Anda di halaman 1dari 17

EPIDEMIOLOGI

KANKER
KOLOREKTAL
KELOMPOK 6
KANKER KOLON

Kanker kolon dan rektum adalah kanker yang


menyerang usus besar dan rektum. Usus besar adalah
bagian dari sistem pencernaan. Etiologi dari kanker
kolorektal tidak diketahui, tetapi tampaknya asal kanker
kolorektal multifaktorial termasuk faktor lingkungan dan
komponen genetik. Diet dicurigai berperan besar
mengakibatkan kanker kolon , terutama diet dengan
kadar lemak tinggi.
`

A M E R I C A N J O I N T C O M M I T T E E O N C A N C E R F I N A N C IA L

Gambar 3. Prevalensi Kanker pada Penduduk Semua Umur di Indonesia, Tahun 2013 Sumber
: Riset Kesehatan Dasar 2013, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan
RI.
Gambar 1. Estimasi Persentase Kasus Baru dan Kematian Akibat Kanker pada Penduduk
di Dunia tahun 2012 Sumber: GLOBOCAN 2012 (IARC). Section of Cancer Surveillance.
Gambar 2. Estimasi Persentase Kasus Baru dan Kematian Akibat Kanker pada Penduduk
Laki-laki dan Perempuan di Dunia Tahun 2012 Sumber: GLOBOCAN 2012 (IARC). Section of Cancer
Surveillance
Kanker kolorektal banyak dijumpai pada usia produktif. Data
kesehatan pada tahun 1996-2000 menunjukkan bahwa puncak insidensi
kanker kolorektal di Jakarta terjadi pada usia 40-49 tahun dan 50-69
tahun.
Data lainnya dari Depkes menunjukkan insidensi kanker kolorektal
dengan usia kurang dari 45 tahun pada 4 kota besar di Indonesia
sebagai berikut, 47,85% di Jakarta, 54,5% di Bandung, 44,3% di
Makassar dan 48,2% di Padang.
Data pasien kanker kolorektal di RSUP Dr. Kariadi Semarang pada tahun
2009 dan 2010 menunjukkan populasi usia terbanyak berada pada usia
51-60 tahun yaitu sekitar 35%.
FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor predisposisi yang penting adalah faktor gaya hidup,
orang yang merokok, atau menjalani pola makan yang tinggi
lemak Etiologi lain :
1. Kontak dengan zat-zat kimia tertentu seperti logam
berat, toksin, dan ototoksin serta gelombang elektromagnetik.
2. Zat besi yang berlebihan
3. Minuman beralkohol
4. Obesitas.
5. Bekerja sambil duduk seharian
6. Polip di usus (Colorectal polyps)
7. Colitis Ulcerativa atau penyakit Crohn
8. Usia di atas 50
SKRINING

Indikasi pemeriksaan dini atau skrining kanker kolorektal


adalah individu dengan risiko sedang dan risiko tinggi.
Yang termasuk risiko sedang adalah:
1. Individu berusia 50 tahun atau lebih;
2. Individu yang tidak mempunyai riwayat kanker
kolorektal atau inflammatory bowel disease
3. Individu tanpa riwayat keluarga kanker kolorektal;
4. Individu yang terdiagnosis adenoma atau kanker
kolorektal setelah berusia 60 tahun.
SKRINING
Yang termasuk risiko meningkat atau risiko tinggi adalah:
1. Individu dengan riwayat polip adenomatosa;
2. Individu dengan riwayat reseksi kuratif kanker kolorektal;
3. Individu dengan riwayat keluarga kanker kolorektal atau adenoma
kolorektal (rekomendasi berbeda berdasarkan umur keluarga saat diagnosis);
4. Individu dengan riwayat inflammatory bowel disease yang lama;
5. Individu dengan diagnosis atau kecurigaan sindrom hereditary non-
polyposis olorectal cancer (HNPCC) atau sindrom Lynchatau familial
adenomatous polyposis (FAP).
DETEKSI DINI PADA
POPULASI
Pilihan pemeriksaan skrining ditentukan berdasarkan risiko
individual, pilihan individual dan akses. Pada orang dewasa
dengan risiko sedang, skrining harus dimulai pada individu
berusia 50 tahun dengan pilihan berikut:
1. Colok dubur
2. FOBT atau FIT setiap 1 tahun
3. Sigmoidoskopi fleksibel setiap 5 tahun
4. Kolonoskopi setiap 10 tahun
5. Barium enema dengan kontras ganda setiap 5tahun
6. CT kolonografi setiap 5 tahun
TERAPI

a. Kemoprevensi (OAIN seperti sulindac dan


celecoxib telah terbukti secara efektif menurunkan
insidens berulangnya adenoma pada pasien dengan
FAP)
b. Pembedahan
c. Radiasi
d. Kemoterapi
PENCEGAHAN PRIMORDIAL

Dilakukan dengan peningkatan pendidikan kesehatan


kepada masyarakat dalam bentuk
kampanye cara makan sehat yaitu makan seimbang baik
dalam menu maupun jumlah makanan
yang dikonsumsi setiap hari (menghindari carcinogen)
PENCEGAHAN PRIMER

.Menghentikan atau mengubah kebiasaan hidup yang


memperbesar risiko terjadinya kanker colonrectal seperti
menghindari makan makanan yang tinggi lemak (khususnya
lemak hewan) dan rendah kalsium, folat, mengkonsumsi
makanan berserat dengan jumlah cukup dan mengurangi
konsumsi daging merah. Kebalikan dengan daging merah/daging
olahan, konsumsi ikan dapatmenurunkan risiko. Untuk
mengurangi konsumsi daging merah, para ahli menganjurkan
mengkonsumsi daging unggas (ayam, bebek, dsb) dan ikan.
Mengubah kebiasaan mengkonsumsi alkohol karena selain
merusak hepar, konsumsi minuman beralkohol juga berhubungan
dengan peningkatan risiko kanker colorectal
PROGNOSIS
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :


EGC
Ilmu Penyakit Dalam FK UI jilid I edisi 4
Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam Harrison Vol. 4
Patofisiologi Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson Vol.1Price, Sylvia A and
Lorraine M Wilson, 2005, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, Ed.6,EGC:Jakarta
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN NASIONAL
PELAYANAN KEDOKTERAN KANKER KOLOREKTAL
Wijayakusuma,Hembing. 2005. Atasi Kanker dengan Tanaman Obat.
Jakarta : Puspa Swara.
TERIMAKASIH
`

Anda mungkin juga menyukai