Oleh:
Chintia Amalia
1840312283
Preseptor :
dr. Firdawati, M.Kes, PhD
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan case report session dengan judul “Cakupan
Imunisasi MR di Puskesmas Lubuk Kilangan”.
Makalah ini merupakan salah satu syarat mengikuti kepaniteraan klinik
di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Firdawati, M.Kes, PhD selaku
pembimbing. Penulis mengucapkan terima kasih juga kepada semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan case report session ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa case report session ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk
menyempurnakan case report session ini. Semoga case report session ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
2.1. Imunisasi
2.1.1. Definisi Imunisasi
Imunisasi adalah proses menginduksi imunitas secara buatan baik dengan
vaksinasi (imunisasi aktif) maupun dengan pemberian antibodi (imunisasi pasif).
Imunisasi aktif menstimulasi sistem imun untuk membentuk antibodi dan respon
imun seluler yang melawan agen penginfeksi, sedangkan imunisasi pasif
menyediakan proteksi sementara melalui pemberian antibodi yang diproduksi
secara eksogen maupun transmisi transplasenta dari ibu ke janin.10
Vaksinasi, yang merupakan imunisasi aktif, adalah suatu tindakan yang
dengan sengaja memberikan paparan antigen dari suatu patogen yang akan
menstimulasi sistem imun dan menimbulkan kekebalan sehingga nantinya anak
yang telah mendapatkan vaksinasi tidak akan sakit jika terpajan oleh antigen
serupa. Antigen yang diberikan dalam vaksinasi dibuat sedemikian rupa sehingga
tidak menimbulkan sakit, namun dapat memproduksi limfosit yang peka, antibodi,
maupun sel memori.11
Imunisasi pasif dilakukan dengan memberikan imunoglobulin yang
berasal
dari plasma donor.11 Pemberian imunisasi pasif hanya memberikan
kekebalan sementara karena imunoglobulin yang diberikan akan dimetabolisme
oleh tubuh. Waktu paruh IgG adalah 28 hari, sedangkan imunoglobulin yang lain
(IgM, IgA, IgE,
IgD) memiliki waktu paruh yang lebih pendek. Oleh karena itu,
imunisasi yang rutin diberikan pada anak adalah imunisasi aktif yaitu vaksinasi.12
Tabel 2.2. Jadwal imunisasi lanjutan pada anak bawah dua tahun16
Umur Jenis Imunisasi Interval minimal setelah Imunisasi
dasar
18 bulan DPT-HB-Hib 12 bulan dari DPT-HB-Hib 3
Campak/MR 6 bulan dari Campak dosis pertama
Catatan:
Pemberian Imunisasi lanjutan pada baduta DPT-HB-Hib dan Campak dapat
diberikan dalam rentang usia 18-24 bulan
Baduta yang telah lengkap Imunisasi dasar dan mendapatkan Imunisasi
lanjutan DPT-HB-Hib dinyatakan mempunyai status Imunisasi T3.
Tabel 2.3. Jadwal imunisasi lanjutan pada anak usia sekolah dasar16
a. Backlog fighting
Merupakan upaya aktif di tingkat Puskesmas untuk melengkapi Imunisasi
dasar pada anak yang berumur di bawah tiga tahun. Kegiatan ini diprioritaskan
untuk dilaksanakan di desa yang selama dua tahun berturut-turut tidak mencapai
UCI.
b. Crash program
Kegiatan ini dilaksanakan di tingkat Puskesmas yang ditujukan untuk
wilayah yang memerlukan intervensi secara cepat untuk mencegah terjadinya
KLB.
2.2. Imunisasi MR
2.2.1. Latar Belakang Imunisasi MR
Setiap tahun melalui kegiatan surveilans dilaporkan lebih dari 11.000
kasus suspek campak dan dari hasil konfirmasi laboratorium, 12-39% diantaranya
adalah campak confirmed dan 16-43% adalah rubella confirmed. Jumlah kasus ini
diperkirakan masih rendah dibandingkan angka sebenarnya di lapangan,
mengingat masih banyaknya kasus yang tidak terlaporkan terutama dari pelayanan
swasta serta kelengkapan laporan surveilans yang masih rendah. Menanggapi hal
tersebut, pemerintah Republik Indonesia membuat program tentang Imunisasi
Measles Rubella (MR) bagi anak usia 9 bulan sampai <15 tahun. Imunisasi MR
ini dilaksanakan dalam 2 tahap yaitu tahun 2017 di Pulau Jawa dan tahun 2018
untuk diluar Pulau Jawa. Pelaksanaan Imunisasi MR tahun 2018 dilakukan dalam
dua periode yaitu Bulan Agustus bagi anak sekolah dan Bulan September di
Posyandu. Pemerintah menargetkan pelaksanaan Imunisasi MR dapat tercapai
hingga 95%.5
2.2.5. Vaksin MR
Vaksin Measles Rubella (MR) adalah vaksin hidup yang dilemahkan (live
attenuated) berupa serbuk kering dengan pelarut. Kemasan vaksin adalah 10 dosis
per vial. Setiap dosis vaksin MR mengandung: 1000 CCID50 virus campak dan
1000 CCID50 virus rubella. Dengan pemberian imunisasi campak dan rubella
dapat melindungi anak dari kecacatan dan kematian akibat pneumonia, diare,
kerusakan otak, ketulian, kebutaan dan penyakit jantung bawaan. 5
Vaksin MR diberikan secara subkutan dengan dosis 0,5 ml. Vaksin hanya
boleh dilarutkan dengan pelarut yang disediakan dari produsen yang sama. Vaksin
yang telah dilarutkan harus segera digunakan paling lambat sampai 6 jam setelah
dilarutkan. Pada tutup vial vaksin terdapat indikator paparan suhu panas berupa
Vaccine Vial Monitor (VVM). Vaksin yang boleh digunakan hanyalah vaksin
dengan kondisi VVM A atau B. Pemberian imunisasi ditunda pada keadaan akut
seperti dalam keadaan demam, batuk pilek dan diare. Kontraindikasi dalam
pemberian imunisasi MR yaitu individu yang sedang dalam terapi kortikosteroid,
imunosupresi dan radioterapi, wanita hamil, leukemia, anemia berat, kelainan
fungsi ginjal berat, decompensatio cordis, individu yang setelah diberikan gamma
globulin atau transfusi darah, serta individu dengan riwayat alergi terhadap
komponen vaksin (neomycin). 5
Gambar 3.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 20189
1 Puskesmas Induk 1 1
2 Puskesmas Pembantu 4 4
3 Rumah Dinas Dokter 1 1
4 Rumah Dinas Perawat - -
5 Poskeskel 7
Puskesmas Keliling
1 1
6 roda. 4
7 Ambulance 0 0
9 Sepeda Motor 5 5
II Sarana Penunjang
1 Komputer 20 18 2
2 Laptop 10 9 1
3 Mesin Tik 1 1
4 Telepon 1 1
Prasarana Kesehatan9
1. Posyandu Balita : 45 Pos
2. Posyandu Lansia : 17 Pos
3. Kader Kesehatan : 177 Orang
4. Kader Aktif : 177 Orang
5. Dokter Praktek Swasta : 2 Orang
6. Dokter Gigi Praktek Swasta : 4 Orang
7. Bidan Praktek Swasta : 17 Orang
8. Klinik Bersalin/ Klinik swasta : 3/6 Buah
9. Rumah Obat/Apotik : 9 Buah
10. Pos UKK : 2 Pos
11. Pengobatan Tradisional : 109 Orang
12. Toga : 174 Kelompok
13. Asman : 7 Buah
2 Flamboyan II 76 11 7 11 29 54 38.2
4 Flamboyan IV 78 7 5 9 21 62 26.9
6 Flamboyan VI 74 5 5 11 21 58 28.4
Flamboyan
7 77 8 6 20 34 49 44.2
VII
Flamboyan
8 56 9 7 9 25 38 44.6
VIII
9 Flamboyan IX 73 11 5 9 25 53 34.2
10 Flamboyan X 75 8 6 12 26 55 34.7
11 Flamboyan XI 79 11 6 18 35 50 44.3
Flamboyan
12 80 12 12 21 45 47 56.3
XII
Flamboyan
13 78 5 5 11 21 62 26.9
XIII
Flamboyan
14 63 2 6 10 18 51 28.6
XIV
15 Anggrek I 106 5 3 11 19 90 17.9
18 Anggrek IV 54 11 6 10 27 33 50.0
19 Anggrek V 81 8 4 11 23 62 28.4
20 Anggrek VI 55 10 5 11 26 34 47.3
21 Melati I 99 10 6 14 30 75 30.3
30 Kamboja I 89 8 7 12 27 69 30.3
33 Kamboja IV 24 8 4 9 21 7 87.5
34 Kamboja V 32 6 4 12 22 14 68.8
35 Kamboja VI 66 9 5 14 28 43 42.4
37 Kartini I 80 8 4 12 24 60 30.0
38 Kartini II 72 6 8 9 23 57 31.9
40 Kartini IV 69 7 4 9 20 53 29.0
41 Kartini V 56 6 8 9 23 41 41.1
42 Bonsai I 65 10 9 9 28 46 43.1
43 Bonsai II 75 9 6 8 23 58 30.7
44 Pelangi I 95 8 4 53 65 34 68.4
Tabel 3.11 Laporan Bulanan Hasil Imunisasi MR Baduta Puskesmas Lubuk Kilangan
periode Januari – Mei 2019
5.1.Kesimpulan
a) Pelaksanaan imunisasi MR di Puskesmas Lubuk Kilangan pada tahun
2018 belum mencapai target pemerintah, yaitu 63,6% dari 95%.
b) Permasalahan utama terkait rendahnya cakupan imunisasi MR di
Puskesmas Lubuk Kilangan pada tahun 2018 adalah munculnya hoax
mengenai vaksin MR yang tidak halal sehingga sebagian besar masyarakat
di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan menolak vaksin MR.
c) Upaya yang telah dilakukan oleh Puskesmas Lubuk Kilangan dalam
menangani masalah tersebut adalah menggalakkan penyuluhan mengenai
imunisasi MR bersama lintas sektor dan melanjutkan kampanye imunisasi
MR hingga Desember 2018 sesuai ketetapan pemerintah.
5.2.Saran
a) Melakukan evaluasi dan identifikasi masalah terkait penyebab rendahnya
cakupan imunisasi MR di Puskesmas Lubuk Kilangan serta mendiskusikan
permasalahan tersebut bersama lintas program dan lintas sektor.
b) Bekerja sama dengan bidang promosi kesehatan dan lintas sektor untuk
melakukan penyuluhan melalui berbagai media terkait imunisasi MR
kepada masyarakat.
c) Melakukan pendataan hasil pelaksanaan kampanye imunisasi MR tahun
2018 dan melanjutkan pemberian imunisasi MR pada tahun 2019 sesuai
dengan program pemerintah.