2017
OLEH :
Ayu Dwilestari
C111 14 373
Pembimbing
Dr. dr. Hj. A. Mardiah Tahir, Sp.OG (K)
HALAMAN SAMPUL.........................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................vi
DAFTAR DIAGRAM..........................................................................................viii
BAB 1. PENDAHULUAN
2.5 Histopatologi...................................................................................................18
3.3.1 Umur......................................................................................................28
3.3.2 Pendidikan.............................................................................................28
3.3.3 Pekerjaan...............................................................................................29
3.3.5 Paritas....................................................................................................29
4.3.1 Populasi.................................................................................................32
4.3.2 Sampel...................................................................................................33
7.1 Kesimpulan......................................................................................................56
7.2 Saran................................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................58
LAMPIRAN..........................................................................................................64
DAFTAR TABEL
2016
...............................................................................................................................
32
Desember 2016
...............................................................................................................................
32
Desember 2016
...............................................................................................................................
32
Desember 2016
...............................................................................................................................
32
2016
...............................................................................................................................
32
ii
Tabel 5.6 Distribusi penderita kanker ovarium berdasarkan stadium kanker di
Desember 2016
...............................................................................................................................
32
– 31 Desember 2016
...............................................................................................................................
32
31 Desember 2016
...............................................................................................................................
32
iii
DAFTAR DIAGRAM
2016
...............................................................................................................................
32
32
Desember 2016
...............................................................................................................................
32
32
Desember 2016
...............................................................................................................................
32
iv
Diagram 5.6 Distribusi penderita kanker ovarium berdasarkan stadium kanker
Desember 2016
...............................................................................................................................
32
32
32
v
BAB 1
PENDAHULUAN
dunia, dan merupakan penyebab kematian ketujuh akibat kanker. Kanker ovarium
didiagnosis pada 225.500 wanita di seluruh dunia setiap tahunnya, dan 140.200
kasus diantaranya menyebabkan kematian (Li et al., 2012; Hamdi EA, Saleem
SH, 2012). Kanker ovarium diperkirakan hanya 3% dari seluruh kanker, namun
memiliki angka kematian tertinggi dari rasio kejadian (Corney et al., 2008; Arik
D, Kulacoglu S, 2011).
bahwa kanker leher rahim menduduki peringkat pertama dari seluruh kasus
kanker sebesar 17,2%, diikuti kanker payudara 12,2%, kanker kulit 5,9%, kanker
nasofaring 5,3%, kanker rektum 4,9%, kanker ovarium 4,9%, kanker kelenjar
limfe 4,3%, kanker kolon 3%, kanker tiroid 3%, dan kanker kelenjar lunak 2,6%
insidens dan angka kematian yang tinggi didunia pada wanita (Parkin DM et al.,
2007). Walaupun kanker ovarium angka kejadiannya lebih rendah daripada kanker
serviks dan uterus tetapi angka mortalitasnya tertinggi di antara tumor ganas
ginekologik lainya, di mana dari 23.100 kasus baru kanker ovarium ada sekitar
1
2
Lebih dari 200.000 kematian disebabkan oleh kanker ovarium yang tercatat setiap
tahunnya dan didominasi oleh perempuan dari golongan ekonomi rendah baik
nuliparitas, menars awal, menopause terlambat, ras kulit putih, peningkatan usia
dan faktor genetik. Secara umum, faktor risiko diatas berhubungan dengan siklus
ovarium yang tidak terputus selama masa reproduksi. Stimulasi yang berulang-
(Wiknjosastro H, 2007).
sebanyak 178 kasus. Secara keseluruhan angka harapan hidup dalam 5 tahun pada
penderita kanker ovarium adalah 54,8 % yang terbagi dalam stadium I sebanyak
(94,3%), stadium II (75%), stadium III (31%), stadium IV (11,7%) (Aziz MF,
2009). Selain itu, di RSUP Wahidin Sudirohusodo Makasar pada tahun 2011
terdapat jumlah penderita kanker ovarium sebanyak 204 orang (Fachlevy, 2013).
3
2011, terdapat jumlah penderita kanker ovarium sebanyak 126 orang, di mana
pada penelitian ini tingginya jumlah penderita dipengaruhi oleh berbagai faktor
terjadi peningkatan pada tahun 2012, diketaui jumlah penderita kanker ovarium
ovarium sebanyak 35% dari seluruh kanker ginekologi dengan angka harapan
hidup selama 5 tahun hanya 15% (Karyana K, 2004). Dua per tiga dari kasus
kanker ovarium ditemukan pada wanita dengan usia diatas 55 tahun (Clarke-
Pearson DL, 2009). Karena kanker ovarium hanya sedikit yang menunjukkan
gejala spesifik, maka sekitar 70% kasus kanker ovarium saat terdiagnosis sudah
berada pada stadium lanjut, hal ini berdampak pada tingginya angka mortalitas
dari kanker ovarium. Pada stadium lanjut, angka 5-years survival rate dibawah
Desember 2016?”
4
Desember 2016.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini antara lain :
pendidikan.
pernikahan.
kanker.
penatalaksanaan medis.
5
pemeriksaan Histo-PA.
pada khususnya.
2. Sebagai acuan bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang ingin
ovarium.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
pada satu atau dua bagian indung telur. Indung telur sendiri merupakan salah satu
organ reproduksi yang sangat penting bagi perempuan. Dari organ reproduksi ini
dihasilkan telur atau ovum, yang kelak bila bertemu sperma akan terjadi
(Indrawati M, 2009). Kanker ovarium adalah kanker atau tumor ganas yang
berasal dari ovarium dengan berbagai tipe histologi, yang dapat mengenai semua
telur sepanjang hidupnya. Kemugkinan perempuan terkena kanker indung telur ini
masa menopause. Separuh dari kasus kanker indung telur menyerang perempuan
6
7
bawah usia 20 tahun sekitar 1,3%, antara 20 dan 34 tahun sekitar 3,6%, antara 35
dan 44 tahun sekitar 7,4%, antara 45 dan 54 tahun sekitar 18,6%, antara 55 dan 64
tahun sekitar 23,4%, antara 65 dan 74 tahun sekitar 20,1%, antara 75 dan 84 tahun
sekitar 17,6% dan 85 tahun sekitar 8,1%. Angka ini didasarkan kasus yang di
Eropa Utara. Di Amerika Serikat, tahun 2003 terdapat sekitar 25.400 kasus baru
kasus baru dan 16.210 kematian. Sementara itu, di Inggris jugan terdapat 6734
kasus baru dan 4687 kematian (Norwitz & Schorge JO, 2007).
Variasi geografis dan etnis yang signifikan telah diobservasi pengaruhnya
terhadap insiden kanker ovarium. Rata-rata tertinggi pada wanita dengan ras
Kaukasian di negara industri misalnya di Amerika Utara dan Eropa. Perbedaan ini
dunia di tahun 2000, di mana 6000 kasus kanker ovarium dilaporkan dari Inggris
(Busmar B, 2006).
Di RSUP H. Adam Malik Medan terdapat jumlah seluruh penderita kanker
ovarium 2002-2006 sebanyak 105 orang (Iqbal RT, 2009). Sementara pada tahun
Usia
kanker ovarium pada wanita usia di atas 40 tahun sekitar 60% penderita,
sedangkan pada wanita usia lebih muda sekitar 40% (Yatim F, 2005). Mayoritas
berada pada rentang umur 40-44 tahun, di mana dari 15-16 per 100.000 wanita
Paritas
1. Nullipara adalah wanita yang belum pernah melahirkan sama sekali (Verney,
2006).
2. Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup
(Manuaba, 2008).
9
risiko terjadinya kanker ovarium yang lebih rendah daripada nulipara, yaitu
Faktor Reproduksi
dampak terbesar pada penyakit ini. Infertilitas, menarche dini (sebelum usia 12
tahun), memiliki anak setelah usia 30 tahun dan menopause yang terlambat dapat
2010).
siklus menstruasi yang dilewatinya maka semakin tinggi pula risiko perempuan
Pil Kontrasepsi
cukup penting pada wanita saat ini. Pada tahun 2005, megacu kepada United
Nation di mana lebih dari 660 juta wanita yang menikah atau hidup bersama
pada usia produktif (15-49 tahun) menggunakan beberapa metode kontrasepsi dan
450 juta orang menggunakan kontrasepsi oral dan Intrauterina Devices (IUD)
(Fauzan R, 2009).
terjadinya kanker ovarium sebesar 40% pada wanita usia 20-54 tahun yang
memakai pil kontrasepsi, yaitu dengan risiko relatif 0,6. Penelitian ini juga
10
risiko sampai 11%, sedangkan pemakaian pil kontrasepsi sampai lima tahun
menurunkan risiko sampai 50%. Penurunan risiko semakin nyata dengan semakin
Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Fathalla tahun 1972, yang
menyatakan bahwa pada saat ovulasi, terjadi kerusakan pada sel-sel epitel
sebelum penyembuhan tercapai terjadi lagi ovulasi atau trauma baru, proses
diberikan secara oral, dan obat-obat gonadotropin yang diberikan dengan suntikan
obat penyubur ini jelas akan meningkatkan risiko relatif terjadinya kanker ovarium
(Busmar B, 2006).
Faktor Genetik
seorang wanita memiliki risiko terkena kanker ovarium. Pada umumnya kanker
ovarium epitel bersifat sporadis, 5-10 % adalah pola herediter atau familial.
Risiko seorang wanita untuk mengidap kanker ovarium adalah sebesar 1,6%.
11
Angka risiko pada penderita yang memiliki satu saudara sebesar 5% dan akan
ovarium ternyata memiliki anggota keluarga yang terkena penyakit yang sama.
Umumnya, pasien yang memiliki sejarah keluarga yang menderita kanker akibat
gen mutasi BRCA1 dan BRCA2 memiliki risiko sangat tinggi menderita kanker
Faktor Hormonal
menurunkan risiko tumor ganas ovarium (Rasjidi I, 2010; Nasution RH, 2011).
percobaan ini ditemukan bahwa jika kadar estrogen rendah di sirkulasi perifer
ovarium. Hal ini berkaitan dengan teori yang pertama kali dikemukakan oleh
Risch pada tahun 1998 yang mengatakan bahwa androgen mempunyai peran
pertumbuhan epitel ovarium normal serta sel-sel kanker ovarium epitel dalam
kultur sel. Epitel ovarium yang selalu terpapar pada androgenik steroid yang
berasal dari ovarium itu sendiri dan kelenjar adrenal, seperti androstenedion,
risiko relative 2,2. Sementara itu, jika masa pemakaian MHT selama 20 tahun atau
lebih, risiko relatif meningkat menjadi 3,2. Pemakaian MHT dengan estrogen
meningkatnya risiko relatif menjadi 1,5. Oleh karena itu, MHT khususnya dengan
estrogen saja, secara nyata meningkatkan risiko relatif terkena kanker ovarium
(Busmar B, 2006).
Penggunaan bedak tabur langsung pada organ genital atau tissue pembersih
tabur juga mengandung asbes yaitu bahan mineral penyebab kanker (Iqbal RT,
2009).
13
and Obstetrics (FIGO), kanker ovarium di bagi dalam 3 kelompok besar sesuai
dengan jaringan asal tumor dan kemudian masing-masing kelompok terdiri dari
dan sebagian besar 85% kanker ovarium berasal dari golongan ini (Tambunan
GW, 2005). Lebih dari 80% kanker ovarium epitel ditemukan pada wanita
pascamenopause di mana pada usia 62 tahun adalah usia kanker ovarium epitel
penampang tumor sebagai kistik solid. Tumor jenis ini di bawah mikroskop
memiliki lebih banyak area padat, papil sedikit atau tidak ada, dan badan
Sebagian besar tumor multilokular, padat dan sebagian kistik, di dalam kista
berisi musin gelatinosa, jarang sekali tumbuh papila eksofitik, area solid
berwarna putih susu atau merah jambu, struktur rapat dan konsistensi rapuh.
14
Tumor jenis ini di bawah mikroskop dibagi menjadi tiga gradasi, di mana
inti sel jelas, terdapat invasi intersisial. Pada kanker diferensiasi buruk
2005).
4. Karsinoma Sel Jernih ( Clear Cell Carcinoma )
Tumor ini berasal dari duktus muleri. Pada umumnya berbentuk solid,
sel jernih dan sering dijumpai hopnail appearance yaitu inti yang terletak
dan hampir bersifat jinak. Tumor ini sering dijumpai insidentil pada waktu
Kelompok sel yang satu dengan yang lain dipisahkan oleh jaringan ikat tipis
dan kistik. Khas untuk tumor sinus endodermal ini adalah keluhan nyeri
perut dan pelvis yang dialami oleh 75% penderita. Tumor marker untuk
besar dan unilateral, penampang irisan bersifat padat dan kistik, berwarna-
(Jihong L, 2011).
Kanker Berasal dari Stroma Korda Seks Ovarium (Sex Cord Stromal)
Tumor yang berasal dari sex cord stromal adalah tumor yang tumbuh dari
satu jenis. Kira-kira 10% dari tumor ganas ovarium berasal dari kelompok ini.
Pada penderita tumor sel granulosa, umur muda atau pubertas terdapat keluhan
membesar dengan kolostrum, pertumbuhan rambut pada ketiak dan pubis yang
selebihnya pada anak-anak dan dewasa. Tumor ini dikenal juga sebagai
2.5 Histopatologi
Jenis epitel (65% dari Kanker ovarium) terdiri dari serosum (20% sampai
50%), musinosum (15% sampai 25%), yang dapat tumbuh sangat besar
endometriosis), sel jernih (5% prognosis buruk) dan Brenner (2% sampai 3%
sebagian besar jinak). Kira-kira 15% dari kanker jenis epitel menunjukkan potensi
keganasan rendah. Tumor sel germinal (25% dari semua kanker ovarium) dan
yang tersering disgerminoma, diikuti tumor campuran sel germinal. Tipe lainnya
embrional. Tumor stoma sex cord (5% dari semua kanker ovarium), yang sering
adalah tumor sel granulosa. Tipe lainnya tumor sel sertoly-leydig, jenis lainnya
Sekitar 90% kanker ovarium berasal dari dari epitalium koelomik yang
multipotensi dan dapat berdiferensiasi menjadi epitel mullerian dan tipe lainnya,
membantu menjelaskan variasi luas dari tumor epitelial yang dibservasi. Oleh
karena itu, tumor epitelial permukaan diklasifikasikan sesuai dengan tipe sel dan
nukleus atipia, dan invasi stroma. Klasifikasi ini penting untuk merencanakan
utuh
utuh.
tumor pada permukaan luar dari satu atau kedua atau kapsul
fallopi
19
abdominal
tanpa gejala. Inilah yang menyebabkan kanker ini sulit diketahui sejak dini
(Indrawati M, 2009). Lebih dari 70% penderita kanker ovarum ditemukan sudah
sakit di bagian abdominal (perut bawah) yang disertai dengan rasa kembung, sulit
buang air besar, sering buang air kecil dan sakit kepala (Indrawati M, 2009).
Kalau kanker ovarium ini sudah masuk dalam stadium lanjut, gejalanya pun
bertambah, seperti : Rasa tidak nyaman di bagian perut bawah selama menstruasi
(akibat darah haid yang terlalu deras keluar atau gumpalan darah haid), rasa
,
kejang di perut, pendarahan lewat vagina yang tidak normal serta nyeri di
berikut akibat dari pengaruh hormon estrogen dan progesteron, seperti terjadi
massa tumor di pelvis. Bila tumor tersebut padat, bentuknya irreguler dan terfiksir
ditemukan juga massa dan disertai asites, keganasan hampir dapat dipastikan
dari kanker ovarium, sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab dari
kanker ovarium. Namun, para ahli memiliki beberapa teori tentang patogenesis
kanker ovarium, antara lain teori incessant ovulation, inflamasi dan gonadotropin
permukaan ovarium sendiri. Saat terjadinya ovulasi, terjadi trauma pada epitel
proses tersebut terus terulang. Selama proses tersebut epitel permukaan ovarium
rentan mengalami kerusakan DNA dan transformasi. Selain itu, seiring dengan
ovarium, kista inklusi tersebut dapat berproliferasi dan jika disertai kerusakan
DNA akan mengarah menjadi suatu keganasan. Hal ini berhubungan dengan
faktor risiko kanker ovarium, dimana semakin dini wanita mengalami menstruasi
dan semakin tua usia menopause serta tidak pernah hamil meningkatkan frekuensi
dimana angka kejadian kanker ovarium meningkat pada wanita yang mengalami
infeksi atau radang panggul. Menurut teori ini, berbagai karsinogen dapat
tinggi yang berkaitan dengan lonjakan yang terjadi selama ovulasi dan hilangnya
22
penelitian yang dilakukan oleh Cramer dan Welch ditemukan hubungan antara
ovarium. Hal tersebut diduga berperan dalam proses terjadinya kanker ovarium
Faktor lain yang turut perperan dalam patogenesis kanker ovarium adalah faktor
genetik. Kanker ovarium terjadi akibat dari akumulasi perubahan genetik yang
akhirnya berkembang menjadi kanker ovarium invasif. Pada jenis tumor tersebut
ditemukan mutasi dari K-ras, H-ras dan N-Ras. Seorang wanita yang dilahirkan
dengan mutasi BRCA hanya memerlukan satu “hit” pada allel pasangannya yang
suppressor gene. Sehingga kanker yang berkaitan dengan BRCA biasanya akan
muncul sekitar 15 tahun lebih awal daripada kasus-kasus kanker yag bersifat
Pengobatan primer pada pasien stadium awal, yakni stadium I dan II adalah
merupakan tindakan pilihan. Namun, pada pasien dengan stadium I risiko rendah
Pada pasien dengan kondisi yang stabil, tindakan pembedahan dilakukan untuk
yang dapat direseksi. Setelah itu, terapi dilanjutkan dengan kemoterapi seperti alur
di bawah ini. Kemoterapi disesuaikan pada setiap individu dengan tujuan untuk
memaksimalkan efek terapi dan meminimalkan efek toksisitas bagi tubuh (Berek
Oleh karena keterbatasan waktu dan tempat penelitian, maka penelitian ini
26
27
Pendidikan
Pekerjaan
Penderita Kanker
Status Pernikahan
Ovarium
Paritas
Stadium kanker
Penatalaksanaan medis
Pemeriksaan Histo-PA
Keterangan :
= Variabel independen
(
= Variabel dependen
= Variabel moderasi
28
tahun.
b. Cara ukur : dengan mencatat variabel usia penderita sesuai dengan
penderita.
b. Cara ukur : dengan mencatat variabel pendidikan penderita sesuai
3.3.3 Pekerjaan
a. Definisi : sesuatu yang dilakukan oleh penderita dalam kehidupan
pasien.
b. Cara Ukur : dengan mencatat variabel status pernikahan penderita
c. Hasil Ukur :
1) Menikah
2) Belum Menikah
3.3.5 Paritas
a. Definisi : Jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh penderita.
b. Cara Ukur : dengan mencatat variabel paritas sesuai dengan yang
METODE PENELITIAN
desain penelitian deskriptif, yang mana pengukuran variabel dilakukan pada saat
data penelitian.
sekitarnya.
32
33
4.3.2 Sampel
total sampling yaitu semua populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan
Sudirohusodo, Makassar.
4.4.2 Kriteria eksklusi
Terdapat data yang tidak lengkap dari variabel yang dibutuhkan.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
catatan rekam medik pasien dan tabel-tabel tertentu yang digunakan untuk
Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan diagram menurut
Hal-hal yang terkait dengan etika dengan penelitian dalam penelitian ini
adalah :
1. Sebelum melakukan penelitian maka penliti akan meminta izin pada berbagai
medik, sehingga diharapkan tidak ada pihak yang merasa dirugikan atas
sebelumnya.
BAB 5
HASIL PENELITIAN
penelitian berupa data sekunder yang didapatkan dari rekam medis dengan metode
total sampling yaitu mengambil seluruh data penderita kanker ovarium dari
Sampel yang telah diambil dari data bagian rekam medik Rumah Sakit
Microsoft Excel yang hasilnya dapat dilihat dalam bentuk tabel dan diagram.
36
37
sebagai berikut :
Tabel 5.1 Distribusi penderita kanker ovarium berdasarkan umur di Rumah Sakit
2016
Berdasarkan tabel dan diagram 5.1 dapat dilihat bahwa dari 77 penderita
berada pada kelompok umur < 40 tahun sebanyak 23 orang (29.9%), dan yang
paling sedikit pada kelompok umur > 60 tahun sebanyak 9 pasien (11.7%).
Desember 2016
Desember 2016
Berdasarkan tabel dan diagram 5.2 dapat dilihat bahwa dari 77 penderita
pada kelompok SMA sebanyak 22 orang (28.6%), diurutan ketiga berada pada
kelompok Perguruan Tinggi sebanyak 6 orang (7.8%), dan yang paling sedikit
Desember 2016
Desember 2016
Berdasarkan tabel dan diagram 5.3 dapat dilihat bahwa dari 77 penderita
pada kelompok yang tidak bekerja sebanyak 66 orang (85.7%), sedangkan pada
Desember 2016
Berdasarkan tabel dan diagram 5.4 dapat dilihat bahwa dari 77 penderita
Desember 2016
2016
43
Berdasarkan tabel dan diagram 5.5 dapat dilihat bahwa dari 77 penderita
pada kelompok nullipara sebanyak 31 orang (40.2%), diurutan kedua berada pada
kelompok primipara sebanyak 14 orang (18.2%), dan yang paling sedikit pada
31 Desember 2016
Desember 2016
45
Berdasarkan tabel dan diagram 5.6 dapat dilihat bahwa dari 77 penderita
orang (24.6%), kemudian Carsinoma ovarium stadium IC, IA, IV, IIIB, IIB, IIIA,
orang (2.6%), 2 orang (2.6%) dan yang paling sedikit pada kelompok Carsinoma
Kemoterapi 14 18.2
Operasi + Kemoterapi 14 18.2
Total 77 100
Sumber : Rekam Medik RS Wahidin Sudirohusodo Makassar
31 Desember 2016
Berdasarkan tabel dan diagram 5.7 dapat dilihat bahwa dari 77 penderita
lebih banyak pada kelompok operasi sebanyak 49 orang (63.3%), sedangkan pada
Desember 2016
– 31 Desember 2016
48
Berdasarkan tabel dan diagram 5.8 dapat dilihat bahwa dari 77 penderita
Teratoma imatur sebanyak 2 orang (2.6%), dan yang paling sedikit pada kelompok
Adenokarsinoma jenis clear cell, Fibrosarkoma, Yolk sac tumor, dan Tumor sel
PEMBAHASAN
– 31 Desember 2017. Hasil penelitian berupa data sekunder yang diperoleh dari
Proporsi menurut umur, dapat dilihat dari tabel 5.1 bahwa penderita kanker
ovarium umur < 40 tahun (29.9%), dan penderita umur > 60 tahun (11.7%). Umur
penderita kanker ovarium paling muda ditemukan pada umur 14 tahun dan umur
Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Froyman W, et al.
pada tahun 2017 yang menunjukkan kanker ovarium khususnya stadium awal
paling sering pada kelompok umur 42 sampai 66 tahun (Froyman W et al., 2017)
dan sesuai juga dengan penelitian yang dilakukan Fachlevy AF dkk (2012) di
dengan umur tertinggi dalam rentang 41 – 50 tahun sebanyak 128 orang dari 204
49
50
usia 40 tahun, usia puncak adalah 50 – 60 tahun. Hal ini disebabkan karena ada
beberapa faktor resiko yaitu subtipe histopatologi yang banyak pada kanker
setelah berusia lebih dari 30 tahun dan sebagainya, sehingga terjadilah perbedaan
umur yang didapat pada kanker ovarium (Kurman RJ, Le-Ming S, 2010). Secara
teori persentase terbesar penderita penyakit kanker ovarium adalah pada usia 50 –
yaitu sebanyak 10 orang dari 24 kasus (41.7%), umurnya lebih rendah dari
kelompok umur yang didapatkan dari hasil penelitian ini (Arania R, Windarti I,
2015).
sebanyak 4 orang (5.2%). Hal ini sejalan dengan yang didapatkan pada penelitian
yang dilakukan Sihombing M dan Sirait AM (2007) bahwa secara umum tingkat
sekolah dasar (SD) adalah 34.9% dan hanya sebagian kecil di perguruan tinggi
yaitu 7.8%. Hal ini bukan berarti tingkat pendidikan SD lebih beresiko untuk
51
pengetahuan yang mereka peroleh dan pada umumnya semakin tinggi pendidikan
tertinggi adalah yang tidak bekerja (85.7%) dibanding yang bekerja (14.3%). Hal
penderita kanker ovarium adalah ibu rumah tangga atau yang tergolong tidak
bekerja sebanyak 87% (Sihombing M, Sirait AM, 2007) dan juga sesuai dengan
204 kasus, penderita yang tidak bekerja sebanyak 125 kasus (61,3%) (Fachlevy
AF, 2012).
dilihat pada tabel 5.4 diketahui kejadian kanker ovarium lebih banyak pada pasien
52
yang sudah menikah 76.6% dibanding yang belum menikah 23.4%. Hal ini
menikah sebanyak 148 kasus dari 218 total kasus yang ada (Sihombing M, Sirait
AM, 2007) dan juga sesuai dengan penelitian di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan Tahun 2012 diketahui proporsi tertinggi yaitu status sudah
tabel 5.5 diketahui bahwa sebagian besar paritas penderita kanker ovarium adalah
ovarium paling sering ditemukan pada wanita nullipara atau belum pernah
melahirkan.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di RSUP Adam Malik pada
tahun 2008 – 2011 didapatkan bahwa insiden kanker ovarium paling banyak pada
wanita yang tidak pernah melahirkan atau nullipara yaitu 91 orang dari 337 kasus
(27%) dibanding dengan wanita yang mempunyai jumlah paritas yang banyak dan
juga sejalan dengan penelitian yang ditemukan oleh Iqbal (2009) bahwa wanita
memiliki anak atau nullipara memiliki risiko dua kali lipat lebih besar untuk
terjadinya kanker ovarium daripada wanita dengan paritas tiga atau lebih
(Granstrom, 2008). Serta paritas justru menjadi faktor protektif terhadap kanker
pada wanita dengan nullipara, hal ini bisa terjadi karena proses ovulasi yang
Januari 2015 – 31 Desember 2016 berdasarkan stadium kanker dapat dilihat pada
tabel 5.6 yang tertinggi pada Carsinoma ovarium stadium IIIC sebanyak 24.6%
dan yang terendah pada Carsinoma ovarium stadium IB sebanyak 1.3%. Keadaan
ini menunjukkan bahwa sebagian besar kanker ovarium terdiagnosa pada stadium
lanjut, hal ini disebabkan karena pada stadium awal kanker ovarium tidak
menunjukkan gejala yang spesifik dan biasanya di temukan secara kebetulan pada
saat pemeriksaan rutin. Umumnya lebih dari 60% penderita di diagnosa setelah
berada pada stadium lanjut (Sahil MF, 2007). Hal ini sesuai dengan penelitian
Desember 2011 dimana ditemukan proporsi tertinggi pada stadium III sebesar
40.3%.
54
Medis
2015 – 31 Desember 2016 dapat dilihat pada tabel 5.7 bahwa penatalaksanaan
medis tertinggi yaitu operasi sebesar 63.6% dan terendah Kemoterapi dan Operasi
diterima penderita adalah operasi yang dikombinasi dengan kemoterapi yaitu 56%
disusul dengan yang hanya mendapat operasi saja ada 34.4% (Sihombing M,
2007).
PA
dapat dilihat pada tabel 5.8, didapatkan bahwa sebagian besar penderita kanker
serosum sebanyak 35 orang (45.4%). Hal ini sejalan dengan penelitian Conklin
ovarium yang paling tinggi didapatkan adalah karsinoma serosa derajat tinggi
tipe karsinoma serosa derajat tinggi. Begitupun penelitian yang dilakukan Shahin
55
menunjukkan dari 240 kasus karsinoma ovarium yang diteliti, sebagian besar
7.1 Kesimpulan
40 – 60 tahun.
2. Berdasarkan tingkat pendidikan penderita kanker ovarium terbanyak
56
57
7.2 Saran
1. Bagi tenaga kesehatan maupun petugas terkait diharapkan agar dapat mengisi
dan keganasan pada ovarium pada khususnya baik dalam bentuk penyuluhan
atau semacamnya.
3. Bagi penelitian lebih lanjut diharapkan dapat menggunakan lebih banyak
sampel untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat sesuai harapan, serta
Dr. H. Abdul Moelek Bandar Lampung Tahun 2009 – 2013. JuKe Unila;
5(9): 43-47.
Arik D, Kulacoglu S. 2011. P53, bcl-2, and nm23 Expressions in Serous Ovarian
Busmar B. 2006. Kanker Ovarium. Dalam: Aziz, F.M., Andrijono, & Saifuddin,
Prawirohardjo.
Conklin CM, Gilks CB. 2013. Differentilal diagnosis and clinical relevance of
58
59
Canada.
Corney DC, Flesken-Nikitin A, Chol J, Nikitin AY. 2008. Role of p53 and Rb in
Clarke-Pearson DL. 2009. Screening for Ovarian Cancer. N Engl J Med, p361;2.
Fachlevy AF, Abdullah Z, Russeng SS. 2012. Faktor Risiko Kanker Ovarium di
Universitas Indonesia.
Hacker NF, Benedet JL, Ngan HYS. 2000. Staging classifications and clinical
Seto.
60
Hamdi EA, Saleem SH. 2012. P53 Expression in Ovarian Tumors: (An
73-79.
Oncol.
Indrawati M. 2009. Bahaya Kanker bagi Wanita dan Pria. Cetakan pertama.
Iqbal TR. 2009. Faktor Risiko Kanker Ovarium. Dalam Incidence of ovarian
Cancer based on Risk Factors in Haji Adam Malik Hospital Year 2008-
Jelovac D & Amstrong D. 2011. Recent Progress in the Diagnosis and Treatment
Jihong L. 2011. Tumor Ganas Ovarium. Dalam: Desen, W. Buku Ajar Onkologi
Johari AB. 2013. Insidensi Kanker Ovarium berdasarkan Faktor Risiko di RSUP
1(1).
Edition. Wiley-Blackwell.
Kurman RJ, Le-Ming S. 2010. The origin and pathogenesis of epithelial ovarian
& Oncology; 5: 8.
biomarkers Prev.
Cipta.
Parkin DM, Pisani P, Ferlay J. 2007. Global Cancer Statistic. Ca Cancer J Clin;
49: 33-64
Rasjidi I. 2010. Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker pada Wanita. Jakarta :
Right Diagnosis From Health Grade, 2011. Statistics by Country For Ovarian
Cancer.
Sahil MF. 2007. Penatalaksanaan Kanker Ovarium pada Wanita Usia Muda
besar tetap dalam bidang ilmu onkologi ginekologi pada fakultas kedokteran
USU 2007.
2006-17.
57(10): 346-352.
63
statistic.
Tambunan GW. 2005. Diagnosis dan Tatalaksana Sepuluh Jenis Kanker Terbanyak
Wiknjosastro H. 2007. Ilmu Kandungan Edisi II. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Yatim F. 2005. Penyakit Kandungan Myoma, Kanker Rahim / Leher dan Indung
Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan 2012. Universitas Sumatera
Utara.
64
7026 Adenokarsinoma
2 32 SMP Kerja Kawin 2 IIIC Operasi
10 Jenis Serosum
Kemoter
7128 Tidak Belum Adenokarsinoma
5 48 SD 0 IIIC api +
20 Kerja Kawin Jenis Musinosum
Operasi
Kemoter
7132 Tidak Adenokarsinoma
6 46 SD Kawin 2 IIIC api +
94 Kerja Jenis Serosum
Operasi
7157 Tidak
9 28 SMP Kawin 1 IC Operasi Disgerminoma
42 Kerja
6950 Adenokarsinoma
17 30 D3 Kerja Kawin 2 IIIB Operasi
94 Jenis Serosum
Kemoter
7235 Adenokarsinoma
20 53 SMP Kerja Kawin 0 IC api +
87 Jenis Serosum
Operasi
Kemoter
6979 Tidak Adenokarsinoma
23 40 SD Kawin 3 IIIC api +
07 Kerja Jenis Serosum
Operasi
Kemoter
7298 Tidak Adenokarsinoma
28 45 SMA Kawin 1 IIA api +
45 Kerja Jenis Musinosum
Operasi
7167 Adenokarsinoma
29 76 SD Kerja Kawin 3 IV Operasi
05 Jenis Serosum
Kemoter
7127 Tidak
30 36 SMA Kawin 1 IIB api + Teratoma Imatur
75 Kerja
Operasi
Kemoter
7207 Tidak Adenokarsinoma
36 66 SD Kawin 1 IIA api +
48 Kerja Jenis Musinosum
Operasi
Kemoter
7691 Adenokarsinoma
47 48 S1 Kerja Kawin 0 IV api +
13 Jenis Musinosum
Operasi
6481 Adenokarsinoma
49 30 S1 Kerja Kawin 1 IC Operasi
73 Jenis Musinosum
Kemoter
7528 Tidak Belum Adenokarsinoma
52 29 SMA 0 IC api +
94 Kerja Kawin Jenis Serosum
Operasi
Kemoter
6050 Adenokarsinoma
53 51 SMA Kerja Kawin 3 IC api +
43 Jenis Serosum
Operasi
Kemoter
7365 Tidak Belum Adenokarsinoma
56 52 SMA 0 IIIB api +
91 Kerja Kawin Jenis Serosum
Operasi
Kemoter
7397 Belum Adenokarsinoma
59 27 D3 Kerja 0 IIIC api +
51 Kawin Jenis Musinosum
Operasi
Kemoter
7503 Tidak Adenokarsinoma
60 44 SMA Kawin 3 IC api +
45 Kerja Jenis Serosum
Operasi
Kemoter
7481 Adenokarsinoma
61 63 D3 Kerja Kawin 0 IV api +
70 Jenis Musinosum
Operasi