Oleh :
Pembimbing :
2016
KATA PENGANTAR
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini dengan judul
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi
Malnutrisi pada Kehamilan dan dapat kita amalkan setelah menjadi dokter
nantinya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 1
1.1 Tonsil............................................................................................................ 1
1.1.1 Anatomi Tonsil................................................................................... 1
1.1.2 Sistem Vaskularisasi Tonsil................................................................2
2.1.3 Persarafan Tonsil.................................................................................3
1.2 Faring.............................................................................................................3
1.2.1 Anatomi Faring....................................................................................3
1.2.2 Sistem Vaskularisasi Faring.................................................................4
1.2.3 Persarafan Faring..................................................................................5
1.3 Tonsilitis.........................................................................................................5
1.3.1 Definisi Tonsilitis.................................................................................5
1.3.2 Epidemiologi Tonsilitis........................................................................5
1.3.3 Klasifikasi Tonsilitis............................................................................6
1.4 Faringitis........................................................................................................8
1.4.1 Definisi Faringitis................................................................................8
1.4.2 Epidemiologi Faringitis.......................................................................9
1.4.3 Klasifikasi Faringitis...........................................................................9
BAB 2 LAPORAN KASUS.............................................................................. 14
BAB 3 DISKUSI................................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
28BAB I
PENDAHULUAN
Kasus gizi buruk saat ini menjadi masalah yang menjadi perhatian di
Indonesia. Gizi kurang dan gizi buruk merupakan masalah yang perlu
bangsa di masa depan akan sangat dipengaruhi keadaan atau status gizi pada
saat ini, terutama balita. Akibat gizi buruk dan gizi kurang bagi seseorang
Selain itu, banyak ditemukan kasus anemia yang terjadi pada laki-laki dan
perempuan dari berbagai kelompok umur (mulai dari bayi sampai lansia). Namun,
anemia menyerang satu dari lima orang perempuan usia produktif. Beberapa hal
menstruasi yang terjadi setiap bulan. Selain itu, pola makan yang kurang baik akibat bekerja
terlalu keras, sakit terlalu lama atau melakukan diet ketat juga diketahui menjadi faktor risiko
melahirkan, bahkan tumbuh kembang janin dapat terganggu. Risiko ini meningkat
pada perempuan yang aktif bekerja, baik di dalam maupun luar rumah. Pada ibu
hamil yang menderita anemia, akan muncul gejala lemas, lesu, dan lemah
sehingga produktivitas kerja akan menurun. Daya tahan tubuh pun merosot
sehingga akan lebih mudah sakit, terserang flu, atau infeksi. Pola makan yang
menimbulkan anemia erat kaitannya dengan asupan gizi dari makanan sehari-hari.
Karena itu, memperbaiki pola makan merupakan cara penting untuk mengatasi
anemia, yaitu dengan pola makan yang sehat, serta selalu memerhatikan jumlah,
kebutuhan energi dan ziat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan
energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan
saat hamil dapat menyebabkan pertumbhan janin tidak sempurna. Nutrisi selama
kehamilan adalah salah satu faktor penting dalam menentukan pertumbuhan janin.
Dampaknya adalah berat badan lahir, status nutrisi dari ibu yang sedang hamil
gizi ibu sebelum dan selama mengandung. Wanita hamil berisiko mengalami
kekurangan energi kronis (KEK) jika memiliki LILA <23,5 cm. Ibu hamil dengan
KEK berisiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). Hasil Riskesdas, 2013
mendapatkan proporsi ibu hamil umur 15-49 tahun dengan LILA<23,5 cm atau
berisiko KEK di Indonesia sebesar 24,2 persen. Proporsi terendah di Bali (10,1%)
ibu dan juga perkembangan janin. Bayi yang lahir dari ibu dengan kekurangan
nutrisi dapat memiliki berat badan lahir yang rendah. Selain itu keadaan gizi ibu
b. Apa saja yang menjadi faktor risiko yang dapat menimbulkan terjadinya
gizi buruk?
buruk?
buruk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
risiko morbiditas dan mortalitas. Afrika dan Asia selatan, 21-51% wanita usia
kekurangan terhadap nutrisi vital tertentu dalam kebutuhan diet yang akan
lainnya.8
ekonomi yang tinggi kemudian hamil maka kemungkinan besar sekali gzi yang
dibutuhan tercukupi ditambah lagi adanya pemeriksaan membuat gizi ibu hamil
a. Pendidikan
makan ibu hamil, tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan
atau informasi tentang gizi yang dimiliki lebih baik sehingga bisa memenuhi
asupan gizinya.
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
pengajaran dan pelatihan. Pendidikan ibu adalah pendidikan formal ibu yang
terakhir yang ditamatkan dan mempunyai ijazah dengan klasifikasi tamat SD,
SMP, SMA dan perguruan tinggi dengan diukur dengan cara dikelompokkan dan
b. Pekerjaan
dilakukan untuk mencari nafkah guna untuk kehidupan. Ibu yang sedang hamil
harus mengurangi beban kerja yang terlalu berat karena akan memberikan
dapat dipengaruhi oleh peningkatan berat badan dan perubahan sikap. Resiko-
2) Bekerja pada mesin pabrik terutama jika terjadi banyak getaran atau
membersihkan.
c. Pendapatan
Penerimaan baik berupa uang maupun barang, baik dari pihak lain
maupun pihak sendiri dari pekerjan atau aktivitas yang kita lakukan dan dengan
dinilai sebuah uang atas harga yang berlaku pada saat ini. Pendapatan seorang
meningkat. Suatu kegiatan yang dilakukan untuk menafkahi diri dan keluarganya
dimana pekerjaan tersebut tidak ada yang mengatur dan dia bebas karena tidak
tergantung pada besar kecilnya pendapatan keluarga, harga bahan makanan itu
sendiri, serta tingkat penggelolaan sumber daya lahan dan pekarangan. Keluarga
hidangan. Semakin banyak mempunyai uang berarti semakin baik makanan yang
diperoleh dengan kata lain semakin tinggi penghasilan, semakin besar pula
2010 oleh Badan Pusat Statistik, pendapatan untuk pedesaan dibedakan menjadi
3 golongan yaitu :
antara kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun maka anak akan memiliki
probabilitas hidup lebih tinggi dan kondisi anaknya lebih sehat dibanding anak
dengan jarak kelahiran dibawah 2 tahun. Jarak melahirkan yang terlalu dekat
akan menyebabkan kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan
sendiri (ibu memerlukan energi yang cukup untuk memulihkan keadaan setelah
membuktikan bahwa status gizi ibu hamil belum pulih sebelum 2 tahun pasca
persalinan sebelumnya, oleh karena itu belum siap untuk kehamilan berikutnya.
Selain itu kesehatan fisik dan rahim ibu yang masih menyusui sehingga dapat
mempengaruhi KEK pada ibu hamil. Ibu hamil dengan persalinan terakhir ≥ 10
pertama lagi. Umur ibu biasanya lebih bertambah tua. Apabila asupan gizi ibu
3. Faktor Paritas
dengan jumlah anak yang dilahirkan. Paritas juga merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi status gizi ibu hamil. Paritas merupakan faktor yang sangat
berpengaruh terhadap hasil konsepsi. Perlu diwaspadai karena ibu pernah hamil
atau melahirkan anak 4 kali atau lebih, maka kemungkinan banyak akan ditemui
keadaan :
Nutrisi ibu hamil adalah kebutuhan zat gizi bagi seorang ibu pada saat hamil.
Zat gizi sendiri menurut Almatsier merupakan ikatan kimia yang diperlukan tubuh
agar bisa menjalankan fungsinya, yaitu menghasilkan energy, membagun dan
Nutrisi atau asupan seorang ibu disaat hamil sangat menentukan status gizi ibu
hamil tersebut. Menurut Almatsier, status gizi sendiri dapat diartikan sebagai
keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi,
dapat dibedakan menjadi status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih. Berdasarkan
pengertian status gizi tersebut status gizi ibu hamil berarti keadaan tubuh sebagai
terhambatnya otak janin, abortus, dan sebagainya. Jadi pemantauan gizi ibu hamil
sangatlah diperlukan.
Asupan gizi sangat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15%
air ketuban dan pertumbuhan janin. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil
akan digunakan untuk pertumbuhan janin sebesar 40% dan sisanya 60%
Secara normal, ibu hamil akan mengalami kenaikan berat badan sebesar 11-13
kg. Hal ini terjadi karena kebutuhan asupan makanan ibu hamil meningkat seiring
dengan bertambahnya usia kehamilan. Asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu
tubuh yang rusak atau mati, sumber tenaga, mengatur suhu tubuh dan cadangan
makanan.
karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat
pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur. Kebutuhan nutrien
akan meningkat selama hamil, namun tidak semua kebutuhan nutrien meningkat
secara proporsional.
adekuat, dimana peranan plasenta besar artinya dalam transfer zat-zat makanan
tersebut. Pertumbuhan janin yang paling pesat terutama terjadi pada stadium akhir
kehamilan. Misalnya pada akhir bulan ketiga kehamilan berat janin hanya sekitar
Sehingga dibutuhkan lebih banyak zat-zat makanan pada stadium akhir kehamilan
tersebut.
a. Karbohidrat
pada waktu lahir meningkat menjadi 34 g. konsentrasi glikogen pada hati dan
oleh frekuensi glukosuria ibu hamil yang relatif tinggi dan adanya glukosuria pada
kebanyak wanita hamil setelah mendapat 100 gram dextrose per oral. Normalnya,
pada wanita hamil tidak terdapat glukosa. Kebutuhan karbohidrat lebih kurang
b. Protein
pertumbuhan janin, uterus, payudara, hormon, penambahan cairan darah ibu, dan
protein hewani mempunyai nilai biologis tinggi. Kebutuhan protein untuk fetus
adalah 925 gram selama 9 bulan. Efisiensi protein adalah 70%. Terdapat protein
loss di urine +30%. WHO menganjurkan intake protein untuk ibu hamil sekitar
1,01 g/kg. BB/hari dan kalori sekitar 46 kkal/kg.BB/hari untuk rata-rata wanita
Oleh karena itu tiap-tiap negara dapat membuat rekomendasi yang khusus
yang sesuai dengan pola makanan di negara tersebut dan keadaan masyarakatnya.
Jumlah protein yang dianjurkan dalam diet harus disesuaikan dengan nilai hayati
protein yang dimakan. Makin rendah nilai hayati protein, makin besar jumlah
protein dalam diet yang diperlukan. Nilai hayati protein, makin besar jumlah
protein dalam diet yang diperlukan. Nilai hayati protein nabati lebih rendah dari
protein hewani.
c. Lemak
Sebagian besar dari 500 g lemak tubuh janin ditimbun antara minggu 35-40
kehamilan. Pada stadium awal kehamilan tidak ada lemak yang ditimbun kecuali
lipid esensial dan fosfolipid untuk pertumbuhan susunan saraf pusat (SSP) dan
dinding sel saraf. Sampai pertengahan kehamilan hanya sekitar 0,5% lemak dalam
tubuh janin, setelah itu jumlahnya meningkat, mencapai 7,8% pada minggu ke-34
dan 16% sebelum lahir. Pada bulan terakhir kehamilan sekitar 14 g emak per hari
ditimbun. Transport asam lemak melalui plasenta sekitar 40% dari lemak ibu,
sisanya disintesa oleh janin. Baik lemak maupun protein meningkat dengan cepat
Sebagian besar lemak ditimbun pada daerah subkutan, oleh karena itu pada bayi
karena pemberian yang hanya pada trisemester III tidak dapat mengejar kebutuhan
ibu/fetus dan juga untuk cadangan fetus. Kebutuhan zat besi meningkat sehingga
suplemen untuk mengganti penggunaan zat besi oleh sum-sum tulang, fetus, dan
plasenta. Ibu hamil yang mengalami anemia akibat kekurangan zat besi akan
bayi saat dilahirkan (BBLR), kematian bayi saat dilahirkan, dan kematian bayi
sebelum dilahirkan. Sumber zat besi diperoleh dari hati, sumsum tulang, telur,
e. Kalsium (Ca)
kebutuhan 30-40 g/hari untuk janin, wanita hamil perlu tambahan 600 mg/hari dan
total kebutuhan ibu hamil selama kehamilan adalah 1200 mg/hari. Kalsium dapat
diperoleh dengan mengonsumsi susu, keju, ikan teri, rebon kering, kacang kedelai
f. Asam Folat
sehingga kebutuhan asam folat pada ibu hamil akan menigkat. Anemia akibat
kekurangan oksigen. Bila hal ini berlangsung lama akan berdampak pada
kerusakan oragna-organ tubuh. Rendahnya kadar asam folat pada wanita hamil
menyebabkan kelahiran cacat, gangguan saraf, atau gangguan perkembangan
kecerdasan (retardasi mental). Kebutuhan asam folat pada wanita hamil sebanyak
280 µg per hari selama kehamilan trisemester I, 660 ug pada trisemester II, dan
470 ug per hari pada trisemester III bisa didapat dari sayuran hijau, hati, dan
ayam.
g. Kolin
Kolin merupakan salah satu vitamin B kompleks yang dibutuhkan oleh ibu
hamil, terutama pada minggu kedelapan belas kehamilan. Vitamin ini dapat
sedang tumbuh pesat. Kolin bisa didapat dari kuning telur, daging tanpa lemak,
h. Vitamin E
radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan kromosom atau jaringan sel
bayi, terutama paling rawan terjadi pada tahap-tahap awal kehamilan. Vitamin E
dapat ditemukan pada gandum, sayuran hijau, biji-bijian, kedelai, minyak biji
i. Vitamin A
Kebutuhan ibu hamil akan vitamin A harus dipenuhi yaitu sekitar 500 SI.
perlambatan pertumbuhan janin serta rendahnya berat badan bayi saat dilahirkan.
susu, ikan laut, sayuran, dan buah berwarna hijau atau kuning.
j. Vitamin B1
dan daging.
k. Iodine
Iodine adalah salah satu mineral yang dibutuhkan ibu hamil. Penambahan
kebutuhan iodine pada masa kehamilan adalah 25 µg. kekurangan iodine pada
dengan adanya gangguan mental dan fisik menyerupai karakteristik anak yang
mengalami down syndrome. Bahan makanan sumber iodine adalah garam dapur
yang sudah difortifikasi (diperkaya) iodine, bahan makanan yang berasal dari laut,
l. Zinc (Seng)
Kebutuhan ibu hamil akan zinc (seng) meningkat 5 mg karena tingkat zinc
yang rendah akan menyebabkan kenaikan tingkat kelahiran tidak normal. Zinc
berperan untuk meningkatkan sistem imun dan memperbaiki fungsi organ perasa
Vitamin C 70 mg 70 mg
Zat Besi 31 mg 31 mg
Berikut ini contoh menu makanan untuk ibu hamil dalam sehari menurut
Pagi:
Nasi
Pepes Tahu
Susu
Nasi
Sop Sayuran
Ikan balado
Kripik Tempe
Jeruk
Malam:
Nasi
Telur Balado
Perkedel Tahu
Pisang
Penilaian status gizi ibu hamil dinilai dari pengukuran antropometri, biokimiawi,
adalah tinggi badan, berat badan sebelum hamil, pertambahan berat badan selama
hamil, pengukuran skinfold dan lingkar lengan yang menggambarkan status gizi seorang
yang lebih dikenal LILA dapat melihat perubahan secara paralel dalam massa otot
sehingga bermanfaat untuk mendiagnosis kekurangan gizi, sedangkan menurut Depkes
(1994) pengukuran LILA adalah suatu cara untuk mengetahui KEK pada WUS.
Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam
jangka pendek. Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm atau di bagian merah pita LILA,
artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK, dan diperkirakan akan melahirkan BBLR.
BBLR mempunyai risiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan gangguan
perkembangan anak.10
LILA yang rendah dapat menggambarkan IMT yang rendah pula. Ibu yang
menderita KEK sebelum hamil biasanya berada dalam status gizi yang kurang, sehingga
pertambahan berat badan selama hamil harus lebih besar. Makin rendah IMT pra hamil
maka makin rendah berat lahir bayi yang dikandung dan makin tinggi risiko BBLR. 10
1. Mengetahui risiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk menapis
wanita yang mempunyai risiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
2. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam
4. Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan gizi WUS yang
menderita KEK.
menderita KEK.
darah, urin, dan feses. Hasil pemeriksaan laboratorium dapat memberikan informasi
nutrisi seperti bilateral pitting edema, emasiasi (tanda wasting, di mana kehilangan otot
dan jaringan lemak akibat asupan energi yang rendah dan/ atau kehilangan nutrisi akibat
Penilaian klinis juga meliputi anamnesis mengenai gejala infeksi yang dapat
meningkatkan kebutuhan nutrisi (seperti demam), dan kehilangan nutrisi (seperti diare
nutrisi dan peningkatan risiko terjadinya malnutrisi (seperti HIV). Rekam medis
diagnostik dan terapi, dan pengobatan yang berdampak pada status gizi. 10
gizi, meliputi kuantitas dan kualitas diet, perubahan nafsu makan, intoleransi dan alergi
makanan, dan alasan-alasan mengapa asupan makanan tidak adekuat selama atau
setelah sakit.10
Tanda dan gejala KEK adalah berat badan kurang dari 40 kg atau tampak
a. Pengertian
bagian merah pita LILA. Menurut Depkes RI pada tahun 1994 didalam
subur (WUS) adalah salah satu deteksi dini yang mudah dan dapat
KEK. Wanita usia subur adalah wanita usia 15-45 tahun. LILA adalah
b. Tujuan
pada ibu hamil maupun calon ibu, masyarakat umum dan peran petugas
1. Mengetahui resiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu,
menderita KEK.
c. Ambang Batas
adalah 23,5cm, apabila ukuran LILA kurang dari 23,5cm atau dibagian
merah pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK, dan
pengukuran dilakukan dibagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri
(kecuali orang kidal kita ukur lengan kanan). Lengan harus posisi bebas,
lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang dan
diet bekerja sama dengan ahli diet atau profesional gizi lainnya.
badan.11
diperlukan.11,12
Berat badan yang rendah sebelum kehamilan dan tidak adekuatnya penambahan
berat badan selama kehamilan adalah faktor predisposisi utama penyebab IUGR
(intrauterine growth retardation) dan berat lahir rendah. Tabel di bawah ini
penambahan berat badan mingguan dan bulanan selama trimester kedua dan trimester
ketiga yang berhubungan dengan BMI pada saat awal kehamilan. Wanita dengan
mengamanatkan bahwa Upaya Perbaikan Gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi
perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan,
perbaikan perilaku sadar gizi, dan peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi dan
kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Upaya pembinaan gizi
Pada tingkat individu, keadaan gizi dipengaruhi oleh asupan gizi dan penyakit infeksi
yang saling terkait. Apabila seseorang tidak mendapat asupan gizi yang cukup akan
mengalami kekurangan gizi dan mudah sakit. Demikian juga bila seseorang sering sakit
akan menyebabkan gangguan nafsu makan dan selanjutnya akan mengakibatkan gizi
kurang.
terjangkau dan memadai (Posyandu, Pos Kesehatan Desa, Puskesmas dan lain-
lain).
lingkungan.
menengah perbaikan gizi yang telah ditetapkan adalah menurunnya prevalensi gizi
Beberapa program pemerintah untuk mengatasi malnutrisi pada ibu hamil adalah :
mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya. Suatu keluarga disebut
KADARZI apabila telah berperilaku gizi yang baik yang dicirikan minimal dengan :
2. Memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan
(ASI eksklusif).
5. Minum suplemen gizi (TTD, kapsul Vitamin A dosis tinggi) sesuai anjuran.
3. Menggalang kerjasama dengan lintas sektor dan kemitraan dengan swasta dan
program penanganan KEK pada ibu hamil yang bertujuan untuk meningkatkan
status gizi pada ibu hamil. Salah satu upaya yang dilakukan berdasarkan Standar
kota untuk penanggulangan ibu hamil KEK adalah PMT pada ibu hamil.
Tambahan energi dan protein yang dibutuhkan ibu selama hamil adalah 300 kkal
1. Tujuan PMT
Tujuan PMT pada ibu hamil adalah untuk memenuhi kebutuhan zat gizi
selama kehamilan sehingga dapat mencegah kekurangan gizi dan akibat yang
ditimbulkan.
g. Cukup cairan
a. Dapat diterima
Makanan tambahan untuk ibu hamil sebaiknya dapat diterima dalam hal
bentuk, rasa, dan biasa dikonsumsi sehari-hari. Salah satu sifat ibu hamil
adalah cepat bosan dengan makanan yang sama bila disajikan berulangkali.
Ibu hamil mempunyai kecendrungan mencoba sesuatu yang baru. Oleh karena
itu, bentuk dan rasa makanan hendaknya dibuat bervariasi dan disesuaikan
b. Mudah dibuat
lama.
ibu hamil. Kebutuhan zat gizi ibu hamil lebih besar dibandingkan dengan
kelompok sasaran lainnya. Disamping jumlah zat gizi yang cukup, makanan
tambahan ibu hamil juga harus memiliki daya cerna yang baik. Daya cerna
yang baik dapat dicapai dengan teknik pengolahan makanan yang benar.
d. Terjangkau
Hendaknya makanan tambahan untuk ibu hamil dapat diolah dari bahan-
Untuk itu, sebaiknya bahan baku yang digunakan dapat dan mudah dibeli
e. Mudah didapat
dengan bahan makanan yang tersedia di lokasi ibu hamil berada. Dengan
potensi pertanian. Bahan baku hasil pertanian setempat lebih murah harganya
dan relatif lebih mudah untuk diperoleh sehingga dengan biaya yang terbatas
f. Aman
keracunan makanan yang masih tinggi di masyarakat. Oleh karena itu, perlu
memasak bahan makanan dan cara penyajian. Selain harus bergizi lengkap
dan seimbang makanan juga harus layak dikonsumsi sehingga aman bagi
kesehatan. Makanan aman adalah makanan yang bebas dari kuman dan bahan
(halal).
Kader memberikan biskuit lapis kepada sasaran berdasarkan rujukan dari
1) Ibu hamil dari keluarga miskin dan ibu hamil yang beresiko KEK dengan
diprioritaskan pada Ibu hamil KEK dari keluarga miskin dan ibu hamil KEK.
Peningkatan variasi dan jumlah makanan juga menjadi salah satu upaya
pencegahan KEK. Kandungan zat gizi pada setiap jenis makanan berbeda-beda
dan tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung zat gizi secara lengkap,
maka untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar zat gizi diperlukan konsumsi
makanan yang beragam. Selain itu, karena kebutuhan energi dan zat gizi lainnya
pada ibu hamil dan ibu menyusui meningkat maka jumlah konsumsi makanan
mereka harus ditambah. Mengurangi beban kerja pada ibu hamil. Berbagai
penelitian menunjukkan bahwa beban kerja yang berat pada wanita hamil akan
Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menunjukkan prevalensi anemia
pada ibu hamil masih cukup tinggi yaitu sebesar 40,1%. Keadaan ini mengindikasikan anemia gizi
Program penanggulangan anemia gizi pada ibu hamil telah dikembangkan sejak tahun 1975
melalui distribusi Tablet Tambah Darah (TTD). TTD merupakan suplementasi gizi mikro
khususnya zat besi dan folat yang diberikan kepada ibu hamil untuk mencegah kejadian anemia
gizi besi selama kehamilan. Penelitian terakhir membuktikan bahwa pemberian tablet Fe di
Secara nasional cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe tahun 2012 sebesar 85%.
Data tersebut belum mencapai target program tahun 2012 sebesar 90%. Koordinasi dan
kegiatan yang terintegrasi dengan lintas program masih perlu di tingkatkan agar cakupan
dapat meningkat karena pemberian tablet Fe merupakan salah satu komponen standar
pelayanan antenatal.
Sasaran pemberian tablet Fe adalah Ibu hamil ( Bumil ) dan ibu nifas
( Bufas ) . Untuk tablet Fe. 1 diberikan kepada kunjungan pertama ( K.1 ) dan
Iodium dalam Urin (EIU) sebagai refleksi asupan iodium, cakupan rumah tangga
mengonsumsi garam beriodium. Bila proporsi penduduk dengan EIU<100 μg/L dibawah 20% dan
cakupan garam beriodium 90% diikuti dengan tercapainya indikator manajemen maka masalah
Hasil Studi Intensifikasi Penanggulangan GAKI (IP-GAKI) tahun 2002/2003, hasil Riskesdas
2007 menunjukkan hasil yang konsisten bahwa rata-rata EIU dalam batas normal yaitu 12.9 μg/L
pada tahun 2007 dan turun menjadi 11,5 μg/L pada tahun 2011, Dengan kemajuan ini dapat
disimpulkan bahwa secara nasional masalah Gangguan Akibat Kurang Iodium tidak lagi menjadi
Untuk daerah-daerah endemik masalah GAKI, upaya yang dilakukan yaitu menjamin garam yang
dikonsumsi adalah garam beriodium melalui penyusunan peraturan daerah yang mengatur
dengan penerapan Permendagri No. 63 tahun 2010 tentang Pedoman Penanggulangan Gangguan
seperti distribusi pada bayi dan anak balita. Hanya saja pada ibu nifas diberi 2
kapsul selama masa nifas dengan dosis yang lebih tinggi 200.000 IU. Cara
pemberian adalah segera 1 kapsul setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi setelah 24
jam dari pemberian pertama, yang bertujuan untuk membantu proses pemulihan
ibu pasca persalinan serta bisa memperbanyak air susu, dan lainnya.
BAB III
LAPORAN KASUS
RSUD Sungai Dareh pada tanggal 21 Maret 2016 dengan identitas pasien :
Nama : Ny. B
Usia : 32 tahun
Alamat : Timpeh
Agama : Islam
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Semakin lemah sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit.
- Semakin lemah sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit. Letih, lemah,
lesu sudah dirasakan sejak beberapa tahun lalu, semakin lama terasa
semakin lemah.
mudah lemas.
ada.
lama haid 4-6 hari, banyaknya 1-2 kali ganti duk per hari, nyeri haid (-)
keluhan badan yang terasa semakin lemah dan letih, dan dianjurkan untuk
keterbatasan biaya.
- Os menderita gagal ginjal dan baru diketahui sejak 1 bulan yang lalu.
- Os menderita palatoschizis.
Riwayat Psikososial
- Penghasilan rata –rata total ibu dan suami per bulan ± Rp 500.000,- , tidak
- pasien baru dikenal menderita penyakit ginjal sejak 1 bulan yang lalu.
persalinan sebelumnya
Riwayat nutrisi :
porsi makanan.
Riwayat aktivitas :
- Riwayat kaki bengkak, tensi tinggi dan mata kabur selama kehamilan tidak
ada
air liur berlebihan, nyeri kepala, nyeri ulu hati dan keputihan selama
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit sedang Nadi : 72 kali/menit
BB : 28 kg TB : 136 cm
STATUS GENERALISATA
pembesaran KGB.
Paru
Perkusi : sonor
Jantung
Palpasi : iktus kordis teraba 1 jari medial linea midclavicula sinistra RIC V
Status Obstetrikus
Abdomen
Palpasi
Pemeriksaan Penunjang
SGOT : 34 µl SGPT : 40 µl
b. Rontgen thorax
c. Mikroskopik feces : belum dapat dilakukan (pasien sulit buang air besar).
d. USG
- Ranitidin 2 x 1 Amp iv
- Curcuma 3 x 1 tab po
- Diet TKTP
Follow-up
Tanggal Follow Up
22 Maret 2016 S/ Lemah masih dirasakan pasien.
BAK biasa
Af
Af
P/ Lanjutkan terapi
BAB IV
DISKUSI
pemeriksaan penunjang.
Keluhan utama pasien berupa semakin lemah sejak 7 hari sebelum masuk
rumah sakit. Letih, lemah, lesu sudah dirasakan sejak beberapa tahun lalu,
semakin lama terasa semakin lemah. Pasien tidak menstruasi sejak 5 bulan yang
mudah lemas.
(Berat badan tertinggi pasien : 36 kg). Porsi makan pasien tidak menentu setiap
ikan. Konsumsi protein tidak rutin (2-3 x dalam seminggu). Pasien hanya
mengkonsumsi satu atau lebih zat gizi sejak dari kecil sehingga dapat disimpulkan
bahwa pasien tersebut mengalami kekurangan zat gizi yang bersifat menahun
dapat disebut dengan kekurangan energi kronik (KEK), dimana KEK ini dapat
faktor sosial ekonomi seperti pendidikan sangat berpengaruh terhadap pola makan
pada ibu hamil, dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan
pengetahuan dan informasi mengenai gizi lebih baik sehingga bisa memenuhi
kebutuhan gizinya. Pada pasien ini dengan tingkat pendidikan yang sangat rendah
sehingga pengetahuan mengenai gizi yang baik untuk ibu hamil belum cukup dan
ibu hamil. Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan tergantung pada
akan semakin baik pula makanan yang akan diperoleh . Pada pasien ini yang
pekerjaannya hanya sebagai ibu rumah tangga dan pekerjaan suami sebagai kuli
dimana dengan penghasilan sebesar itu tidak cukup untuk memnuhi kebutuhan
sehari-hari pasien dan keluarganya. Sehingga setiap harinya pasien hanya rutin
2-3x dalam seminggu. Konsumsi makanan pasien ini sangat jauh dari kebutuhan
energi normal pada ibu hamil, dimana pada ibu hamil diperlukan tambahan energi
Pemeriksaan kepala didapatkan rambut hitam dan mudah dicabut ini merupakan
salah satu tanda kekurangan gizi. Rambut mudah dicabut ini dikarenakan
tersebut merupakan nutrisi yang penting untuk rambut. Dari pemeriksaan mata
didapatkan konjungtiva anemis +/+, dari pemeriksaan ini dapat dikatakan pasien
kekurangan zat gizi, perdarahan, hemolisis, dan aplastik. Pada pasien ini dicurigai
penyebab anemia yang paling mungkin adalah anemia defisiensi zat besi. Zat besi
Sumber zat besi dapat diperoleh dari daging merah, hati, beras merah.
kurang dari 23,5 cm atau di bagian merah pita LILA dapat dikategorikan sebagai
ini tidak sesuai dengan usia kehamilan, seharusnya TFU dengan usia kehamilan
21-21 minggu adalah setinggi pusat hal ini dikarenakan nutrisi ibu tidak terpenuhi
Berdasarkan teori nilai ini merupakan nilai yang rendah untuk seorang ibu hamil,
Terapi yang diberikan pada pasien yaitu drip neurobion dan diet TKTP.
Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa s etiap defisiensi mikronutrien
harus dikoreksi, misalnya dengan memberikan suplemen vitamin, zat besi, dan
terpenuhi juga.
Kasus ini merupakan kasus yang sangat komplit, kekurangan energi yang
bersifat kronik yang telah terjadi selama bertahun-tahun. Untuk menangani hal ini
perlu kerjasama dari berbagai pihak yaitu dari pemerintah, puskesmas, wali
mengenai kadarzi, perlu diberikan makanan tambahan dan dikontrol oleh keluarga
di sekitar apakah dimakan atau tidak, diberikan bantuan dari pemerintah berupa
dana dan makanan untuk sehari-hari, dan juga perhatian dari lingkungan sekitar.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta : EGC.
2. Atmarita, Tatang S, Fallah. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII.
3. Depkes Jateng, 1999. Petunjuk Teknis Pelacakan Kasus Gizi Buruk Propinsi
JawaTengah. Semarang.
4. Depkes RI. 1995a. Pedoman Kerja Tenaga Gizi Puskesmas. Jakarta.
5. Minarto. 2006. Upaya Departemen Kesehatan dalam Mengatasi Kurang Gizi di
Indonesia. Makalah disampaikan pada Kongres Nasional Jaringan Epidemiologi
Nasional 2006. Jakarta.
6. Riswan M. 2003. Anemia defisiensi besi pada wanita hamil di beberapa praktek
bidan swasta dalam Kota madya Medan. Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Medan.. Analisis Program Gizi dan
Kesehatan Ibu Hamil di Indonesia. Lembar Tugas S3 SPS IPB, Bogor.
7. Supariasa. 2002. Penilaian Status Gizi. EGC. Jakarta.
8. Surjadi C, Wirahardja R, Pariani S, Umiyati S. 2006. Penilaian Keadaan Gizi di Jakarta
dan Surabaya. Makalah disampaikan pada Kongres Nasional Jaringan Epidemiologi
Nasional 2006. Jakarta.
9. Kepmenkes RI, 2007. Pedoman Operasional Keluarga Sadar Gizi di Desa
Siaga. Jakarta: Departemen Kesehatan.
10. NACS. Module 2. Nutrition assessment and classification. USAID and
PEPFAR; 2013.
11. Shashidhar HR, Grigsby DG. Malnutrition treatment and management. Medscape;
2016.
12. WHO. Management of severe acute malnutrition in individuals with active
tuberculosis; 2015.
13. Institute of Medicine. Weight gain during pregnancy: Re-examining the Guidelines.
Washington DC, National Academy of Sciences; 2009.
14. Direktorat Bina Gizi Kemenkes RI. 2013. Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat
tahun 2013. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA
15. Depdikbud. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai
Pustaka.
16. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka
Cipta
17. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.