Anda di halaman 1dari 15

MYCOBACTERIACEAE

Kingdom

: Bacteria

Phylum

: Actinobacteria

Order

: Actinomycetales

Suborder

: Corynebacterineae

Family

: Mycobacteriaceae

Genus

: Mycobacterium

Mycobacterium

adalah

genus

dari

Actinobacteria,

familinya

Mycobacteriaceae. Genus bakteri pathogen yang dapat menyebabkan penyakit


berbahaya pada mammalia, contohnya tuberculosis dan lepra. Dari bahasa Latin
berawalan "myco" yang artinya fungi dan wax; menghasilkan campuran berlilin
di dinding sel.
Mycobacteri adalah bakteri aerobic obligat. Ketika mycobacteria tidak terlihat
pas ke dalam kategori Gram-positive dari empirical standpoint (i.e. mereka tidak
melakukan pewarnaan crystal violet), mereka diklasifikasikan sebagai bakteri
tahan- asam Gram-positive mengacu kepada kurangnya membran sel. Semua
spesies Mycobacterium dinding selnya lebih tebal dari bacteri lainnya berlilin,
dan kaya akan asam mycolic/mycolates. Dinding sel membuat suatu kontribusi
substansi yang dapat mempertahankan hidup genus ini. Waktu pembelahan
20jam. Koloni cembung, kering, kuning gading. Suhu pertumbuhan optimum :
370C. CO2 merangsang pertumbuhan.
Morfologi dan Fisiologi
Mycobacteria berbentuk kurva atau lurus panjang halus diantara L:0.2-0.6
m P: 1.0-10 m, pada perbenihan berbentuk koloid dan berfilamen.

Mycobacteria tidak mengandung endospora atau kapsules, dan biasanya Grampositif.


Sebuah divisi alami terjadi antara perlahan - dan cepat-tumbuh spesies.
Mikobakteri yang membentuk koloni jelas terlihat dengan mata telanjang dalam
waktu tujuh hari pada subkultur yang disebut petani yang cepat, sementara
mereka memerlukan waktu yang lebih lama yang disebut petani lambat. Sel
mikobakteri lurus atau sedikit melengkung batang antara 0,2 dan 0,6 m lebar 1,0
dan 10 pM panjang.

Mikobakteri dinding sel :


1-luar lipid
2- asam mycolic
3- polisakarida ( arabinogalactan )
4- peptidoglikan
5- plasma membran
6- lipoarabinomannan (LAM)
7- phosphatidylinositol mannoside
8-dinding sel kerangka
Mikobakteri

aerobik

bakteri

dan

nonmotile

(kecuali

untuk

spesies

Mycobacterium marinum , yang telah terbukti menjadi motil dalam makrofag )


yang khas asam-alkohol-cepat . mikobakteri tidak mengandung endospora atau
kapsul dan biasanya dianggap Gram-positif . Hal ini ditunjukkan untuk
bersporulasi di Mycobacterium marinum dan mungkin di M. bovis. Namun, hal ini
2

telah sangat ditentang oleh ilmuwan lain. Sementara mikobakteri tampaknya


tidak cocok dengan kategori Gram-positif dari empiris sudut pandang (yaitu,
pada umumnya, mereka tidak mempertahankan violet kristal noda dengan baik),
mereka diklasifikasikan sebagai bakteri asam-cepat Gram-positif karena
kurangnya mereka dari luar membran sel . Semua spesies Mycobacterium
berbagi karakteristik dinding sel , lebih tebal dibandingkan bakteri lain, yang
hidrofobik , lilin, dan kaya asam mycolic / mycolates. Dinding sel terdiri dari
lapisan mycolate hidrofobik dan peptidoglikan lapisan diselenggarakan bersama
oleh polisakarida, arabinogalactan . Dinding sel membuat kontribusi yang
substansial terhadap ketahanan dari genus ini. Jalur biosintesis The komponen
dinding sel adalah target potensial untuk obat baru untuk tuberkulosis.
Spesies Mycobacterium Banyak beradaptasi dengan cepat terhadap
pertumbuhan pada sangat sederhana substrat , menggunakan amonia atau
asam amino sebagai sumber nitrogen dan gliserol sebagai sumber karbon di
hadapan garam mineral. Suhu pertumbuhan optimum bervariasi sesuai dengan
spesies dan berkisar dari 25 C sampai lebih dari 50 C.
Beberapa spesies bisa sangat sulit untuk budaya (yaitu mereka yang
rewel ), kadang-kadang mengambil lebih dari dua tahun untuk mengembangkan
dalam budaya . Selanjutnya, beberapa spesies juga memiliki siklus reproduksi
yang sangat panjang - M. leprae , dapat berlangsung lebih dari 20 hari untuk
melanjutkan melalui satu siklus divisi (untuk perbandingan, beberapa E. coli
strain mengambil hanya 20 menit), membuat laboratorium kultur proses yang
lambat. Selain itu, ketersediaan teknik manipulasi genetik masih tertinggal jauh
di belakang bahwa spesies bakteri lainnya.
Mikobakteri klasik asam-cepat organisme. Noda yang digunakan dalam
evaluasi spesimen jaringan atau spesimen mikrobiologi termasuk noda Fite itu ,
Ziehl-Neelsen stain , dan Kinyoun noda .
Mikobakteri muncul fenotipik yang paling erat kaitannya dengan anggota
Nocardia , Rhodococcus dan Corynebacterium

Mikobakteri adalah organisme luas, biasanya hidup di air (termasuk air


keran diobati dengan klorin ) dan sumber makanan. Beberapa, bagaimanapun,
termasuk tuberkulosis dan organisme kusta, tampaknya parasit obligat dan tidak
ditemukan sebagai hidup bebas anggota genus.

Macam-macam spesies Mycobacteriacea


M. kansasii

M. Szulgai

M. leprae

M. tuberculosis

M. marinum

M. avium-intra-cellulare

M. Simiae

M. bovis

M. scrofulaceum

M. ulcerans

M. gordonae

M. fortuitum

M. xenopi

M. chelonae

Patogenisitas
Mikobakteri dapat menjajah tuan rumah mereka tanpa host menunjukkan
tanda-tanda yang merugikan. Misalnya, miliaran orang di seluruh dunia memiliki
infeksi asimtomatik M. TBC .
Infeksi mikobakteri adalah sangat sulit untuk mengobati. Organisme yang
hardy karena dinding sel mereka, yang tidak benar-benar Gram negatif atau
positif . Selain itu, mereka secara alami resisten terhadap beberapa antibiotik
yang mengganggu dinding sel biosintesis, seperti penisilin . Karena dinding sel
unik mereka, mereka dapat bertahan hidup paparan lama untuk asam, alkali,
deterjen, semburan oksidatif, lisis oleh komplemen , dan banyak antibiotik .
Kebanyakan mikobakteri rentan terhadap antibiotik klaritromisin dan rifamycin ,
namun strain resisten antibiotik telah muncul.
Seperti bakteri patogen lainnya, permukaan dan protein disekresikan dari M.
tuberkulosis berkontribusi signifikan terhadap virulensi organisme ini. Ada daftar
meningkatnya protein extracytoplasmic terbukti memiliki fungsi dalam virulensi
M. TBC.
Mikobakteri dapat diklasifikasikan ke dalam kelompok besar beberapa tujuan
diagnosis dan pengobatan: M. TB kompleks, yang dapat menyebabkan
tuberkulosis : M. tuberculosis, M. bovis, M. africanum, dan M. microti; M. leprae,
yang menyebabkan penyakit Hansen atau kusta, Nontuberculous mycobacteria
(NTM) adalah semua mikobakteri lainnya, yang dapat menyebabkan penyakit
paru menyerupai tuberkulosis, limfadenitis, penyakit kulit, atau penyakit
disebarluaskan.
Medium agar padat Lowenstein-Jensen banyak digunakan untuk perbenihan
genus Mycobacterium, bakteri ini dapat tumbuh walaupun dalam waktu relatif
lama kecuali jenis atipik golongan rapid growers dapat tumbuh dalam 3-7 hari.
1.1 Mycobacterium tubercolosis
Spesies

ini

adalah

patogen

manusia

yang

intrasel

fakultatif

dan

menyebabkan tubercolosis. Penyakit ini sebagian besar tinggal di lingkungan

urban padat sehingga menjadi masalah utama diantara kaum miskin karena
meningkatnya kemungkinan penyebaran melalui pernapasan dan adanya
pasien-pasien yang tidak diobati.
1. Biakan
Media standar yang digunakan meliputi Lowenstein-Jensen, Middlebrook,
dankaldu untuk sistem otomatis cepat. Bakteri ini menghasilkan niasin (sebagian
besar mikroba lain tidak). Selain itu, ia juga memiliki katalase yang peka
terhadap panas sehingga dalam uji katalase standar yang dilakukan pada suhu
680 C bersifat negatif-katalase. Diketahui bahwa PH optimal pertumbuhannya
adalah antara 6,8-8,0. Untuk memelihara virulensinya harus dipertahankan
kondisi pertumbuhannya

pada

pH

6,8. Sedangkan

untuk merangsang

pertumbuhannya dibutuhkan karbondioksida dengan kadar 5-10%. Umumnya


koloni baru nampak setelah kultur berumur 8 minggu
Kuman penyebab tubercolosis ini berbentuk batang ramping atau sedikit
bengkok dengan kedua ujungnya membulat
2. Patogenitas
infeksi terjadi melalui debu atau titik cairan(droplet) yang mengandung
kuman TBC dan masuk ke jalan nafas. Penyakit timbul setelah kuman menetap
dan berkembang biak dalam paru-paru atau kelenjar getah bening regional.
Perkembangan penyakit bergantung pada : Dosis kuman yang masuk dan
Daya tahan serta hipersensitivitas hospes.

Kelainan patologi yang terjadi


1.Tipe Eksudatif
Terdiri dari inflamasi yang akut dengan edema, sel-sel leukosit PMN dan
menyusul kemudian sel-sel monosit yang mengelilingi tuberculosis. Kelainan ini
terutama terlihat pada jaringan paru dan mirip Pneumonia bakteri. Dalam masa
eksudatif ini tuberculin adalah positif.
2. Tipe Produktif
Apabila sudah matang prosesnya lesi ini berbentuk granuloma yang
kronik, terdiri dari 3 zona.:
a) Zona Sentral dengan sel raksasa yang berinti banyak dan mengandung
tuberculosis.
b) Zona Tengah yang terdiri dari sel-sel epitel yang tersusun radial
c) Zona yang terdiri dari fibroblast, limfosit, dan monosit. Lambat laun zona
luar akan berubah menjadi fibrotik dan zona sentral akan mengalami perkijuan.
Kelainan seperi ini disebut sebagai tuberkel.
Perjalanan Kuman tuberculosis di dalam tubuh.
Kuman menjalar melalui saluran limfe ke kelenjar getah bening ductus
thoracicus Organ tubuh melalui aliran darah Dapat juga langsung dari
proses perkijuan masuk ke vena Pecah ke bronkus Tersebar ke seluruh paruparu atau tertelan ke tractus digastivus.
Gejala umum
Rasa letih, lesu, kurus dan demam
Pada tuberculosis paru batuk- batuk yang disertai darah, sakit dada,
anemi, keringat malam.
Komplikasi tuberculosis paru adalah pleuritis, ateletaksis paru, tbc miliaris
dan meningitis.
3. Diagnosis laboratorium

Diagnosis yang paling pasti dari penyakit tuberkulosis ialah dengan


pemeriksaan mikrobiologi dengan cara mengisolasi kumannya. Bahan spesimen
dapat berupa dahak segar, cairan lambung, urin, cairan pleura, cairan otak,
cairan sendi, bahan biopsi dan lain-lainnya.
4. Pemeriksaan Mikroskopik
Untuk diagnostik adalah yang termudah, tercepat dan termurah. Untuk
mendapat hasil yang sebaik-baiknya, maka harus dibuat sediaan yang sebaikbaiknya dan diwarnai dengan caraa Tan Thiam Hok (Kinyoun-Gabbett) atau cara
Ziehl-Neelsen. Pada pewarnaan tahan asam akan terlihat warna kuman merah
dan latar belakang berwarna biru. Interpretasi hasil:
Pembacaan di bawah mikroskop
Pelaporan hasil
Tidak ditemukan BTA minimal dalam 100 BTA negatif
lapang pandang
1-9 BTA dalam 100 lapang pandang

Tuliskan jumlah BTA ditemukan/100

pandang
10-99 BTA dalam 100 lapang pandang
1+
1-10 BTA dalam 1 lapang pandang, 2+
periksa minimal 50 lapang pandang
>10 BTA dalam 1 lapang pandang, 3+
periksa minimal 20 lapang pandang
5. Uji Biokimia
Uji biokimia yang sering digunakan untuk membedakan M.tubercolosis
dengan spesies lain adalah uji niasin dan nitrat. Mycobacterium tubercolosis
memberikan hasil uji positif serta ia juga mereduksi nitrat. Marmot merupakan
hewan yang peka terhadap M. Tubercolosis, maka dari itu ia sering digunakan
sebagai hewan percobaan. Bila marmot disuntik dengan kuman M.tubercolosis,
maka 10 hari kemudian akan nampak pembengkakan ditempat suntikan diikuti
pembengkakan kelenjar limfe serta penyebaran kuman tersebut
1.2 Mycobacterium avium-intracellulare
Mycobacterium avium adalah penyebab

tubercolosis pada unggas dan

kadang-kadang babi, tetapi tidak patogen bagi marmot. Kuman ini dapat pula
menyerang manusia dan menimbulkan penyakit yang sulit diobati, karena

kuman ini dapat dikatakan resisten terhadap hampir semua jenis obat anti
tubercolosis kecuali rimfampisin. Pada anak-anak kuman ini menimbulkan
limfadenitis servikalis
Bentuk kuman ini agak lebih kecil dari M. Tubercolosis. Koloninya halus
berwarna putih dan tumbuh optimal pada suhu 41 oC dimana spesies lain tidak
dapat tumbuh
Mycobacterium avium hanya memproduksi sedikit katalase. Uji niasin
memberikan hasil negatif. Untuk membedakannya dengan spesies lain
dilakukan uji telurit dimana M.avium mereduksi telurit dalam waktu 3 hari.
1.3 Mycobacterium leprae
Armaurer Hansen (1873) adalah orang yang pertama kali menemukan
kuman penyebab kusta, yaitu Mycobacterium leprae yang bersifat tahan asam.
Mycobacterium leprae, juga disebut Basillus Hansen, adalah bakteri yang
menyebabkan penyakit kusta (penyakit Hansen). Bakteri ini merupakan bakteri
intraselular. M. leprae merupakan gram-positif berbentuk tongkat.
Parasit intrasel obligat ini (tidak dapat dikultur) menyerang kulit, saraf perifer,
dan lepra lepromatosa, mukosa saluran naps atas dan hidung. Manusia adalah
satu-satunya reservoir yang penting.
. Mycobacterium leprae merupakan pathogen intrasel obligat sehingga
belum dapat dibiakkan invitro (media tak hidup). Bakteri sering ditemukan pada
sel endothelial pembuluh darah atau sel mononuclear (makrofag) sebagai
lingkungan yang baik untuk bertahan hidup dan perkembangbiakan. Perkiraan
waktu bagi bakteri ini bereplikasi adalah 10-12 hari.
Basil lepra ini tahan terhadap degradasi intraseluler oleh makrofag, mungkin
karena kemampuannya keluar dari fagosom ke sitoplasma makrofag dan
berakumulasi hingga mencapai 1010 basil/gram jaringan pada kasus lepratype
lepromatus. Kerusakan syaraf perifer yang terjadi merupakan sebuah respon
dari system imun Karena adanya basil ini sebagai antigen. Pada lepra type
tuberkuloid, terjadi granuloma yang sembuh dengan sendirinya bersifar berisi
sedikit basil tahan asam.

Morfologi
Bakteri mycobacterium leprae berbentuk batang, langsing atau sedikit
membengkok dengan kedua ujung bakteri tumpul, tidak bergerak, tidak memiliki
spora dan tidak berselubung. Sel-sel panjang, ada kecenderungan untuk
bercabang.

Berukuran 1-7 x 0,2-0,5m, bersifat gram positif, tahan asam, letak susunan
bakteri tunggal atau sering bergerombol serupa tumpukan cerutu sehingga
sering disebut packed of cigarette, atau merupakan kelompok padat sehingga
tidak dapat dibedakan antara bakteri yang satu dengan yang lainnya, kadangkadang terdapat granula.
Patogenesis

Pada tahun 1960 Shepard berhasil Menginokulasikan M .Leprae kedalam


telapak kaki mencit, yang berkembang biak disekitar tempat suntikan. Ternyata
tidak ada perbedaan spesies dari dari manapun bahan itu didapat dari negeri
manapun, dan dari macam lesi apapun. Untuk tumbuhnya diperlukan jumlah
minimum M.Leprae yang disuntikan dan kalau melampaui jumlah maksimum,
tidak akan meningkatkan perkembangbiakan.
Inokulasi pada mencit yang telah diambil timusnya diikuti oleh Irradiasi
(goor) sehingga kehilangan respon imun selulernya, akan menghasilkan
Granuloma penuh basil yang menyeluruh, terutama pada daerah yang dingin
yaitu : hidung, cuping telinga, kaki & ekor. Basil tersebut umtuk lanjut dapat
Diinokulasikan lagi. Berarti memenuhi salah satu Postulat Koch, meskipun
belum dipenuh.

M.leprae berproduksi di daerah-daerah yang lebih dingin. Sebenarnya


M.Leprae mempunyai Patogenetas dan daya Invasif yang rendah, sebab
penderita yang mengandung kuman jauh lebih banyak belum tentu memberikan
gejala yang lebih berat,bahkan dapat sebaliknya, ketidakseimbangan antara
derajat infeksi dan derajat penyakit, tidak lain disebabkan oleh sistem imun yang
berbeda yang mencegah timbulnya reaksi Granuloma setempat dan menyeluruh
yang dapat sembuh sendiri /Progresif. Oleh karena itu penyakit kusta dapat
disebut penyakit Imunologik. Gejala-gejala klinisnya lebih sebanding dengan
tingkat reaksi selularnya daripada intensitas infeksinya.

Gejala Klinis
Diagnosis penyakit kusta didasarkan pada gambaran klinis, Bakterioskopis,
Hispatologis, diantara ketiganya, diagnosis secara klinislah yang terpenting yang
paling sederhana, hasil bakterioskopis memerlukan waktu paling sedikit 15-30
menit, sedang Hispatologis memerlukan 3-7 hari. Kalau masih memungkinkan,
baiknya juga dilakukan tes Lepromim (mitsuda) untuk membantu penentuan tipe,
yang hasilnya baru diketahui setelah 3-4 minggu tidak cukup hanya sampai
diagnosis kusta saja, tetapi perlu ditentukan tipenya, sebab penting untuk
terapinya.
Setelah basil M.Leprae masuk kedalam tubuh, bergantung pada kerentanan
orang tersebut, kalau tidak rentan tidak akan sakit dan sebaliknya jika rentan
setelah masa tunasnya dilampaui akan timbul gejala penyakitnya. Untuk
selanjutnya tipe apa yang akan terjadi pada derita C.M.I (Cellmediated
Immunity) penderita terhadap M.Leprae yang Intraseluler Obligat itu, kalau C.M.I
tinggi kearah Lepromatosa, agar proses selanjunya lebih jelas.
Kusta terkenal sebagai penyakit yang paling ditakuti karena Deformitar atau
cacat tubuh orang awampun dengan mudah dapat menduga kearah penyakit
kusta. Yang penting bagi kita sebagai dokter dan ahli kesehatan lainnya, bahkan
barang kali para ahli kecantikan, adalah dapat mendiagnosis, setidaknya
menduga kearah penyakit kusta terutama bagi kelainan kulit yang masih berupa
Makula yang Hipopigmentasi, hiperpigmentasi, dan Eritematosa. Kelainan kulit
yang tanpa komplikasi pada penyakit kusta dapat hanya berbentuk Makula saja,
Infiltrat saja, atau keduanya. Harus berhati-hati dan buatlah diagnosis banding
dengan banyak pennyakit kulit lainnya yang hampir menyerupainya. Sebab
penyakit kusta ini mendapat julukan The Greatest Immitator pada ilmu penyakit
kulit. Penyakit kulit lain yang harus diperhatikan sebagai diagnosis banding
antara

lain

Pitiriasisalba,

adalah

dermatitis

Dermatofitosis,
seboroika,

Tinea,

Granuloma

versikolor,

Pitiriasisrosea,

Anulare,

Xantomatosis,

Skleroderma, Leukomia Kutis, Tuberkolosis Kutis Verukosa, dan BirthMark


Diagnosa Laboratorium
Untuk mendiagnosa penyakit leprae, maka dilakukan pemeriksaan
mikroskopis dari pewarnaan bakteri tahan asam, uji sitologi dari sel kulit yang
terinfeksi dan tes kulit lepromin. Sampai saat ini belum dapat dilakukan

pemeriksaan kultur terhadap M. leprae. Uji serologi non treponemal terhadap


sifilis seperti VDRL dan RPR kadang-kadang menunjukan hasil positif palsu dari
sampel penderita lepra.
Diagnosis penyakit kusta ditegakkan jika seseorang mempunyai satu atau
lebih tanda utama (cardinal sign) kusta yang ditemukan pada waktu
pemeriksaan klinis.
Cardinal Sign kusta dapat berupa bercak mati rasa, penebalan syaraf
dengan gangguan fungsi syaraf serta BTA positif.
Pemeriksaan Mikroskopis
Bentuk-bentuk M. leprae yang dapat ditemukan dalam pemeriksaan
mikroskopis adalah :
1.

Bentuk utuh (solid); dinding sel bakteri tidak terputus, mengambil zat warna
secara sempurna. Jika terdapat daerah kosong/transparan ditengahnya juga
dapat dikatakan solid

2.

Bentuk globus ; adalah bentuk solid yang membentuk kelompok, dapat dibagi
2, yaitu :

a.

Globus besar terdiri dari 200-300 bakteri

b.

Globus kecil terdiri dari 40-60 bakteri

3.

Bentuk pecah (fragmented); dinding bakteri biasanya terputus sebagian atau


seluruhnya, tidak menyerap zat warna secara merata.

4.

Bentuk berbutir-butir (granuler); tampak seperti titik-titik yang tersusun

1 Bentuk clump; adalah bentuk granuler yang membentuk kelompok tersendiri,


biasanya llebih dari 500 bakteri
Sampel Pemeriksaan :
Sampel diambil pada bagian yang sedang terjadi infeksi aktif, yaitu :
1.

Risa serum (cairan jaringan), dapat diambil dari : cuping telinga,


punggung, jari tangan, paha, atau bagian kulit yang terdapat kelainan.

2.

Cairan hidung

3.

Cairan telinga

4.

Darah

5.

Sputum
Cara pengambilan dan preparasi sampel

1.

Risa serum dari cuping telinga


a.

Bersihkan cuping telinga dengan kapas alcohol 70% atau 96%, biarkan
kering. Jepit dengan jari telunjuk dan ibu jari keras-keras

b.

Lakukan insisi dengan scalpel sepanjang kira-kira 5mm dan dalamnya


2mm. bila ada pendarahan sebaiknya dibersihkan. Putar scalpel 90 o
dengan posisi melintang, scalpel ditarik keposisi semula sehingga
didapat cairan jaringan.

d.

Bahan ini dioleskan merata pada kaca objek

e.

Luka bekas insisi dibersihkan dan ditutup plester, scalpel dimasukan


kedalam desinfektan.

Interpretasi hasil : BTA : warna merah dan Non BTA : warna biru
Pembacaan hasil dilakukan dengan menggunakan skala IUATLD sebagai
berikut :
Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapangan pandang : Negatif
Ditemukan 1-9 BTA/ 100 lapangan pandang : Ditulis jumlah kuman yang
ditemukan.
Ditemukan 10-99 BTA/ 100 lapangan pandang : + (1+)
Ditemukan 1-10 BTA/ 1 lapangan pandang : ++ (2+)
Ditemukan > 10 BTA/ 1 lapangan pandang : +++ (3+)

Uji Lepromin

Merupakan ekstrak leproma, yang dibuat dengan cara menggerus leprom


sampai jadi seperti pasta lalu diotoklaf, kemudian disaring dan ditambahkan
larutan fenol 0,5 %. Tes lepromin dilakukan dengan suntikan subkutis sebanyak
0,1 ml.
Tes Lepromin bukan untuk diagnose tetapi melihat ada tidaknya kekebalan.
BCG dan TBC tidak selalu membuat reaksi Mitsuda menjadi positif
1.4 Mycobacterium bovis
Kuman ini sulit dibedakandari M.tubercolosis, bahkan untuk pertama
kalinya Robert Koch mengira kedua kuman ini adalah sama. Baru pada tahun
1900 Theobald Smith berhasil membedakan kedua kuman ini dengan uji
biokimia.
Mycobacterium bovis adalah penyebab tuberkolosis pada ternak sapi.
Kuman ini sangan virulen bagi manusia dan mamalia lain. Air susu dan produk
lain dari sapi yang berpenyakit Tuberkolosis merupakan bahan yang dapat
menularkan penyakit
Mycobacterium bovis berbentuk lebih pendek dan lebih gemuk dibandingkan
M.tubercolosis. Kuman ini tumbuh lebih lambat daripada M.tubercolosis. Suhu
optimal pertumbuhannya adalah 35oC. Koloninya mempunyai permukaan datar
berwarna putih agak basah dan mudah pecah bila disentuh. Seperti halnya
M.tubercolosis, kuman ini membutuhkan karbondioksida 5-10% untuk
merangsang peertumbuhannya. Derajat kesamaan optimal untuk pertumbuhan
adalah 6,5-6,8.
Pada uji biokimia ternyata M.bovis tidak mereduksi nitrat, uji niasinnya
negatif dan reisten terhadap pirazinamid.
M.bovis bagi kelinci sangatlah ptogen, sedangkan M.tubercolosis tidaklah
demikian maka dari itu pada percobaan hewan, kelinci digunakan untuk
membedakan kedua jenis kuman ini.

Anda mungkin juga menyukai