Anda di halaman 1dari 38

Ruptur

Perineum
Chintia Amalia (1840312283)
Preseptor: dr. Syahrial Syukur, Sp.OG
PENDAHULUAN
BAB I

2
PENDAHULUAN
Robekan jalan
lahir Perdarahan pasca
Ruptur perineum persalinan
•Episiotomi

Robekan dinding vagina

Mortalitas dan
Robekan serviks
morbiditas ibu
Ruptur uteri

3
Ruptur Perineum

Disengaja (Episiotomi)
Indikasi :
Spontan
(bayi besar, partus
(Derajat I-IV) prematurus, perineum
kaku, persalinan dengan
malposisi, persalinan
dengan alat bantu)

4
Ruptur Perineum derajat
IV

Komplikasi
terbesar

Kualitas hidup

Tiap persalinan perlu inspeksi yang teliti


untuk mencari kemungkinan robekan jalan
lahir

5
Tujuan Penulisan
• Menambah pengetahuan mengenai ruptur perineum
dalam hal definisi, anatomi, klasifikasi, etiologi dan faktor
risiko, teknik menjahit robekan, ruptur perineum yang
disengaja, teknik episiotomi, perawatan post operatif,
komplikasi post operatif, prognosis pada ruptur perineum.
• Sebagai salah satu syarat dalam menjalani kepaniteraan
klinik di bagian Obstetri dan Ginekologi FK Universitas
Andalas.

6
Metode Penulisan
+ Makalah ini dibuat dengan metode tinjauan
kepustakaan yang merujuk pada berbagai
literatur.

7
TINJAUAN
PUSTAKA
BAB II

8
DEFINISI
Robeknya
Ruptur jaringan
secara paksa.

Perineum//
Lantai pelvis dan struktur yang berhubungan
dengan pintu bawah panggul

9
Anatomi Perineum

10
Etiologi Faktor Risiko
+ Kepala janin terlalu cepat + Midline episiotomy
lahir + Nullipara
+ Persalinan tidak dipimpin + Kala II yang memanjang
sebagaimana mestinya
+ Persalinan yang diinduksi
+ Sebelumnya pada perineum
+ Posisi oksipital posterior
terdapat banyak jaringan
persisten
parut
+ Pada persalinan dengan
+ Operative vaginal delivery
distosia bahu + Ras Asia
+ Berat bayi yang besar

11
Ruptur Perineum

Disengaja (Episiotomi)
Spontan Indikasi :
(Derajat I-IV) (bayi besar, perineum
kaku, persalinan dengan
malposisi, persalinan
dengan alat bantu)

12
Ruptur perineum
spontan
Derajat I:
+ Perlukaan terbatas pada
mukosa vagina atau kulit
perineum
+ Otot perineal masih intak.

13
Ruptur perineum
spontan
Derajat II:
+ Perlukaan yang lebih dalam dan
bisa meluas ke vagina dengan
melukai fasia serta otot-otot
diafragma urogenitalia

14
Ruptur perineum
spontan
Derajat III:
+ Muskulus sfingter ani eksterna
terputus
+ Pelemahan dasar panggul
sehingga mudah terjadi prolapsus
genitalis.
+ Robekan jaringan pararektal
sehingga rectum terlepas dari
jaringan sekitarnya.

15
Ruptur perineum
spontan
Derajat IV:
+ Robekan pada perineum yang
mengenai spingter ani eksterna
dan interna dan epithelium ani.

16
Episiotomi
Tindakan insisi pada perineum yang
menyebabkan terpotongnya:
Episton (regio
+ selaput lendir vagina,
pubis) + cincin selaput dara,
+ jaringan pada septum rektovaginal,
Tomy + otot-otot, dan
(memotong) + fasia perineum dan kulit sebelah
depan perineum

17
Episiotomi
Menurunkan kejadian trauma perineal posterior, perbaikan dengan
pembedahan, dan komplikasi penyembuhan, serta trauma
perineal anterior
Indikasi:
• Distosia bahu Indikasi Janin
• Sungsang
• Janin makrosomia
• Persalinan pervaginam dibantu
• Posisi oksiput posterior persisten Indikasi Ibu
• dan indikasi lain yang dapat
menyebabkan rupture perineum
apabila tidak dilakukan episiotomi

18
Episiotomi Tidak
rutin dianjurkan

+ Meningkatnya jumlah darah yang hilang dan berisiko


hematoma
+ Kejadian laserasi derajat tiga atau empat lebih banyak
pada episiotomi rutin dibandingkan dengan tanpa
episiotomi.
+ Meningkatnya nyeri pascapersalinan di daerah perineum
+ Meningkatnya resiko infeksi.
19
Teknik
Episiotomi

20
Episiotomi Medialis
+ Insisi dimulai pada arah jam
6 pada introitus vagina dan
diarahkan ke posterior.
Panjang insisi sekitar 2-3 cm
tergantung panjang perineal
dan derajat ketebalan
perineum.
+ Kurang lebar 
mediolateralis
21
Teknik menjahit
episiotomi medialis
+ Jahitan dapat dilakukan secara terputius-
putus (interupted suture) atau secara
jelujur (continuous suture)
+ Otot perineum kiri dan kanan dijahit dan
dirapatkan.
+ Pinggir fasia kiri dan kanan dijahit dan
dirapatkan.
+ Selaput lendir vagina dan kulit perineum
dijahit dengan benang sutera.

22
Episiotomi Mediolateralis
+ Insisi dimulai dari bagian
belakang introitus vagina
menuju ke arah belakang
lalu ke samping dengan
gunting episiotomi
diposisikan pada arah jam 7
atau jam 5
+ Panjang insisi kira-kira 4 cm

23
Teknik menjahit
episiotomi mediolateralis
+ Menjahit jaringan otot-otot dengan jahitan
terputus-putus
+ Benang jahitan pada otot ditarik
+ Jahitan otot-otot diikatkan
+ Selaput lendir vagina dijahit
+ Fasia dijahit
+ Kulit dijahit

24
Episiotomi Lateralis
+ Insisi dilakukan ke arah
lateral mulai dari kira-kira
pada jam 3 atau 9
menurut arah jarum jam
+ Teknik ini sekarang tidak
dilakukan lagi

25
Teknik Menjahit
Robekan
Perineum
26
Derajat I
Angka
Jelujur
delapan
(continuous
(figure of
suture)
eight)

27
Derajat II

+ Ratakan pinggiran robekan


+ Otot dijahit dengan catgut
+ Selaput lendir vagina dijahit dengan catgut secara interuptus atau
kontinu
+ Kulit perineum dijahit secara interuptus
28
Derajat III
+ Dinding depan rektum yang
robek dijahit
+ Fasia perirektal dan fasia septum
rektovaginal dijahit dengan catgut
kromik
+ Ujung-ujung otot sfingter ani
yang terpisah oleh karena
robekan diklem  dijahit dengan
2-3 jahitan catgut kromik
+ Robekan dijahit lapis demi lapis
seperti menjahit robekan
perineum derajat II
29
Derajat IV (teknik end-to-end)

30
Derajat IV (teknik end-to-end)

31
Perawatan post operatif

Rasa tidak nyaman 5 sampai 7 hari


yang meningkat postpartum: benang
dalam seminggu akan diabsorpsi

6 minggu post partum, jika


robekan sembuh secara
normal, pemeriksaan fisis pada
perineum akan normal

32
Penanganan post op
Kontrol nyeri pada hari-
hari setelah persalinan

Menjaga higiene
perineum

Menghindari trauma
pada perineum

33
Komplikasi post operatif
Jangka Jangka
pendek panjang

Inkontinensi
Hematoma
a alvi

Nyeri
Infeksi perineum
pasien

34
Prognosis
Nyeri

• Hilangnya nyeri 6 minggu setelah persalinan dan bekas luka yang


minimal
Inkontinensia alvi

• 10% pasien ruptur derajat IV

Tidak ada komplikasi

• Perawatan dan monitoring tidak lama

35
KESIMPULAN
BAB III

36
Ruptur Perineum
1. Salah satu penyebab tersering kematian ibu yang
dihubungkan dengan persalinan pervaginam
2. Terbagi atas ruptur yang spontan dan ruptur yang
disengaja
3. Episiotomi sebaiknya tidak rutin dilakukan
4. Tatalaksana: penjahitan
5. Komplikasi: Jangka panjang dan jangka pendek
6. Prognosis: hilang nyeri dalam waktu 6 minggu dengan
bekas luka minimal
37
THANK YOU!

38

Anda mungkin juga menyukai