PENDAHULUAN
Gawat janin adalah suatu keadaan dimana terdapat hipoksia pada janin (
kadar oksigen yang rendah dalam darah). Keadaan tersebut dapat terjadi baik pada
antepartum maupun intrapartum. Fetal Distres adalah keadaan ketidak seimbangan
antara kebutuhan oksigen dan nutrisi janin sehingga menimbulkan perubahan
metabolisme janin menuju metabolisme anaerob menyebabkan hasil akhir
metabolismenya terakhir bukan karbondioksida 1
Gawat janin mengacu pada apa yang secara tepat disebut penelusuran
denyut jantung janin yang tidak meyakinkan, atau yang lebih baru, pelacakan
denyut jantung janin Kategori III. Ini merupakan indikasi bahwa asfiksia janin
dapat terjadi dan memerlukan intervensi segera. Manajemen anestesi pasien
dengan pelacakan denyut jantung janin Kategori III tergantung pada cara
persalinan yang diantisipasi, urgensi persalinan itu, kondisi medis pasien, dan
indikasi anestesi dan kontraindikasi untuk pasien tersebut. Untuk persalinan sesar
pilihan antara memperpanjang epidural yang sudah ada, memberikan anestesi
spinal, atau menginduksi anestesi umum membutuhkan penilaian cepat dan harus
mempertimbangkan faktor-faktor ini sambil memutuskan perawatan teraman
untuk ibu dan bayi. Pilihan anestesi dan manfaat relatifnya dibahas.2
BAB II
LAPORAN KASUS
.1 IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. MN
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 23 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Suku/bangsa : Bugis/Indonesia
Alamat : Permata Sudiang
Tanggal Pemeriksaan : 29 April 2019
2.2.ANAMNESIS
1. Keluhan Utama : Keluar air dari jalan lahir
2. Riwayat Penyakit Sekarang
G1P0A0, HPHT : 12-08-2018, HTP : 19-05-2019, UK : 37 minggu 1 hari
Pasien dengan keluhan keluar air dari jalan lahir yang dialami sejak 2
hari SMRS. Riw nyeri perut tembus belakang (-), riw. Keluar lendir (-),
darah (-).
3. Riwayat Penyakit Dahulu.
Pasien mengaku tidak memiliki riwayat penyakit jantung, ginjal,
hipertensi, diabetes mellitus, dan asma sebelumnya. Riwayat keputihan
(+)
4. Riwayat Obstetri
2019 /kehamilan sekarang
5. Riwayat Menstruasi
HPHT : 12/08/2019
Menarche : 15 tahun
Lama Haid : 6 hari
Siklus Haid : 28 hari
7. Riwayat Operasi
Disangkal pasien
CT/BT : 10’’/1’30”
2.5 RESUME
Seorang pasien G1P1A0, HPHT : 12-08-2018, HTP : 19-05-2019,
UK : 37 minggu 1 hari masuk rumah sakit dengan keluhan keluar air dari
jalan lahir yang dialami sejak 2 hari SMRS. Riwayat keputihan (+)
Pada pemeriksaan fisikobstetrik, dilakukan dua pemeriksaan
diantaranya, pada pemeriksaan luar Permerisaan Luar di dapatkan TFU:
36 cm, LP : 103 cm, TBJ 3700 gr, His 1x10’ (15”), DJJ 148x/I, Situs
memanjang, punggung kanan, Perlimaan 5/5, Bagian terbawah Kepala,
Janin : Kesan Tunggal. Pada Pemeriksaan Inspekulo di dapatkan
Vulva/Vagina : tak/tak, Portio lunak, licin, OUI/OUE tertutup/tertutup,
Pelepasan air ketuban: (-), Lakmus Tes (-). Pada pemeriksaan USG
didapaatkan kesan Gravid tunggal hidup, presentasi kepala, punggung
kanan, plasenta di corpus lateral kiri grade III. SDP : 8,2 cm. biometri
janin sesuai usia kehamilan 3100 gr.
2.6 DIAGNOSIS
G1P1A0 gravid Aterm + Gawat Janin
2.7 DIAGNOSIS BANDING
Ketuban Pecah Dini
2.8 PENATALAKSANAAN
- IVFD RL 28 tpm
- Rencana Induksi Persalinan
- Informed Consent
- Misoprostol 25mcg/vaginam
- VT control 6 jam setelah pemberian misoprostol
- Rencana SC
- Lapor OK
- Konsul Anestesi
- Siapkan PRC 2 bag
- Inj. Cefotaxime 1gr/12jam/iv
2.9PROGNOSIS
Ad Vitam : Bonam
Ad Functionum : Bonam
Ad Sanationum : Bonam
BAB III
PEMBAHASAN
DEFINISI
Gawat janin adalah suatu keadaan dimana terdapat hipoksia pada janin (
kadar oksigen yang rendah dalam darah). Keadaan tersebut dapat terjadi baik pada
antepartum maupun intrapartum. Fetal Distres adalah keadaan ketidak seimbangan
antara kebutuhan oksigen dan nutrisi janin sehingga menimbulkan perubahan
metabolisme janin menuju metabolisme anaerob menyebabkan hasil akhir
metabolismenya terakhir bukan karbondioksida.1
PATOFISIOLOGI
• Dibetes Mellitus (DM pada dasarnya gula dapat menjadikan suatu aliran darah
menjadi mengental(viskositas). Maka dari itu akan dapat menimbualkan sebuah
gangguan pada laju/aliran darah, terutama pada plasenta.
2. faktor uteroplasental
Bentuk plasenta yang yang normal ialah ceper dan bulat. diameternya
antara 15-20 cm dan tebal 1,5-3 cm. panjang tali pusat adalah sektar 55 cm.
2) trauma
Seperti benturan yang dapat menimbulkan edema pada plasenta sehingga
menyebabkan pada pelepasan sebagian atau semuanya.
• kompresi tali pusat sehingga menghambat aliran darah dari ibu kejanin bisa
karena puntiran tali pusat yang menghambat ataupun karena prolaps tali pusat
ETIOLOGI
3) Solusio plasenta.
1. Penyakit hipertensi
2. Diabetes melitus
D. KLASIFIKASI
Jenis Fetal Distress yaitu :
Gawat janin iatrogenik adalah gawat janin yang timbul akibat tindakan
medik atau kelalaian penolong. Resiko dari praktek yang dilakukan telah
mengungkapkan patofisiologi gawat janin iatrogenik akibat dari pengalaman
pemantauan jantung janin.
E. FAKTOR RESIKO
o Sensitasi rhesus
o Hipertensi
o Kehamilan serotinus
E. MANIFESTASI KLINIK
Gejala yang dirasakan oleh ibu adalah berkurangnya gerakan janin. Ibu
dapat melakukan deteksi dini dari gawat janin ini, dengan cara menghitung jumlah
tendangan janin/ ’kick count’. Janin harus bergerak minimal 10 gerakan dari saat
makan pagi sampai dengan makan siang. Bila jumlah minimal sebanyak 10
gerakan janin sudah tercapai, ibu tidak harus menghitung lagi sampai hari
berikutnya. Hal ini dapat dilakukan oleh semua ibu hamil, tapi penghitungan
gerakan ini terutama diminta untuk dilakukan oleh ibu yang beresiko terhadap
gawat janin atau ibu yang mengeluh terdapat pengurangan gerakan janin. Bila
ternyata tidak tercapai jumlah minimal sebanyak 10 gerakan maka ibu akan
diminta untuk segera datang ke RS atau pusat kesehatan terdekat untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut.6
Asidosis janin
Mekonium
Adanya mekonium saja tidak mampu untuk menegakkan suatu diagnosis gawat
janin. Mekonium adalah cairan berwarna hijau tua yang secara normal
dikeluarkan oleh bayi baru lahir mengandung mukus, empedu, dan sel-sel epitel.
Bagaimanapun, dalam beberapa hal, mekonium dikeluarkan dalam uterus
mewarnai cairan ketuban. Adanya mekonium pada cairan amnion lebih sering
terlihat saat janin mencapai maturitas dan dengan sendirinya bukan merupakan
tanda-tanda gawat janin. Mekonium dapat mewarnai cairan ketuban dalam
beberapa tingkat, mulai dari mewarnai ringan sampai dengan berat. Adanya
mekonium dianggap signifikan bila berwarna hijau tua kehitaman dan kental.
Mekonium kental merupakan tanda pengeluaran mekonium pada cairan amnion
yang berkurang dan merupakan indikasi perlunya persalinan yang lebih cepat dan
penanganan mekonium pada saluran napas atau neonatus untuk mencegah aspirasi
mekonium. Pada presentasi sungsang, mekonium dikeluarkan pada saat persalinan
akibat kompresi abdomen janin pada persalinan. Hal ini bukan merupakan tanda
kegawatan kecuali jika hal ini terjadi pada awal persalinan/ saat bokong masih
tinggi letaknya.6
- Mekonium dapat keluar sebagai stimulasi vagal dari terjepitnya tali pusat
dan gerakan peristalsis yang meningkat
Kardiotokografi
o Hipertensi ibu
Kontraindikasi:
Syarat:
Gambar 12. Teknik pengambilan sampel darah dari kulit kepala janin
menggunakan amnioskopi2
Tabel 3. Interpretasi dari sampel pH darah janin berdasarkan pedoman
RCOG dan NICE yang terbaru:
Normal : 8 atau 10
Ragu-ragu : 4 atau 6
Abnormal : 0 atau 2
Bila tes kedua setelah NST yang non reaktif adalah skor biofisik, maka
pengelolaannya sebagai berikut:
2. Skor 4-6 setelah NST yang non reaktif, hendaknya tes diulangi atau
lakukan OCT
3. Skor 8 atau lebih setelah NST yang non reaktif menunjukkan janin
tersebut sehat dimana NST dapat diulangi pada interval tertentu.
F. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat muncul jika janin mengalami gawat janin yaitu :
a. Asfiksia
Pilihan manajemen utama untuk pola denyut jantung janin yang bervariasi secara
signifikan terdiri dari mengoreksi penghinaan janin, jika memungkinkan.
Tindakan yang disarankan oleh American College of Obstetricians and
Gynecologists (2013b, c) tercantum dalam. Memindahkan ibu ke posisi lateral,
mengoreksi hipotensi ibu yang disebabkan oleh analgesia regional, dan
penghentian oksitosin berfungsi untuk meningkatkan perfusi uteroplasenta.
Simpson dan James (2005) menilai manfaat dari tiga manuver pada 52 wanita
dengan sensor saturasi oksigen janin yang sudah ada. Mereka menggunakan
hidrasi intravena — 500 hingga 1000 mL larutan Ringer laktat yang diberikan
selama 20 menit; posisi lateral versus terlentang; dan menggunakan masker
nonrebreathing yang memberikan oksigen tambahan pada 10 L / menit. Setiap
manuver ini secara signifikan meningkatkan tingkat saturasi oksigen janin,
meskipun peningkatannya kecil.2
Tocolysis
Sebuah suntikan intravena atau subkutan tunggal 0,25 mg terbutaline sulfat yang
diberikan untuk mengendurkan rahim telah digambarkan sebagai manuver
sementara dalam pengelolaan pola denyut jantung janin. Alasannya adalah bahwa
penghambatan kontraksi uterus dapat meningkatkan oksigenasi janin, sehingga
mencapai resusitasi dalam rahim. Cook dan Spinnato (1994) menggambarkan
pengalaman mereka selama 10 tahun dengan tokolisis terbutalin untuk resusitasi
janin pada 368 kehamilan. Resusitasi seperti itu meningkatkan nilai pH darah kulit
kepala janin, meskipun semua janin menjalani persalinan sesar. Para peneliti ini
menyimpulkan bahwa meskipun penelitiannya kecil dan jarang secara acak,
sebagian besar melaporkan hasil yang menguntungkan dengan tokolisis terbutalin
untuk pola yang tidak meyakinkan. Dosis kecil nitrogliserin intravena — 60
hingga 180 μg — juga telah dilaporkan bermanfaat (Mercier, 1997). American
College of Obstetricians and Gynecologists (2013b) telah menyimpulkan bahwa
tidak ada cukup bukti untuk merekomendasikan tokolisis untuk pola denyut
jantung janin yang tidak meyakinkan.2
Amnioinfusi
Gabbe dan rekan kerja (1976) menunjukkan pada monyet bahwa penghilangan
cairan amnionik menghasilkan deselerasi variabel dan pengisian cairan dengan
salin mengurangi deselerasi. Miyazaki dan Taylor (1983) memasukkan saline
melalui kateter tekanan intrauterin pada wanita yang bekerja yang mengalami
deselerasi variabel atau deselerasi berkepanjangan yang disebabkan oleh jebakan
tali pusat. Terapi semacam itu meningkatkan pola denyut jantung pada setengah
dari wanita yang diteliti. Belakangan, Miyazaki dan Nevarez (1985) secara acak
menugaskan 96 wanita nulipara dalam persalinan dengan pola kompresi tali pusat
dan menemukan bahwa mereka yang dirawat dengan amnioinfusion memerlukan
persalinan sesar untuk frekuensi gawat janin yang lebih jarang. Berdasarkan
banyak laporan awal ini, amnioinfusi transvaginal telah diperluas menjadi tiga
bidang klinis. Ini termasuk: (1) pengobatan deselerasi variabel atau
berkepanjangan, (2) profilaksis untuk wanita dengan oligohidramnion, seperti
dengan membran pecah berkepanjangan, dan (3) upaya untuk mengencerkan atau
mencuci mekonium tebal. Banyak protokol amnioinfusi yang berbeda telah
dilaporkan, tetapi sebagian besar mencakup 500 hingga 800 mL bolus salin
normal yang dipanaskan diikuti oleh infus kontinu sekitar 3 mL per menit (Owen,
1990; Pressman, 1996). Dalam penelitian lain, Rinehart dan rekan (2000) secara
acak memberikan 500 mL bolus salin normal pada suhu kamar saja atau 500 mL
bolus plus infus kontinu 3 mL per menit. Studi mereka melibatkan 65 wanita
dengan deselerasi variabel, dan para peneliti tidak menemukan metode yang lebih
baik. Wenstrom dan rekan (1995) mensurvei penggunaan amnioinfusi di rumah
sakit pendidikan di Amerika Serikat.
PERSPEKTIF ISLAM
صد ُْوقُ ; إِنَّ أَحَ َد ُك ْم لَيُجْ َم ُع ْ ق ا ْل َمُ صا ِدَّ َوه َُو ال.صلم. ِّللا س ْو ُل ه ُ ع ْنهُ قا َ َل ; َح َّدثَنا َ َر سعُ ْو ٍد َر ِض َي ه
َ ُّللا ْ ع َِن اب ِْن َم
َ ُ َك َ ْ ً َ ْ ُن ُ َك َ
َ ث َّم يُ ْر، ث َّم يَ ُك ْو ُمضغة ِمث َل ذا ِل، علقة ِمث َل ذا ِل
س ُل إِل ْي ِه ْ ً َ َ ُن ً َ ُ ً َن َ ُ
َ ث َّم يَك ُْو، َخ ْلقُهُ فِ ْي بَ ْط ِن أ ِ همه أ ْربَ ِع ْي يَ ْوما نطفة
ُ ْ
الحديث- س ِعيْد َ ش ِق ٌّي أَ ْو
َ َو َه ْل ه َُو، ع َم ِلهَ َو، َوأ َ َج ِله، ت ; ِر ْز ِقه ٍ َ َويُؤْ َم ُر ِبأ َ ْر َب ِع َك ِلما، الر ْو َح
ُّ ا ْل َملَكُ فَ َي ْنفُ ُخ ِف ْي ِه
-رواه أحمد
“ Dari Ibnu Mas’ud RA, ia berkata : Telah bersabda kepada kami Rasulullah
SAW – Beliau adalah orang yang jujur dan terpercaya; “Sesungguhnya seorang
diantara kamu (setiap kamu) benar-benar diproses kejadiannya dalam perut ibunya
selama 40 hari berwujud air mani; kemudian berproses lagi selama 40 hari
menjadi segumpal darah; lantas berproses lagi selama 40 hari menjadi segumpal
daging; kemudian malaikat dikirim kepadanya untuk meniupkan roh kedalamnya;
lantas (sang janin) itu ditetapkan dalam 4 ketentuan : 1. Ditentukan (kadar)
rizkinya, 2. Ditentukan batas umurnya, 3. Ditentukan amal perbuatannya, 4.
Ditentukan apakah ia tergolomg orang celaka ataukah orang yang beruntung“ (HR
Ahmad).
Penjelasan Hadis :
Hadis tersebut Dimuka menjelaskan proses kejadian manusia dalam rahim
ibunya, yaitu 40 hari pertama berwujud “ Nutfah “ (air mani laki-laki bersenyawa
dengan sel telur perempuan), 40 hari kedua berproses menjadi “ Alaqah
“ (segumpal darah), 40 hari ketiga berproses menjadi “ Mudlghoh “ (segumpal
daging).
Hadis tersebut di muka lebih lanjut menjelaskan bahwa saat berwujud
mudlghah itulah Allah SWT mengirim malaikat untuk memasangkan roh
kepadanya bersamaan dengan ditetapkannya 4 ketentuan.
Hadist diatas ini mengandung beberapa hal, antara lain sebagai berikut:
Hadits diatas ini menunjukkan bahwa janin diciptakan seratus dua puluh
hari dalam tiga tahapan. Setiap tahapan adalah selama empat puluh hari. Pada
empat puluh hari pertama berupanuthfah, pada empat puluh hari kedua
berupa ‘alaqah dan empat puluh hari ketiga berupa mudhghah, dan pada hari ke
seratus dua puluh, malaikat meniupkan ruh kepadanya, lalu dituliskan baginya
kalimat. Allah Ta’ala menyebutkan dalam kitab-Nya bahwa janin diciptakan
dalam fase-fase tersebut, sebagaiamana firman-Nya:
Dalam ayat ini Allah menyebutkan empat fase yang disebutkan didalam
hadits, lalu menambahinya dengan fase lainnya sehingga menjadi tujuh fase.
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu Termasuk
urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".(Q.S.
Al-Isra: 85)
“Jika nuthfah telah melewati empat puluh dua malam – dalam sebagian riwayat
empat puluh sekian malam – Allah mengutus malaikat untuk membentuk rupanya,
menciptalkan pendengaran, penglihatan, kulit, daging dan tulang belulang.”
Dalam kitab Jami’ul Ilmi wal Hikam yang ditulis oleh Ibnu Rajab Al-
Hanbali, hal 42, disebutkan, “sebagian ahli Fiqih merukhsahkan (memberi
keringanan) bagi wanita untuk melakukan aborsi selama ruh belum ditiupkan ke
dalam janin dan menganologikannya dengan azal pendapat ini adalah pendapat
yang lemah karena janin adalah anak yang sudah tercipta dan adakalanya sudah
berbentuk, sedang azal sama sekali belum ada wujud janin, tetapi hanya
menghalangi terciptanya janin, bahkan jika Allah berkehendak, azal sama sekali
tidak menghalangi untuk terciptanya bayi.
Dalam Ihya Ulumuddin karangan Al-Ghazali, 2/51 : ‘azal itu tidak bisa
disamakan dengan aborsi dan mengubur anak hidup-hidup karena kedua tindakan
tersebut adalah kejahatan terhadap makhluk yang sudah berwujud, dan wujudnya
memiliki beberapa tahapan. Tahapan pertama adalah tersimpannya nuthfah di
dalam rahim dan bercampur dengan ovum wanita serta siap untuk menerima
nyawa, maka merusak benda tersebut merupakan kejahatan.
Apabila nuthfah menjadi ‘alaqah, maka kejahatannya lebih besar, dan apabila
telah ditiupkan ke dalamnya ruh dan menjadi makhluk yang sempurna, maka
kejahatannya pun termasuk ke dalam dosa besar dan puncak kejahatan adalah
membunuh bayi yang sudah keluar dari perut dalam keadaan hidup.
“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan
membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga),” (Q.S. Al-Lail: 5-6)
Ilmu allah tidak menghalangi kebebasan hamba untuk memilih dan meraih
apa yang mereka inginkan. Karena ilmu adalah sifat yang tidak memiliki
pengaruh. Allah memerintahkan makhluk-Nya untuk beriman dan taat, melarang
mereka untuk kufur dan maksiat dan itu merupakan bukti bahwa hamba memilki
kebebasan untuk memilih dan meraih apa yang mereka inginkan. Karena kalau
tidak demikian, maka sia-sialah semua perintah dan larangan-Nya dan ini mustahil
bagi Allah SWT. Allah berfirman,
Riwayat bukhari dari Sahal bin Sa’ad dari Nabi SAW, beliau
bersabda, “sesungguhnya amal itu tergantung kepada niatnya.” Artinya
barangsiapa yang baginya dituliskan keimanan dan ketaatan di akhir umurnya,
adakalanya dia kufur dan maksiat pada suatu saat, kemudian Allah memberi taufik
kepadanya dengan keimanan dan ketaatan pada waktu menjelang akhir hayatnya.
Dia meninggal dalam keadaan demikian, maka dia masuk surga. Barangsiapa
yang telah ditetapkan baginya kekufuran dan kefasikan di akhir hayatnya. Walau
dalam suatu waktu dia beriman dan taat, kemudian Allah membiarkannya –
dikarenakan usaha, amal dan keinginannya – dia mengatakan kalimat kekufuran,
lalu beramal dengan amal ahli neraka dan meninggal dalam keadaan demikian,
maka dia masuk neraka.
REFERENSI