Anda di halaman 1dari 25

Referat

Mola Hidatidosa
Pembimbing:
dr. Msy. Yenny Indriani, Sp.OG

Disusun Oleh :
Zira Rizka Armidia, S. Ked
71 2021 080
Latar Belakang

Indonesia menduduki peringkat teratas


dengan 13 kasus dari 1000 kehamilan
02
Mola hidatidosa: kehamilan yang
ditandai dengan perkembangan trofoblas
yang tidak wajar  struktur yang Hal ini menunjukkan bahwa mola
dibentuk trofoblas (vili korialis) 01 hidatidosa merupakan penyakit yang
berbentuk gelembung - gelembung penting di Indonesia, karena prevalensi
seperti anggur mola hidatidosa yang cukup tinggi yaitu
03 sekitar 10-20% dapat berkembang menjadi
tumor trofoblas gestasional
Tinjauan Pustaka

Definisi

1. Mola hidatidosa  chorionic villi yang tumbuh berganda berupa gelembung-


gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur
atau mata ikan

2. Dibagi menjadi  komplit jinak, parsial dan mola invasif ganas

3. Mola invasif  penetrasi ekstensif sel trofoblas, termasuk seluruh vili ke dalam
myometrium
Epidemiologi

• Amerika Serikat dan Eropa  1 hingga 2 per 1000


kelahiran

• Remaja dan wanita berusia 36 hingga 40 tahun  risiko


2x lipat

• Usia > 40 tahun  hampir 10x lipat

• RPD mola komplit sebelumnya  risiko mola


selanjutnya adalah 1,5%
Etiologi dan Faktor Risiko

01 Usia 02 Paritas
Usia yang terlalu muda (≤19 tahun) atau tua Resiko mulai meningkat pada paritas 3-4
(≥35 tahun) berhubungan dengan keadaan namun tidak terlalu signifikan. Peningkatan
ovum yang patologis. signfikan terdapat pada paritas di atas lima.

03 Kehamilan sebelumnya 04 Jarak kehamilan terakhir


Riwayat abortus inkomplet dan missed abortion Jarak kehamilan 1-24 bulan mempunyai resiko tertinggi
meningkatkan resiko terjadinya mola hidatidosa terjadinya mola. Semakin jauh jarak kehamilan maka
akibat adanya sisa trofoblas atau vili chorialis resiko penyakit trofoblas menurun. Hal ini
dalam cavum uteri. berhubungan dengan reaksi imunologis antara ibu
dengan trofoblas pada masa kehamilan
Patofisiologi
MOLA HIDATIDOSA KOMPLIT

Salah satu sperma membuahi sel telur yang tidak memiliki materi

genetik

Terimplantasi pada uterus

Embrio tidak tumbuh, hanya sel trofoblas tumbuh


Patofisiologi
MOLA HIDATIDOSA PARTIAL
2 sperma membuahi sel telur

69 kromosom (triploid)

Materi genetik terlalu banyak

Kehamilan berkembang abnormal

Janin tumbuh secara abnormal, tidak dapat bertahan hidup

Sering disertai dengan janin yang ada secara bersamaan. Janin itu biasanya
triploid dan cacat
Patofisiologi
TEORI MISSED ABORTION

Kekurangan asam folat Janin mati UK 3-5 minggu


dan histidin

Gangguan peredaran darah

penimbunan cairan
dalam jaringan Gelembung-gelembung
mesenkim dari villi
Patofisiologi
TEORI NEOPLASMA

Fungsi sel-sel reabsorpsi cairan gangguan peredaran


trofoblas menjadi yang berlebihan Menimbul-kan
gelembung darah dan kematian
abnormal ke dalam villi mudigah
Klasifikasi
Mola Hidatidosa Komplit
Mola Hidatidosa Komplit yaitu hasil kehamilan tidak normal tanpa adanya embrio-janin. Mola
hidatidosa komplit hanya mengandung DNA paternal sehingga bersifat androgenetik tanpa adanya
jaringan janin

Mola Hidatidosa Parsial


triploid yang mengandung dua set kromosom paternal dan satu set kromosom maternal
Klasifikasi
Manifestasi Klinis

Perdarahan

Ukuran uterus tidak sesuai masa kehamilan

Tidak ada aktivitas janin

Eklampsia dan preeklampsia

Hiperemesis

Tirotoksikosis
Diagnosis
• terdapat perdarahan yang sedikit atau banyak,
• Kadar B hCG > 100.000 tidak teratur, warna kecoklatan
• kadar T3 dan T4 tinggi Anamnesis • keluar jaringan mola seperti buah anggur
• USG: sarang tawon/ badai • hipertiroid
salju
• uji titrasi 1/300 +
• foto rontgen
• histo PA

Diagnosis • Uterus membesar tidak sesuai


Pemeriksaan dengan tuanya kehamilan, teraba
Pemeriksaan fisik lembek
penunjang
• Tidak teraba bagian-bagian janin,
ballotement dan gerakan janin.
• tidak terdengar bunyi denyut
jantung janin
• Terdapat perdarahan dalam kanalis
servikalis
Pemeriksaan Imaging

Ultrasonografi

• Gambaran seperti sarang tawon tanpa disertai adanya janin


• Ditemukan gambaran snow storm atau gambaran seperti badai
salju.
• Pada pemeriksaan utrasonografi terlihat sebuah uterus yang
terisi oleh kista multipel dan area ekogenik yang bervariasi
ukuran dan bentuknya (snow-storm appearance) tanpa
adanya embrio dan fetus.

Foto RO Abdomen
• Tidak terlihat adanya tulang-tulang janin (pada kehamilan 3-4
bulan).
Pemeriksaan Histo PA

Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-


gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, sehingga menyerupai
buah anggur, atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil anggur atau mata
ikan. Ukuran gelembung-gelembung ini bervariasi dari beberapa milimeter
sampai 1-2 cm. Secara mikroskopik terlihat trias: (1) Proliferasi dari trofoblas;
(2) Degenerasi hidropik dari stroma villi dan edema; (3) Hilangnya pembuluh
darah dan stroma. Sel-sel Langhans tampak seperti sel polidral dengan inti
terang dan adanya sel sinsitial giantik (syncytial giant cells).
Diagnosis Banding

1. Kehamilan ganda
2. hidramnion,
3. dan abortus.
Tatalaksana

Perbaikan keadaan umum Pengeluaran jaringan mola

Monitoring
Tatalaksana

Perbaikan KU Pengeluaran jaringan mola

Yang termasuk usaha ini misalnya transfusi


• Kuret Hisap  Kuret hisap merupakan tindakan pilihan
darah pada anemia berat dan syok
untuk mengevakuasi jaringan mola, dan sementara
hipovolemik karena perdarahan. Atau
proses evakuasi berlangsung berikan infus 10 IU
menghilangkan penyulit seperti
oksitosin dalam 500 ml NaCl atau RL dengan kecepatan 40-60
tirotoksikosis. Tirotoksikosis diobati sesuai
tetes/menit.
protokol penyakit dalam.
• Histerektomi  Tindakan ini dilakukan pada mola resiko
tinggi dengan usia lebih dari 30 tahun, paritas 4 atau lebih, dan
uterus yang sangat besar yaitu setinggi pusat atau lebih.
Monitoring

Selama pemantauan, pasien dianjurkan untuk tidak hamil dan dianjurkan menggunakan
kontrasepsi (apabila masih ingin anak) atau tubektomi apabila ingin menghentikan
fertilisasi. Pengawasan lanjutan dilakukan selama 2-3 tahun.
Hal-hal yang perlu diperhatikan setiap pemeriksaan ulang adalah sebagai berikut:
a. Gejala Klinis : Keadaan umum, perdarahan
b. b. Pemeriksaan dalam:
- Keadaan Servik
- Uterus bertambah kecil atau tidak
Penatalaksanaan Lanjutan

• Setelah jaringan mola dievakuasi, kadar Β-hCG akan


menurun secara perlahan-lahan. Waktu rata- rata yang
diperlukan untuk mencapai kadar normal (<5 mIU/ml)
adalah 12 minggu.
• Bila terjadi distorsi dari kurva regresi yang normal, berarti
terjadi keganasan. Karena itu, diagnosis dini TTG ditegakkan
dengan memperhatikan kurva regresi ini.
Kmoterapi Pasca Mola Hidatidosa

Pengobatannya
Indikasi
1. Methotrexate (MTX) 20 mg/hari IM dan
1. Kadar hCG yang tinggi (serum >20.000
asam folat 5mg/hari IM yang diberikan
IU/liter, urine >30.000 IU/24 jam) setelah 4
12 jam setelah pemberian MTX,
minggu pasca evakuasi
keduanya diberikan 5 hari berturut-turut
2. Kadar hCG berapapun juga yang disertai
2. Actinomycin D 0,5 mg/hari IV diberikan
tanda-tanda metastasis otak, renal, hepar,
selama 5 hari berturut-turut
traktus gastrointestinal, paru-paru yang
terdeteksi pada 4 bulan pasca evakuasi
Komplikasi
Perforasi uterus selama kuret

Perdarahan dan syok

Anemia

Infeksi sekunder
Prognosis
• 20%  penyakit trofoblastik ganas
• Usia tua, kadar hCG >100.000mIU/mL, eklamsia, hipertiroidisme

• Rekurensi 1-2%

• Mola yang disertai tirotoksikosis: prognosis yang lebih buruk, baik dari segi kematian
maupun kemungkinan terjadinya keganasan
HOME OBJECTIVES METHOD ANALYSIS CONCLUSIONS

KESIMPULAN

1. Mola Hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar.


2. Mola Hidatidosa dapat diklasifikasikan menjadi komplit dan parsial.
3. Diagnosis dari mola hidatidosa dilakukan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan dalam dan pemeriksaan penunjang.
4. Terapi mola hidatidosa terdiri dari perbaiki keadaan umum, pengeluaran jaringan mola
dan follow up.
____TERIMAKASIH____

Anda mungkin juga menyukai