Anda di halaman 1dari 25

Mycobacteriaceae

Created By :
Niken Larasati 1010171179
Karina Ivanka 1010171032
Adella Komala P 1010171142
Kls 3.A
Mycobacterium
 Mycobacterium adalah golongan bakteri berbentuk
batang, tidak berspora, bersifat aerob. Tak mudah
dibedakan pewarnaan, akan tetapi jika telah diberi
pewarnaan, akan sukar dilunturkan dengan asam
dan alkohol. Oleh karenanya Mycobacterium disebut
pula bakteri tahan asam atau di singkat BTA.
Sebagian besar adalah saprofit, sebagian kecil
patogen untuk manusia di antaranya Mycobacterium
tuberculosis, Mycobacterium leprae dan lain-lainnya
yang dapat menyebabkan infeksi kronik. Sifat tahan
asam Mycobacterium adalah karena sifat dinding sel
yang tebal yang terdiri dari lapisan lilin dan lemak
yang terdiri dari asam lemak mikolat.
Klasifikasi Mycobacterium
Mycobacterium tuberculosis

Kingdom Bacteria
Filum Actinobacteria

Ordo Actinomycetales

Upaordo Corynebacterineae

Famili Mycobacteriaceae

Genus Mycobacterium

Spesies Mycobacterium tuberculosis


Mycobacterium Leprae
Mycobacterium bovis
Mycobacterium- africanum
Mycobacterium avium
Mycobacterium kansasii
Mycobacterium Tuberculosis
SIFAT MORFOLOGI (MIKROSKOPIK)
o kuman batang lurus atau agak
bengkok
o berukuran panjang 1 sampai 4 µ
dan lebar 0,2 sampai 0,8 µ
o dapat ditemukan bentuk sendiri
maupun berantai.
o Kuman ini merupakan bakteri
tahan asam (BTA) yang bersifat
tidak bergerak, tidak berspora,
dan tidak bersimpai.
 Mycobacterium tuberculosis tidak dapat diklasifikasikan
sebagai bakteri gram positif atau bakteri gram negatif, karena
apabila diwarnai sekali dengan zat warna basa, warna tersebut
tidak dapat dihilangkan dengan alkohol, meskipun dibubuhi
iodium. Oleh sebab itu bakteri ini termasuk dalam bakteri
tahan asam.

 Bakteri Mycobacterium memiliki sifat tidak tahan panas serta


akan mati pada 6°C selama 15-20 menit.

 Biakan bakteri ini dapat mati jika terkena sinar matahari


langsung selama 2 jam.
SIFAT PERTUMBUHAN
 Pertumbuhan secara aerob obligat.
Energi didapat oleh oksidasi senyawa
karbon yang sederhana. CO2 dapat
merangsang petumbuhan.

 Pertumbuhan lama, waktu permulaan


sekitar 20 jam. Suhu pertumbuhan
optimum 37°C.

 Pada perbenihan, pertumbuhan tampak


setelah 2-3 minggu. Koloni cembung,
kering, kuning gading
SIFAT ANTIGENIK
 Sebagian besar antigen kuman terdapat
pada dinding sel yang dapat menimbulkan
hipersensitivitas tipe lambat, kekebalan
dan menjadi Freunds adjuvant.
 Antigen protoplasma tidak banyak
peranannya tetapi dapat menyebabkan
hipersensitivitas tipe lambat pada binatang
yang terinfeksi.
Patogenesis
Infeksi terjadi biasanya melalui debu atau titik cairan ( droplet ) yang
mengandung kuman tuberculosis dan masuk ke jalan napas. Penyakit
timbul setelah kuman menetap dan berkembang biak dalam paru-paru
atau kelenjar getah bening regional. Perkembangan penyakit tergantung
pada :
a. Dosis kuman yang masuk.
b. Daya tahan dan hipersensitivitas hospes.

Ada dua kelainan patologi yang terjadi :


 Tipe Eksudatif
Terdiri dari inflamasi yang akut dengan edema, sel-sel leukosit
polimorfonuklear dan menyusul kemudian sel-sel monosit yang
mengelilingi basil tuberculosis. Kelainan ini terlihat terutama pada
jaringan paru dan mirip pneumonia bakteri.
Tipe Produktif
Apabila sudah matang prosesnya lesi ini berbentuk
granuloma yang kronik, terdiri dari tiga zona :
1. Zona sentral dengan sel raksasa yang berinti banyak dan
mangandung kuman tuberculosis.
2. Zona tengah yang terdiri dari sel-sel epiteloid yang
tersusun radial.
3. Zona luar yang terdiri dari fibroblast, limfosit, dan
monosit.
Diagnosis Klinik
Diagnosis klinis tuberkulosis dapat dibagi menjadi 2 golongan,
yaitu gejala lokal dan gejala sistemik
1. Gejala respiratorik :
- batuk > 2 minggu
- batuk darah
- sesak napas
- nyeri dada
2. Gejala sistemik
- Demam
- gejala sistemik lain adalah malaise, keringat
malam,
- anoreksia dan berat badan menurun
Identifikasi Mycobacterium Tuberkulosis
PENCEGAHAN
 Menghindarkan kontak langsung dengan penderita

 Menjalankan hidup pola sehat (seperti: makan makanan yang


bergizi dan seiumbang, istirahat yang cukup, dan jangan tidur terlalu
larut malam

 Menghindarkan menjadi perokok aktif ataupun pasif

 Sanitasi lingkungan yang baik perlu di pelihara (seperti: menjemur


kasur atau alas tidur secara terartur agar tidak lembap dan membuka
jendela dari pagi hingga sore hari)

 Pemberian vaksin BCG (bacille calmette guerin) segera setelah bayi


lahir (0-1bulan) dapat memberikan kekebalan aktif terhadap
tuberkulosis.
Pengobatan
 AktivitasObat
 Obat- obat yang digunakan untuk menangani tuberkulosis dapat
memiliki aktivitas sterilisasi.
 AktivitasBakteriasida
 Golongan obat ini dapat membunuh mikrobakteri yang sedang
tumbuh. Aktivitas terisi biasanya diukur dari kecepatan obat
membunuh bakter sehingga memberikan hasil negatif pada
pembiakan bakteri (2bulan dari permulaan pengobatan).
 AktivitasSterilisasi
 Obat ini dapat membunuh bakteri yang memiliki pertumbuhan
lambat atau metabolisme kurang aktif. Aktivitas sterilisasi diukur dari
angka kekambuhan setelah pengobatan dihentikan.
Jenis Obat
 Isonazid(NH)
 Rifampisin
 Pirazinamida
 Streptomisin
 Etambutol
Mycobacterium Leprae
 Morfologi
 Mycobacterium leprae juga disebut
Basillus Hansen, adalah bakteri yang
menyebabkan penyakit kusta
 Berukuran 1-8 x 0,2-0,5µ. Bakteri ini
merupakan bakteri intraselular.
 Mycobacterium leprae merupakan
pathogen intrasel obligat sehingga belum
dapat dibiakkan invitro (media tak hidup).
 Sering ditemukan pada sel endothelial
pembuluh darah atau sel mononuclear
(makrofag) sebagai lingkungan yang baik
untuk bertahan hidup dan
perkembangbiakan.
 Perkiraan waktu bagi bakteri ini
bereplikasi adalah 10-12 hari.
Sifat Pertumbuhan
 Penanaman
◦ Sampai saat ini belum ada suatu jenis medium, baik medium buatan
maupun biakan jaringan, yang dapat dipergunakan untuk pembiakan basil
lepra. Penanaman pada binatang percobaan yang telah berhasil dan dija-
dikan standar adalah inokulasi pada telapak kaki mencit dan
dipertahankan pada suhu 20°C.
 Pertumbuhan khusus
◦ Penanaman pada binatang percobaan menunjukkan bahwa basil lepra
mempunyai waktu generasi cukup panjang, yaitu antara 12 hari sampai
42 hari, dibanding dengan 14 jam pada basil tbc atau 20 menit pada
coliform.
 Sifat-sifat
◦ Basil lepra dalam suasana panas dan lembab dapat tetap hidup selama 9-
16 hari. Jika terkena sinar matahari secara langsung dapat bertahan hidup
selama 2 jam, terhadap sinar u.v. hanya dapat bertahan 30 menit.
Sifat Antigenik
 Jenis-jenis antigen pada basil lepra belum
dapat dijelaskan secara pasti, tetapi ada
sedikit hubungan antigenik antara basil tbc
dan basil lepra. Proses timbulnya penyakit
lepra diduga akibat reaksi antara antigen
pada lepra yang berikatan dengan
antibodinya. lkatan antibodi dan antigen
dari basil lepra tersebut kemudian
dideposit ke jaringan tertentu.
PATOGENESIS
 Kuman Mycobacterium leprae masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan
(SelSchwan) dan kulit yang tidak utuh. Sumber penularan adalah penderita kusta
yang banyak mengandung kuman (tipe multibasiler) yang belum diobati. Kuman
masuk ke dalam tubuh menuju tempat predileksinya yaitu saraf tepi. Saat
Mycobacterium leprae masuk ke dalam tubuh, perkembangan penyakit kusta
bergantung pada kerentanan seseorang. Respons tubuh setelah masa tunas
dilampaui tergantung pada derajat sistem imunitas selular (cellular mediated
immune) penderita, bila sistem imunitas selular tinggi, penyakit berkembang kearah
tuberkuloid dan bila rendah, berkembang kearah lepromatosa Mycobacterium
leprae berprediksi di daerah yang relatif lebih dingin, yaitu daerah akral dengan
vaskularisasi yang sedikit. Derajat penyakit tidak selalu sebanding dengan derajat
infeksi karena respons imun pada tiap pasien berbeda. Gejala klinis lebih sebanding
dengan tingkat reaksi selular dari pada intensitas infeksi. Oleh karena itu penyakit
kusta dapat disebut sebagai penyakit imunologik
Identifikasi
 Bentuk M.leprae berbentuk batang lurus atau
sedikit bengkok, berukuran 1-8 X 0,2-0,5 mikron.
 Tahan asam, tetapi dibandingkan dengan
M.tuberculosis lebih lemah.
 Pengecatan Ziehl-Neelsen basil lepra tampak satu-
satu atau umumnya bergerombol karena diikat
oleh suatu glia (zat semacam lipid) . Bentuk itu ada
yang disebut globus.
 Dalam bentuk ini basil lepra tersusun sejajar,
keseluruhannya membentuk semacam bola. Ben-
tuk lain disebut bentuk cerutu.
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
 Cara yang paling baik untuk mencegah
penyakit kusta yakni dengan diagnosa dan
pengobatan dini pada orang terinfeksi.
 Peralatan pribadi seperti piring, sendok,
handuk, baju dll yang pernah digunakan
oleh orang yang terinfeksi kusta harus
dengan segera dihindari dan diperhatikan.
 Adanya penyuluhan tentang penyakit kusta
serta peningkatan hygiene sanitasi baik
sanitasi perorangan maupun sanitasi
lingkungan
Pengobatan
Obat-obat yang dapat dipergunakan untuk
penyakit lepra antara lain:
 Dapson atau diaminodiphenyl sulfone (DDS)
adalah obat golongan sulfonat yang bersifat
anti inflamasi, menekan sistem imun, dan
antibiotik
 Clofazimine, diberikan pada lepra yang telah
resisters terhadap DDS.
 Rifampicin, diberikan sebagai kombinasi
dengan obat pilihan utama.

Anda mungkin juga menyukai