana asuhan bersama klien, kemudian membuat
keputusan bersama sebelum melaksanakannya. Rencana tindakan pada
kasus Ny.M mengacu pada kebutuhan pasien sesuai dengan teori. Jadi
dalam perencanaan tindakan ini tidak terjadi kesenjangan.
3.6 Pelaksanaan
Rencana asuhan menyeluruh yang telah diuraikan, dilaksanakan
secara efisien dan aman. Perencanaan ini dilakukan oleh bidan dan dengan
keterlibatan klien. Klien dan keluarga yang megetahui kondisi kesehatan
serta mampu mengambil keputusan yang benar. Didalam teori,
melaksanakan proses-proses kebidanan sesuai dengan kewenangan.
Didalam praktek lapangan, melaksanakan asuhan kebidanan sesuai apa
yang sudah direncanakan kepada klien tanpa ada tindakan menyimpang
dari rencana yang telah disusun sebelumnya. Langkah terakhir melakukan
evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan apakah benar-benar terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasikan didalam diagnosa dan masalah.
3.7 Evaluasi
Adapun evaluasi dari asuhan kebidanan pada Ny.M adalah:
melakukan tindakan pada Ibu, keadaan umum pucat, kesadaran
composmentis, dan tindakan yang tepat untuk mengatasi permasalahan ibu
sudah ditemukan. TTV; S: 36,7 0 C, N: 85 x/ menit, RR: 20x/menit, TD :
90/70 mmHg HB : 6% gram .
Dari kasus ini menunjukkan bahwa dalam evaluasi tindakan
peneliti menemukan tidak adannya kesenjangan antara teori dan kasus
sehingga penulis dapat menyimpulkan adannya keberhasilan dalam
pemberian asuhan kebidanan. Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada
Ny.M dengan Anemia Berat. Penyusun mengevaluasi masalah yang ada
sehingga dapat dilihat perkembangannya.

49
Hasil yang diperoleh dari evaluasi ini adalah keadaan umum Ibu
kurang sehat baik, kesadaran composmentis, dan Ibu di anjurkan untuk
melakukan asuhan selanjutnya. Kesimpulan dari pembahasan pada kasus
tersebut tidak banyak ditemukan adanya perbedaan antara teori dengan
penerapan manajemen kebidanan varney.

BAB V
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari uraian pada bab pembahasan, maka penulis dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut:
Pengkajian yang dilakukan pada Ny. M didapatkan data subyektif dan
data obyektif. Dari hasil tes laboratorium HB 6 gram %.
a. Dari data obyektif ditemukan keadaan umum ibu nampak pucat
b. Diagnosa kebidanan saat melakukan pengkajian adalah ibu dengan
Anemia Berat.
c. Intervensi kebidanan pada diagnosa ibu dengan Anemia berat
adalah menganjurkan keluarga menjaga kebersihan diri, makanan
yang bergizi atau makanan yang membantu mencegah anemia ,
istirahat yang cukup, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
terapi obat, dan kembali kontrol bila jika ada keluhan.
d. Evaluasi yang dicapai adalah Ibu mengerti dengan semua
penjelasan dan akan menjaga kebersihan diri, makanan yang gizi,

50
istirahat yang cukup, kolaborasi dengan dokter telah dilakukan dan
terapi obat sudah diberikan.
4.2 SARAN
a. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan laporan ini dapat memberikan informasi secara objektif
tentang Anemia berat sehingga dapat menjadi pedoman dalam
memberikan pelayanan kepada pasien dan memberikan pendidikan
kesehatan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dengan
masalah serupa.
b. Bagi Institusi Pendidikan.
Diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai dokumentasi pada
perpustakaan serta dapat dikembangkan lebih luas untuk penelitian
selanjutnya.
c. Bagi Pembaca Lain.
Diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai bahan acuan ataupun
Sreferensi dalam melakukan pembelajaran baik secara teori maupun
praktik.
d. Bagi Pasien.
Diharapkan pasien dan keluarga dapat memahami lebih jauh mengenai
penyakit yang diderita olehnya, dan dapat meningkatkan kemungkinan
penyembuhan.

51
DAFTAR PUSTAKA

Andry,H. 2008. Anemia Gizi Pada Wanita Usia Subur. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Pedoman Program


Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan
Stiker. Jakarta: Depkes.RI.

Winkjosastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Prawirohardjo. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Saifuddin.2009. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan


Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Ani Seri, Luh. (2014). Anemia Defisiensi Besi Msa Prahamil dan Hamil. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Proverawati, A. 2011. Anemia dan Anemia kehamilan. Yogyakarta. Nuha Medika.

52
53

Anda mungkin juga menyukai