Dosen Fasilitator :
Nama Mahasiswa :
MOJOKERTO
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala
limpah rahmat dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini, dan sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada proklamator sedunia,
pejuang tangguh yang tak gentar menghadapi segala rintangan demi umat manusia, yakni
Nabi Muhammad SAW.
Adapun maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
MATERNITAS , kami susun dalam bentuk kajian ilmiah dengan judul “ Anemia Pada Masa
Kehmilan”.
Pada akhirnya atas penulisan materi ini kami menyadari bahwa sepenuhnya belum
sempurna. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati mengharap kritik dan saran dari pihak
dosen dan para audien untuk perbaikan dan penyempurnaan pada materi makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………….
1.2 Tujuan penulis………………………………………………………
1.3 Manfaat…………………………………………………………
BAB II TINJAUAN TEORI…………
PENDAHULUAN
Didunia ini setiap menit perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan
kehamilan dan persalinan, dengan kata lain 1.400 perempuan meninggal setiap hari atau lebih
dari 500.000 perempuan meninggal setiap tahun karena kehamilan dan persalinan. Di
Indonesia 2 orang meninggal setiap jam karena kehamilan, persalinan dan nifas. Setiap menit
20 anak balita meninggal. Dengan kata lain 20.000 anak balita meninggal setiap hari dan 10,6
juta anak balita meninggal setiap tahun. (university of Indonesia “make every mother and
Tingginya angka kesakitan dan kehamilan pada wanita hamil dan bersalin merupakan
masalah yang besar. Dilaporkan angka kematian ibu (AKI) di Indonesia berkisar 334/100.000
kelahiran hidup. (panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal) di Sumbar
AKI 116/100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKB 9,96/1000 kelahiran hidup. Dan dipadang
angka kematian ibu 13/100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi 3,4/1000
Didalam rencana Strategi Nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia 2001-2010
disebut kontek rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 dengan misi
menurunkan angka kematian maternal dan neonatal melalui pemantauan system kesehatan
yang menjamin akses terhadap intervensi yang cost effective berdasarkan bukti ilmiah yang
mempromosikan kesehatan ibu dan bayi baru lahir serta menjamin kesehatan maternal dan
mengganggap semua kehamilan berisiko dan setiap ibu hamil agar mempunyai akses
pertolongan persalianan yang aman. Diperkirakan 15% kehamilan akan mengalami resiko
tinggi dan komplikasi obstetri yang dapat membahayakan kehidupan ibu maupun janinnya
Komplikasi obstetric ini tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya. Penyebab kematian ibu
dan perinatal umumnya desebabkan oleh sebab langsung seperti pendarahan, eklampsi,
infeksi dan sebab tidak langsung yaitu rendahnya tingkat pendidikan, sosial ekonomi,
terlambatnya mendapat pertolongan persalinan atau rujukan yang dikenal dengan istilah 3T
pertolongan persalinan oleh dukun yang kurang memperhatikan sterilisasi dan aborsi illegal .
Seorang bidan baru yang dikatakan profesional jika ia mamapu melakukan tugas
kebidanan sesuai standar dan hasil yang memuaskan. Ia terlatih memberikan perawatan dan
nasehat yang diperlukan bagi seorang wanita selam hamil ,persalianan dan nifas. Untuk
melakukan persalinan normal atas tanggung jawab sendiri dan untuk merawat bayi baru lahir.
Setiap saat ia harus mengenali tanda-tanda bahaya yang menandakan keadaan yang abnormal
atau kemungkianan akan timbul keadaan yang abnormal yang mengharuskan melakukan
rujukan.
1.2 Tujuan
2. Untuk Mahasiswa mampu menerapkan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil serta mendapatkan
khususnya kebidanan.
4. Untuk Memberi pengembangan pendidikan mengenai Anemia pada Ibu Hamil di Bidang
Kebidanan.
1.1 Manfaat
a. Guna menambah wawasan mahasiswa mengenai materi yang dibahas dalam makalah ini
TINJAUAN TEORI
Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah
merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di
bawah normal. Anemia adalah berkurangnya hingga dibawah nilai normal eritrosit, kuantitas
hemoglobin, dan volume packed red blood cell (hematokrit) per 100 ml darah.
Anemia Gizi adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah yang disebabkan
karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb.Anemia terjadi karena
kadar hemoglobin (Hb) dalam darah merah sangat kurang. Di Indonesia sebagian besar
anemia ini disebabkan karena kekurangan zat besi (Fe) hingga disebut Anemia Kekurangan
Anemia adalah penyakit darah yang sering ditemukan. Beberapa anemia memiliki
penyakit dasarnya. Anemia bisa diklasifikasikan berdasarkan bentuk atau morfologi sel darah
merah, etiologi yang mendasari, dan penampakan klinis. penyebab anemia yang paling sering
adalah perdarahan yang berlebihan, rusaknya sel darah merah secara berlebihan hemolisis
atau kekurangan pembentukan sel darah merah ( hematopoiesis yang tidak efektif).
Seorang pasien dikatakan anemia bila konsentrasi hemoglobin (Hb) nya kurang dari 13,5
g/dL atau hematokrit (Hct) kurang dari 41% pada laki-laki, dan konsentrasi Hb kurang dari
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11 gr%
pada trimeter 1 dan 3 atau kadar <10,5 gr% pada trimeter 2. Anemia lebih sering dijumpai
dalam kehamilan karena dalam kehamilan keperluan akan zat-zat makanan bertambah dan
terjadi perubahan - perubahan dalam darah dan sumsum tulang. Darah bertambah banyak
dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia atau hipervolemia. Namun bertambahnya sel-
sel darah adalah kurang jika dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi
pengenceran darah. Pertambahan itu adalah plasma 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin
19%.
Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologi dalam kehamilan
dan bermanfaat bagi wanita hamil. Pengenceran ini meringankan beban jantung yang harus
bekerja lebih berat dalam masa hamil, karena sebagai akibat hipervolemia tersebut, keluaran
jantung juga meningkat. Kerja jantung ini lebih ringan apabila viskositas darah rendah.
Kebutuhan ibu selama kehamilan adalah 800 mg besi, di mana 300 mg untuk janin
plasenta dan 500 mg untuk pertambahan eritrosit ibu. Dengan demikian, ibu membutuhkan
tambahan sekitar 2-3 mg besi/hari. Terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan anemia
Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu dalam kehamilan,
persalinan, maupun nifas dan masa selanjutnya. Penyulit-penyulit yang dapat timbul akibat
anemia adalah keguguran, kelahiran prematur, persalinan yang lama akibat kelelahan otot
rahim di dalam berkontraksi, perdarahan pasca-melahirkan karena tidak adanya kontraksi otot
rahim, syok, infeksi baik saat bersalin maupun pasca-bersalon, serta anemia yang berat (<4 gr
%) dapat menyebabkan dekompensasi kordis. Di samping itu, hipoksia akibat anemia dapat
menyebabkan syok dan kematian pada ibu pada persalinan yang sulit, walaupun tidak terjadi
perdarahan.
Anemia dalam kehamilan juga memberikan pengaruh kurang baik bagi hasil pembuahan
(konsepsi) seperti: kematian mudigah, kematian perintal, bayi lahir prematur, dapat terjadi
cacat bawaan, dan cadangan besi yang kurang. Sehingga anemia dalam kehamilan merupakan
Anema dalam kehamilan dapat dibagi sebagai berikut: anemia defisiensi besi, anemia
megaloblastik, anemia hipoplastik, dan anemia hemolitik. Anemia defisiensi besi merupakan
anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan. Anemia akibat kekurangan zat besi ini
disebabkan kurang masuknya unsur bagi dalam makanan, gangguan penyerapan, gangguan
penggunaan, dan karena terlalu banyak zat besi keluar tubuh, misalnya pada perdarahan.
Anemia defisiensi besi pada wanita hamil merupakan problema kesehatan yang dialami
oleh wanita diseluruh dunia terutama di negara berkembang (Indonesia). WHO melaporkan
bahwa prevalensi wanita hamil yang mengalami defisiensi sekitar 35-75% serta semakin
meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Menurut WHO, 40% kematian ibu
di negara berkambang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan disebabkan oleh
defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi.
Keperluan terhadap zat besi bertambah dalam kehamilan, terutama dalam trimester
terakhir. Apabila masuknya zat besi tidak ditambah dalam kehamilan, maka akan sangat
mudah untuk terjadinya anemia defisiensi besi, terutama pada kehamilan kembar. Untuk
daerah khatulistiwa seperti Indonesia, zat besi lebih banyak keluar melalui air peluh dan
melalui kulit.
Anemia pada ibu hamil dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam. Klasifikasi
anemia pada ibu hamil ini berdasarkan penyebab terjadinya anemia tersebut.
Secara umum menurut Proverawati (2009) klasifikasi anemia pada ibu hamil dibagi
menjadi:
darah. Pengobatannya adalah pemberian tablet besi yaitu keperluan zat besi untuk wanita
Untuk menegakkan diagnosis anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnese.
Hasil anamnese didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan
keluhan mual muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat
dilakukan dengan menggunakan metode sahli, dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan
Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folat (pteryglutamic acid) dan defisiensi
vitamin B12 (cyanocobalamin) walaupun jarang. Menurut Hudono (2007) tablet asam folat
diberikan dalam dosis 15-30 mg, apabila disebabkan oleh defisiensi vitamin B 12 dengan dosis
Tidak cukupnya suplai besi mengakibatkan defek pada sintesis Hb, mengakibatkan
1. Untuk Anemia defesiensi besi yang berat di tandai dengan ciri-ciri yang khas yaitu
2. Untuk Anemia defesiensi besi yang ringan tidak selalu di tandai dengan cirri-ciri khas ,
banyak yang bersifat normositer dan normokrom. Sifat lain yang khas yaitu :
Prognosis:
a. Prognosis Anemia defesiensi besi dalam kehamilan umumnya baik bagi ibu dan anak .
Persalinan dapat berlangsung seperti biasa tanpa perdarahan banyak atau komplikasi lain .
Anemia berat dalam kehamilan muda yang tidak di obati dapat menyebabkan abortus dan
dalam kehamilan tua dapat menyebabkan partus lama , perdarahan post partum dan infeksi.
Walaupun bayi yang di lahirkan dari ibu yang menderita anemia defesiensi besi tidak
menunjukkan Hb yang rendah, namun cadangan besinya kurang yang barubeberapa bulan
Di daerah dengan frekuensi kehamilan yang tinggi sebaiknya setiap wanita hamil diberi sulfat
ferrosus atau glukonas ferrosus, cukup 1 tablet sehari. Selain itu, ibu di beri nasehat untuk
makan lebih banyak protein dan sayur yang banyak mengandung mineral dan vitamin.
Anemia megaloblastik adalah anemia yang disebabkan karena defesiensi asam folat.
Defisiensi folat atau vitamin B12 mengakibatkan gangguan pada sintesis timidin dan defek
pada replikasi DNA, efek yang timbul adalah pembesaran prekursor sel darah (megaloblas) di
Diagnosis:
Prognosis:
Anemia hipoplastik yaitu Anemia yang disebabkan oleh penurunan fungsi kerja sumsum
tulang untuk membentuk sel darah merah baru akibat hiposelularitas, hiposelularitas ini dapat
terjadi akibat paparan racun, radiasi, reaksi terhadap obat atau virus, dan defek pada
Anemia hemolitik adalah Anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel
darah merah yang lebih cepat dari pembuatanya. Anemia yang terjadi akibat penggantian
sumsum tulang oleh infiltrate sel-sel tumor, kelainan granuloma, yang menyebabkan
pelepasan eritroid pada tahap awal. Gejala utamamya adalah anemia dengan kelainan-
Pengobatanya: Tergantung pada jenis anemia ini serta penyebabnya. Bila disebabkan
oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun
pada beberapa jenis obat-obtan, hal ini tidak memberikan hasil sehingga penambah darah
a. Normal : ≤ 11 gr %
1. Anemia mikrositik : jhonpenyebab utamanya yaitu defisiensi besi dan talasemia (gangguan
Hb).
2. Anemia normositik : contohnya yaitu anemia akibat penyakit kronis seperti gangguan ginjal.
3. Anemia makrositik : penyebab utama yaitu anemia pernisiosa, anemia akibat konsumsi
Ibu hamil dengan keluhan lemah, pucat, mudah pingsan, dengan tekanan darah dalam
batas normal, perlu dicurigai anemia defisiensi besi. Secara klinis dapat dilihat tubuh yang
jaringan epitel kuku, gangguan sistem neuromuskular, disphagia, dan pembesaran kelenjar
limpa. Niali ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil,
didasarkan pada kriteria WHO tahun 1972 ditetapkan 3 kategori yaitu: normal >11 gr/dl,
ringan 8-11 gr/dl, berat <8 gr/dl. Sedangkan menurut pemeriksaan Sachli, tidak anemia Hb
11 gr%, anemia ringan 9-10 gr%, anemia sedang 7-8 gr%, anemia berat <7 gr%.
Guna memastikan seorang ibu menderita anemia atau tidak, maka dikerjakan
pemeriksaan kadar hemoglobin dan pemeriksaan darah tepi. Pemeriksaan hemoglobin dengan
spektrofotometri merupakan standar. Hanya saja alat ini tersedia di kota. Mengingat di
Indonesia penyakit kronik seperti malaria dan TBC masih sering dijumpai, maka pemeriksaan
pemenuhan nutrisi yang minim, seperti di Indonesia, setiap wanita hamil haruslah diberikan
sulfas ferosus atau glukonas ferosus sebanyak satu tablet sehari selama masa kehamilannya.
Selain itu perlu juga dinasehatkan untuk makan lebih banyak protein dan sayur-sayuran yang
Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak
cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi
komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas,
berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu,
perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan
lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan
darah.
Soeprono menyebutkan bahwa dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan
yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan abortus, partus
atonis), gangguan pada masa nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stress
kurang, produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi,
Penyebab anemia pada ibu hamil adalah menurunnya hemoglobin dalam darah.
Hemoglobin memiliki peranan penting dalam transportasi oksigen ke dalam jaringan tubuh.
Selama masa kehamilan akan terjadi sebuah peningkatan volume darah, hal inilah yang bisa
membuat hemoglobin dalam darah menurun. Sedangkan tuntutan dari perkembangan janin
Sebelum menjalani masa kehamilan, seorang wanita membutuhkan sekitar 15 miligram (mg)
zat besi setiap harinya. Berbeda dengan ibu hamil yang membutuhkan dua kali jumlah zat
Selama trimester pertama masa kehamilan, volume plasma akan meningkat menjadi
lebih cepat dibandingkan dengan volume sel darah merah. Akibatnya, konsentrasi darah
merah menjadi menurun sampai pada akhirnya mereka memiliki kesempatan untuk mengejar
ketinggalan yaitu dengan peningkatan plasma darah. Penyebab anemia pada ibu hamil juga
bisa timbul karena ibu hamil kekurangan zat besi dan tidak dapat mencukupi kebutuhan
untuk meningkatkan produksi sel darah merah. Hal ini juga yang akan membuat jumlah
Selain kurangnya zat besi dalam tubuh, penyebab anemia pada ibu hamil selama masa
kehamilan yang lainnya mungkin karena penurunan jumlah darah yang berlebihan seperti
akibat pendarahan dari cedera atau suatu pembedahan, beberapa penyakit kronis seperti sakit
ginjal dan infeksi serius atau karena kurangnya asupan vitamin asam folat yaitu vitamin yang
dibutuhkan oleh tubuh untuk memproduksi sel darah merah. Namun, pada ibu hamil
Umumnya, banyak kaum wanita di usia subur tidak mendapatkan zat besi yang cukup,
bahkan pada saat mereka sedang tidak hamil. Wanita kehilangan zat besi bersamaan dengan
darah dan jaringan yang keluar sewaktu masa menstruasi, alasan itulah yang menjadikan
Seorang ibu hamil yang mendapatkan perawatan prenatal dan juga rutin mengkonsumsi
suplemen zat besi selama masa kehamilan, biasanya akan terhindar dari masalah anemia yang
merasa lelah yang berlebihan dan juga stress sehingga bisa membuat ibu hamil rentan
terhadap berbagai macam penyakit. Namun, biasanya hal tersebut tidak sampai
Hampir semua anemia dalam kehamilan disebabkan karena defisiensi/ kekurangan zat
besi. Adapun etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan menurut Amiruddin,dkk tahun
1. Umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun.Wanita yang berumur kurang dari 20
tahun atau lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil. Karena akan
membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun janinnya, berisiko mengalami
bahwa usia ibu dapat mempengaruhi timbulnya anemia, yaitu semakin rendah usia ibu hamil
menyatakan bahwa terdapat kecendrungan semakin tua umur ibu hamil maka presentasi
anemia semakin besar. Pada penelitian ini belum menunjukkan adanya kecendrungan
semakin tua umur ibu hamil maka kejadian anemia semakin besar. Karena 80% ibu hamil
2. Paritas
Semakin banyak jumlah kelahiran (paritas), maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia
Artinya ibu hamil dengan paritas tinggi mempunyai risiko lebih besar untuk mengalami
Salah satu penyebab yang dapat mempercepat terjadinya anemia pada wanita adalah jarak
kelahiran pendek. Menurut Kramer (1987) hal ini disebabkan kekurangan nutrisi yang
merupakan mekanisme biologis dan pemulihan factor hormonal dan adanya kecendrungan
bahwa semakin dekat jarak kehamilan, maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.
4. Pengetahuan
kehamilan, penyuluhan, tanda dan cara mengatasi anemia pada ibu hamil diharapkan dapat
mencegah ibu hamil dari anemia. Semakin rendah pengetahuan kesehatan reproduksi, maka
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga professional
yaitu Dr Ginekolog dan Bidan serta memenuhi syarat 5 T (TB, BB, Tekanan darah, Tinggi
Fundus, TT, Tablet Fe). Jika pemeriksaan Antenatal Care kurang atau tidak ada sama sekali
Gizi seimbang adalah pola konsumsi makan sehari-hari yang sesuai dengan kebutuhan gizi
setiap individu untuk hidup sehat dan produktif. Agar sasaran keseimbangan gizi dapat
dicapai, maka setiap orang harus menkonsumsi minimal 1 jenis bahan makanan dari tiap
golongan bahan makanan yaitu KH, protein hewani dan nabati, sayuran, buah dan susu.
(Kodyat, 1995).
Kepatuhan menkonsumsi tablet Fe diukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi,
ketepatan cara menkonsumsi tablet Fe, frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi atau
pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan
cara efektif karena kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang sekaligus dapat
mencegah anemia karena kekurangan asam folat.ibu hamil yang kurang patuh konsumsi
tablet Fe mempunyai risiko untuk mengalami anemia dibanding yang patuh konsumsi tablet
Fe.
Anemia bisa diatasi dengan cepat dan tepat apabila ibu hamil lebih tanggap dalam
mendeteksi gejala anemia lebih dini sebelum menginjak trimester pertama kehamilan. Ibu
hamil perlu menyadari bahaya anemia dengan cara mengetahui potensi anemia yang dimiliki
oleh ibu hamil. Hal ini bisa dilakukan dengan pemeriksaan darah di laboratorium dan
Pencegahan tentu jauh lebih baik daripada pengobatan. Akan jauh lebih baik bagi ibu
hamil untuk mencegah anemia dengan cara menjaga asupan zat besi. Misalnya meningkatkan
konsumsi makanan yang tinggi zat besi seperti beras merah, sayuran berwarna hijau tua,
Suplemen tambahan zat besi bisa dilakukan dengan saran dan persetujuan dokter.
Konsumsi suplemen zat besi ini akan membawa perubahan pada kondisi ibu hamil kurang
lebih setelah satu minggu dan kondisi anemia ibu hamil biasanya sudah bisa teratasi setelah
satu bulan. Ibu hamil perlu menghindari diet berlebihan agar produksi sel darah merah tidak
terganggu.
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan
zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh dengan cara
mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti sapi. Zat besi juga dapat ditemukan
pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta
kacang-kacangan. Perlu diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah
diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan seperti sereal yang
pemberian satu tablet besi sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang pada awal
kehamilan. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 ug,
minimal masing-masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau
kopi, karena akan mengganggu penyarapannya. Anemia defisiensi besi yang tidak tertangani
dengan tepat, dapat mengakibatkan abortus pada kehamilan muda, dan dalam kehamilan tua
Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi. Sebagian besar tablet
zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu polisakarida. Tablet besi akan
diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya cukup diberikan
1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk menyerap zat besi adalah
terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar adalah sia-sia dan
kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu
menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan
A. Pengertian
Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah dan kadar
hemoglobin dan hematokrit dibawah normal. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan
merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan fungsi tubuh. Secara
fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut
oksigen ke jaringan.
B. Etiologi:
1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
2. Perdarahan
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid, piridoksin,
vitamin C dan copper
C.Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah
merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan
nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui.
Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat
akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang
menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin
yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis)
segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl,
kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan
hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila
konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk
hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus
ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran
sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperleh
dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel darah merah
muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan
ada tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
D.Pathway
Anemia
↓
viskositas darah menurun
↓
resistensi aliran darah perifer
↓
penurunan transport O2 ke jaringan
↓
hipoksia, pucat, lemah
↓
beban jantung meningkat
↓
kerja jantung meningkat
↓
payah jantung
E.Manifestasi Klinis
o Lemah, letih, lesu dan lelah
o Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
o Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat.
F. Pemeriksaan Diagnostik
o Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih, kadar Fe, pengukuran
kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12, hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu
protrombin, dan waktu tromboplastin parsial.
o Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serum
o Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis serta sumber
kehilangan darah kronis.
H.Penatalaksanaan/terapi
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang
hilang:
1. Anemia aplastik:
o Transplantasi sumsum tulang
o Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG)
2. Anemia pada penyakit ginjal
o Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam folat
o Ketersediaan eritropoetin rekombinan
3. Anemia pada penyakit kronis
o Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan untuk
aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya, besi sumsum
tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.
4. Anemia pada defisiensi besi
o Dicari penyebab defisiensi besi
o Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan fumarat ferosus.
5. Anemia megaloblastik
o Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensi disebabkan
oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat diberikan vitamin B12 dengan
injeksi IM.
o Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan selama hidup
pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.
o Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan asam folat 1
mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.
I.Kemungkinan Komplikasi yang muncul
Komplikasi umum akibat anemia adalah:
o gagal jantung,
o parestisia dan
kejang.
A.Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara menyeluruh
(Boedihartono,1994).
1) Aktivitas / istirahat
bekerja Toleransi terhadap latihan rendah.Kebutuhan untuk istirahat dan tidur lebih banyak
3) Integritas ego
4) Eliminasi
5) Makanan/cairan
6) Nyeri/ kenyamanan
7)Pernapasan
8)Seksualitas
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata maupun
• Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen/nutrisi ke sel.
Ditandai dengan :Palpitasi : kulit pucat, membrane mukosa kering, kuku dan rambut rapuh,
• Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan kegagalan untuk mencerna, absorbsi
makanan
Ditandai dengan : Penurunan berat badan normal, penurunan turgor kulit, perubahan mukosa mulut,
• Konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan jumlah makanan, perubahan proses
pencernaan, efek samping penggunaan obat
Ditandai dengan : Adanya perubahan pada frekuensi, karakteristik dan jumlah feses, mual, muntah,
C. Intervensi//Perencanaan
• Diagnosa 1 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen/nutrisi ke
sel.
- Kaji tanda-tanda vital, warna kulit, membrane mukosa, dasar kuku
Kolaborasi
- Monitor pemeriksaan laboratorium misalnya Hb/Ht dan jumlah sel darah merah
- Anjurkan kepada pasien untuk menghentikan aktifitas jika terjadi palpitasi
• Diagnosa 3 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan jumlah
Kolaborasi
- Berikan obat sesuai dengan indikasi misalnya vitamin dan mineral suplemen
• Diagnosa 4 Konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan jumlah makanan, perubahan
Kolaborasi
D. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien
dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan melibatkan
pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. (Lynda Juall Capenito, 1999:28)
7) Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan rencana pengobatan.
E. Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d inadekuat intake makanan.
3. Perfusi jaringan tidak efektif b.d perubahan ikatan O2 dengan Hb, penurunan konsentrasi Hb
dalam darah.
4. Resiko Infeksi b/d imunitas tubuh skunder menurun (penurunan Hb), prosedur invasive
5. PK anemia
6. Kurang pengatahuan tentang penyakit dan perawatannya b/d kurang informasi.
7. Sindrom deficite self care b.d kelemahan
G.Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1 Intoleransi aktivitas Setelah Terapi aktivitas :
B.d dilakukan Kaji kemampuan ps
ketidakseimbangan askep .... jam melakukan aktivitas
suplai & kebutuhan Klien dapat Jelaskan pada ps
O2 menunjukkan manfaat aktivitas
toleransi bertahap
terhadap Evaluasi dan motivasi
aktivitas dgn keinginan ps u/
KH: meningktkan aktivitas
Klien mampu Tetap sertakan oksigen
aktivitas minimal saat aktivitas.
Kemampuan
aktivitas Monitoring V/S
meningkat secara Pantau V/S ps sebelum,
bertahap selama, dan setelah
Tidak ada aktivitas selama 3-5
keluhan sesak menit.
nafas dan lelah
selama dan Energi manajemen
setelah aktivits Rencanakan aktivitas
minimal saat ps mempunyai
v/s dbn selama energi cukup u/
dan setelah melakukannya.
aktivitas Bantu klien untuk
istirahat setelah
aktivitas.
Manajemen nutrisi
Monitor intake nutrisi
untuk memastikan
kecukupan sumber-
sumber energi
Emosional support
Berikan reinfortcemen
positip bila ps
mengalami kemajuan
Monitor Nutrisi
Monitor BB jika
memungkinkan
Monitor respon klien
terhadap situasi yang
mengharuskan klien
makan.
Jadwalkan pengobatan
dan tindakan tidak
bersamaan dengan waktu
klien makan.
Monitor adanya mual
muntah.
Kolaborasi untuk
pemberian terapi sesuai
order
Monitor adanya
gangguan dalam input
makanan misalnya
perdarahan, bengkak
dsb.
Monitor intake nutrisi
dan kalori.
Proteksi terhadap
infeksi
Monitor tanda dan
gejala infeksi sistemik
dan lokal.
Monitor hitung
granulosit dan WBC.
Monitor kerentanan
terhadap infeksi.
Pertahankan teknik
aseptik untuk setiap
tindakan.
Inspeksi kulit dan
mebran mukosa terhadap
kemerahan, panas.
Monitor perubahan
tingkat energi.
Dorong klien untuk
meningkatkan mobilitas
dan latihan.
Instruksikan klien untuk
minum antibiotik sesuai
program.
Ajarkan keluarga/klien
tentang tanda dan gejala
infeksi.dan melaporkan
kecurigaan infeksi.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di makalah tersebut dapat kita simpulkan bahwa, penyakit anemia
adalah suatu keadaan di mana jumlah eritrosit yang beredar atau konsentraisi hemoglobin
3.2 Saran
Dari makalah ini kami memberikan saran, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca
khususnya Bidan dan resiko anemia pada ibu hamil dapat berkurang dan dapat di cegah.
DAFTAR PUSTAKA