Disusun Oleh:
Muh. Yusril Mahendra P 101 17 099
PEMINATAN EPIDEMIOLOGI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO PALU
2019-2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana
telah melimpahkan rahnmat serta hidayahnya, sehingga kami dapat
menyelesaikan KTI yang berjudul “Gangguan selama Kehamilan dan Aspek
Epidemiologi Kelahiran Prematur dan BBLR” tepat pada waktunya. Dalam
kesempatan ini kami ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak
yang telah ikut berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini. Di dalam
penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak sekali kekurangan,
untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari rekan-rekan semua
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi mahasiswa FKM
UNTAD.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu fase yang memegang peranan
penting dalam keberlangsungan hidup manusia. Hal ini berpengaruh
besar atas angka morbiditas dan angka mortalitas dalam suatu
kependudukan. Pernyataan tersebut telah didukung oleh berbagai
riset mutakhir yang menunjukkan dimana negara-negara yang masih
memiliki baik pengetahuan marupun prosesi kehamilan dan
persalinan seperti Indonesia ditemukan angka kematian yang tinggi.
Oleh karenanya sangat penting untuk memerhatikan segala
aspek yang dapat mempengaruhi suatu kehamilan seperti gangguan
pada saat kehamilan.
Dengan adanya suatu gangguan dalam kehamilan tersebut
dapat berimbas fatal kepada sang calon anak yang dimana dapat
mempengaruhi tumbuh kembang janin dan tidak samapai disitu saja.
Gangguan tersebut dapat berimbas mempengaruhi kondisi janin saat
lahir hingga fase tumbuh kembangnya nanti. Salah satu contoh
akibat dari gangguan pada saat kehamilan yang dapat berimbas
kepada janin yaitu Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR).
BBLR bukanlah hanya semata-mata suatu kondisi dimana
berat badan yang lahir di bawah ambang normal atau dapat
dikatakan sehat. Tapi hal yang dianggap sepeleh untuk beberapa
orang ini dapat berimbas kepada tumbuh kembang bayi kedepannya.
Ironisnya banyak Ibu hamil yang masih kurang perhatian
ataupun kurang pengetahuan tentang aspek-aspek apa saja yang
dapat menyebabkan gangguan pada saat kehamilan. Oleh sebab itu
sangat penting untuk mengetahui bagaimana hubungan antara
berbagai aspek yang dapat mengakibatkan suatu gangguan pada
saat kehamilan sehingga faktor-faktor tersebut dapat di eliminasi
ataupun di perkecil kemungkinannya untuk menyebabkan gangguan
pada saat kehamilan.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari karya tulis ilmiah ini, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui ganguan yang terjadi selama kehamilan
2. Untuk mengetahui tentang Kelahiran Prematur, BBLR dan
Keterbatasan Pertumbuhan
3. Untuk mengetahui aspek epidemiologi dari kelahiran premature,
BBLR dan Keterbatasan Pertumbuhan
4. Untuk mengetahui trends waktu dari kelahiran premature dan
BBLR di Indonesia
5. Untuk mengetahui cara pencegahan dari kelahiran premature
dan BBLR
C. Manfaat
1. Bagi Institusi
Adapun manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini untuk
menambah, memperkuat teori yang telah ada terkhususnya di
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Tadulako.
2. Bagi Mahasiswa
Adapun manfaat penulisan karya tulis ilmiah bagi
mahasiswa untuk menambah pengetahuan yang kemudian
dapat digunakan didunia kerja.
BAB II. HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Kelahiran Premature
Kelahiran premature merupakan persalinan dengan usia
kehamilah kurang dari 37 minggu atau berat bayi kurang dari 2500
gr. Kematian perinatal paling tinggi disebabkan oleh persalinan
premature. Bayi yang terlahir secara premature sendiri berisiko
terjadi gangguan perkembangan secara motoric dan secara kognitif
diusia kanak-kanak dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan
normal (Zeitlin et al., 2013).
Table 1. Persalinan prematur murni sesuai dengan definisi WHO
Batasan
Kriteria Keterangan
Prematur
Sangat Usia kehamilan 24- Sangat sulit untuk hidup,
prematur 30 minggu kecuali dengan incubator
BB bayi 1000-1500 canggih
gr Dampak sisanya
menonjol, terutama IQ
neurologis dan
pertumbuhan fisik
Premature Usia kehamilah 31-35 Dengan perawatan
sedang minggu canggih masih mungkin
BB bayi 1501-2000 gr hidup tanpa dampak sisa
yang berat
Premature Usia kehamilan 36-38 Masih sagat mungkin
borderline minggu hidup tanpa dampak sisa
BB bayi 2001-2499 gr yang berat
Lingkar kepala 33 cm Perhatikan kemungkinan:
Lingkar dada 30 cm - Gangguan nafas
Panjang badan - Daya isap lemah
sekitar 45 cm - Tidak tahan terhadap
hipotermia
- Mudah terjadi infeksi
Prematuritas merupakan penyebab kematian kedua pada
balita setelah pneumonia dan merupakan penyebab utama kematian
neonatal. Tiga puluh lima persen kematian neonatal di dunia
disebabkan oleh komplikasi kelahiran premature (Sulistiarini, 2016).
Penyebab kelahiran prematur pada berbagai Negara berbeda-
beda. Kenaikan jumlah kelahiran prematur di negara-negara
berpenghasilan tinggi disebabkan oleh jumlah wanita yang memiliki
bayi pada umur yang lebih tua dan peningkatan penggunaan obat
kesuburan yang menyebabkan terjadinya kehamilan kembar.
Peningkatan kelahiran prematur di beberapa negara maju
disebabkan oleh induksi medis yang tidak perlu dan persalinan sesar
sebelum waktunya.Sementara itu, di negara-negara berpenghasilan
rendah penyebab utama kelahiran premature meliputi infeksi,
malaria, HIV, dan tingkat kehamilan remaja yang tinggi.Baik di
negara kaya maupun miskin, banyak kelahiran prematur yang
penyebabnya tidak dapat dijelaskan (Sulistiarini, 2016).
1. Etiologi Kelahiran Prematur
Menurut (Darma, 2017), berikut beberapa factor penyebab
kelahiran premature:
a. Faktor Kehamilan
1) Ketuban Pecah Dini (KPD)
Ketuban pecah dini ditandai dengan keluarnya
cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan berusia
22 minggu dan dapat dinyatakan pecah dini jika terjadi
sebelum proses persalinan berlangsung.
Ketuban pecah dini bisa disebabkan oleh berbagai
hal seperti:
a) Serviks inkompeten
b) Peningkatan tekanan intrauterine
c) Trauma
2) Infeksi
Makin lama jarak antara ketuban pecah dengan
persalinan, maka tinggi pula risiko mordibitas dan
mortalitas ibu dan janin. Hal ini ditambah lagi dengan
prubahan suasana vagina selama kehamilan yang
menyebabkan turunnya pertahanan alamiah terhadap
infeksi.
3) Kelainan Uterus
Uterus yang tidak normal mengganggu risiko
terjadinya abortus spontan dan persalinan premature.
Terdapat penelitian yang menyatakan bahwa risiko
terjadinya persalinan premature akan makin meningkat
apabila serviks <30 mm, hal ini dikaitkan dengan makin
mudahnya terjadi infeksi amnion bila serviks makin
pendek.
4) Komplikasi Medis dan Obstetrik
Beberapa komplikasi langsung dari kehamilan
yaitu preeklamsia/eklamsia, ketuban pecah dini,
perdarahan antepartum dll.
b. Faktor Individu
1) Keadaan Sosial Ekonomi Rendah
Dengan keadaan social ekonomi yang rendah
berhubungan dengan kurang teraturnya pemeriksaan
antenatal, status gizi yang rendah akan mempengaruhi
lamanya kehamilan, rentan infeksi dan dapat
meningkatkan risiko persalinan premature dengan cara
ketuban pecah dini.
2) Penyakit Sistemik Ibu Hamil
Penyakit sistemik yang diderita oleh ibu hamil
diantaranya : paru-paru, jantung, liver, diabetes mellitus,
hipertensi, infeksi organ vital.
3) Infeksi Kehamilan
Korioamnionitis, servisitasendometritis, infeksi
plasenta.
C. Keterbatasan Pertumbuhan
Keadaan dimana terhambatnya pertumbuhan atau
perkembangan manusia yang dipengaruhi oleh berbagai factor.
Seperti factor genetic, BBLR maupun premature
D. BBLR
World Health Organization (WHO) mendefinisikan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR) sebagai bayi yang terlahir dengan berat
kurang dari 2500 gram. BBLR masih terus menjadi masalah
kesehatan masyarakat yang signifikan secara global karena efek
jangka pendek maupun panjangnya terhadap kesehatan (Landra,
2019).
BBLR bukan hanya predikator utama kematian prenatal dan
morbiditas, tetapi penelitian terbaru menemukan bahwa kelahiran
BBLR juga meningkatkan risiko penyakit seperti diabetes dan
penyakit kardiovaskular di kemudian hari (Landra, 2019).
Di Indonesia sendiri persentase balita (umur 0-59 bulan)
dengan BBLR sebesar 6,2%. Angka ini jika di bandingkan dengan
angka BBLR tahun 2013 sebesar 10,2% terlihat cukup menurun.
Persentase BBLR tertinggi terdapat di provinsi Sulawesi Tengah
(8,9%) dan yang terendah di Jambi (2,6%) (Kemenkes, 2018).
Penyebab BBLR sendiri dipengaruhi oleh beberapa factor
(multi-factor) seperti factor social-ekonomi dan factor biologi. Di
Negara berkembang penyebab utama terjadi BBLR yaitu kebutuhan
gizi ibu yang buruk (Bansal, 2019)
BBLR tidak hanya dapat terjadi pada bayi prematur, tetapi
dapat terjadi juga pada bayi cukup bulan yang mengalami hambatan
pertumbuhan selama kehamilan (Landra, 2019).
Adapun penyebab BBLR menurut (Apriningsih, 2008), sebagai
berikut :
1. Status gizi ibu bayi sebelum hamil
Status gizi seorang calon ibu bayi memenentukan asupan
yang diperoleh bayi dalam kandungan. Kecukupan status gizi
sebelum kehamilan dinilai menggunakan indeks masa tubuh
(IMT). Salah satu penelitian menunjukkan perempuan yang
berbadan kurus atau dengan IMT < 18,5 memiliki peluang dua
kali lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat rendah
dibandingkan individu dengan IMT normal. Saat sebelum
memasuki masa kehamilan, IMT menggambarkan
perkembangan tubuh dan kecukupan asupan untuk ibu dan bayi.
2. Berat badan ibu bayi saat sedang hamil
Peningkatan asupan untuk memenuhi kebutuhan bayi
pasti akan berdampak pada kenaikan berat badan saat
kehamilan. Kenaikan berat badan berkisar antara 5 kg hingga 18
kg yang disesuaikan dengan status gizi sebelum hamil, pada
individu berbadan normal kenaikan berat badan yang disarankan
sekitar 11 kg hingga 16 kg. Kenaikan berat badan yang terlalu
sedikit meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat rendah..
3. Usia Ibu saat sedang hamil
Bayi berat lahir rendah pada umumnya ditemukan pada
ibu yang hamil saat usia remaja. Tubuh seorang perempuan usia
remaja belum siap untuk mengalami kehamilan, hal ini juga
dapat disebabkan kecukupan nutrisi pada usia tersebut.
Kehamilan usia remaja yang paling sering terjadi pada usia 15-
19 tahun. Akibatnya, risiko melahirkan berat bayi lahir rendah
menjadi lebih tinggi 50% dibandingkan usia normal untuk
menjalani kehamilan atau sekitar 20-29 tahun.
4. Jarak waktu melahirkan anak
Jika waktu kehamilan terlalu berdekatan dengan waktu
melahirkan anak sebelumnya maka kemungkinan tubuh ibu bayi
belum menyimpan nutrisi yang cukup untuk kehamilan
selanjutnya. Kebutuhan nutrisi akan meningkat saat hamil, dan
akan lebih tinggi lagi jika ibu mengalami kehamilan dan harus
memberikan ASI secara bersamaan sehingga meningkatkan
risiko bayi berat lahir rendah.
5. Kondisi kesehatan ibu
Kesehatan ibu saat menjalani kehamilan maupun riwayat
kesehatan sebelum dapat berkontribusi menyebabkan BBLR.
Tidak hanya masalah kesehatan fisik, namun juga kesehatan
psikologis ibu.
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari karya tulis ilmiah ini yaitu:
1. Gangguan selama kehamilan yang sering terjadi yaitu anemia,
preeklamsia, dan diabetes gestasional.
2. Kelahiran premature merupakan persalinan dengan usia
kehamilah kurang dari 37 minggu atau berat bayi kurang dari
2500 gr. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebagai bayi yang
terlahir dengan berat kurang dari 2500 gram. Keterbatasan
Pertumbuhan merupakan proses terhambatnya pertumbuhan
yang disebabkan oleh berbagai factor.
3. Hubungan antara usia dengan Kejadian BBLR, Hubungan antara
Paritas dengan KejadianBBLR, Hubungan antara status gizi
dengan Kejadian BBLR, Hubungan antara Pendapatan keluarga
denganKejadian BBLR, Hubungan antara Pengetahuan tentang
ANCdengan Kejadian BBLR, Hubungan antara Kunjungan ANC
dengan Kejadian BBLR, Hubungan antara Anemia dengan
Kejadian BBLR, Hubungan antara Hipertensi dengan Kejadian
BBLR, Hubungan antara Malaria dengan Kejadian BBLR,
Hubungan antara Jenis Plasmodium dengan Kejadian BBLR
4. Trend BBLR disetiap tahunnya mengalami penurunan dimana
pada tahun 2018 angak BBLR mencapai 6,2% dari 10,0% pada
tahun 2013. Sedangkan pada kelahiran premature disetiap
tahunnya mengalami peningkatan.\
5. Pencegahan yang dilakukan untuk menanggulangi BBLR dengan
cara pemeriksaan ANC, sedangkan untuk mencegah terjadinya
kelahiran premature dimulai dari pencegah primer, sekunder dan
tersier.
B. Saran
Sebagai seorang mahasiwa kesehatan masyarakat harus
memiliki pengetahuan yang baik tentang masalah-masalah
kesehatan reproduksi yang ada di Indonesia dan mampu
menemukan solusi untuk masalah tersebut serta dapat
mengaplikasikan dalam dunia kesehatan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA