Anda di halaman 1dari 24

HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA

IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SENTANI KABUPATEN


JAYAPURA

PROPOSAL

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk melakukan penelitian

Oleh

DESI DANIEL PALULUN

20180711014269

PEMINATAN GIZI

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

JAYAPURA

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang
berjudul “HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA
PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SENTANI
KABUPATEN JAYAPURA” Tepet pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah untuk memenuhi ujian
akhir semester dari mata kuliah “METODE PEELITIAN”. Pada kesempatan ini,
penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga proposal penelitian ini dapat
selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada:
1. Ibu Dr Rosmin M. Tingginehe, S,Pt.,M.Si. selaku dosen yang mendidik dan
meberikan bimbingan selama masa perkuliahan.
2. Orang tua beserta semua keluarga yang telah memberikan doa, dorongan dan
semangat.
3. Teman-teman yang satu bumbingan di mata perkuliahan ini yang telah berjuang
bersama serta seluruh pihak yang ikut membantu meneylesaikan proposal
penelitian ini.

i
Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal peelitian ini sebaik mungkin,

penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih ada kekurangan. Oleh karena

itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna

menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan proposal penelitian ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian ini berguna bagi para

pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Jayapura, juni 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................3

C. Tujuan penelitian................................................................................................3

D. Manfaat penelitian..............................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................5

A. Anemia................................................................................................................5

B. Anemia kehamilan..............................................................................................6

C. Gizi pada ibu hamil.............................................................................................7

D. Hubungan zat besi dengan kejadian anemia ibu hamil.......................................9

E. Kerangka teori..................................................................................................12

F. Kerangka konsep..............................................................................................12

BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................14

A. Jenis dan Desain penelitian...............................................................................14

B. Tempat dan waktu............................................................................................14

C. Populasi dan sampel.........................................................................................14

D. Variabel penelitian............................................................................................15

E. Manajemen data................................................................................................15

iii
F. Jenis dan teknik pengumpulan data..................................................................16

G. Definisi operasional..........................................................................................17

H. Etika penelitian.................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................v

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia merupakan salah satu penyakit gangguan gizi yang sering di


jumpai dan merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia, Anemia juga
merupakan salah satu masalah kesehatan diseluruh dunia terutama di negara
berkembang yamg di perkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia.
Anemia terbanyak terjadi pada masyarakat terutama pada ibu hamil dan remaja.
Sebagian besar anemia pada ibu hamil di sebabkan oleh defisiensi besi dan
pendarahan akut. Badan kesehatan dunia melaporkan bahwa ibu-ibu hamil
mengalami defisiensi besi sekitat 35-75% serta meningkat seiring dengan
pertambahan usia kehamilan (WHO,2013).

Anemia merupakan salah satu faktor resiko penyebab kematian ibu.


Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang sangat rentan terhadap
kekurangan gizi karena terjadi peningkatan kebutuhan untuk memenuhi gizi ibu
beserta janin. anemia merupakan masalah gizi yang terbesar dan tersuslit diatasi
di seliruh dunia. Anemia yang gerjadi pada sebagian ibu hamil biasa disebabkan
karena pada masa kehamilan terdapat peningkatan kebutuhan zat makanan
termasuk asupan zat besi. Wanita hamil membutuhkan asupan yang cukup untuk
dirinya dan juga bayi yang ada di dalam kandungannya. Ibu hamil yang
mengalami kekurangan asupan gizi akan menyebabkan kelainan pada janin yang
ada di dalam kandungannya.

Anemia pada kehamilan akan memberikan pengaruh kurang baik


bagi ibu baik selama kehamilan, persalinan maupun nifas, serta pada masa
laktasi. Berbagai macam penyulit yang timbul akibat anemia adalah: abortus,
partus putus lama karena inersia uteri, pendarahan paska persalinan. Anemia
merupakan kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11 gram/dl pada

1
trimester 1 dan 3 atau kadar kurang dari 10,5 gram. Anemia yang terjadi pada
saat ibu hamil terjadi karena banyaknya ibu yang memulai kehamilan dengan
cadangan makanan yang kurang dan pada saat sebelum hamil sudah mengalami
anemia. Ibu hamil membutuhkan asupan zat besi yang elbih banyak di
bandingkan saat sebelum hamil. Asupan makanan yang tidak bagus
menyebabkan zat besi yang tersedia tidak memcukupi untuk sintesis hemoglobin
karena defisiensi besi dalam makanan. kekurang zat besi akan mengakibatkan
kecepatan pembentukan hemoglobin dan konsentrasinya dalam perederan darah
menurun.

Angka kematian ibu hamil di Indonesia adalah sekitar 70% atau 7


dari 10 ibu hamil. Menurut word health organization (WHO) tahun 2015 pada
ibu hamil prenalensi anemia di dunia sebanyak 41,8% sedangkan prevalensi
anemia ibu hamil di Asia sebesar 48,2%. Badan kesehatan dunia WHO (World
Health Organization) melaporkan prevalensi ibu hamil yang mengalami
defisiensi besi sekitar 35-75% semakin meningkat seiring dengan pertambahan
usia kehamilan dan diperkirakan 30-40% penyebab anemia karena kekurangan
zat besi.

Word Health Organization (WHO,2016) melaporkan bahwa


prevalensi anemia pada ibu hamil di dunia sekitar 40,1%. Presentasi tersebut
mengalami peningkatan dari tahun 2015 sebesar 39,8% dan tahun 2014 sebesar
39,6%. Prevalensi anemia ibu hamil di Asia di perkirakan sebesar48,2%, Afrika
57,1%, Amerika 24,1% dan Eropa 25,1%. Berdasarkan data hasil Riset
Kesehatan Dasar (Kemenkes RI, 2018), prevalensi anemia pada ibu hamil di
Indonesia sebresar 48,9%. Data anemia pada ibu hamil mengalami peningkatan
dibandingkan dengan anemia hasil Riskesdas pada tahun 2013 yaitu sebesar
37,1%.

Berdasarkan data dinas kesehatan kabupaten Jayapura anemia pada


ibu hamil tahun 2018 sebanyak 2052 ibu hamil, di tahun 2019 kasus anemia
pada ibu hamil mengelami penurunan yaitu 1945 ibu hamil, begitupan pada
tahun 2020 kasus anemia pada ibu hamil mengalami penerunan yaitu 972 kasus.

2
Selain itu survei yang di lakukan oleh dinas kesehatan kabupaten Jayapura
menunjukkan bahwa dari 20 puskesmas di kabupaten jayapura pada tahun 2018
yang ada di kabupaten, yang mengalami kasus anemia tertinggi adalah di
wilayah kerja puskesmas sentani sebanyak 813 kasus, lereh 188 kasus, harapan
183 kasus dan kanda sebanyak 145 kasus .kemudian survei di lakuakn kembali
di pada tahun 2019 dan hasil menunjukan bahwa anemia pada ibu hamil
berkurang di puskesmas sentani 612 kasus, harapan 162 kasus, dosay 153 kasus
dan depapre sebanyak 126 kasus. Pada tahun 2020 kembali di lakukan survei
dan hasil menunjukan bahwa data kasus anemia ibu hamil di puskesmas sentani
sebanyak 354 kasus, sawoy 62 kasus, harapa 58 kasus dan lereh 56 kasus dan di
susun oleh puskesmas lainnya yang lebih rendah dari puskesmas diatas.

Dari latar belakang diatas peneliti ingin melakuakan penelitian mengenai


“HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA
IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SENTANI KABUPATEN
JAYAPURA”

B. Rumusan Masalah

Dari uraian pada latar belakang diatas maka rumusan masalah ini
adalah Bagaimana hubungan asupan zat besi dengan kejadian anemia pada ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas Sentani Kabupaten Jayapura?

C. Tujuan penelitian

a. Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan asupan zat besi dengan kejadian anemia pada
ibu hamil di wilaya kerja puskesmas sentani kabupaten Jayapura.
b. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui asupan zat besi pada ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Sentani Kabupaten Jayapura.
2. Untuk mengetahui hubungan zat besi pada iby hamil di wilayah kerja
Puskesmas Sentani Kabupaten Jayupara.

3
D. Manfaat penelitian

1. Manfaat bagi puskesmas


Di harapkan dari hasil penelitian dapat menjadi bahan masukan bagi pihak
puskesmas sentani kabupaten Jayapura untuk menjadi bahan evaluasi
terhadap kasus anemia pada ibu hamil.
2. Manfaat bagi peneliti
Hasil dari peneliti ini di harapkan dapat membantu dan memberikan tambahan
pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti tentang hubungan asupan zat besi
dengan kejadian anemia pada ibu hamil, selain dapat juga dijadikan bahan
peneliti lanjutan dalam mengembangkan ilmu kesehatan masyarakat.
3. Manfaat bagi dinas kesehatan
Di harapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi dalam
masalah anemia pada ibu hamil.
4. Manfaat bagi program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Dapat dijadikan sebagai bahan pustaka, informasi, serta referensi yang dapat
digunakan untuk penelitian selanjutnya dalam mengembangkan ilmu di
jurusan kesehatan masyarakat.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anemia

1. Pengertian
Anemia lebih dikenal masyarakat sebagai penyakit kurang darah.
Penyakit ini rentan dialami pada semua siklus kehidupan (balita, remaja,
dewasa, bumil, busui, dan manula). Anemia didefinisikan sebagai suatu
keadaan dimana rendahnya konsentrasi hemoglobin (Hb) atau hematokrit
berdasarkan nilai ambang batas (referensi) yang disebabkan oleh rendahnya
produksi sel darah merah (eritrosit) dan Hb, meningkatnya kerusakan
eritrosit (hemolisis), atau kehilangan darah yang berlebihan.
Anemia merupakan suatu keadaan \ketika jumlah sel darah merah atau
konsentrasi pengangkut oksigen dalam darah (Hemoglobin) tidak mencukupi
untuk kebutuhan fisiologi tubuh. Ibu hamil merupakan salah satu kelompok
yang beresiko tinggi mengalami anemia, meskipun anemia yang dialami
umumnya akibat perubahan fisiologis tubuh selama kehamilan dimana
terjadi peningkatan volume plasma yang berakibat pengenceran kadar
Hemoglobin tanpa perubahan bentuk sel darah merah.
2. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala anemia sebagai berikut:
a. Pucat pada bantalan kuku, telapak tangan, membrane mukosa mulut dan
konjugtiva menunjukan keadaan akibat kekurangan Hb. Jika telapak
tangan tak lagi berwarna merah muda, hemoglobin biasanya kurang dari 8
gr %
b. Dispnea (kesulitan bernafas), nafas pendek, dan cepat lelah waktu
melakukan aktifitas jasmani merupakan manifestasi berkurang pengiriman
oksigen. Sakit kepala pusing, tinnitus (telinga berdengung) dapat
mencerminka berkurangnya oksigernasi pada sistem saraf pusat.

5
c. Pada anemia yang berat dapat juga timbul gejala-gejala saluran cerna
seperti, mual, konstipasi atau diare, dan stomatitis (nyeri pada lidah dan
menbran mukosa mulut).
3. Dampak anemia
a. Dampak Anemia Pada Anak-Anak Sebagai Berikut:
1. Menurunkan kemampuan dan konsetrasi belajar.
2. Menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan otak.
3. Meningkatkan resiko menderita penyakit infeksi karena daya tahan
tubuh menurun.
b. Dampak Anemia Pada wanita Sebagai Berikut:
1. Mudah sakit
2. Menurunkan produktivitas kerja.
3. Menurunkan kebugaran.
c. Dampak Anemia Pada remaja putri Sebagai Berikut:
1. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.
2. Menurunkan kemampuan fisik olahragawati.
3. Mengakibatkan muka pucat.
d. Dampak Anemia Ibu hamil Sebagai Berikut:
1. Menimbulkan pendarahan sebelum atau sesudah melahirkan.
2. Meningkatkan resiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah
atau BBLR (< 2,5 kg).
3. Pada anemia berat bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan
bayinya (Depkes, RI 2009).

B. Anemia kehamilan

Anemia dalam kehamilan merupakan masalah kesehatan masyarakat


dan ekonomi utama di seluruh dunia dan berkontribusi terhadap morbiditas dan
mortalitas ibu dan janin. Anemia kehamilan juga bisa memiliki sekuele jangka
pendek dan jauh yang mendalam untuk bayi baru lahir. Anemia pada ibu hamil
ditandai dengan wajah pucat, mata merah dan telapak tangan yang pucat, lekas
lelah, lemah dan lesu. Gejala tersebut terjadi karena sel-sel darah merah

6
kekurangan unsur hemoglobin atau kekurangan zat besi (Istiany, 2013). Selama
kehamilan, volume darah meningkat sebesar 40% sampai 50%. Masa sel darah
meningkat 25%, maka terdapat peningkatan telative dalam volume plasenta,
dibandingkan dengan masa sel darah merah. Konsentrasi hematokrit dan
hemoglobin menurun. Istilah anemia fisiologik pada kehamilan diterapkan pada
penurunan hemoktorit kini. kadar besi serum sedikit menurun tetapi tetap dalam
rentang normal, semestara kemampuan peningkatan besi keseluruhan meningkat
sekitar 15%.
Pengeceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologi
dalam kehamilan. Pertama-tama pengeceran itu meringankan beban jantung
yang harus berkerja lebih berat dalam masa kehamilan, karena akibat dari
hidremia cardiac autput meningkat, kerja jantung lebih ringan bila viskositas
darah rendah. Resintesi perifer berkurang pula, sehingga tekanan darah tidak
naik, kedua pada pendarahan waktu persalinan banyaknya unsur besi yang
hilang lebih sedikit dibanding apabila darah itu tetap kental. Anemia adalah
penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan konsentrasi hemoglobin
didalam sirkulasi darah. Kadar hemoglobin kurang dari 12 gram/dl untuk wanita
tidak hamil dan kurang dari 11 gram/dl untuk wanita hamil. (32) Anemia dalam
kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11gr % pada
trimester 1 dan 3 kadar atau kadar <10,5 gr % pada trimester 2, nilai batas
tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil adalah terjadi
karena hemodilusi, terutama pada trimester 2.

C. Gizi pada ibu hamil

Gizi selama kehamilan adalah salah satu faktor penting Dalam

menetukkan pertumbuhan janin. Dampaknya adalah berat badan lahir, status

nutrisi dari ibu yang sedang hamil juga mempengaruhi angka kematian

perinatak, keadaan kesehatan neonatal, dan pertumbuhan bayi setelah kelahiran

(Proverawati,2011). Kebutuhan gizi selama kehamilan harus diperhatikan untuk

7
pemenuhan kebutuhan gizi ibu dan janin. Di indonesia untuk memenuh

kebutuhan gizi ibu hamil digunakan berdasarkan rekomendasi angka kecukupan

gizi (AKG).

Kehamilan adalah suatu keadaan istimewa bagi seorang wanita

sebagai calon ibu, karena pada masa kehamilan terjadi perubahan fisik yang

mempengaruhi kehidupannya. Pola makan dan gaya hidup sehat dapat

membantu pertumbuhan janin dalam rahim ibu (proverawati,2010). Kehamilan

menyebabkan meningkatkan metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi

dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,

pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme

tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil

dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna (Proverawati, 2013)

Tabel angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk ibu hamil (AKG,2013)
Zat besi Kebutuhan wanita Sumber makanan

hamil
Padi-padian, jagung,
Energi(kalori) +300 umbi-umbian, mie,

Roti

Protein (gr) +20 Daging, ikan, telur,

kacang-kacangan, tahu,

tempe

Zat besi (mg) +10 Daging, hati, sayur

8
hijau

Vit C (mg) +10 Buah dan sayur

D. Hubungan zat besi dengan kejadian anemia ibu hamil

Fungsi zat besi berkaitan dengan transportasi dan penyimpanan


oksigen dan metabolisme jaringan. Kekurangan zat besi mungkin disebabkan
oleh rendahnya asupan daging, ikan, telur, dan sereal yang dikonsumsi. Asupan
zat besi yang rendah tidak mempengaruhi pertumbuhan sampai simpanan zat
besi dalam tubuh habis. penurunan pemusatan perhatian (atensi), kecerdasan,
dan prestasi belajar dapat terjadi akibat anemia besi. Seorang yang menderita
anemia akan malas bergerak sehingga kegiatan motoriknya akan terganggu.
Distribusi zat gizi yang menurun akan menyebabkan otak kekurangan energi.
Akibatnya, daya pikir orang itu pun ikut menurun sehingga prestasi pun ikut
menurun. Anemia juga terbukti dapat menurunkan atau mengakibatkan
gangguan fungsi imunitas tubuh, seperti menurunnya kemampuan sel leukosit
dalam membunuh mikroba. Anemia juga berpengaruh terhadap metabolisme
karena besi juga berperan dalam beberapa enzim.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh positif antara asupan
zat besi dengan kadar Hb pada ibu hamil dan mempunyai korelasi yang kuat.
Selain itu terbukti bahwa semakin rendah kadar Hb ibu hamil. Masih banyak ibu
hamil yang mengalami anemia dengan tingkat konsumsi Zat Besi kurang. Hal ini
sesuai dengan penelitian Zat besi mempunyai beberapa fungsi esensial di dalam
tubuh yaitu sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh. Alat
angkut elektron di dalam sel dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim di
dalam jaringan tubuh (Almatsier 2009).
Kurangan Zat Besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan
pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel otak didalam janin, bahkan
kekurangan Zat Besi akan mengalami penutunan daya tahan tubuh, disamping
itu kekurangan zat besi juga menurunkan kadar hemoglobin. asupan zat besi

9
mempunyai peranan yang penting untuk pembentukan hemoglobin. Dengan
asupan besi yang kurang dari AKG tidak akan langsung mempengaruhi kadar
Hb karena tubuh masih memiliki cadangan besi di hepar, setelah cadangan besi
ini habis, baru akan menyebabkan penurunan kadar Hb yang diawali dengan
penurunan kadar ferritin.
Kebutuhan zat besi selama hamil yaitu rata-rata 800 mg – 1040 mg.
Kebutuhan ini diperlukan untuk:
± 300 mg diperlukan untuk pertumbuhan janin.
± 50-75 mg untuk pembentukan plasenta.
± 500 mg digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal/ sel
darah merah.
± 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit.
± 200 mg lenyap ketika melahirkan
Perhitungan makan 3 x sehari atau 1000-2500 kalori akan
menghasilkan sekitar 10–15 mg zat besi perhari, namun hanya 1-2 mg yang
di absorpsi. jika ibu mengkonsumsi 60 mg zat besi, maka diharapkan 6-8 mg
zat besi dapat diabsropsi, jika dikonsumsi selama 90 hari maka total zat besi
yang diabsropsi adalah sebesar 720 mg dan 180 mg dari konsumsi harian
ibu.
Besarnya angka kejadian anemia ibu hamil pada trimester I
kehamilan adalah 20%, trimester II sebesar 70%, dan trimester III sebesar
70%. Hal ini disebabkan karena pada trimester pertama kehamilan, zat besi
yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi menstruasi dan pertumbuhan
janin masih lambat. Menginjak trimester kedua hingga ketiga, volume darah
dalam tubuh wanita akan meningkat sampai 35%, ini ekuivalen dengan 450
mg zat besi untuk memproduksi sel-sel darah merah. Sel darah merah harus
mengangkut oksigen lebih banyak untuk janin. Sedangkan saat melahirkan,
perlu tambahan besi 300 – 350 mg akibat kehilangan darah. Sampai saat
melahirkan, wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg per hari atau dua kali
lipat kebutuhan kondisi tidak hamil.

10
Masukan zat besi setiap hari diperlukan untuk mengganti zat besi
yang hilang melalui tinja, air kencing dan kulit. Kehilangan basal ini kira-
kira 14 ug per Kg berat badan per hari atau hampir sarna dengan 0,9 mg zat
besi pada laki-laki dewasa dan 0,8 mg bagi wanita dewasa. Kebutuhan zat
besi pada ibu hamil berbeda pada setiap umur kehamilannya, pada trimester
I naik dari 0,8 mg/hari, menjadi 6,3 mg/hari pada trimester III. Kebutuhan
akan zat besi sangat menyolok kenaikannya. Dengan demikian kebutuhan
zat besi pada trimester II dan III tidak dapat dipenuhi dari makanan saja,
walaupun makanan yang dimakan cukup baik kualitasnya dan
bioavailabilitas zat besi tinggi, namun zat besi juga harus disuplai dari
sumber lain agar supaya cukup. Penambahan zat besi selama kehamilan
kira-kira 1000 mg, karena mutlak dibutuhkan untuk janin, plasenta dan
penambahan volume darah ibu. Sebagian dari peningkatan ini dapat
dipenuhi oleh simpanan zat besi dan peningkatan adaptif persentase zat besi
yang diserap. Tetapi bila simpanan zat besi rendah atau tidak ada sama
sekali dan zat besi yang diserap dari makanan sangat sedikit maka,
diperlukan suplemen preparat besi.
Untuk itu pemberian suplemen Fe disesuaikan dengan usia
kehamilan atau kebutuhan zat besi tiap semester, yaitu sebagai berikut:
1. Trimester I: kebutuhan zat besi ±1 mg/hari, (kehilangan basal 0,8
mg/hari) ditambah 30-40 mg untuk kebutuhan janin dan sel darah
merah.
2. Trimester II: kebutuhan zat besi ±5 mg/hari, (kehilangan basal 0,8
mg/hari) ditambah kebutuhan sel darah merah 300 mg dan conceptus
115 mg.
3. Trimester III: kebutuhan zat besi 5 mg/hari,) ditambah kebutuhan sel
darah merah 150 mg dan conceptus 223 mg.

E. Kerangka teori

Penyebab langsung:

11
1. Penghancuran sel darah merah

2. Kehilangan darah

3. Penurunan sel darah merah

Anemia ibu

hamil

Penyebab tidak langsung:

Asupan zat bezi

Gambar E
Modifikasi kerangka teori anemia menurut
Sunita Almatsier (2009) dan Atikah proverawati (2011)

F. Kerangka konsep

Kejadian
Asupan zat besi
anemia pada ibu

: variabel independent

: variabel dependen

Gambar F kerangka penulis penelitian

12
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain penelitian

Jenis penelitian ini termasuk kelompok penelitian cross sectional


dengan pendekatan kuantitatif. Anemia pada ibu hamil yang anemia merupakan
variabel dependen sedangkan variabel independenya yaitu, asupan zat besi(fe).

B. Tempat dan waktu

Penelitian dilakukan di wilayah kerja puskesmas Sentani Kabupaten


Jayapura pada bulan April 2021.

C. Populasi dan sampel

1. Populasi
Populasi pada penelitian ini merupakan ibu hamil yang anemia di wilayah
kerja puskesmas Sentani kabupaten Jayapura. Dari hasil survei awal di
Puskesmas Sentani kabupaten Jayapura sebanyak 354 ibu hamil.
2. Sampel
Sampel dalam penlitian ini sebanyak 78 ibu hamil yang didapatkan dari
perhitungan cross section (Natoadmojo, 2010). Untuk penentuan sampel
dapat digunakan rumus sebagai berikut:
N
n=
1+ N ( d ¿¿ 2) ¿
Keterngan:
n : Jumlah sampel
N: Besar populasi
d2: Tingkat kepercayaan yang diinginkan

13
354
n=
1+354 ¿¿ ¿
354
n=
1+354 (0,1¿¿ 2)¿
354
n=
1+354 (0,01)
354
n=
1+3,54
354
n=
4,54
=77,97 atau 78 ibu hamil

D. Variabel penelitian

1. Variabel bebas (independen variable) yaitu terdiri asupan zat Besi


2. Variabel terikat (dependen variable) yaitu anemia pada ibu hamil

E. Manajemen data

a. Pengelolahan data
1. Editing
Memeriksa kelengkapan dan kejelasan data food recall. Serta
melalukan perbaikan data jika ada data yang salah atau kurang sebelum
ke pengolahan tahap selanjutnya.
2. Coding
Yaitu tahap pemberian kode dan informasi yang telah
dikumpul dengan tujuan untuk mempermudah dan
mempercepat pemasukan data.
3. Entri
Memasukan data yang telah di edit dan di beri kode pada tahap
sebelumnya, tahap ini bertujuan untuk mempermudah
penelitian jika salah memasukan data karena secara otomatis
data tidak akan bisa dimasukan.

14
b. Analisis data
Kegiatan analisis data meliputi memasukkan, memproses, dan
menganalisis data menggunakan perangkat lunak komputer. Analisis data
yang digunakan dalam penelitin ini yaitu univariat dan bivariat.
1. Analisis Univariat
Analisa ini dilalukan untuk memperoleh gambaran masing-masing variabel
independen dan dependen. Selain itu analisis univariat juga digunakan
untuk mengetahui gambaran tingkat Asupan Zat Besi diwilayah Kerja
Puskesmas Sentai Kabupaten Jayapura
2. Analisis Bivariat
Analisis Bivariat digunakan untuk mengetahui adanya hubungan bermakna
atau tidak secara statistik antara variabel dependen dan independen dengan
uji chi-square menggunakan SPPS. Pada penelitian ini dilalukan untuk
mengetahui adanya hubungan variabel dependen (anemia pada ibu hamil)
dengan variabel independen (Asupan Protein Dan Zat Besi) yang mana
kedua variabel tersebut bersifat kategonik.

F. Jenis dan teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan Data diambil menggunakan food recall yang


diajukan kepada ibu hamil yang anemia di wilayah Kerja Puskesmas sentani
Kabupaten Jayapura.
Jenis data:
1. Data primer
Data primer dalam penilitian ini adalah data asupan zat besi pada ibu hamil di
peroleh saat penelitian.

2. Data sekunder

15
Data sekunder dalam penelitian adalah data gambaran umum dan data
mengenai jumlah ibu hamil yang ada di puskesmas sentani kabupaten
Jayapura.

G. Definisi operasional

Variabel Definisi Alat Cara Hasil skala

ukur ukur pengukuran


Anemia Ibu hamil Sahli Test 1. Ane Ordinal
yang dengan pemeriksa
ibu hamil memiliki batuan an Hb mia
kadar pekerja mengguna
Hb<11gr analis kan data Jika
Hb<11gr%
% 2. Tida

anem

ia

jika

Hb≥11gr%
Asupan zat Komsum Food Wawancar 1. Cukup Ordinal
si bahan Recall 2 ≥
besi makanan a, 80%
kaya zat x 24 jam AKG
besi menentuk 2. Kurang
dinilai ≤
dengan an dengan 80%
mengko AKG
msumsi kategori (Almatsier,
rata-rata 2008)
protein nutri
responde
n perhari survey
yang
kemudia
n
dibandin

16
gkan
dengan
AKG

H. Etika penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan rekomendasi dari institusi


tempat penelitian. Penelitian menggunakan etika sebagai berikut:
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)
Peneliti mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan informasi
yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta memiliki kebebasan
menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam
kegiatan penelitian (autonomy). Beberapa tindakan yang terkait dengan
prinsip menghormati harkat dan martabat manusia, adalah: peneliti
mempersiapkan formulir persetujuan subyek (informed consent).
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect for privacy
and confidentiality)
Pada dasarnya penelitian akan memberikan akibat terbukanya informasi
individu termasuk informasi yang bersifat pribadi, sehingga peneliti
memperhatikan hak-hak dasar individu tersebut.
3. Keadilan dan inklusivitas (respect for justice and inclusiveness)
Penelitian dilakukan secara jujur, hati-hati, profesional, berperikemanusiaan,
dan memperhatikan faktor-faktor ketepatan, keseksamaan, kecermatan,
intimitas, psikologis serta perasaan religius subyek penelitian. Menekankan
kebijakan penelitian, membagikan keuntungan dan beban secara merata atau
menurut kebutuhan, kemampuan, kontribusi dan pilihan bebas masyarakat.
Peneliti mempertimbangkan aspek keadilan gender dan hak subyek untuk
mendapatkan perlakuan yang sama baik sebelum, selama, maupun sesudah
berpartisipasi dalam penelitian.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms
and benefits) Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur

17
penelitian guna mendapatkan hasil yang bennanfaat semaksimal mungkin
bagi subyek penelitian dan dapat digeneralisasikan di tingkat populasi
(beneficence). Peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subyek
(nonmaleficence).

18
DAFTAR PUSTAKA

[RISKESDAS] Riset Kesehatan Dasar. 2013. Laporan Hasil Riset


Kesehatan Dasar Indonesia. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.
AKG. 2003 Angka Kecukupan Gizi Energi, Protein yang Dianjurkan
Bagi Bangsa Indonesia.

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Cetakan IX, Jakarta.

Arisman, 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan. EGC. Jakarta

Depkes RI. 2009. Program Penanggulangan Anemia Gizi Pada Wanita


Usia Subur Direktorat Gizi Masyarakat
http://www.unscn.org/layout/modules/news/documents/GlobalPrevalenceA
Istiany, Ari dan Ruslianti. 2013. Gizi Terapan. PT Remaja
Rosdakarya. Bandung naemia2011_eng.pdf
Kemenkes RI. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian
Kesehatan RI, 53(9), 1689–1699.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rhineka Cipta

Proverawati, A. 2013. Anemia dan Anemia Kehamilan, Yogyakarta: Nuha


Medika.

Proverawati, A. 2013. Anemia dan Anemia Kehamilan, Yogyakarta:


Nuha Medika.
WHO global database on anaemia geneva.
World health organization. 2015. [cited 2015 Nov 25]. Available from:

Anda mungkin juga menyukai