Faringitis
Clinical Report Session
• Penyakit saluran pernapasan atas adalah penyakit yang paling sering datang ke
layanan kesehatan primer, salah satunya faringitis.
• Etiologi yang menyebabkan infeksi pada saluran tersebut hampir sama, kebanyakan
disebabkan karna virus, dilanjutkan dengan bakteri dan bisa juga disebabkan oleh
pemakaian kortikosteroid inhalan yang terus menerus dan berlangsung lama.
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang. Diagnosis banding dari penyakit ini begitu luas dan dapat terjadi
bersamaan.
• Tatalaksana yang diberikan tergantung penyebabnya. Oleh karena itu faringitis yang
akan dibahas dalam CRS ini.
Faringitis Pendahuluan
Bawah : Esofagus
Faringitis Anatomi
• Nasofaring:
•Batas nasofaring di bagian atas : dasar tengkorak, bagian bawah : palatum mole, ke depan :
rongga hidung, ke belakang : vertebra servikal.
•Nasofaring berhubungan dengan :
• Adenoid
• Kantong ranthke
• Torus tubarius
• Koana
• Foramen jugulare, yang dilalui oleh Nervus Glossopharyngeus, Nervus Vagus dan
Nervus dan vena jugularis interna, bagian petrosus os temporalis dan foramen laserum
dan muara tuba Eustachius.
Orofaring :
• Disebut juga mesofaring
• Batas atas : palatum mole, batas bawah : tepi atas epiglotis, ke depan : rongga mulut, ke
belakang : vertebra servikalis.
• Dinding posterior faring, tonsil palatine, fosa tonsil serta arkus faring anterior dan
posterior, uvula, tonsil lingual dan foramen sekum.
Faringitis Anatomi
• Dinding posterior faring penting karena ikut terlibat pada radang akut
atau radang kronik faring, abses retrofaring, serta gangguan otot-otot di
bagian tersebut.
• Gangguan otot posterior faring bersama-sama dengan otot palatum mole
berhubungan dengan gangguan n. vagus.
• Laringofaring:
• Batas laringofaring di superior : tepi atas epiglotis, batas anterior : laring,
batas inferior : esophagus, batas posterior : vertebra servikal.
Faringitis Anatomi
Faringitis Anatomi
Anatomi
Suplai cabang a. karotis eksterna
Darah (cabang faring asendens dan
cabang fausial) serta dari
cabang a. maksila interna
yakni cabang palatine
superior.
Faringitis Anatomi
Persarafan
Anatomi
Persarafan motorik
dan sensorik daerah
faring berasal dari
pleksus faring yang
ekstensif. Pleksus ini
dibentuk oleh cabang
faring dari n. vagus,
cabang dari n.
glosofaring dan
serabut simpatis.
Faringitis Anatomi
Anatomi
Aliran Limfe
Aliran limfa dari dinding
faring dapat melalui 3
saluran, yakni superior,
media dan inferior.
• Superior kelenjar
getah bening retrofaring
dan kelenjar getah
bening servikal dalam
atas.
• Media mengalir ke
kelenjar getah bening
jugulo-digastrik dan
kelenjar servikal dalam
atas
• Inferior mengalir ke
kelenjar getah bening
servikal dalam bawah
Faringitis Fungsi
Definisi Faringitis
Epidemiologi Faringitis
Etiologi Faringitis
Respiratory viruses :
1. Rhino virus (±20%) dan corona virus (±5%) penyebab faringitis yang paling
banyak teridentifikasi.
2. Influenza virus
3. Parainfluenza virus
4. Adenovirus
5.Herpes simplex virus type 1&2
6. Coxsackie virus A
7. Cytomegalovirus
8. Epstein-Barr virus (EBV)
9. HIV
Faringitis Etiologi
Etiologi Faringitis
Bakteri :
1. S.pyogenes
2. Neisseria gonorrhoeae
3. Corynebacterium diptheriae
4. Corynebacterium ulcerans
5. Yersinia eneterolitica
6. Treponema pallidum
7. Mycobacterium tuberculosis.
Klasifikasi Faringitis
2. Faringitis kronik
• Faringitis kronik hiperplastik
• Faringitis kronik atrofi
3. Faringitis spesifik
• Faringitis luetika
• Faringitis tuberkulosis
Faringitis Akut Viral
Faringitis Akut Viral
• Demam
• Rinorea
• Mual
• Nyeri tenggorokan
• Sulit menelan.
• Pada pemeriksaan:
• Tampak faring dan tonsil hiperemis.
• Rinovirus : menimbulkan gejala rhinitis, beberapa hari kemudian akan
menimbulkan faringitis.
• Virus influenza, coxsachievirus dan cytomegalovirus : tidak menghasilkan
eksudat.
• Coxachievirus : lesi vesicular di orofaring dan lesi kulit berupa
maculopapular rash.
Faringitis Akut Viral
• Antibiotikdiberikanterutamabiladidugapenyebabfaringitisakutinigrup A
Streptokokus𝛽hemolitikus. Penicillin G Benzatin 50.000 U/kgBB, IM dosistunggal,
atauamoksisilin 50 mg/kgBBdosisdibagi 3 kali/hariselama 10 hari dan pada dewasa
3 x 500 mg selama 6-10 hariataueritromisin 4 x 500 mg/hari
• Kortikosteroid: deksametason 8-16 mg, IM, 1 kali. Pada anak 0.08-0.3 mg/kgBB,
IM, 1 kali.
• Analgetika
• Kumurdengan air hangatatau antiseptic.
Faringitis Akut Bakterial
Pada modified Centor criteria ditambah kriteria umur: 3-14 tahun (+1), 15-44 tahun (1), 45
tahun keatas (-1)
Faringitis Akut Bakterial
Penilaian skornya:
Faringitis Fungal
Faringitis GO
Faringitis GO
• Kultur tes diagnostik yang paling umum untuk gonore, yaitu dengan asam
deoksiribonukleat (DNA) probe, polymerase chain reaction (PCR) assay dan ligand
chain reaction (LCR).
• Probe DNA tes deteksi antigen yang menggunakan probe untuk mendeteksi
DNA gonore dalam spesimen.
•Kultur swab dari tempat infeksi standar kriteria untuk diagnosis. Kultur sangat
berguna ketika diagnosis klinis tidak jelas, ketika kegagalan pengobatan telah terjadi,
ketika pelacakan kontak yang bermasalah, dan ketika pertanyaan hukum muncul.
Faringitis Akut GO
Faringitis GO
Faringitis gonorea
Faringitis Kronis (Hiperplastik)
Faringitis Kronis Hiperplastik
Gejalanya pasien sering mengeluh mula-mula tenggorok kering gatal dan akhirnya
batuk yang berlendir.
Terapi lokal dengan melakukan kaustik faring dengan memakai zat kimia larutan
nitras argenti atau dengan listrik (electro cauter).
Pengobatan simptomatis : obat kumur atau tablet isap. Jika diperlukan dapat
diberikan obat batuk antitusif atau ekspektoran. Penyakit di hidung dan sinus
paranasal harus diobati.
Faringitis Kronis (atrofi)
Faringitis Kronis Hiperplastik
Pengobatan ditujukan pada rhinitis atrofinya dan untuk faringitis kronik atrofi
ditambahkan dengan obat kumur dan menjaga kebersihan mulut
Faringitis Spesifik
Faringitis Spesifik Leutika
• Faringitis leutika atau faringitis syphilis ini dapat disebabkan oleh Treponema palidum.
• Gambaran kliniknya tergantung pada stadium penyakit primer, sekunder atau tertier.
• Stadium primer
• Infeksi terus berlangsung ulkus pada daerah faring ex: ulkus pada genitalia yaitu
tidak nyeri. Juga didapatkan pembesaran kelenjar\ mandibular yang tidak nyeri tekan.
• Lidah, palatum mole, tonsil, dan dinding posterior faring berbentuk bercak
keputihan.
• Stadium sekunder
•Jarang ditemukan.Terdapat eritema pada dinding faring yang menjalar kearah laring.
• Stadium tertier
•Terdapat guma. Predileksinya pada tonsil dan palatum. Jarang pada dinding posterior
faring.
•Guma pada dinding posterior faring dapat meluas ke vertebra servikal dan bila pecah
dapat menyebabkan kematian.
•Guma yang terdapat di palatum mole, bila sembuh akan terbentuk jaringan parut
yang dapat menimbulkan gangguan fungsi palatum secara permanen.
Faringitis Sifilis
Faringitis Spesifik Tuberkulosis
Komplikasi Faringitis
1. Sinusitis
2. Otitis media
3. Epiglotitis
4. Mastoiditis
5. Pneumonia
6. Abses peritonsilar
7. Abses retrofaringeal
8. Septikemia
9. Meningitis
10. Glomerulonefritis
11. Demam rematik akut
Prognosis Faringitis
Pencegahan faringitis
Identitas Pasien
Keluhan Utama
Pasien datang ke Poli Umum Puskesmas Kuranji pada tanggal 30 Januari 2020
dengan keluhan nyeri menelan sejak 2 hari yang lalu.
Status Generalis
• Keadaan Umum : sedang
• Kesadaran : CMC - Jantung
• Tekanan darah : 110/90 mmHg Inspeksi: Iktus kordis tidak terlihat
• Nadi : 81x/ menit Palpasi: Iktus kordis teraba 1 jari medial LMCS
• Nafas : 20x/menit RIC V
• Suhu : 37,90C Perkusi: Batas-batas jantung dalam batas
• BB : 58 kg normal
• TB : 161 cm Auskultasi: Irama teratur, murmur (-), gallop (-)
• IMT : 22,37 kg/m2 (normal) Abdomen
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak Inspeksi : Distensi (-)
ikterik KGB : tidak ada pembesaran KGB Palpasi : Hepar/Lien tidak teraba, NT(-), NL
Gigi dan Mulut: karies dentis (+) (-),
Thorax Perkusi : Timpani
Paru Auskultasi : Bising usus (+) normal
Inspeksi : simetris kiri = kanan Ekstremitas : CRT < 2 detik
Palpasi : fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronkhi (-/-),
wheezing (-/-)
Faringitis Laporan Kasus
Status Lokalis
Telinga
ADS: LT lapang/lapang, MT utuh/utuh, RC +/+, sekret -
/-, serumen -/-
Hidung
KNDS: KN lapang/lapang, KI eutrofi/eutrofi, KM
eutrofi/eutrofi, sekret -/-, Septum Deviasi -/-, Massa -/-
Tenggorok
Arkus faring simetris, uvula di tengah, tonsil T1/T1
tenang, dinding posterior faring hiperemis, granul (+)
Diagnosis Kerja
Preventif
• Hindari penggunaan alat makan bersama pasien yang terkena faringitis, memiliki
demam, atau flu.
• Meningkatkan daya tahan tubuh dengan konsumsi buah dan sayur serta menerapkan
pola hidup sehat.
• Menjaga kebersihan gigi.
• Menghindari penggunaan suara berlebihan.
• Menggunakan pelembab ruangan jika ruangan kering
Promotif
Kuratif
Parasetamol 3 x 500 mg
Resep
Pro : Tn. J
Umur : 50 tahun
Alamat : Kuranji 07/01
Manajemen Laporan Kasus
Rehabilitatif
• Istirahat yang cukup.
• Kumur dengan air hangat.
• Membeli obat atas resep dokter apabila keluhan yang sama berulang.
Diskusi
Diskusi
Pasien laki-laki usia 50 tahun datang ke Poli Umum Puskesmas
Kuranji dengan keluhan utama nyeri menelan sejak 2 hari yang
lalu. Sulit menelan dan demam juga dirasakan sejak 2 hari yang
lalu, batuk dan pilek tidak ada
fungsi menelan pada faring peradangan nyeri/sulit
menelan