Anda di halaman 1dari 6

CAMPYLOBACTER JEJUNI

A. DEFENISI
Campylobacter Jejuni merupakan pathogen manusia yang terutama menyebabkan
enteritis dan kadang-kadang invasi sistemik, terutama pada bayi. Bakteri merupakan
penyebab diare yang disertai lendir dan darah.
B. TAXONOMI
Berikut adalah taxonomi dari Campylobacter jejuni.
Kingdom

; Bacteria

Phylum

; Proteobacteria

Class

; Epsilonproteobacteria

Order

; Campylobacterales

Famili

; Campylobacteraceae

Genus

; Campylobacter

Spesies

; Campylobacter jejuni

C. MORFOLOGI & IDENTIFIKASI


1) Ciri organisme
C. jejuni merupakan kuman Gram-negatif, berbentuk lengkung, S dan berbentuk
batang yang bergerak, memiliki panjang 0,5 5 m dan lebar 0,2 0,5 m. Kuman
ini dapat bergerak dengan sebuah flagel kutub, dan tidak membentuk spora (Gambar
1). Kuman ini merupakan kuman microaerophilic, sensitive terhadap stress
lingkungan seperti oksigen 21%, pemanasan, pengeringan, desinfektan dan kondisi
asam. Karena kuman microaerophilic dapat hidup dengan baik pada oksigen 3-5%
dan 2-10% CO2.
Pada pemeriksaan mikroskopik feses menunjukkan adanya sejumlah kuman yang
meluncur kesana kemari disertai darah dan netrofil. Tumbuh pada perbenihan selektif
di dalam sungkup lilin. C. jejuni dieramkan pada suhu 42o C kuman akan tumbuh
baik sementara kuman feses pencernaan lainnya tumbuh kurang baik pada suhu ini.
C. jejuni juga menyebabkan infeksi aliran darah (bakteremia), terutama pada
penderita kencing manis atau kanker. C. jejuni tidak dapat memfermentasi
karbohidrat, sehingga energi yang diperoleh dari asam amino atau dari komponen-

komponen intermediet pada siklus asam trikarboksilat. Kuman ini juga mampu
merdekusi nitrat dan hamper semua strain C. jejuni menghidrolisi hipurat.
2) Biakan
Sifat biakan merupakan hal terpenting dalam isolasi dan identifikasi C. jejuni .
Diperlukan perbenihan selektif ,dan pengeraman harus ilakukan dalam atmosfer
dengan O2 yang lebih rendah ( 5% O2) dan lebih banyak CO2 (10% CO2). Suatu cara
mudah untuk mendapatkan lingkungan pengeraman ini adalah dengan menempatakan
lempeng pada tabung pengeraman anaerob tanpa katalis , dan memberi gas dengan
pembangkit gas atau penukaran gas. Semua Campylobacter dapat tumbuh pada suhu
37oC, sedangkan spesies Campylobacter termofilik seperti C. jejuni, C. lari, dan C.
coli dapat tumbuh dengan baik pada 42oC. Pengeraman lempeng pertama harus
dilakukan pada suhu 42 - 43oC. Meskipun C. jejuni tumbuh baik pada suhu 36 - 37oC,
pengeraman pada suhu 42oC akan menghambat pertumbuhan banyak kuman lainnya
yang ada difeses, sehingga akan memudahkan identifikasi C. jejuni.
Beberapa perbenihan selektif yang banyak digunakan adalah: perbenihan Skirrow,
yangmemakai gabungan vankomisin, polimiksin B, dan trimetoprin; perbenihan
Campy BAP juga menyertakan sefalotin. Kedua perbenihan tersebut digunakan untuk
isolasi C. jejuni pada suhu 42oC; jika dieramkan pada suhu 36-37oC, perbenihan
Skirrow dapat membantu isolasi kampilobakter lainnya,tetapi perbenihan Campy
BAP tidak , karena banyak kampilobakter peka terhadap sefalotin. Koloni yang
terbentuk cenderung tidak berwarna atauabu-abu. Koloni ini berair,meluas atau bulat
dan konveks; kedua tipe koloni dapat muncul pada sebuah pelat agar.
Campylobacter bersifat mikroaerofilik,sehingga pertumbuhannya lambat. Oleh
karena itu apabila mengkultur di dalam media, perlu ditambahkan antibiotika untuk
mencegah mikroflora lainnya tumbuh lebih cepat, sehingga mengalahkan
campylobacter-nya sendiri. Campylobacter jejuni dan Campylobacter coli dapat
tumbuh dengan baik pada suhu 42oC dalam suasana atmosfer dengan 5 - 10% CO2
dan oksigen yang sama banyak. Campylobacter dapat bertahan dalam air pada suhu
4oC selama beberapa minggu, dan dapat bertahan pada suhu di atas 15oC selama
beberapa hari. umumnya Campylobacter tidak dapat bertahan sebaik kuman patogen

lain seperti Salmonella, tetapi kuman ini dapat bertahan lama dalam makanan yang
disimpan pada suhu rendah.
Kultur kemudian diinkubasi selama 48-72 jam. Koloni akan tumbuh bulat,
meninggi, tembus sinar tetapi tidak transparan (translucent), dan kadang-kadang
bersifat mukoid. Kuman dapat diidentifikasi dengan serangkaian uji biokimia yang
saat ini telah ada.
Media agar untuk isolasi C. jejuni dari bahan pangan diformulasikan dari
kebutuhan ilmu mikrobiologi klinik. Media selektif ini dikembangkan untuk
memulihkan mikroba yang diambil dari penderita radang usus, dan kemudian
digunakan untuk mengisolasi C. jejuni dari bahan pangan. Beberapa media selektif
yang banyak digunakan adalah Skirrow media, mCCDA (Modified Campylobacter
Blood-Free Selective Agar Base), CBPA (Columbia Blood Preston Agar), media
Karmali agar (Campylobacter Agar Base- Suplemen Karmali), CAT (cefoperazone
amphotericin teichoplanin), Campy-BAP dan Butzler media. Selain itu juga
digunakan media selektif berupa Cefoperazone deoxycholate agar, arang medium
selektif berbasis dan semi-padat darah bebas motilitas media
D. PATOGENESIS
Infeksi kuman C. jejuni berasal dari makanan (misalnya susu yang tidak dipasteurisasi),
minuman (air terkontaminasi), kontak dengan hewan yang terinfeksi (unggas, anjing, kucing,
domba dan babi), feses hewan atau melalui makanan yang terkontaminasi seperti daging
ayam yang belum dimasak dengan baik. Kadang-kadang infeksi dapat menyebar melalui
kontak langsung orang per orang, hewan yang terinfeksi atau ekskretanya serta aktivitas
seksual anal-genital-oral sebagai transmisi.
Campylobacter spesies sensitif terhadap asam klorida dalam lambung, dan pengobatan
antasida dapat mengurangi jumlah inokulum yang diperlukan untuk menyebabkan penyakit.
C. jejuni berkembang biak di usus kecil, menginvasi epitel, menyebabkan radang yang
mengakibatkan munculnya sel darah merah dan darah putih pada tinja. Kadangkadang
C.jejuni masuk ke dalam aliran darah sehingga timbul gambaran klinik demam enterik.
Invasi jaringan yang terlokalisasi serta aktivitas toksin menyebabkan timbulnya enteritis
(prevalensinya lebih tinggi). C.jejuni dapat menyebabkan diare melalui invasi kedalam usus

halus dan usus besar.Ada 2 tipe toksin yang dihasilkan, yaitu cytotoxin dan heat-labile
enterotoxin. Perubahan histopatologi yang terjadi mirip dengan proses ulcerative colitis.
C. jejuni dimana pada tahap awalnya adalah kemotaksis dan motilitas kuman menuju sel
epitel usus, diikuti dengan adhesi, invasi dan berkembang di dalam vakuola sel usus. Di
dalam sel usus kuman memproduksi Cytolethal Distending Toxin (CDT) yang menyebabkan
kerusakan pada sel usus. Kerusakan sel usus tersebut menyebabkan peradangan pada usus
(enteritis) dengan gejala klinis diare cair dan kadang berdarah.
E. GEJALA KLINIS
demam (pada anak dapat mengalami kejang)
Mual muntah
Anoreksia
nyeri kepala
myalgia
malaise (12-48 jam sebelum gejala diare muncul)
nyeri abdomen (
diare disertai darah & lender
dehidrasi
F. DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan Fisis
Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan tinja
- Pemeriksaan laboratorium
- Pemeriksaan elektrolit
- Pemeriksaan radiologi
G. PENATALAKSANAAN
Rehidrasi
- Pemberian oralit
- Pemasangan infuse
Bayi 3 jam harus membaik
Anak 6 jam harus membaik
- Bila tdk membaik pasien harus di opname
Dukungan nutrisi
- Pemberian makanan & minuman sedikit demi sedikit
- Bayi, berikan ASI Eksklusif
Suplemen zinc
Children 3-9,5 Mg/d

Women 7
Mg/d
Men
10
Mg/d
Antibiotik Selectif
Eritromisin
Ceftriaxone
Edukasi

Senin, 20 Oktober 2014


Laporan Individu

SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGI
LAPORAN TUTORIAL
MODUL BUANG AIR BESAR BERDARAH
(CAMPYLOBACTER JEJUNI)

Disusun Oleh :
Nama

: Rezki Ismi Wulandari

No.Stambuk : 12 - 777 046


Kelompok

: I (Satu)

Pembimbing : dr. Ahmad B Makalama SpPd


dr. Mardiah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


UNIVERSITAS ALKHAIRAT
PALU
2014

Anda mungkin juga menyukai