Anda di halaman 1dari 102

PERIODE PERTUMBUHAN

JANIN

Nur Djanah,SSiT,M.Kes
Kemampuan Akhir Yang Diharapkan (CPMK)
Mahasiswa mampu menjelaskan pertumbuhan janin:
1.Perkembangan janin
2.Pembelahan
3.Nidasi/Implantasi
4.Pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi
5.Pertumbuhan fisik janin trimester I, II dan III
6.Selaput janin dan plasenta
PERKEMBANGAN
JANIN
PERKEMBANGAN JANIN

◼ Dari sebuah sel menjadi seorang bayi dalam waktu 9 bulan,


suatu proses perkembangan yang mencerminkan suatu integrasi
luar biasa dari fenomena yang semakin kompleks.
◼ Proses perkembangan dari satu sel melalui periode
pembentukan organ primordia (8 minggu pertama
perkembangan manusia) disebut periode embriogenesis
(kadang disebut periode organogenesis)
◼ Periode dari tahap 8 minggu sampai lahir disebut periode janin,
suatu masa saat diferensiasi berlanjut sementara janin tumbuh
dan bertambah beratnya
TAHAP-TAHAP PRE IMPLANTASI EMBRIO

1.TAHAP AWAL
• Pembelahan awal terjadi
antara 24-30 jam setelah
fertilisasi, blastomers menjadi
lebih kecil dengan
pembelahan yang berturut-
turut.
TAHAP AWAL…

• Dari sebuah sel diploid dengan


46 kromosom (Ø 120 µm)
membelah menjadi 2 sel,
kemudian dua sel tersebut
menjadi 4 sel, kemudian terjadi
pembelahan lagi menjadi 8 sel
dan seterusnya.
TAHAP AWAL…

• Pada tahap 8 sel tjd peregangan, dg


tetap mengikuti tahap pembelahan sel,
blastomer mulai bergabung ke dalam
massa sel, yang ditandai dengan
formasi dari gap dan sambungan yang
kuat.
TAHAP AWAL…

• Proses ini memisahkan sel bagian


dalam dan sel bagian luar shg dpt
membentuk sel-sel embryonic yang
berbeda. Rata-rata 3 hari setelah
fertilisasi sel tersebut telah berbentuk
seperti buah anggur, yang disebut
morula yang akan memasuki uterus.
Tahap-tahap…

2. TAHAP KEDUA
◼Perkembangan embrio selanjutnya adl formasi pengisian
rongga cairan disebut blastocele.
◼Dengan formasi blastocyst, terdapat penyekatan sel di
antara inner massa sel, yaitu embrioblast dan sebuah
outer massa sel yaitu tropectoderm.
Tahap ke-2..

• Massa padat sel-sel di salah satu


kutub blastocyst disebut massa sel
dalam (inner cell mass) adalah cikal
bakal mudigah. Sedangkan massa
luar cel yaitu tropectoderm akan
menjadi trofoblas.
Tahap ke-2..

◼E-cadherin, merupakan suatu molekul yang terlibat dalam


pembungkusan sel-sel, memperlihatkan pentingnya
tropectoderm dan formasi blastocyst.
◼Polarisasi blastomers ini menunjukkan proses pembelahan.
◼Pembelahan terjadi untuk mengembangkan 3 jaringan
primitive yaitu endoderm, mesoderm dan ectoderm.
Tahap ke-2..

◼Ketika berkembang, seluruh blastocyst dikelilingi oleh zona


pellusida.
◼Fungsi utama dari zona pellusida adalah untuk mencegah
masuknya sperma lain (polyspermi), selain itu zona pellusida
harus menyelubungi embrio pada saat implantasi yang diikuti
oleh peningkatan sel jaringan dan juga dapat menjadi
penghubung antara embrio dan endometrium.
◼Aktivitas ini terjadi mulai pada saat embrio bergerak dan
menekan untuk bisa berimplantasi secara keseluruhan.
Tahap-tahap…

3. TAHAP AKHIR
• Setelah memasuki uterus, perkembangan blastocyist
menempel di dalam rongga endometrium selama kurang lebih
2-3 hari.
• Awal terjadinya implantasi embrio rata-rata 6 hari setelah
fertilisasi pada saat lapisan primitive germ berkembang antara
hari ke 6 dan 8.
• Pada awal implantasi, embrio telah lengkap dan menempel
pada endometrium rata-rata 8-9 hari setelah ovulasi.
Fertilisasi pembelahan sel dg cepat (blastomeres)

Blastomere lebih kecil (24-30 jam)

Morula; memasuki uterus

Blastocele (floating 2-3 hr) 3 hari stl fertillisasi

Polarisasi blastomere → diferensiasi

Selesai stl 8-9 hr


3 lapisan jaringan primitif :
• ektoderm
• mesoderm
• endoderm
PEMBELAHAN
Pembelahan

◼ Ketika zigot mencapai tahap dua-sel, zigot akan mengalami


serangkaian pembelahan mitosis, yang meningkatkan jumlah sel.
◼ Sel-sel ini, yang menjadi lebih kecil setiap kali pembelahan,
dikenal sebagai blastomer.
◼ Hingga tahap delapan-sel, blastomer membentuk gumpalan yang
tersusun secara longgar.
◼ Namun, sesudah pembelahan ketiga, blastomer memaksimalkan
kontaknya dengan satu sama lain, membentuk sebuah gulungan
sel padat yang disatukan dengan ikatan yang erat
◼ Proses pemadatan, memisahkan sel-sel bagian dalam, yang
berkomunikasi secara ekstensif melalui taut celah (gap junction),
dari sel-sel di bagian luar.
◼ Sekitar 3 hari sesudah fertilisasi, sel-sel mudigah yang
dipadatkan membelah lagi membentuk morula 16 sel (murbei).
◼ Sel-sel bagian dalam morula membentuk massa sel dalam (inner
cell mass), dan sel-sel di sekelilingnya membentuk massa sel
luar (outer cell mass).
◼ Massa sel dalam menghasilkan jaringan mudigah yang
sebenarnya, dan massa sel luar membentuk trofoblas, yang
kemudian berkembang menjadi plasenta.
Tahap Pembelahan
Proses Pemadatan
NIDASI /
IMPLANTASI
Implantasi / Nidasi
◼ Peristiwa bersarangnya sel telur yang sudah dibuahi (fertilized
egg) ke dalam endometrium.
◼ Zigot → hari ke 3 → 16 sel (morula) → hari ke 4 → mulai
terbentuk rongga (blastula)
◼ Struktur penting blastula
1. Lapisan luar yang disebut trofoblas → placenta
2. Embrioblas (inner cell mass) → janin
Pada hari ke 4 → blastula masuk ke dalam endometrium
Hari ke 6 → menempel pada endometrium
Hari ke 10 → seluruh blastula sudah terbenam dalam
endometrium → nidasi selesai
◼ Implantasi dimulai saat Zona pelusida telah menghilang
◼ Sel-sel trofoblastik di atas kutub embrioblas mulai menembus di
antara sel-sel epitel mukosa uterus sekitar hari keenam.
◼ L-selektin pada sel-sel trofoblas dan reseptor karbohidratnya
di epitel uterus memerantarai perlekatan awal blastokista pada
uterus.
◼ Selektin adalah protein pengikat karbohidrat yang terlibat di
dalam interaksi antara leukosit dan sel-sel endotel yang
memungkinkan leukosit "tertangkap" dalam aliran darah
◼ Sesudah penangkapan oleh selektin, perlekatan dan invasi selanjutnya
oleh trofoblas melibatkan integrin, diekspresikan oleh trofoblas dan
molekul matriks ekstraselular laminin dan fibronektin.
◼ Reseptor integrin untuk laminin mendorong perlekatan, sementara
reseptor untuk fibronektin merangsang migrasi.
◼ Molekul-molekul ini juga berinteraksi di sepanjang jalur transduksi
sinyal untuk mengatur diferensiasi trofoblas, sehingga implantasi
adalah hasil dari kerja sama trofoblas dan endometrium.
◼ Oleh sebab itu, pada akhir minggu pertama perkembangan, zigot
manusia telah melalui tahapan morula dan blastokista dan telah
memulai implantasi di dalam mukosa uterus.
Implantasi
PERTUMBUHAN &
PERKEMBANGAN
HASIL KONSEPSI
Perkembangan Embrio Dalam Hari
Perkembangan Embrio Dalam Hari
Perkembangan Embrio Dalam Hari
Perkembangan Embrio Dalam Hari
Proses
Penting
Periode
Mudigah
Perkembangan Embrio Dalam Minggu
Perkembangan Embrio Minggu 1
◼Proses fertilisasi
◼Inisiasi pembelahan
◼Pembentukan blastokista
◼Terjadi implantasi
Perkembangan Embrio Dalam Minggu
Perkembangan Embrio Minggu 2
◼ Di permulaan minggu kedua, blastokista sebagian tertanam di dalam stroma
endometrium.
◼ Trofoblas berdiferensiasi menjadi (1) suatu lapisan dalam yang aktif berproliferasi,
sitotrofoblas, dan (2) lapisan luar, sinsitiotrofoblas, yang mengikis jaringan ibu.
◼ Pada hari ke-9, lakuna berkembang dalam sinsitiotrofoblas. Kemudian, sinusoid ibu
dikikis oleh sinsitiotrofoblas, darah ibu masuk ke jaringan lakuna, dan pada akhir
minggu kedua, dimulailah sirkulasi uteroplasenta primitif.
◼ Sitotrofoblas, membentuk kolum-kolum sel yang menembus ke dalam dan dikelilingi
oleh sinsitium. Kolum-kolum ini adalah vilus primer. Pada akhir minggu kedua,
blastokista telah sepenuhnya tertanam, dan defek permukaan di mukosa telah pulih.
◼ Sementara itu, massa sel dalam (embrioblas) berdiferensiasi menjadi (1) epiblas
dan (2) hipoblas, Bersama-sama membentuk diskus bilaminar.
Perkembangan Embrio Minggu 2
◼ Sel-sel epiblas menghasilkan amnioblas yang melapisi rongga amnion yang
terletak di superior lapisan epiblas.
◼ Sel-sel hipoblas berhubungan dengan membran eksoselom, dan bersama-
sama, keduanya mengelilingi yolk sac primitif.
◼ Pada akhir minggu ke dua, mesoderm ekstraembrional mengisi ruang di
antara trofoblas dan amnion dan membran eksoselom di bagian dalam.
◼ Ketika vakuola-vakuola berkembang di dalam jaringan ini, terbentuk selom
ekstraembrional atau rongga korion.
◼ Mesoderm ekstraembrional yang melapisi sitotrofoblas dan amnion disebut
mesoderm somatopleura ekstraembrional;
◼ lapisan di sekeliling yolk sac disebut mesoderm splanknopleura
ekstraembrional.
Perkembangan Embrio Minggu 2
◼ Minggu kedua perkembangan dikenal sebagai minggu dua:
➢Trofoblas berdiferensiasi menjadi 2 lapisan; sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas
➢Embrioblas membentuk 2 lapisan; epiblas dan hipoblas
➢Mesoderm ekstraembrional terbelah menjadi 2 lapisan; lapisan somatopleura
dan splanknopleura
➢Terbentuk 2 rongga; rongga amnion dan yolk sac.
◼ Implantasi terjadi di akhir minggu pertama. Sel-sel trofoblas menginvasi epitel
dan stroma endometrium di bawahnya dengan bantuan enzim proteolitik.
◼ Implantasi juga dapat terjadi di luar uterus, seperti di rongga rektouterus, di
mesenterium, di tuba uterina, atau di ovarium (kehamilan ektopik)
Perkembangan Embrio Dalam Minggu
Perkembangan Embrio Minggu 3
◼ Proses paling khas selama minggu ketiga adalah gastrulasi, yang dimulai
dengan terbentuknya garis primitif, yang memiliki nodus primitif di ujung
sefaliknya.
◼ Di regio nodus dan garis, sel-sel epiblas bergerak masuk (invaginasi) untuk
membentuk lapisan sel baru, endoderm dan mesoderm.
◼ Sel-sel yang tidak bermigrasi melalui garis namun tetap berada di epiblas
membentuk ektoderm.
◼ Oleh sebab itu, epiblas membentuk ketiga lapisan germinativum pada
mudigah, yaitu: ektoderm, mesoderm, dan endoderm,
◼ Ketiga lapisan ini membentuk seluruh jaringan dan organ
Perkembangan Embrio Minggu 3
◼ Pada akhir minggu ketiga, ketiga lapisan germinativum dasar, yang terdiri dari
ektoderm, mesoderm, dan endoderm, dibentuk di daerah kepala, dan proses
berlanjut untuk membentuk ketiga lapisan germinativum ini ke bagian lebih
kaudal mudigah sampai akhir minggu keempat.
◼ Diferensiasi jaringan dan organ telah dimulai, dan terjadi dalam arah
sefalokaudal seiring dengan berlanjutnya gastrulasi.
◼ Sementara itu, trofoblas berkembang pesat. Vilus primer memperoleh inti
mesenkim tempat terbentuknya kapiler halus.
Perkembangan Embrio Dalam Minggu
Perkembangan Embrio Dalam Minggu
Perkembangan Embrio Dalam Minggu
Perkembangan Embrio Dalam Minggu
Perkembangan Embrio Akhir Minggu 3-8

◼ Periode mudigah, yang berlangsung dari minggu ketiga hingga minggu


kedelapan perkembangan, adalah periode ketika setiap lapisan
germinativum, ektoderm, mesoderm dan endoderm membentuk
jaringan dan sistem organnya masing-masing.
◼ Sebagai hasil dari pembentukan organ, gambaran mayor bentuk tubuh
mulai terlihat.
Perkembangan Embrio Akhir Minggu 3-8
Lapisan germinativum ektoderm membentuk organ dan struktur yang
mempertahankan kontak dengan dunia luar:
◼ Sistem saraf pusat
◼ Sistem saraf tepi
◼ Epitel sensorik telinga, hidung dan mata
◼ Kulit, termasuk rambut dan kuku;
◼ Hipofisis, kelenjar mamaria dan keringat, serta enamel gigi.
Perkembangan Embrio Akhir Minggu 3-8
◼ Komponen penting lapisan germinativum mesoderm adalah mesoderm paraksial,
intermediet, dan lempeng lateral.
◼ Mesoderm paraksial membentuk somitomer, yang membentuk mesenkim kepala
dan tersusun menjadi somit di segmen oksipital dan kaudal.
◼ Somit membentuk miotom (jaringan otot), sklerotom (kartilago dan tulang), dan
dermatom (dermis kulit), yang semuanya merupakan jaringan penunjang tubuh
◼ Bagian tengah dorsal somit menjadi dermis di bawah pengaruh neurotrofin 3,
yang disekresi oleh tabung saraf dorsal.
◼ Mesoderm juga membentuk sistem vaskular (yaitu, jantung, arteri, vena,
pembuluh limfe, dan seluruh sel darah dan limfe).
◼ Lebih lanjut, mesoderm membentuk sistem urogenital: ginjal, gonad dan
salurannya (tapi tidak kandung kemih). Akhirnya, limpa dan korteks kelenjar
suprarenal juga merupakan turunan mesoderm.
Perkembangan Embrio Akhir Minggu 3-8
◼ Lapisan germinativum endoderm membentuk epitel yang melapisi
saluran cerna, saluran napas dan kandung kemih.
◼ Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid, paratiroid, hati dan
pankreas.
◼ Terakhir, epitel yang melapisi kavitas timpanika dan tuba auditiva
juga berasal dari lapisan germinativum endoderm.
Perkembangan Embrio Akhir Minggu 3-8
◼ Sebagai hasil dari pembentukan sistem organ dan pertumbuhan
sistem saraf pusat yang cepat, diskus embrional yang mula-mula
gepeng mulai memanjang dan membentuk regio (lipatan) kepala
dan ekor yang menyebabkan mudigah melengkung membentuk
posisi janin.
◼ Mudigah juga membentuk dua lipatan dinding tubuh lateral yang
tumbuh ke ventral dan menutup dinding tubuh ventral.
◼ Akibat dari pertumbuhan dan pelipatan ini, amnion tertarik ke
ventral dan mudigah terletak di dalam rongga amnion.
◼ Hubungan dengan yolk sac dan plasenta, masing-masing
dipertahankan melalui duktus vitelinus dan korda umbilikalis.
Perkembangan Embrio
PERTUMBUHAN FISIK
JANIN TRIMESTER I, II
DAN III
Month 1
• First Trimester
Pada akhir empat minggu:
• Panjang janin sekitar 0,56 cm
• Jantung, sistem pencernaan, tulang
punggung dan sumsum tulang belakang
mulai terbentuk
• Plasenta (kadang-kadang disebut
"afterbirth") mulai berkembang
• Telur yang dibuahi tunggal sekarang 10.000
kali lebih besar dari ukuran pada konsepsi
Month 2
• First Trimester
Pada akhir 8 minggu:
• Panjang janin sekitar 2,5 cm
• Jantung mulai berfungsi
• Mata, hidung, bibir, lidah, telinga dan
gigi terbentuk
• Penis mulai muncul pada anak laki-laki
• Bayi bergerak, meskipun ibu belum bisa
merasakan gerakan
Month 3
• First Trimester
Pada akhir 12 minggu:
• Panjang janin sekitar 6-7 cm
• Berat janin sekitar 1/2 - 1 ons
• Bentuk janin mulai dikenali. Kuku mulai
berkembang dan daun telinga terbentuk
• Lengan, tangan, jari, kaki, kaki dan jari kaki
sepenuhnya terbentuk
• Mata hampir sepenuhnya berkembang
• Sebagian besar organ dan jaringan janin
sudah berkembang
• Detak jantung bayi dapat didengar pada
10 minggu dengan Doppler

Month 4
• Second Trimester
Trimester Kedua
Pada akhir 4 bulan:
• Panjang janain 15 cm
• Berat janin sekitar 6 - 7 ons
• Bayi mengembangkan refleks, seperti mengisap dan
menelan dan mungkin mulai mengisap ibu jarinya
• Tunas gigi sedang berkembang
• Kelenjar keringat terbentuk pada telapak tangan dan
telapak kaki
• Jari dan jari kaki didefinisikan dengan baik
• Seks dapat diidentifikasi
• Kulit berwarna merah muda cerah, transparan dan ditutupi
dengan rambut lembut dan berbulu halus
• janin tidak akan mampu bertahan hidup di luar tubuh ibu
Month 5
• Second Trimester
Pada akhir 5 bulan:
• Panjang janin sekitar 20-25 cm
• Berat janin sekitar 500 gr
• Rambut mulai tumbuh di kepala bayi
• Rambut halus / lanugo akan menutupi
tubuhnya.
• Ibu mulai merasakan gerakan janin
• Organ internal sudah terbentuk
• Alis, kelopak mata dan bulu mata muncul
Month 6
• Second Trimester
Pada akhir 6 bulan:
• Panjang janin sekitar 27 cm
• Berat janin sekitar 800-900 gr
• Kelopak mata mulai berpisah dan mata terbuka
kadang-kadang untuk waktu yang singkat
• Kulit ditutupi dengan lapisan pelindung yang
disebut vernix
• Janin mampu cegukan
Month 7
• Third Trimester
Pada akhir 7 bulan:
• Panjang janin sekitar 35 cm
• Berat janin sekitar 1300 – 1500 gr
• Tunas rasa telah berkembang
• Lapisan lemak terbentuk
• Organ sudah matur
• Kulit masih keriput dan merah
• Jika lahir saat ini, sebagai bayi prematur dan
memerlukan perawatan khusus
Month 8
• Third Trimester
Pada akhir 8 bulan:
• Panjang janin sekitar 40 cm
• Berat janin sekitar 1800 – 2700 gr
• Pertumbuhan berlangsung cepat selama bulan ini
• Pertumbuhan otak yang luar biasa terjadi saat ini
• Sebagian besar organ tubuh sudah berkembang dan
matur kecuali paru-paru
• Gerakan atau "kicks" cukup kuat untuk terlihat dari
luar
• Ginjal sudah matur
• Kulit kurang keriput
• Kuku sekarang melampaui ujung jari
Month 9
Third Trimester
Pada akhir 9 bulan:
Panjang janin sekitar 48-50 cm
Berat janin sekitar 3000-3500 gr
Paru-paru sudah matang
Bayi sekarang sepenuhnya dikembangkan dan dapat
bertahan hidup di luar tubuh ibu
Kulit berwarna merah muda dan halus
Bayi mengendap lebih rendah di perut dalam persiapan
untuk kelahiran dan mungkin tampak kurang aktif
Periode Rentan terhadap Teratogenesis
Periode Rentan terhadap Teratogenesis
SELAPUT JANIN DAN
PLASENTA
Selaput Janin dan Placenta
◼ Plasenta adalah organ yang memfasilitasi pertukaran nutrien dan gas
antara kompartemen ibu dan janin.
◼ Sewaktu janin memulai minggu kesembilan perkembangannya,
permintaan untuk nutrisi dan faktor lainnya bertambah, yang
menyebabkan perubahan besar pada plasenta.
◼ Yang paling menonjol di antara semuanya adalah bertambahnya area
permukaan antara komponen ibu dan janin untuk mempermudah
pertukaran.
◼ Penempatan selaput janin juga berubah seiring dengan peningkatan
produksi cairan amnion
Perubahan dalam Trofoblas

◼ Komponen janin pada plasenta berasal dari trofoblas dan mesoderm


ekstraembrional (lempeng korion)
◼ komponen ibu berasal dari endometrium uterus.
◼ Pada awal bulan kedua, trofoblas ditandai dengan sejumlah besar vilus
sekunder dan tersier, yang memberikan gambaran radial
◼ Vilus anchoralis (vilus batang) berjalan dari mesoderm lempeng korion
ke selubung sitotrofoblas.
◼ Permukaan vilus dibentuk oleh sinsitium, terletak pada suatu lapisan
sel sitotrofoblas yang nantinya akan membungkus inti mesoderm
vaskular.
Perubahan dalam Trofoblas
◼ Sistem kapiler yang berkembang di inti tunas vilus segera terhubung
dengan kapiler lempeng korion dan tangkai penghubung sehingga
membentuk sistem vaskular ekstraembrional.
◼ Darah ibu dialirkan ke plasenta melalui arteri spiralis di dalam uterus.
Pengikisan pembuluh darah ibu untuk melepaskan darah ke dalam ruang
antarvilus dilakukan dengan invasi endovaskular oleh sel-sel sitotrofoblas.
◼ Selsel ini, yang dilepaskan dari ujung-ujung vilus anchoralis, menginvasi
ujung terminal arteri spiralis, tempat sel-sel ini menggantikan sel-sel
endotel ibu di dalam dinding pembuluh darah, yang menciptakan
pembuluh darah hibrida yang mengandung sel-sel janin dan ibu.
Perubahan
Perubahandalam
dalamTrofoblas
Trofoblas

◼ Untuk menuntaskan proses penciptaan pembuluh darah hibrida, sel-sel


sitotrofoblas mengalami transisi dari epitel menjadi endotel.
◼ Invasi arteri spiralis oleh sel-sel sitotrofoblas mengubah pembuluh darah
ini dari pembuluh darah berdiameter kecil dengan tahanan tinggi menjadi
pembuluh darah berdiameter besar dengan tahanan rendah yang dapat
memberikan lebih banyak darah ibu ke ruang antarvilus.
◼ Selama bulan-bulan berikutnya, tumbuh banyak perluasan kecil dari
tunas vilus yang ada dan meluas sebagai vilus liber (vilus bebas) ke dalam
lakuna atau ruang antarvilus di sekitarnya.
◼ Mula-mula, vilus liber yang baru terbentuk ini, terbentuk primitif tapi
pada awal bulan keempat, sel-sel sitotrofoblas dan beberapa sel jaringan
ikat menghilang. Pada saat itu, hanya sinsitium dan dinding endotel
pembuluh darah yang menjadi lapisan pemisah sirkulasi ibu dan janin
Perubahan dalam Trofoblas

◼ Sinsitium menjadi sangat tipis dan sepotong besar sinsitium yang


mengandung beberapa nukleus dapat terlepas dan masuk ke dalam
danau darah antarvilus.
◼ Potongan ini, yang dikenal sebagai syncytial knot, masuk ke sirkulasi
ibu dan biasanya mengalami degenerasi tanpa menyebabkan gejala
apapun.
◼ Hilangnya sel sitotrofoblas berlangsung dari vilus kecil ke vilus besar,
dan walaupun beberapa tetap berada di dalam vilus besar, sel-sel ini
tidak ikut serta dalam pertukaran antar kedua sirkulasi
Gambar Mudigah Manusia Di Awal Bulan Kedua Perkembangan

Di kutub
embrional, vilus
tampak banyak
dan terbentuk
sempurna; di
kutub
abembrional, vilus
lebih sedikit dan
tidak berkembang
sempurna.
Gambar Struktur Vilus Di Berbagai Tahapan Perkembangan
◼ A. Selama minggu
ke4. Mesoderm
ekstraembrional
menembus vilus
batang ke arah
lempeng desidua.
◼ B. Selama bulan
keempat. Di
banyak vilus kecil,
dinding kapiler
berkontak
langsung dengan
sinsitium.
◼ C,D. Pembesaran
vilus
Korion Frondosum Dan Desidua Basalis
◼ Pada minggu-minggu awal perkembangan, vilus menutupi seluruh
permukaan korion.
◼ Seiring dengan kemajuan kehamilan vilus di kutub embrional terus tumbuh
dan meluas, membentuk korion frondosum (semak korion).
◼ Vilus di kutub abembrional mengalami degenerasi, dan pada bulan ketiga,
sisi korion ini, kini dikenal sebagai korion laeve, yang tampak licin.
◼ Perbedaan antara kutub embrional dan abembrional korion juga tercermin
pada struktur desidua, lapisan fungsional endometrium, yang luruh selama
persalinan.
◼ Desidua di atas korion frondosum, desidua basalis, terdiri dari lapisan padat
sel-sel besar, sel-sel desidua, dengan jumlah lipid dan glikogen yang banyak.
Lapisan ini, lempeng desidua, melekat erat dengan korion.
Korion Frondosum Dan Desidua Basalis
◼ Lapisan desidua di atas kutub abembrional adalah desidua kapsularis
◼ Dengan pertumbuhan vesikel korion, lapisan ini menjadi teregang dan
mengalami degenerasi.
◼ Kemudian, korion laeve menjadi berkontak dengan dinding uterus (desidua
parietalis) di sisi yang berlawanan uterus, dan keduanya menyatu,
melenyapkan lumen uterus.
◼ Oleh sebab itu, satusatunya bagian korion yang ikut serta dalam proses
pertukaran adalah korion frondosum, yang bersamasama desidua basalis,
membentuk plasenta.
◼ Secara serupa, penyatuan amnion dan korion untuk membentuk selaput
amniokorion melenyapkan rongga korion.
◼ Selaput inilah yang ruptur sewaktu persalinan (pecahnya selaput ketuban).
Gambar Mudigah Berusia 6 Minggu
Kantong amnion dan
rongga korion telah dibuka
untuk memperlihatkan
mudigah, yang
menunjukkan gambaran
bersemak pada trofoblas di
kutub embrional, berbeda
dengan vilus-vilus kecil di
kutub abembrional.
Perhatikan tangkai
penghubung dan yolk sac
dengan duktus vitelinusnya
yang sangat panjang
Gambar Hubungan Selaput Janin Dengan Dinding Uterus
A. Akhir bulan kedua. Yolk
sac di dalam rongga
korion antara amnion
dan korion. Di kutub
embrional, vilus telah
lenyap (korion laeve).
B. Akhir bulan ketiga.
Amnion dan korion
telah menyatu, dan
rongga uterus lenyap
karena menyatunya
korion laeve dan
desidua parietalis.
Struktur Placenta
Di awal bulan keempat, plasenta memiliki dua komponen:
◼ (1) bagian janin, yang dibentuk oleh korion frondosum, plasenta dibatasi
oleh lempeng korion
◼ (2) bagian ibu, yang dibentuk oleh desidua basalis , placenta dibatasi
oleh desidua basalis dengan lempeng desidua yang paling berhubungan
erat dengan plasenta
◼ Di zona laut (junctional zone ), trofoblas dan sel-sel desidua bercampur
baur. Zona ini, yang ditandai dengan adanya sel-sel raksasa sinsitium dan
desidua, kaya akan bahan ekstra selular amorf. Pada saat ini, sebagian
besar sel sitotrofoblas telah mengalami degenerasi.
◼ Antara lempeng korion dan desidua terdapat ruang antarvilus, yang terisi
oleh darah ibu
Struktur Placenta
◼ Ruang antarvilus berasal dari lakuna di dalam sinsitiotrofoblas dan dilapisi oleh
sinsitium yang berasal dari janin.
◼ Percabangan vilus tumbuh ke dalam danau darah antarvilus.
◼ Selama bulan keempat dan kelima, desidua membentuk septum desidua, yang
menonjol ke dalam ruang antarvilus tapi tidak mencapai lempeng korion.
◼ Septum ini memiliki inti jaringan ibu, tetapi permukaannya dilapisi oleh satu
lapisan sel-sel sinsitium sehingga darah ibu di danau antarvilus selalu terpisah
dari jaringan vilus janin.
◼ Akibat pembentukan septum ini, plasenta terbagi menjadi sejumlah
kompartemen, atau kotiledon .
◼ Karena septum desidua tidak mencapai lempeng korion, kontak antara ruang
antarvilus di berbagai kotiledon dipertahankan
Struktur Placenta
◼ Sebagai akibat pertumbuhan janin dan perluasan uterus secara terus
menerus, plasenta juga membesar.
◼ Perluasan area permukaannya secara kasar setara dengan perluasan
uterus, dan sepanjang masa kehamilan, diperkirakan plasenta menutupi
15% hingga 30% permukaan dalam uterus.
◼ Bertambahnya ketebalan plasenta disebabkan oleh percabangan vilus
yang sudah ada dan tidak disebabkan oleh penetrasi lebih dalam ke
jaringan ibu
Gambar Plasenta pada Kehamilan
Kotiledon sebagian
dipisahkan oleh septum
desidua (ibu). Sebagian
besar darah antarvilus
kembali ke sirkulasi ibu
melalui vena
endometrium. Sebagian
kecil darah masuk ke
kotiledon di sekitarnya.
Ruang antarvilus dilapisi
oleh sinsitium.
Plasenta Aterm
◼ Saat aterm, plasenta yang berbentuk seperti cakram dengan diameter 15 hingga
25 cm, memiliki ketebalan sekitar 3 cm, dan berat sekitar 500 hingga 600 g. Saat
lahir, plasenta terlepas dari dinding uterus dan sekitar 30 menit setelah bayi
lahir, plasenta dikeluarkan dari rongga uterus.
◼ Jika plasenta dilihat dari sisi ibu, tampak jelas adanya 15 hingga 20 area yang
sedikit menonjol, kotiledon, yang dilapisi oleh lapisan tipis desidua basalis.
◼ Alur antar kotiledon dibentuk oleh septum desidua.
◼ Permukaan plasenta sisi janin ditutupi sepenuhnya oleh lempeng korion.
◼ Sejumlah arteri dan vena besar, pembuluh darah korion, bersatu menuju tali
pusat.
◼ Korion nantinya akan dilapisi oleh amnion.
◼ Perlekatan tali pusat biasanya di tengah dan kadang di tepi. Kadang tali pusat
dapat masuk ke dalam selaput korion di luar plasenta (insersi velamentosa).
Gambar Plasenta Aterm
A. Pandangan dari sisi janin.
Lempeng korion dan tali pusat
dilapisi oleh amnion
B. Pandangan dari sisi ibu yang
menunjukkan kotiledon. Di satu
area, desidua telah diangkat.
Plasenta dari sisi ibu selalu
diperiksa secara cermat saat
lahir, dan kadang terdapat satu
atau lebih kotiledon yang
tampak keputihan akibat
pembentukan fibrinoid yang
berlebihan dan infarknya
sekelompok atau antarvilus.
Sirkulasi Plasenta
◼ Kotiledon menerima darahnya melalui 80 hingga 100 arteri spiralis yang
menembus lempeng desidua dan masuk ke ruang antarvilus dengan
interval yang cukup teratur
◼ Tekanan di dalam arteri ini mendorong darah masuk ke dalam ruang
antarvilus dan membasahi sejumlah vilus kecil di percabangan vilus di
dalam darah yang teroksigenasi.
◼ Sewaktu tekanan berkurang, darah mengalir kembali dari lempeng korion
ke arah desidua, tempat darah masuk ke dalam vena endometrium.
◼ Oleh sebab itu, darah dari danau antarvilus mengalir balik ke dalam
sirkulasi ibu melalui vena endometrium.
Sirkulasi Plasenta
◼ Secara keseluruhan, ruang antarvilus sebuah plasenta matur mengandung
sekitar 150 ml darah, yang diganti tiga atau empat kali permenit.
◼ Darah ini mengalir di sepanjang vilus korion, yang memiliki area
permukaan 4 hingga 14 m2 .
◼ Pertukaran di plasenta tidak terjadi di seluruh vilus, tetapi hanya di vilus
yang lapisan membran sinsitiumnya berkontak erat dengan pembuluh
darah janin.
◼ Pada vilus-vilus ini, sinsitium sering memiliki brush border yang
mengandung sejumlah mikrovilus, yang sangat memperluas area
permukaan sehingga meningkatkan laju pertukaran antara sirkulasi ibu dan
janin.
Sirkulasi Plasenta

Selaput plasenta, yang memisahkan darah ibu dan janin terdiri dari empat
lapian:
◼ (1) endotel yang melapisi pembuluh darah janin
◼ (2) jaringan ikat di dalam inti vilus
◼ (3) lapisan sitotrofoblas
◼ (4) sinsitium
.
Sirkulasi Plasenta
◼ Sejak bulan keempat hingga seterusnya, selaput plasenta menipis akibat
endotel yang melapisi pembuluh darah menjadi berkontak erat dengan
membran sinsitium sehingga laju pertukaran sangat meningkat.
◼ Selaput plasenta, kadang disebut sawar plasenta, bukanlah sebuah sawar
sejati, karena banyak substansi yang melewatinya secara bebas.
◼ Karena darah ibu di ruang antarvilus terpisah dari darah janin oleh turunan
korion, plasenta manusia dianggap sebagai tipe hemokorialis.
◼ Normalnya, tidak terjadi percampuran darah ibu dan janin. Meskipun
demikian, sejumlah kecil sel darah janin kadang lolos melewati defek
mikroskopik di selaput plasenta.
Fungsi Plasenta

Fungsi utama plasenta adalah:


◼(1) pertukaran produk metabolik dan gas antara
aliran darah ibu dan janin
◼(2) produksi hormon
Fungsi Plasenta: Pertukaran gas

◼ Pertukaran gas-seperti oksigen, karbon dioksida dan karbon monoksida-


berlangsung melalui difusi sederhana.
◼ Saat aterm, janin menyerap 20 hingga 30 ml oksigen per menit dari
sirkulasi ibu, dan bahkan gangguan singkat pada suplai oksigen dapat
berakibat fatal bagi janin.
◼ Aliran darah plasenta sangat penting untuk suplai oksigen, karena
jumlah oksigen yang mencapai janin terutama
Fungsi Plasenta: Pertukaran Nutrien dan Elektrolit

◼ Pertukaran nutrien dan elektrolit, seperti asam amino, asam lemak


bebas, karbohidrat, dan vitamin, berlangsung cepat dan meningkat
seiring dengan kemajuan kehamilan
Fungsi Plasenta: Transmisi Antibodi Ibu

◼ Kompetensi imunologis mulai berkembang di akhir trimester pertama,


yaitu saat janin membuat seluruh komponen komplemen.
◼ Imunoglobulin hampir seluruhnya terdiri dari imunoglobulin G (IgG) ibu,
yang mulai disalurkan dari ibu ke janin sekitar minggu ke-14.
◼ Dengan cara ini, janin memperoleh imunitas pasif terhadap berbagai
penyakit infeksi.
◼ Bayi baru lahir mulai memproduksi IgGnya sendiri, tetapi kadar dewasa
belum tercapai hingga usia 3 tahun.
Fungsi Plasenta: Produk Hormon

◼ Pada akhir bulan keempat, plasenta menghasilkan progesteron dalam


jumlah memadai untuk mempertahankan kehamilan.
◼ Kemungkinan besar, seluruh hormon disintesis di dalam
sinsitiotrofoblas.
◼ Selain progesteron, plasenta menghasilkan lebih banyak hormon
estrogen, terutama estriol, hingga tepat sebelum akhir kehamilan, saat
kadar maksimumnya tercapai.
◼ Kadar estrogen yang tinggi ini merangsang pertumbuhan uterus dan
perkembangan kelenjar mamaria.
◼ Selama 2 bulan pertama kehamilan, sinsitiotrofoblas juga menghasilkan
human chorionic gonadotropin (hCG)
Fungsi Plasenta: Produk Hormon

◼ Hormon hCG yang mempertahankan korpus luteum.


◼ Hormon ini diekskresikan oleh ibu ke dalam urin, dan pada masa awal
kehamilan, keberadaannya digunakan sebagai penanda kehamilan.
◼ Hormon lain yang dihasilkan oleh plasenta adalah somatomamotropin
(dulu disebut laktogen plasenta).
◼ Hormon ini adalah substansi mirip hormon pertumbuhan yang
memprioritaskan glukosa darah ibu untuk janin dan menyebabkan ibu
agak menjadi diabetogenik.
◼ Hormon ini juga mendorong perkembangan payudara untuk
menghasilkan susu.
Amnion dan Tali Pusat

◼ Garis refleksi berbentuk oval antara amnion dan ektoderm embrional


(taut amnio-ektodermal) adalah cincin umbilikus primitif.
◼ Pada minggu kelima perkembangan, struktur berikut ini melewati cincin:
➢(1) tangkai penghubung, yang berisi alantois dan pembuluh darah
umbilikus, yang mengandung dua arteri dan satu vena;
➢(2) yolk sac (duktus vitelinus), bersama dengan pembuluh darah
vitelinus;
➢(3) kanalis yang menghubungkan rongga intraembrional dengan
rongga ekstraembrional. Yolk sac menempati sebuah ruang di dalam
rongga korion, yaitu ruang di antara amnion dan lempeng korion.
Amnion dan Tali Pusat
◼ Selama perkembangan selanjutnya, rongga amnion cepat membesar dengan
mengorbankan rongga korion, dan amnion mulai menyelubungi tangkai
penghubung dan yolk sac, menyatukan keduanya dan membentuk tali pusat
(korda umbilikalis) primitif.
◼ Di distal, tali pusat mengandung tangkai yolk sac dan pembuluh darah
umbilikus.
◼ Di bagian proksimal, tali pusat mengandung sebagian lengkung usus dan sisa
alantois.
◼ Yolk sac, yang terdapat di dalam rongga korion, terhubung dengan tali pusat
melalui tangkainya.
◼ Di akhir bulan ketiga, amnion telah meluas sedemikian rupa sehingga
berkontak dengan korion, melenyapkan rongga korion.
◼ Yolk sac kemudian mengecil dan perlahan-lahan lenyap.
Amnion dan Tali Pusat
◼ Rongga abdomen untuk sementara menjadi terlalu kecil bagi lengkung usus
yang berkembang cepat, dan sebagian usus terdorong ke dalam ruang
ekstraembrional di tali pusat. Lengkung usus yang menonjol ini membentuk
hernia umbilikalis fisiologis.
◼ Sekitar akhir bulan ketiga, lengkung usus tertarik ke dalam tubuh mudigah,
dan rongga di dalam tali pusat menjadi lenyap.
◼ Saat alantois dan duktus vitelinus serta pembuluh darahnya juga lenyap, yang
tersisa di dalam tali pusat adalah pembuluh darah umbilikus yang dikelilingi
oleh Wharton's Jelly.
◼ Jaringan ini, kaya akan proteoglikan, berfungsi sebagai lapisan pelindung bagi
pembuluh darah.
◼ Dinding arteri mengandung serabut otot dan mengandung banyak serabut
elastis, yang berperan menyebabkan konstriksi dan kontraksi cepat pembuluh
darah umbilikus sesudah tali pusat ini diikat.
Gambar Amnion dan Tali Pusat
A. Mudigah berusia 5 minggu
yang menunjukkan struktur-
struktur yang melewati cincin
umbilikus primitif.
B. Tali pusat primitif pada
mudigah berusia 10 minggu.
C. Potongan transversal melalui
struktur setinggi cincin
umbilikus.
D. Potongan transversal melalui
tali pusat primitif yang
menunjukkan lengkung usus
yang menonjol di dalam tali
pusat.
Perubahan Placenta di Akhir Kehamilan

◼ Di akhir kehamilan, sejumlah perubahan terjadi di dalam plasenta yang


mungkin menunjukkan penurunan pertukaran di antara kedua sirkulasi.
◼ Perubahan ini mencakup:
(1) bertambahnya jaringan fibrosa di inti vilus,
(2) menebalnya membrana basalis di kapiler janin,
(3) perubahan obliteratif di dalam kapiler kecil vilus,
(4) pengendapan fibrinoid di permukaan vilus di zona taut dan di
lempeng korion.
Pembentukan fibrinoid yang berlebihan sering menyebabkan infark
pada danau antarvilus atau kadang seluruh kotiledon. Kotiledon
kemudian tampak keputihan.
Cairan Amnion
◼ Rongga amnion terisi dengan cairan jernih encer (air ketuban) yang
sebagian dihasilkan oleh sel-sel amnion meskipun sebagian besar berasal
dari darah ibu.
◼ Jumlah cairan bertambah dari sekitar 30 ml pada usia kehamilan 10
minggu menjadi 450 ml pada usia kehamilan 20 minggu hingga 800-1.000
ml pada usia kehamilan 37 minggu.
◼ Selama bulan-bulan awal kehamilan, mudigah tergantung oleh tali pusat di
dalam cairan ini, yang berperan sebagai bantalan pelindung.
Cairan Amnion
◼ Cairan amnion berfungsi:
➢meredam guncangan,
➢mencegah melekatnya mudigah ke amnion, dan
➢memungkinkan janin bergerak.
◼ Volume cairan amnion diganti setiap 3 jam.
◼ Di awal bulan kelima, janin menelan cairan amnionnya sendiri, dan diperkirakan
janin menelan sekitar 400 ml cairan setiap hari, sekitar separuh dari jumlah total
cairan amnion.
◼ Urin janin ditambahkan ke cairan amnion setiap hari sejak bulan kelima, namun
urin ini sebagian besar adalah air, karena plasentalah yang berfungsi sebagai
organ untuk pertukaran sisa zat metabolik.
◼ Selama kelahiran, selaput amniokorion membentuk suatu gaya hidrostatik yang
membantu membuka kanalis servikalis.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai