Anda di halaman 1dari 10

Kepada Yth :

Rencana Baca :
Tutorial Infeksi Tropis

IDENTIFIKASI CLOSTRIDIUM DIFFICILE


MENGGUNAKAN MEDIA AGAR CCFA
Andi Ahmad Tarau, Nursin Abdul Kadir, Benny Rusli
Program Studi IlmuPatologi Klinik FK-UNHAS/RSUP dr.Wahidin Sudirohusodo
Makassar

I. PENDAHULUAN

Clostridum difficile merupakan flora normal dalam saluran pencernaan

manusia, tetapi dalam keadaan tertentu dapat menimbulkan penyakit, yaitu

menjadi pathogen bila ada kesempatan untuk bermultiplikasi dan membentuk

toksin. Misalnya pemberian antibiotic yang dapat menekan unsur-unsur flora

usus yang peka terhadap obat tersebut, sebaliknya kuman yang resisten tetap

hidup, bahkan akan berkembang terus sehingga terjadi pertumbuhan yang

berlebih. Di Indonesia, Clostridium difficile belum begitu dikenal sebagai

penyebab colitis akibat pemakaian antibiotic, kemungkinan karena jarang

atau tidak tersedianya fasilitas laboratorium yang khusus untuk biakan

anaerob padahal di Indonesia, jumlah kasus penyakit infeksi masih tinggi

sehingga penggunaan antibiotic juga cukup tinggi. Beberapa jenis antibiotic

yang sering digunakan antara lain ampicillin, amoxicillin, chloramphenicol,

cotrimoxazole, golongan cephalosporin dan aminoglycoside.

Clostridium difficile merupakan bakteri berbentuk batang Gram positif,

anaerob, berukuran panjang 2-8 µm dan lebar 0,5 µm dan pada keadaan tidak

aktif akan membentuk spora. C. difficile merupakan patogen penting dalam

penyakit diare yang di induksi antibiotic. Gejala klinik yang disebabkan oleh
Tutorial Infeksi Tropis Tes Identifikasi Clostridium Difficile

1
infeksi C. difficile adalah diare ringan sampai pseudomembranous colitis

(PMC). Clostridium difficile sering menyebabkan wabah yaitu pada tahun

2001, wabah infeksi C. difficile terjadi di Pennsylvania Amerika Serikat,

jumlah penderita sebanyak 253 orang. Pada tahun 2002 terjadi wabah infeksi

C. difficile pada beberapa rumah sakit di Ohio, Amerika Serikat.4 Desember

2002, wabah infeksi C. difficile terjadi di Quebec Kanada, peningkatan

jumlah penderita sekitar 4,5 kali dari biasanya. Laporan epidemiologi terakhir

dari Amerika Serikat menunjukkan bahwa C. Difficile telah berganti tempat

dengan Staphyloccus Aureus resisten metisilin sebagai penyebab paling

sering pada infeksi akibat pelayanan kesehatan.

Meningkatnya jumlah infeksi oleh C. difficile disebabkan bakteri ini

memiliki faktor-faktor yang berpengaruh terhadap patogenesisnya. Faktor-

faktor ini adalah motilitas, perlekatan (adherence), kapsul, enzim hidrolitik,

toksin A dan B.

Pada pertengahan tahun 1930 Hall dan O’Toole berhasil mengisolasi

bakteri Clostridium difficile dari feses bayi neonatus yang sehat. Mereka

sedang meneliti flora normal dari spesimen feses neonatus sehat dan

menemukan bakteri C. difficile dan menamakannya Bacillus difficile. Bakteri

ini memproduksi toksin yang dapat menyebabkan kematian pada hewan

percobaan dan toksin yang dihasilkan 10-100 kali lebih toksik dibandingkan

toksin Clostridium botulinum. Setelah 40 tahun kemudian bakteri ini baru

berhasil diidentifikasi sebagai penyebab terbesar penyakit PMC dan

Clostridium difficile associated diarrhea (CDAD) pada manusia, meskipun


Tutorial Infeksi Tropis Tes Identifikasi Clostridium Difficile

2
sebenarnya penyakit PMC dan CDAD sudah dikenal sejak tahun 1893.

Penularan C. difficile secara fecal oral.

Akhir-akhir ini terjadi peningkatan infeksi bakteri anaerob khususnya

bakteri C. difficile yang menjadi penyebab terbesar diare nosokomial di

rumah sakit. Diare nosokomial adalah diare dengan onset lebih dari 72 jam

setelah masa perawatan hingga dua bulan berikutnya. Antibiotika yang

berhubungan dengan infeksi CDAD adalah penisilin, sefalosporin dan

klindamisin.

Tabel 1. Taksonomi Clostridium difficile

Klasifikasi
Kingdom Bacteria
Phylum Firmicutes
Class Clostridia
Order Clostridiales
Family Clostridiaceae
Genus Clostridium
Spesies Clostridium difficile
Dikutip dari: Kum J.9

Clostridium difficile merupakan suatu bakteri batang Gram positif, anaerob,

berspora, berukuran panjang 2-8 µm dan lebar 0,5 µm.10

Bakteri flora normal yang terdapat pada usus besar dapat menghambat

pertumbuhan dari C. difficile. Bakteri flora normal di usus besar yaitu

Escherichia coli, Enterococcus, Lactobacillus,, Bacteriodes, Proteus, Citrobacter,

dan Bifidobacterium.13

Tutorial Infeksi Tropis Tes Identifikasi Clostridium Difficile

3
Gambar.1. Patomekanisme terjadinya pseudomembran colitis
Sumber :www. laboratoryequipment.com

Gambar.2 Nodular Clostridium difficile pada Pseudomembranous Colitis.


Sumber :www. laboratoryequipment.com
Tutorial Infeksi Tropis Tes Identifikasi Clostridium Difficile

4
II. TUJUAN
Tujuan tes identifikasi Clostridium Difficile adalah untuk menentukan
organisme penyebab terjadinya colitis, diare pada pemberian antibiotik
dalam jangka waktu yang lama.

III. METODE KERJA


a. PRA ANALITIK
1. Persiapan Pasien : tidak ada persiapan khusus.
2. Persiapan Sampel :
- Sampel disimpan pada tempat steril dan tertutup agar tidak
terkontaminasi oleh kuman lain.

3. Alat dan Bahan


a. Alat : - Tabung media kultur
- Ose platina/sengkelit
- Bunsen
- Inkubator
- Transport Media
- Anoxomat anaerobic jar

Tutorial Infeksi Tropis Tes Identifikasi Clostridium Difficile

5
Gambar 3. Anoxomat anaerobic jar
Sumber :www. laboratoryequipment.com

b. Bahan:
- Media kultur CCFA, mengandung :
Protease pepton 40.0g, Magnesium klorida 0.1 g
Fruktosa 6.0 g, Neutral Red 0.03 g
Dinatriumfosfat 5.0g, Sikloserin 250.0 mg
Natrium klorida2.0 g, Sefoksitin16.0 mg
Monokalium fosfat1.0 g, Agar20.0 g
Air demineralisasi 1000.0 ml
pH 7.6 ± 0.2 @ 25o C
- Sampel berupa tinja

Gambar 4. AnaeroGro
Sumber :www. laboratoryequipment.com

Tutorial Infeksi Tropis Tes Identifikasi Clostridium Difficile

6
b. ANALITIK
1. Prinsip Kerja :
Protease pepton menyediakan karbon, nitrogen, vitamin dan
mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan C. difficile.
Asam amino dimetabolisme oleh C. difficile yang
menyebabkan peningkatan pH, yang merubah koloni dan
media sekitarnya dari warna merah menjadi kuning.
Fruktosa adalah sumber karbohidrat untuk energi. Natrium
klorida dan magnesium klorida merupakan elektrolit
esensial yang membantu mempertahankan osmotik
equilibrium. Dinatrium fosfat dan monokalium fosfat
adalah buffer dan sumber fosfat. Sikloserin dan sefoxitin
merupakan agen selektif..
2. Cara Kerja :
- Sebelum digunakan, reduksi plate minimal 24 jam dengan
menempatkannya di lingkungan anaerob pada suhu kamar.
- Inokulasi spesimen untuk kultur anaerobik pada media selektif
sesegera mungkin setelah diterimanya di laboratorium.
- Goreskan pada plate untuk isolasi.
- Inkubasi secara anaerob untuk 48-72 jam pada suhu33-37°C.
- Setelah inkubasi, amati plate untuk pertumbuhan koloni datar
dan melingkar dengan tepi berserabut, yang menunjukkan zona
kuning 2-3 mm di luar dari tepi koloni.
- Amati pertumbuhan kuman.
Interpretasi :
( + ) : bila tumbuh koloni
( - ) : tidak tumbuh koloni

Tutorial Infeksi Tropis Tes Identifikasi Clostridium Difficile

7
Gambar 2. Koloni C. Difficile pada agar CCFA
Sumber : www.cataloghardydiagnostic.com

Tutorial Infeksi Tropis Tes Identifikasi Clostridium Difficile

8
ALGORITMA PEMERIKSAAN CLOSTRIDIUM DIFFICILE

SPESIMEN :
TINJA

CCFA
CULTURE

CULTURE - VE CULTURE + VE

Non Clostridium Difficile MALDI – TOF MS

Non Clostridium Clostridium


Difficile Difficile

Tutorial Infeksi Tropis Tes Identifikasi Clostridium Difficile

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Crespo MJ, dkk. Evaluation of different preservation and storage methods


for Malassezia spp. J Clin Microbiol 2000. 38 (10). 3872-3875.
2. Ardiana D. Perkembangan terakhir taksonomi jamur Malassezia. Tinjauan
Pustaka 2001. Surabaya. Lab/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin.
2001. 1-17.
3. Malassezia spp (described by Baillon in 1889). Didapat dari
www.doctorfungus.org/the fungi/Malassezia.htm.
4. Wijaya L. Pengaruh jumlah Pityrosporum ovale dan kadar sebum terhadap
kejadian ketombe. Bagian/SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK-
UNDIP/RSUP Dr.Kariadi Semarang. 2001.
5. Fisher F, Cook NB. Superficial fungi. Dalam : Fundamentals of diagnostic
mycology. Philadelphia: W.B.Saunders Co. 1998: 108-111.
6. Hardjoeno, dkk. Tes-tes kultur & Identifikasi Jamur. Dalam : Kumpulan
Penyakit Infeksi & Tes Kultur Sensitivitas Kuman dan Upaya
Pengendaliannya. Makassar. Cahya Dinan Rucitra. 2007. Hal 228-250.
7. Jawets, dkk. Mycology dalam : Mikrobiologi Kedokteran. Salemba
Medika. Jakarta. 2005. 313-358.
8. Gonzalus G. dalam www.emedicine.com. Maret 2006.
9. Thiel T. Growth of Fungi on Plate. Departemen of Biology University of
Missouri. St.Louis. 1999.99-100.
10. Oakl e y A. Pi t yri asi s Ver si col o r. Av ai l abl e at :
ht t p: / / www.derm net .nz .com . Accessed on March 15 2006.
11. Safitri R, Sinta SN. Saboroud Dextrose Agar dalam Medium Analisis
Mikroorganisme (Isolasi dan Kultur). Trans Info Media. Jakarta. 2010.
93-94.

Tutorial Infeksi Tropis Tes Identifikasi Clostridium Difficile

10

Anda mungkin juga menyukai