Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan
khusus agar dapat berlangsung dengan baik, dan mengandung resiko baik
terhadap ibu maupun janin. Deteksi dini dapat dilihat pada pelaksanaan
Asuhan Kebidanan pada ibu hamil melalui Antenatal Care (ANC) teratur
minimal 4 x menurut WHO terutama ibu prmigravida. Pada pemeriksaan
antenatal care trimester I dilakukan pemeriksaan sebanyak 1 bulan sekali.
Observasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan, observasi komplikasi
kehamilan pada trimester I harus dilakukan secara rutin (Manuaba, 1998 ;
133).
Anemia merupakan suatu kondisi dimana tubuh kekurangan
hemoglobin atau sel darah merah. Sel darah merah merupakan bagian
penting sistem darah tubuh karena membawa oksigen ke sel-sel lain didalam
tubuh. Bila terjadi kekurangan sel darah merah tersebut, tubuh harus bekerja
lebih keras untuk membawa oksigen tersebut ke organ dan jaringan lain
didalam tubuh. Akibatnya tubuh kita akan merasa kelelahan. Dikatakan
anemia bila kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) dalam darahnya
kurang dari 12 gr%, sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu
dengan kadar hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau <
10,5% pada trimester II. (permatacibubur.com)
Menurut Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Sapari, SP.J sesuai dengan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004 – 2009,
tujuan pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai empat sasaran
yaitu, meningkatnya usia harapan hidup (UHH) dari 66,2 tahun menjadi 70,6
tahun (sampai tahun 2008 sudah tercapai usia 70,5 tahun), menurunnya
angka kematian bayi (AKB) dari 30,8 menjadi 26 per 1000 kelahiran hidup
(sampai tahun 2008 sudah tercapai 26,9), menurunkan angka kematian ibu
(AKI) melahirkan dari 270 menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup (sampai
tahun 2008 sudah tercapai 248). (puskom.depkes.com)
Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/ WHO)
melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi
sekitar 35 - 75%, serta semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia
kehamilan. Anemia defisiensi besi lebih cenderung berlangsung di negara
yang sedang berkembang daripada negara yang sudah maju. 36% (atau
sekitar 1400 juta orang) dari perkiraan populasi 3800 juta orang di negara
yang sedang berkembang menderita anemia jenis ini, sedangkan prevalensi
di negara maju hanya sekitar 8% (atau kira-kira 100 juta orang) dari
perkiraan populasi 1200 juta orang. Di Indonesia prevalensi anemia pada
kehamilan masih tinggi yaitu sekitar 40,1% (SKRT,2001). Lautan J dkk
(2001) melaporkan dari 31 orang wanita hamil pada trimester II didapati 23
(74%) menderita anemia, dan 13 (42%) menderita kekurangan besi.
(http://ridwanamiruddin.wordpress.com)
Di Jawa Timur Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Anak (AKB) masih tinggi yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB
26/1000 kelahiran hidup. Target yang dicapai untuk AKI adalah 226 per
100.000 kelahiran hidup dan AKB 26 per 1.000 kelahiran hidup. Dengan
demikian target tersebut merupakan tantangan yang cukup berat bagi
program KIA. Sebagian besar penyebab kematian ibu secara tidak langsung
(menurut Survei Kesehatan 2001 sebesar 90%) adalah komplikasi yang
terjadi pada saat persalinan dan segera setelah bersalin. Penyebab tersebut
dikenal dengan trias klasik yaitu perdarahan (28%), eklamsia (24%) dan
infeksi (11%), sedangkan penyebab tidak langsungnya antara lain adalah ibu
hamil menderita Kurang Energi Kronis (KEK) 37%, anemia (HB kurang dari
11 gr%) 40%. Kejadian anemia pada ibu hamil ini akan meningkatkan resiko
terjadinya kematian ibu dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia.
(Depkes.go.id). Pada tahun 2006 Angka Kematian Ibu (AKI) di kota
Nganjuk sebesar 100 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKB pada
tahun 2006 sebesar 5,4/1.000 kelahiran hidup.Angka kejadian anemia pada
ibu hamil tahun ini sekitar 375 (23,4%) dari sekitar 16 ribu ibu hamil.
(Punbb-hosting.com). Berdasarkan data dari BPS Ny. “M” Desa Ngangkatan
Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk AKI dan AKB pada tahun 2008
adalah 0. Jumlah ibu hamil yang pernah periksa di BPS mulai dari bulan
Januari 2008 sampai bulan Maret 2009 adalah sebanyak 94 orang. Dan 27
(28,7%) diantaranya menderita anemia.
Anemia dapat memperburuk kondisi wanita dalam masa kehamilan,
persalinan dan nifas. Pengaruhnya pada trimester I bisa menyebabkan
terjadinya abortus, molahidatidosa, hiperemesis gravidarum, sedangkan pada
trimester II bisa menyebabkan persalinan prematuritas, hambatan tumbuh
kembang janin. Dan pada trimester III dapat menyebakan perdarahan
antepartum, ketuban pecah dini (KPD). (Djoko Merdikoputro, 2008)
Pencegahan anemia dapat dilakukan dengan diet sehat dan tepat
antara lain dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi,
menjaga kebersihan lingkungan dan pribadi. Kandungan zat besi dapat
diperoleh dari makanan berupa daging atau bukan daging. Makanan tersebut
hendaknya dimasak tidak terlalu lama, agar kandungan besi didalam
makanan tidak berkurang. Konsumsi makanan yang mengandung kalsium
seperti susu dan hasil olahannya, makanan mengandung sereal, kacang-
kacangan, biji-bijian dan tepung serta minum teh, kopi atau coklat dapat
menghambat penyerapan besi. Asupan zat besi yang dikonsumsi dapat dijaga
agar terserap tubuh sebanyak mungkin dengan mengkombinasikan dengan
minum orange juice setelah makan. (Djoko Merdikoputro, 2008) pemberian
suplemen zat besi berupa tablet yang mengandung 60 mg besi elemental dan
0,25 mg asam folat. Pemberian tablet sulfas ferosus 600 – 1000 mg/ hari,
injeksi IM dekstran besi/ sorbital besi, injeksi IV (ferrum oksidan
sakkarotum, sodium differat, dekstran besi. (Hanifa, 2002:451-457)
Berdasarkan dari latar belakang dan data di atas maka penulis tertarik
untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada
Ny. “M” GIIP1000 UK 14 Minggu dengan Anemia Sedang di BPS Ny. “M”
Desa mancar Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang.”
1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan permasalahan pada latar belakang yang ada, maka
penulis dapat merumuskan masalah yaitu “Bagaimana melaksanakan Asuhan
Kebidanan pada Ny. “M” GIIP100001 UK 14 minggu dengan anemia sedang?”

1.3. TUJUAN
1.3.1. Tujuan Umum
Menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah ke dalam
proses Asuhan Kebidanan serta mendapatkan pengalaman
memecahkan masalah pada ibu hamil dengan anemia sedang.
(Management Hellen Varney)
1.3.2. Tujuan Khusus
Dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Ny. “M” G IIP10001 usia
kehamilan 14 minggu dengan anemia sedang penulis diharapkan
mampu:
1.3.2.1. Melaksanakan pengkajian data
1.3.2.2. Mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan
1.3.2.3. Menentukan antisipasi masalah potensial
1.3.2.4. Mengidentifikasi kebutuhan segera
1.3.2.5. Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai dengan prioritas
masalah
1.3.2.6. Melaksanakan rencana asuhan sesuai dengan masalah
1.3.2.7. Mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan yang telah
dilakukan.
1.4. MANFAAT
1.4.1. Manfaat Teoritis
Manfaat temuan dari hasil Karya Tulis Ilmiah bagi perkembangan
ilmu pengetahuan (akademik) adalah dapat dimanfaatkan oleh
ilmuwan lain dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan seni serta diaplikasikan dalam asuhan keprofesian.
1.4.2. Manfaat Praktis
1.4.2.1. Bagi Lahan Praktek
Dari hasil penulisan ini dapat memberikan masukan terhadap
tenaga kesehatan, khususnya di BPS Ny. “M” Desa Mancar
kecamatan peterongan Kabupaten jombang untuk lebih
memperhatikan terhadap klien dengan anemia sedang.
1.4.2.2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai salah satu Tugas yang dapat menambah bahan
bacaan semua pihak, serta dapat menambah bahan
kepustakaan bagi yang membutuhkan acuan perbandingan
dan penanganan kasus dengan anemia sedang.
1.4.2.3. Bagi Penulis
Mampu menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan anemia sedang.
1.4.2.4. Bagi Pasien
Sebagai bahan masukan agar dapat memahami dengan
menerima keadaan sehingga dapat mengambil keputusan
atau sikap sesuai dengan masalah.

1.5. METODE DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA


1.5.1. Metode Penulisan
Metode yang dipakai dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
adalah metode deskriptif berupa studi kasus yaitu suatu metode
penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang mendeskripsikan atau
memaparkan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa kini
sehingga didapatkan gambaran satu unit subyek yang jelas, terutama
pada pemecahan masalah dengan kasus anemia sedang melaui
pendekatan studi kasus. (Notoatmodjo, 2005)
1.5.2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam menyusun
asuhan kebidanan ini antara lain :
1.5.2.1. Wawancara
Menanyakan atau tanya jawab yang berhubungan dengan
masalah yang dihadapi klien dan merupakan suatu
komunikasi yang direncanakan. (Nursalam, 2001 : 26)
1.5.2.2. Observasi
Mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh
data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien.
(Nursalam, 2001 : 30)
1.5.2.3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan atau pengkajian fisik dalam keperawatan
dipergunakan untuk memperoleh data obyektif dari riwayat
keperawatan klien. (Nursalam, 2001 : 30)
1.5.2.4. Pemeriksaan Penunjang
Hasil-hasil pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik,
dapat dipergunakan perawat sebagai data obyektif yang
dapat disesuaikan dengan masalah kesehatan klien.
(Nursalam, 2001 : 25)
1.5.2.5. Studi Kepustakaan
Untuk memperoleh data dasar klien yang komprehensif,
perawat dapat membaca literatur yang berhubungan dengan
masalah klien. (Nursalam, 2001 : 25)

1.5.2.6. Studi Dokumentasi


Suatu cara untuk memperoleh data dengan melihat data yang
sudah ada dalam status klien, catatan medik dan hasil
pemeriksaan laboratorium. (Priharjo Robert, 2006 ; 187)
1.6. TEMPAT DAN WAKTU
Pengumpulan data dalam asuhan kebidanan ini dilakukan di BPS Ny. “M”
Desa Mancar Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang pada tanggal 11
Juli 2010

1.7. SISTEMATIKA PENULISAN


Secara garis besar penulisan laporan asuhan kebidanan ini adalah
sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat,
metode teknik pengumpulan data, tempat dan waktu, sistematika
penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Dasar Kehamilan, Konsep Dasar Ante Natal Care (ANC),
Konsep Dasar Anemia, Konsep Dasar Asuhan Kebidanan.
BAB III : STUDI KASUS
Meliputi Pengkajian Data, Identifikasi Diagnosa Masalah dan
Kebutuhan, Antisipasi Masalah Potensial, Identifikasi Kebutuhan
Segera, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi.
BAB IV : PEMBAHASAN
BAB V : PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP DASAR KEHAMILAN FISIOLOGI


2.1.1 Definisi
1. Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung didalam
tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan
dan kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan.
(Portal.cbn.net.id).
2. Kehamilan: Kehamilan terjadi kalau pertemuan dan
persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoa).
(Saminem, 2003: 02)
3. Kehamilan adalah dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari)dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Saifudin,2006; 89).
2.1.2 Proses Kehamilan
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum)
dari indung telur (ovulasi) yang ditangkap oleh rumbai-rumbai
(fimbriae) dan masuk kedalam saluran telur, waktu persetubuhan.
Cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta sel mani
(sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk kesaluran
telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian
yang mengembung dari tuba falopi.
Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang
mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum.
Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah satu
sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur, peristiwa ini disebut
pembuahan (konsepsi = fertilisasi).
Ovum yang telah dibuhai ini segera membelah diri sambil
bergerak (oleh rambut getar tuba) menuju ruang rahim, kemudian
melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya bersarang diruang
rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan
sampai nidasi diperlukan waktu kira-kira 6-7 hari. Untuk menyuplai
darah dan zat-zat makanan bagi mudigah dan janin disiapkan uri
(plasenta). Jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus
ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan
(konsepsi=fertilisasi), nidasi dan plasentasi.
Jadi proses kehamilan merupakan mata rantai yang
berkesinambungan terdiri dari:
1. Ovulasi atau pelepasan ovum oleh ovarium
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh
sistem hormonal yang kompleks.
Jumlah oogonium pada wanita
Bayi baru lahir : 750.000
Umur 6-15 tahun : 439.000
Umur 10-25 tahun : 159.000
Umur 26-35 tahun : 59.000
Umur 35-45 tahun : 34.000
Menopouse menghilang
Selama masa subur yang berlangsung 20 sampai 35 tahun hanya
240 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan
terjadi ovulasi. (Sarwono, Prawirohardjo, 2005 : 56).
a. Proses pertumbuhan ovum (oogenesis)
Asalnya :

Epitel germinal

Oogenium

Folikel primer

Proses pematangan pertama


b. Dengan pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan
menjadi folikel degraaf yang menuju ke permukaan ovarium
disertai pembentukan cairan liquor folikuli.
c. Desakan folikel degraaf ke permukaan ovarium
menyebabkan penipisan dan disertai devaskularisasi.
d. Selama pertumbuhan menjadi folikel degraaf ovarium
mengeluarkan hormon estrogen yang dapat mempengaruhi :
1. Gerak dari tuba yang makin mendekati ovarium
2. Gerak sel rambut lumen tuba makin tinggi
3. Peristaltik tuba makin aktif
Ketiga faktor ini menyebabkan aliran cairan dalam tuba
makin deras menuju uterus.
e. Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang
mendadak, terjadi proses pelepasan ovum disebut ovulasi.
f. Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai umbai (fimbriae)
maka ovum yang telah dilepaskan segera ditangkap oleh
fimbriae tuba. Proses penangkapan ini disebut ovum pick up
mechanism.
Ovum yang tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju
uterus dalam bentuk pematangan pertama, artinya telah siap
untuk dibuahi.
2. Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses
yang kompleks.
a. Spermatogonium berasal dari sel primitif tubulus
b. Menjadi spermatosit pertama
c. Menjadi spermatosit kedua
d. Menjadi spermatid
e. Akhirnya spermatozoa
Bentuk spermatozoa seperti cebong yang terdiri atas :
Kepala : lonjong sedikit gepeng yang mengandung inti
Leher : penghubung antara kepala dan ekor
Ekor : panjang sekitar 10 kali kepala, mengandung energi
sehingga dapat bergerak.

Gambar 2.1 Ovum dan Sperma

Ejakulasi pada hubungan seksual dalam kondisi normal


mengakibatkan pengeluaran satu sendok teh semen, yang
mengandung 200 – 500 juta sperma, kedalam vagina, sperma
berenang dengan gerakan flagela dan ekornya. Beberapa sperma
dapat mencapai tempat fertilisasi dalam lima menit, tetapi rata-rata
waktu yang dibutuhkan ialah 4 – 6 jam. Sperma akan tetap hidup
dalam sistem reproduksi wanita selama 2 – 3 hari. (Bobak, 2004 :
75).
3. Terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot
Konsepsi secara formal didefinisikan sebagai persatuan
antara sebuah telur dan sebuah sperma yang menandai awal
suatu kehamilan. Peristiwa ini bukan merupakan peristiwa yang
terpisah, tetapi ada suatu rangkaian yang mengelilinginya.
(Bobak, 2004 : 74).
Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi mulailah
pembelahan zigot, selama 3 hari sampai stadium morula. Hal ini
dapat berlangsung oleh karena sitoplasma ovum mengandung
banyak zat asam amino dan enzim. (Hanifa, 2005 ; 59).
4. Terjadi nidasi (implantasi) pada uterus
Bagian luar dinding telur (ovum) timbul rumbai-rumbai yang
disebut villi yang akan berguna untuk menanamkan diri pada
lapisan dalam rahim yang telah siap menerima dalam bentuk
reaksi desidua. Hasil konsepsi dalam bentuk blastokis yang
mempunyai rumbai (villi korealis) dapat menanamkan diri pada
dinding rahim melalui proses proteolitik – enzimatik dan disebut
nidasi atau implantasi sejak saat terjadinya konsepsi, fertilisasi
sampai mampu menanamkan diri diperlukan waktu sekitar 6 – 7
hari. (Manuaba, 1999 : 75)
5. Pembentukan plasenta
Pada umumnya blastula masuk di endometrium dengan bagian
dimana inner cell mass berlokasi, dikemukakan bahwa hal ini
menyebabkan tali pusat berpangkal sentral atau para sentral,
lapisan desidua yang terletak antara hasil konsepsi dinding uterus
disebut desidua basalis disitu plasenta dibentuk. (Hanifa, 2005;
59).
6. Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
Tabel 2.1
Pertumbuhan dan Perkembangan Janin

Bulan Panjang Berat Tinggi rahim Keterangan


1 8- 10 mm − − kepala 1/3 mudigah,
saluran jantung terbentuk
2 250 mm − − Organ terbentuk : muka,
ekstrimitas, kelamin
tampak
3 7 – 9 cm − Atas simpisis Pusat tulang, kuku,
(tulang ginjal, mulai ada gerak
kemaluan)
4 10 – 17 cm 100 gram ½ atas Kelamin tampak, rambut
simpisis terbentuk, gerak nyata
5 10 – 27 cm 300 gram Setinggi pusat Jantung terdengar, mulai
bernafas
6 28 – 34 600 gram Diatas pusat Kulit tampak lemak,
cm verniks kaseosa tampak
7 35 – 40 cm 1000 gram ½ pusat px Dapat hidup bila lahir,
suara tangis ada
8 42,5 cm 1700 gram 2/3 atas pusat Kulit merah, gerak aktif
9 46 cm 2500 gram Setinggi px Kulit penuh lemak, alat
sudah sempurna
10 50 cm 3000 gram 2 jari dibawah Kepala janin masuk
px PAP, kuku panjang,
testis telah turun
Sumber: Manuaba 1999;79

2.1.3 Perubahan-perubahan Fisiologi Pada Wanita Hamil


1. Perubahan yang dapat dilihat:
1) Perubahan kulit:
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-
alat tertentu, pigmentasi ini disebabkan oleh melanophore
stimulating hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini
adalah salah satu hormone yang juga dikeluarkan oleh lobus
anterior hipofisis, kadang-kadang terdapat deposit pigmen
pada dahi, pipi dan hidung dikenal sebagai cloasma
gravidarum. Didaerah leher sering terdapat hiperpigmentasi
yang sama, juga diareola mammae, linea alba pada
kehamilan menjadi hitam dikenal sebagai linea grisea. Tidak
jarang dijumpai kulit perut seolah-olah retak-retak, warnanya
berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan disebut strie
lividae, setelah partus strie lividae ini berubah warnanya
menjadi putih dan disebut strie albicantes. Pada seseorang
multi gravida sering tampak strie lividae bersama dengan
strie albicantes. (Hanifa, 2005;97).
2) Perubahan Payudara
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormone
somatomammotropin, estrogen dan progesterone akan
tetapi belum mengeluarkan air susu. Estrogen
menimbulkan hipertrofi system saluran, sedangkan
progesterone menambah sel-sel asinus pada mammae.
Somatomammotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel
asinus pula dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel
sehingga terjadi pembuatan kasein, laktabumin dan
lactoglobulin. Dengan demikian mammae dipersiapkan
untuk laktasi, disamping itu dibawah pengaruh
progesterone dan somatomammotropi terbentuk lemak
disekitar kelompok-kelompok alveoulus, sehingga
mammae menjadi lebih besar, papilla mammae akan
membesar, lebih tegak dan tampak lebih hitam seperti
seluruh areola mammae karena hiperpigmentasi. Glandula
montgomeri tampak lebih jelas menonjol dipermukaan
areola mammae, pada kehamilan 12 minggu keatas dari
puting susu dapat keluar kolostrum, kolostrum berasal dari
sel-sel asinus yang mulai berkreasi, sesudah partus
kolostrom ini agak kental dan warnanya agak kuning,
meskipun kolostrum telah dapat dikeluarkan pengeluaran
air susu belum berjalan oleh karena prolaktin ini ditekan
oleh PIH (prolaktin inhibiting hormone). (Hanifa,
2005:95).
3) Perubahan Perut
Makin membesarnya rahim maka perut ibu makin didesak
sehingga tampak dari luar sebagai pembesaran perut.
(Manuaba 1999 : 86)
4) Perubahan Alat Kelamin Luar
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh
darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin
merah dan kebiru-biruan (livide) tanda ini disebut tanda
chadwick.(Hanifa, 2005 ; 95)
2. Perubahan yang tidak kelihatan:
1) Perubahan Sistem Pencernaan
Akibat kadar hormone estrogen yang meningkat tonus otot-
otot traktus digestivus juga berkurang hal ini menimbulkan
hipersalivasi, mual muntah pada pagi hari (morning
sickness), serta obstipasi. (Hanifa, 2005:97).
2) Perubahan pada Peredaran Darah
a) Perubahan pada darah. Volume darah semakin
meningkat dimana jumlah serum adalah lebih besar
dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam
pengencaran darah (hemodilusi) dengan puncaknya
pada umur hamil 32 minggu. Volume darah bertambah
besar 25% - 30%, sedangkan sel darah bertambah
20%. Bertambahnya hemodilusi darah mulai tampak
sekitar umur hamil 16 minggu. (Hanifa, 2005 : 96).
Sedangkan menurut Bobak, 2005 halaman 113
peningkatan volume darah terdiri atas 1000 ml plasma
ditambah 450 ml sel darah merah (SDM). Peningkatan
volume mulai terjadi pada sekitar minggu ke-10
sampai ke-12, mencapai puncak sekitar 30% sampai
50% diatas volume tidak hamil pada minggu ke-20
sampai ke-26, dan menurun pada minggu ke-30.
Selama masa hamil terjadi percepatan produksi SDM
(normal: 4 sampai 5,5 juta/ mm3). Presentasi kenaikan
bergantung kepada jumlah besi yang tersedia. Massa
SDM meningkat 30-33% pada kehamilan aterm jika
ibu mengkonsumsi suplemen besi, apabila tidak
mengkonsumsi suplemen besi hanya meningkat 17%
pada beberapa wanita. Walaupun produksi SDM
meningkat, nilai normal hemoglobin (12-16g/dll) dan
nilai normal hematokrit (37%-47%) menurun secara
menyolok. Kondisi ini disebut anemia fisiologis.
Menurut Christine 2006 pada trimester pertama
konsentrasi hemoglobine menurun sekitar 0,5 gram/
100 ml, konsentrasi minimum dicapai pada sekitar
minggu ke-30 sampai ke-32.
Tabel 2.2.
Volume Plasma, Volume Sel Darah Merah, Volume Darah Total
dan Konsentrasi Hemoglobin

Tidak Minggu Kehamilan


Hamil
20 30 34 40
Volume plasma (ml) 2600 3150 3750 3830 3600
Volume SDM (ml) 1400 1450 1550 1600 1650
Volume sel darah total (ml) 4000 4600 5200 5430 5250
Hematokrit (%) 35,0 31,5 29,8 29,5 31,5
Hemoglobin (g/dl) 13,7-14,0 12,8-13,0 12,4-12,9 12,7-12,9 12,7
Sumber: Christine Henderson, 2006;138

b) Perubahan pada jantung


Curah jantung meningkat 30 – 50% pada minggu ke
32 gestasi, kemudian menurun sampai sekitar 20%
pada minggu ke 40. Curah jantung pada kehamilan
tahap lanjut jauh lebih tinggi saat wanita dalam posisi
lateral dari pada posisi terlentang, uterus yang besar
dan berat sering kali menghambat aliran balik vena ke
jantung. (Bobak, 2005 : 113).
3) Perubahan pada paru-paru
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek
nafas, hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan ke arah
diafragma akibat pembesaran rahim, untuk memenuhi
kebutuhan oksigen yang meningkat kira-kira 20 % seorang
wanita hamil selalu bernafas lebih dalam. (Hanifa, 2005 :
96).
4) Perubahan pada alat-alat kencing:
a) Ginjal. Pada kehamilan normal fungsi ginjal cukup
banyak berubah, laju filtrasi gumelurus (glumerular
filtration rate/ GFR) dan aliran plasma ginjal (renal
plasma flow) meningkat pada awal kehamilan, ginjal
wanita harus mengakomodasi tuntunan metabolisme dan
sirkulasi tubuh ibu yang meningkat dan juga
mengekskresi produk sampah janin. Fungsi ginjal
berubah akibat adanya hormone kehamilan, peningkatan
volume darah, postur wanita, aktivitas fisik dan asupan
makanan. (Bobak, 2005 : 116).
b) Kandung kemih dan ureter. Iritabilitas kandung kemih,
nokturia dan sering berkemih (urinary frequency) dan
urgency (tanpa disuria) umum dilaporkan pada awal
kehamilan, mendekati aterm gejala pada kandung kemih
dapat kembali muncul. Urinary frequency merupakan
akibat peningkatan sensitivitas kandung kemih dan pada
tahap selanjutnya merupakan akibat kompresi pada
kandung kemih. Pada trimester kedua kandung kemih
tertarik keatas dan keluar dari panggul sejati kearah
abdomen, uretra memanjang 7,5 cm karena kandung
kemih bergeser kearah atas, kongesti panggul pada masa
hamil ditunjukkan oleh hyperemia kandung kemih dan
uretra. Vaskularisasi ini membuat mukosa kandung
kemih menjadi mudah luka dan berdarah. Tonus kandung
kemih dapat menurun, hal ini memungkinkan distensi
kandung kemih sampai sekitar 1500ml, pada saat yang
sama pembesaran uterus menekan kandung kemih
menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kandung
kemih hanya berisi sedikit urine. (Bobak, 2005 : 116).
3. Perubahan Psikologi
Dalam kehamilan hormon yang berlebihan akan mempengaruhi
peredaran syaraf ibu hamil menjadi lebih emosional dan lebih
mudah depresi, tersinggung, sedih, takut, khawatir. Perubahan ini
berbeda pada setiap ibu hamil. Menurut teori rubin perubahan
psikologis dibedakan pada :
Trimester I : Ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci
kehamilan, perasaan kecewa, penolakan,
kecemasan dan kesedihan, berharap tidak hamil,
butuh dicinta,masih rahasia teruntuk orang lain.
Trimester II : Perasaan lebih enak, meningkatnya kebutuhan
untuk mempelajari tentang pertumbuhan dan
perkembangan janin, kadang kelihatan egosentrik
dan self centered.
Trimester III : Berperasaan aneh, sembrono, menjadi lebih
introvert, merefleksikan terhadap pengalaman
masa lalu.
(Saminem, 2003: 5)
2.1.4 Diagnosa Kehamilan
Sebelum menentukan diagnosa kehamilan terdapat beberapa
pertanyaan yang harus kita jawab yaitu:
Hamil atau tidak
Primi atau multi
Tuanya kehamilan
Anak hidup atau mati
Anak tunggal atau kembar
Letak anak
Anak intrauterin atau ekstrauterin
Keadaan jalan lahir
Keadaan umum penderita
1. Tanda-tanda pasti hamil
Tanda-tanda kehamilan pasti hamil adalah tanda-tanda yang
memastikan bahwa ibu pasti hamil, diamana keadaan ini dapat
diketahui pada kehamilan diatas 16 minggu.Yakni terdengar detak
jantung janin mulai kehamilan 16-20 minggu, teraba bagian –
bagian kecil janin yang dirasakan oleh pemeriksa, pada
pemeriksan rongent terlihat bayangan kerangka anak setelah
kehamilan 16 minggu.( Hanifa,2005;129)
2. Tanda-tanda dugaan hamil
1) Amenorea (tidak dapat haid)
2) Nausea (eneg) dan emesis (muntah)
3) Mengidam
4) Pingsan
5) Mammae menjadi tegang dan membesar
6) Anoreksia (tidak ada nafsu makan)
7) Sering kencing
8) Obstipasi
9) Pigmentasi kulit
10) Epulis
11) Varies
3. Tanda-tanda tidak pasti hamil
1) Tanda Hegar
2) Tanda Chadwick
3) Tanda piscaseck
4) Tanda Braxton – hicks
5) Suhu Basal
6) Cara khas yang dipakai untuk menentukan adanya human
chorionic gonadotropin pada kehamilan muda adalah air
kencing pertama pagi hari. (Hanifa, 2005: 129).
2.1.5 Pemeriksaan Kehamilan
1. Tujuan Pemeriksaan Kehamilan
Ibu sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini
mungkin semenjak ia merasa hamil untuk mendapatkan
pelayanan/ asuhan antenatal.
1) Tujuan Umum
Adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan
mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan dan
nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
2) Tujuan Khusus
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan
kesehatan ibu dan bayi.
b. Meningkatkan dan memperlihatkan kesehatan fisik,
mental, sosial ibu dan bayi.
c. Mengenali secara dini ketidak normalan atau komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat
penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan
dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma
seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian ASI eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal.
(Saifudin, 2006; 90).
2.1.6 Nasihat Untuk Ibu Hamil
1. Diet ibu hamil atau gizi ibu hamil :
Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat
perhatian susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori,
protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu.
Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, partus
prematurus, inertia uteri, perdarahan pasca persalinan, sepsis
puerperalis, dan lain-lain. Sedangkan makan berlebihan, karena
dianggap untuk 2 orang (ibu dan janin), dapat mengakibatkan
komplikasi seperti gemuk , pre eklampsia, janin besar, dan
sebagainya. Zat-zat yang diperlukan: protein, karbohidrat, zat
lemak, mineral atau bermacam-macam garam; terutama kalsium,
fosfor, dan zat besi (Fe); vitamin, dan air.
Semua zat tersebut di atas kita peroleh dari makanan
yang kita makan sehari-hari dan pengobatan tambahan yang
diberikan bila ada kekurangannya. Yang penting diperhatikan
sebenarnya yaitu: cara mengatur menu dan cara pengolahan
menu makanan.
Menu disusun menurut petunjuk baku "4 sehat 5
sempurna" dan dapat diketahui bahwa makanan yang mahal
harganya belum tentu tinggi nilai gizinya; sebaliknya, banyak
bahan makanan yang murah harganya, namun mempunyai nilai
gizi yang tinggi. Hendaknya selalu makan sayur-sayuran dan
buah-buahan yang berwarna, karena nilai gizinya tinggi untuk
kesehatan.
Makanan diperlukan antara lain untuk pertumbuhan
janin, placenta, uterus, buah dada, dan kenaikan metabolisme.
Anak aterm memerlukan: 400 g protein, 220 g lemak, 80 g
karbohidrat, dan 40 g mineral. Uterus dan plasenta
membutuhkan masing-masing 500 g dan 55 g protein.
Kebutuhan total protein 950 g, kalsium 30 g, Fe 0,8 g, dan
asam folik 300 µg per hari.
Sebagai pengawasan, kecukupan gizi ibu hamil dan
pertumbuhan kandungannya dapat diukur berdasarkan kenaikan
berat badannya. Kenaikan berat badan rata-rata antara 6,5
sampai 16 kg (10-12 kg). Kenaikan berat badan yang
berlebihan atau bila berat badan ibu turun setelah kehamilan
triwulan kedua, haruslah menjadi perhatian.(Bobak, 2005 )
Tabel 2.3
Kebutuhan makan ibu hamil dalam sehari

Bahan Wanita Dewasa Ibu Hamil


Makanan Tidak Hamil Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3
Nasi 3 ½ piring 3 ½ piring 4 piring 3 piring
Ikan 1 ½ potong 1 ½ potong 2 potong 3 potong
Tempe 3 potong 3 potong 4 potong 5 potong
Sayuran 1 ½ mangkuk 1 ½ mangkuk 3 mangkuk 3 mangkuk
Buah 2 potong 2 potong 2 potong 2 potong
Gula 5 sdm 5 sdm 5 sdm 5 sdm
Susu − 1 gelas 1 gelas 1 gelas
air 4 gelas 6 gelas 6 gelas 6 gelas
Sumber : Manuaba 1999 : 93

Tabel 2.4
Perbandingan kebutuhan zat gizi wanita tidak hamil, hamil, menyusui

Makanan Normal Hamil Menyusui


Kalori (kal) 2.500 2500 3000
Protein (gram) 60 85 100
Kalsium (gram) 0,8 1,5 2
Feerum (Fe) (mg) 12 15 15
Vitamin A (UI) 5000 6000 8000
Vitamin B (mg) 1,5 1,8 2,3
Vitamin C (mg) 70 100 150
Vitamin D (SI) 2,2 2,5 3
Riboflavin 15 18 23
Asam nikotin − 600 700
Sumber : Manuaba 1999 : 95

2. Hubungan Seksual
Masalah hubungan seksual merupakan kebutuhan biologis yang
tidak dapat ditahan, tetapi perlu diperhitungkan bagi mereka yang
hamil. Kehamilan bukan merupakan halangan untuk melakukan
hubungan seksual. Kadang-kadang pada beberapa orang keinginan
seksual makin meningkat. Pada hamil muda hubungan seksual
sedapat mungkin dihindari bila terdapat keguguran berulang atau
mengancam, kehamilan dengan tanda infeksi, kehamilan dengan
perdarahan. (Manuaba 1999 : 97)
3. Gerak Badan
Menganjurkan ibu untuk aktif, berjalan, dan terlibat dalam
aktifitas-aktifitas normal tetapi tidak memelahkan untuk
memastikan bayi yang dikandung sehat. (Bobak 2005 : 169)
4. Pakaian Ibu
Gunakan pakaian yang longgar dan terbuat dari kain katun,
sehingga mempunyai kemampuan untuk menyerap keringa,
terutama pakan dalam. Bra dianjurkan yang longgar dan
mempunyai kemampuan untuk menyangga payudara serta jangan
memakai sepatu dengan tumit yang tinggi. (Hanifa 2005 : 160)
5. Pemeliharaan Payudara
Puting susu perlu diperhatikan agar tetap bersih, puting susu
ditarik-tarik menonjol sehingga memudahkan untuk memberikan
susu. Untuk ibu hamil yang mempunyai riwayat abortus,
perawatan payudara dilakukan pada usia kehamilan lebih 22
minggu. (Manuaba, 1999; 96).
6. Perawatan Gigi
Perawatan gigi selama hamil merupakan hal yang sangat penting
rasa mual selama masa hamil dapat mengakibatkan perburukan
hygiene mulut dan karies gigi dapat timbul. (Hanifa, 2005; 161)
7. Personal Hygiene
Ibu hamil dan menyusui juga penting memperhatikan kebersihan
badan. Kebersihan jasmani sangat penting karena saat hamil
banyak keringat, terutama daerah lipatan kulit. Mandi 2 sampai 3
kali sehari membantu kebersihan badan dan mengurangi infeksi.
(Manuaba, 1999 : 96)
8. Merokok
Adalah kenyataan bahwa wanita-wanita yang terlalu banyak
merokok melahirkan anak yang lebih kecil, atau mudah
mengalami abortus dan partus prematus. Maka dari itu sebaiknya
wanita hamil dilarang merokok. (Hanifa, 2005 : 162)

2.2 KONSEP DASAR ANEMIA


2.2.1 Definisi
1. Anemia adalah suatu penyakit yang terjadi pada wanita hamil
terutama pada trimester pertama, trimester kedua dan trimester
ketiga dimana kada Hb menurun kurang dari 11 gram/ dl atau
kadar hematokritnya turun sampai dibawah 37%. (Bobak,
Keperawatan Maternitas, 2005; 737)
2. Seorang baik pria maupun wanita, dinyatakan menderita anemia
bila kadar hemoglobin dalam darahnya kurang dari 11 gr/ 100
ml. anemia lebih sering dijumpai dalam kehamilan. Hal ini
disebabkan dalam kehamilan keperluan akan zat-zat makanan
bertamabah dan terjadi pula perubahan-perubahan dalam darah
dan sumsum tulang. (Hanifa, 2005 : 448)
3. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar
hemoglobin < 10,5 gr% pada trimester II. (Saifuddin, 2002 :
281)
Wanita hamil dinyatakan menderita anemia bila kadar Hb
menurut pemeriksaan menggunakan cara sahli, digolongkan
sebagai berikut:
1. 11 gr% tidak anemia
2. 9 – 10 gr% anemia ringan
3. 7 – 8 gr% anemia sedang
4. < 7 gr% anemia berat.
Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama
kehamilan, yaitu pada trimester I dan III. (Manuaba, 2001)
2.2.2 Etiologi
1. Penyebab utama umumnya adalah:
1. Kurang gizi (malnutrisi)
2. Kurang zat besi dalam diet
3. Malabsorpsi
4. Kehilangan darah yang banyak, persalinan yang lalu, haid.
5. Penyakit-penyakit kronik: TBC, paru-paru, cacing usus,
malaria. ( Manuaba, 1988; 145)
2. Menurut pedoman pencegahan dan penanggulangan anemia gizi
bagi petugas kesehatan (2001), faktor malnutrisi/ kekurangan
gizi disebabkan oleh kemiskinan, ketidaktahuan, dan masalah
sosial budaya masyarakat adalah faktor utama dan penyebab.
Masalah gizi pada ibu hamil sebagai contoh adalah adanya pola
konsumsi makanan masyarakat Indonesia masih didominasi
sayuran sebagai sumber zat besi yang sulit diserap (non-heme
iron). Sedangkan daging dan bahan pangan yang diketahui
sebagai sumber zat besi yang baik (heme-iron) jarang
dikonsumsi, terutama oleh masyarakat di pedesaan.
2.2.3 Patofisiologi
Anemia sering terjadi pada kehamilan disebabkan karena
selama kehamilan keperluan akan zat-zat makanan bertambah dan
terjadi pula perubahan-perubahan dalam darah dan sum-sum tulang.
(Hanifa, 2002; 448).
Pada banyak wanita hamil, anemia gizi disebabkan oleh
konsumsi makanan yang tidak memenuhi syarat gizi. Selain itu
kehamilan berulang dalam waktu singkat. Cadangan zat besi ibu yang
belum pulih akhirnya terkuras untuk keperluan janin yang dikandung
berikutnya.
Pada kehamilan terjadi pertambahan volume darah yang lazim
disebut hidremia atau hipervolemia. Keadaan ini dimulai sejak umur
10 minggu dan sampai puncaknya dalam kehamilan 32 dan 36
minggu. Akan tetapi, bertambahnya sel-sel darah kurang jika
dibandingkan dengan bertambahnya plasma, sehingga terjadi
pengeceran darah (hemodilusi). Pertambahan tersebut berbanding
sebagai berikut: plasma 30% sel darah 18% dan hemoglobin 19%.
Sedangkan saat melahirkan perlu tambahan besi 300 – 350 mg akibat
kehilangan darah. Sampai saat melahirkan, wanita hamil butuh zat
besi sekitar 40 mg perhari atau dua kali lipat kebutuhan kondisi tidak
hamil.
Dengan meningkatnya volume darah yang relatif pesat selama
trimester kedua, maka kekurangan besi sering bermanifestasi sebagai
penurunan tajam konsentrasi hemoglobin. Walaupun pada trimester
ketiga laju peningkatan volume darah tidak terlalu besar, kebutuhan
akan besi tetap meningkat karena peningkatan masa hemoglobin itu
berlanjut dan banyak besi yang sekarang disalurkan ke janin. Karena
jumlah besi yang dialihkan ke janin dari dengan defisiansi besi tidak
jauh berbeda dari jumlah yang secara normal dialihkan, neonatus dari
ibu dengan anemia berat dan tidak menderita anemia defisiensi besi.
(Cunninghum, 2006:1465).
2.2.4 Tanda dan Gejala Anemia
1. Badan lemah, lelah, letih dan kurang energi, mudah pingsan.
2. Kurangnya nafsu makan.
3. Daya konsentrasi menurun.
4. Sakit kepala.
5. Mudah terinfeksi penyakit.
6. Stamina tubuh menurun.
7. Pandangan berkunang-kunang terutama saat bangkit dari duduk.
8. Wajah, selaput lendir, kelopak mata, bibir, kuku tampak pucat.
9. Pada anemia berat dapat menyebabkan sesak nafas bahkan lemah
jantung.
(Hellen Varney, 2002).
2.2.5 Pengaruh Anemia dalam Kehamilan
Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu,
baik dalam kehamilan, persalinan, maupun nifas dan masa
selanjutnya. Berbagai penyakit dapat timbul karena anemia, seperti:
1. Abortus.
2. Partus Prematus.
3. Kematian intrauterin.
4. Berat badan lahir rendah.
5. Terjadi anemia gravis (HB dibawa 4 gr %) terjadi payah jantung.
6. Partus lama.
7. Perdarahan post partum.
8. Infeksi.
9. Syok.
10. Anemia berat dapat menyebabkan dekompensasio kordis juga
bagi hasil konsepsi.
Anemia dalam kehamilan dapat menyebabkan:
1) Kematian mudigah.
2) Kematian perinatal.
3) Prematuritas.
4) Cacat bawaan.
5) Cadangan besi kurang.
Jadi anemia dalam kehamilan merupakan sebab potensial morbiditas
dan mortalitas ibu dan bayi. (Hanifah 2005 : 450)
2.2.6 Pembagian Anemia dalam Kehamilan dan Pencegahannya
1. Anemia Defisiensi
Anemia adalah kehamilan yang paling sering terjadi adalah
anemia defisiensi besi. Kekurangan ini dapat terjadi karena kurang
masuknya unsur besi dalam makanan, karena gangguan resorbsi,
gangguan penggunaan atau karena terlalu banyaknya besi yang
keluar dari tubuh, misalnya pada perdarahan.
Penanganannya:
1) Mengkonsumsi bahan makanan yang kaya akan zat besi,
misalnya: telur, susu, hati, ikan, daging, kacang-kacangan
(tempe, tahu, oncom, kedelai, kacang hijau), sayuran berwarna
hijau tua (kangkung, bayam, daun katak), dan buah-buahan
(jeruk, jambu biji, pisang).
2) Biasakan menambah subtansi yang memudahkan penyerapan
zat besi, seperti: vitamin C, air jeruk, daging ayam, ikan.
Sebaiknya hindari substansi penghambat penyerapan zat besi
misalnya: teh dan kopi.
3) Pemberian suplemen zat besi berupa tablet yang mengandung
60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat. Pemberian tablet
sulfas ferosus 600 – 1000 mg/ hari, injeksi I.M dekstran besi
atau sorbital besi, injeksi I.V (Ferrum Oksidan Sakkarotum,
sodium diferrat, deksfran besi).
2. Anemia Megaloblastik
Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena
defisiensi asam float (pteroglumatic acid) dan jarang sekali
disebabkan karena defisiensi vitamin B12 (cyanocobalamin).
Penangananya: diberikan tablet asam folik 15-30 mg/ hari, bila
disebabkan karena defisiensi vit. B12 penderita diobati dengan
vitamin B12 dosis 100 – 1000 mg/ hari baik peroral maupun
parenteral.
3. Anemia Hipoplastik
Anemia hipoplastik disebabkan karena sumsum tulang kurang
mampu membuat sel-sel darah baru.
4. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik disebabkan karena penghancuran sel-sel darah
merah berlangsung cepat dari pembuatannya.
2.2.7 Diagnosis Anemia Dalam Kehamilan
Pada anamnesa akan didapat keluhan cepat lelah, sering
pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan mual-mual lebih hebat
pada hamil muda. Selain itu, wajah, selaput lendir, kelopak mata,
bibir, dan kuku penderita tampak pucat. Kalau anemia sangat berat,
dapat berakibat penderita sesak nafas, bahkan lemah jantung.
(Manuaba, 1998; 30)
Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan
menggunakan alat sahli dapat digolongan sebagai berikut: (Manuaba,
1998; 30).
2.2.8 Hubungan Anemia dengan Usia Kehamilan
Anemia lebih sering dijumpai dalam kehamilan disebabkan
adanya kebutuhan gizi yang meningkat. Perubahan-perubahan dalam
sistem sirkulasi darah dan sumsum tulang yang akan berakibat kadar
hemoglobin menurun sehingga terjadi anemia fisiologis ata pseudo
anemia. Bertambahnya volume darah dalam kehamilan yang dimulai
pada usia kehamilan 12 minggu dan mencapai puncaknya pada usia
kehamilan 32-36 minggu.
Dalam kehamilan jumlah kadar darah bertambah (hiperemia/
hipervolumia) karena terjadi pengencara darah, dimana sel-sel darah
tidak sebanding pertambahannya dengan plasma darah. Perbandingan
pertambahan tersebut adalah: plasma darah bertambah 30%, sel-sel
darah bertambah 18% hemoglobin bertambah 19%.
Secara fisiologis, pengenceran darah ini adalah untuk
membantu meringankan kerja jantung. (Hanifa 2005 : 448)
2.2.9 Cara Mencegah dan Mengobati Anemia
Menurut pedoman pencegahan dan penanggulangan anemia gizi bagi
petugas kesehatan (2001) adalah:
1. Meningkatkan konsumsi makanan:
1) Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari
bahan hewani (daging, ikan, hati, ayam, telur) dan bahan
makanan nutrisi (sayuran hijau tua, kacang-kacangan,
tempe).
2) Sayuran (daun katak, daun singkong, bayam) dan buah-
buahan yang banyak mengandung vitamin (jambu, tomat,
jeruk) bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan dalam
usus.
2. Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh
Dengan suplementasi tablet tambah darah (TTD), yaitu tablet
besi folat yang mengandung 200 mg ferro sulfat setara dengan
60 mg besi elementasi dan 0,25 mg asam folat. Pada wanita
hamil diberikan berturut-turtu.
Dosis pencegahan sehari 1 tablet berturut-turut selama minimal
90 hari selama kehamilan.
Dosis pengobatan sehari 3 tablet selama 90 hari selama
kehamilan.
3. Hindari mengkonsumsi makanan atau minuman yang
menghambat penyerapan zat besi didalam tubuh. Misalnya kopi.

2.2.10 Standart pengelolaan Anemia pada Kehamilan


1. Tujuan
Menemukan anemia pada kehamilan secara dini, dan melakukan
tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum
persalinan berlangsung.

Pernyataan Standart Hasil

Bidan melakukan tindakan Ibu hamil dengan


pencegahan, penemuan, anemia berat segera
penanganan, dan atau dirujuk.
rujukan semua kasus anemia Penurunan jumlah ibu
pada kehamilan sesuai melahirkan dengan
dengan ketentuan yang anemia.
berlaku. Penurunan jumlah bayi
baru lahir dengan
anemia/ BBL
2. Prasyarat
1) Ada pedoman pengelolaan anemia pada kehamilan.
2) Bidan mampu:
a) Mengenali dan mengelola anemia pada kehamilan.
b) Memberikan penyuluhan gizi untuk mencegah anemia.
3) Alat mengukur kadar Hb yang berfungsi baik.
4) Tersedia tablet zat besi (Fe) dan asam folat.
5) Obat anti malaria (didaerah endemis malaria).
6) Obat cacing.
7) Menggunakan KMS ibu hamil/ buku KIA, kartu ibu.
3. Proses
Bidan harus:
1) Memeriksa kadar Hb semua ibu hamil pada kunjungan
pertama dan pada minggu ke-28. Hb dibawah 11 gr% pada
kehamilan termasuk anemia, dibawah 8 gr% adalah anemia
berat. Bila alat pemeriksaan tidak tersedia periksa kelopak
mata dan perkirakan ada/ tidaknya anemia.
2) Beri tablet Fe, pada semua ibu hamil sedikitnya 1 tablet selama
90 hari, berturut-turut. Bila Hb kurang dari 11 gr% teruskan
pemberian tablet Fe.
3) Beri penyuluhan gizi pada setiap kunjungan antenatal tentang
perlunya minum tablet Fe, makanan yang mengandung Fe dan
kaya Vit. C, serta menghindari minum teh atau kopi atau susu
dalam 1 jam sebelum/ sesudah makan (teh/ kopi/ susu
mengganggu penyerapan Fe) beri contoh makanan setempat
yang kaya Fe.
4) Jika prevalensi malaria tinggi selalu ingatkan ibu hamil untuk
berhati-hati agar tidak tertular penyakit malaria. Beri tablet
klorokuin 10 mg/ kg BB per oral sehari satu kali selama 2 hari
kemudian dianjurkan dengan 5 mg/ kg BB pada hari ke 3
(klorokuin aman dala 3 trimester kehamilan).
5) Jika ditemukan/ diduga anemia (bagian dalam kelopk mata
pucat) berikan 2 – 3 kali 1 tablet Fe perhari.
6) Rujuk ibu hamil dengan anemia untuk pemeriksaan terhadap
penyakit cacing/ parasit atau penyakit lainnya dan sekaligus
pengobatannya.
7) Jika diduga anemia berat (misalnya pucat, cepat lelah, kuku
pucat kebiruan, kelopak mata sangat pucat) segera rujuk ibu
hamil untuk pemeriksaan dan perawatan selanjutnya ibu hamil
dengan anemia pada trimester ke 3 perlu diberi Fe dan asam
folat secara IM.
8) Rujuk ibu dengan anemia berat dan rencanakan bersalin di
rumah sakit.
9) Sarankan ibu hamil dengan anemia untuk tetap minum tablet
Fe sampai 4-6 bulan setelah persalinan.

INGAT

Anemia pada kehamilan merupakan masalah besar yang


berdampak buruk terhadap kehamilan/ persalinan baik bagi ibu
dan bayinya serta memerlukan penanganan yang hati-hati,
termasuk pemeriksaan untuk mencari penyebab.
Jika prevalensi tingg, tekankan untuk menggunakan kelambu dan
memberantas nyamuk.
Pencegahan anemia pada kehamilan dimulai dengan memberikan
dan memberantas nyamuk.
Pencegahan anemia pada kehamilan dimulai dengan memberikan
makanana bergizi bagi anak perempuan, utamanya remaja putri.
Pada ibu hamil dengan anemia, syok dapat terjadi pada
perdarahan yang sedikit mungkin pada saat persalinan.

Sumber: Standart Pelayanan Kebidanan. 2006

2.3 KONSEP DASAR ANTENATAL CARE


2.3.1 Definisi
Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan
terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim.
Sebagai batasan pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan
kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fungsi
ibu hamil sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas,
persiapan pemberian ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi
secara wajar.
Sebagai batasan pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan
kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fungsi
ibu hamil sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas,
persiapan pemberian ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi
secara wajar. (Manuaba, 1998 : 129).
2.3.2 Tujuan Asuhan Antenatal Care
1) Tujuan Umum
Adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan
mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan dan
nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
2) Tujuan Khusus
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan
ibu dan bayi.
b. Meningkatkan dan memperlihatkan kesehatan fisik, mental,
sosial ibu dan bayi.
c. Mengenali secara dini ketidak normalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal
mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian ASI eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal.
(Saifudin, 2006; 90).
2.3.3 Kebijakan Program
Kunjungan ANC sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama
hamil:
1. Satu kali trimester I.
2. Satu kali trimester II.
3. Dua kali trimester III.
(Saifuddin, 2006 : 90).
Sedangkan frekuensi pemeriksaan kehamilan (ANC) adalah:
1. Umur kehamilan 1 – 7 bulan tiap 4 minggu.
2. Umur kehamilan 7 – 9 bulan tiap 2 minggu.
3. Umur kehamilan 9 – 10 bulan tiap 1 minggu.
4. Periksa khusus bila ada keluhan.
(Rustam Mohtar, 1998 : 48)
Jadwal kunjungan ulang:
1. Kunjungan I (16 minggu) dilakukan untuk penapisan dan
pengobatan anemia, perencanaan persalinan dan pengenalan
komplikasi akibat kehamilan dan pengobatan.
2. Kunjungan II (24 – 28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu)
dilakukan untuk pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan
pengobatannya, penapisan pre-eklampsia, gemeli, infeksi alat
reproduksi dan saluran perkemihan serta mengulang perencanaan
persalinan.
3. Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir)
Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi, memantapkan
rencana persalinan dan mengenali tanda-tanda persalinan.
Pelayanan atau asuhan standard minimal 7 T.
Timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur tinggi
fundus uteri, pemberian imunisasi (Tetanus Toxoid) TT lengkap,
pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan,
tes terhadap penyakit menular seksual dan temu wicara dalam
persiapan rujuan. (Saifudin, 2006 : 98).
Tabel 2.5
Pemeriksaan Ibu Hamil

Pemeriksaan Pemeriksaan
Fisik Umum Laboratorium
Luar Dalam
Kunjungan pertama Pada Setiap Pada Kunjungan Kunjungan
b) Tekanan darah Kunjungan Pertama: Pertama:
c) Suhu badan e) Mengukur tinggi Pemeriksaan Darah:
d) Nadi fundus uteri vulva/ perineum a) Hemoglobin
e) Pernafasan f) Palpasi untuk untuk: b) Glukosa
f) Berat badan menentukan a) Varices c) VDRL
g) Tinggi badan letak janin (atau b) Kondiloma
h) Muka: edema, pucat lebih 28 minggu) c) Hemoroid Urine:
i) Mulut & gigi: g) Auskultasi detak d) Kelainan lain a) Warna, bau,
Kebersihan , karies, jantung janin Pemeriksaan kejernihan
tonsil, paru dengan spekulum b) Protein
j) Tiroid/ gondok untuk menilai: c) Glukosa
k) Tulang belakang/ a) Serviks d) Nitrit/ LEA
punggung: scoliosis. b) Tanda-tanda
l) Payudara: puting infeksi
susu, tumor c) Cairan dari
m) ostium uterin
operasi
n) Ekstremitas: edema, Pemeriksaan
varices, refleks untuk menilai:
patella. a) Serviks *
o) Costovertebral Angle b) Uterus *
Tenderness (CVAT). c) Adneksa *
p) Kulit: Kebersihan/ d) Bartholin
penyakit kulit. e) Skene
f) Uretra
Kunjungan berikut: * bila usia
a) Tekanan darah kehamilan < 12
b) Berat badan minggu.
c) Edema e)
d) Masalah dari
kunjungan pertama
q)
Sumber: Saifuddin, 2002 hal 92 – 93
2.4 KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN DENGAN
ANEMIA SEDANG
Definisi
Varney menjelaskan bahwa proses manajemen merupakan proses pemecahan
masalah yang ditemukan oleh perawat-bidan pada awal tahun 1970-an.
Proses ini memperkenalkan sebuah metode dengan pengorganisasi pemikiran
dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan menguntungkan baik
bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan. Proses ini menguraikan bagaimana
perilaku yang diharapkan dari pemberi asuhan. Proses manajemen ini terdiri
dari tujuh langkah yang berurutan dimana setiap langkah disempurnakan
secara periodik. Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu kerangka
lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun.
Ketujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut:
2.4.1. Pengkajian
Merupakan langkah awal untuk mendapatkan data tentang keadaan
ibu melalui anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang. Data-data tersebut diklasifikasikan sebagai data subyektif
dan data obyektif.
2.4.1.1. Data Subyektif
Data yang didapatkan dari hasil wawancara (anamnesa)
langsung kepada klien dan keluarga. Data subyektif ini
mencakup semua kebutuhan dari klien terhadap masalah
kesehatan yang lain. Dalam hasil anamnesa terhadap klien
tentang masalah kesehatan yang dialami meliputi hal-hal
sebagai berikut:
a) Biodata
Biodata berisi identitas klien bersama suaminya yang
meliputi: nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan,
penghasilan, suku bangsa, alamat dan status
perkawinannya yaitu kawin ke, umur kawin, lama kawin.
Dari biodata yang dikaji diharapkan dapat memberikan
gambaran tentang faktor resiko, keadaan sosial ekonomi
dan pendidikan klien atau keluarga yang mempengaruhi
kondisi klien. Pada ibu dengan anemia faktor penghasilan
dan pendidikan sangat penting guna mengetahui keadaan
sosial ekonomi, apakah termasuk sosial eknomi rendah
atau tinggi yang berhubungan dengan kesehatan dan gizi
ibu hamil.
b) Keluhan Utama
Ditanyakan apa yang dirasakan sekarang pasien yg
menyebabkan gangguan pada dirinya, apalagi ada
keluhan-keluhan pada anemia misalnya mengeluh cepat
lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan
mual, muntah.
c) Riwayat Kesehatan Sekarang
Apakah saat ini klien sedang menderita suatu penyakit
menular atau menahun yang ada hubungannya dengan
anemia seperti TBC, Malaria, Cacingan, Hipertensi,
Diabetus melitus.
d) Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Apakah klien pernah menderita suatu penyakit kronik
yang ada hubungannya dengan anemia seperti hipertensi,
jantung, asma, TBC, malaria, cacingan dan apakah klien
pernah operasi, dimana penyakit tersebut ada atau tidak
ada hubungannya dengan kehamilannya saat ini.
e) Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah dari keluarga klien dan suami ada yang
menderita penyakit menurun atau menular yang ada
hubungannya dengan kehamilannya saat ini seperti
hipertensi, jantung, asma, TBC dan gangguan hati.
f) Riwayat Haid
1. Riwayat menstruasi
Terdiri dari menarche umur berapa, siklus haidnya
berapa hari, lama haid berapa hari, banyaknya,
warnanya, apakah ada keluhan atau tidak saat haid.
Bila ada keluhannya, apakah dismenorhea, kapan, bila
keputihan kapan terjadinya, bagaimana warnanya,
konsistensinya, baunya dan gatal atau tidak.
2. Riwayat KB
Jenis kontrasepsi yang pernah digunakan, berapa lama,
kapan, bila klien ganti metode KB apa yang
digunakan, apa alasannya, apakah saat klien memakai
KB mengalami efek samping atau tidak, bagaimana
penanganannya dan apakah klien mengalami
komplikasi akibat KB atau tidak.
3. Riwayat Kehamilan Sekarang
Yang ditanyakan usia kehamilan kapan dan dimana,
ANC berapa kali, dimana dan kapan pernah mendapat
imunisasi, jika ya kapan dan dimana, berapa kali.
Obat-obatan yang didapatkan, dan keluhan yang
dirasakan, informasi apa saja yang diberikan waktu
periksa hamil, apakah juga melakukan perawatan
payudara selama hamil.
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Ditanyakan hamil yang keberapa, umur kehamilan
berapa bulan, adakah komplikasi kehamilan, jenis
persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan,
penyulit persalinan, jenis kelamin bayi, BB lahir, PB,
AS, pada masa nifas laktasi normal, lochea normal.
g) Riwayat Psikosial
Bagaimana keadaan psikis Px saat ini, bagaimana
hubungan klien dengan suami, keluarga dan tetangga.
Bagaimana respon klien terhadap petugas, keyakinan apa
yang dianut oleh klien.
h) Keadaan Sosial Budaya
Kebiasaan yang dilakukan di lingkungan klien dan
keluarga baik yang bersifat menunjang atau
menghambat, jumlah anggota keluarga, siapa penentu
keputusan dalam keluarga, dukungan moril dan materiil
keluarga, pandangan dan penerimaannya.
i) Pola Kebiasaan Sehari-hari
Berisi tentang bagaimana nutrisi, pola istirahat, pola
aktivitas, pola eliminasi, pola hygiene dan pola sexual
yang dilakukan oleh klien:
1. Nutrisi
Hal yang perlu ditanyakan adalah bagaimana nafsu
makannya, berapa kali makannya dalam sehari,
bagaimana komposisinya, berapa banyak jumlah
minumnya, apa saja yang diminum (air putih, teh,
susu, kopi). Pada ibu hamil dengan anemia nafsu
makan menurun sehingga mengakibatkan kekurangan
gizi, hal ini akan berpengaruh sekali terhadap
pertumbuhan dan perkembangan janin.
2. Pola Aktivitas
Hal yang perlu ditanyakan apa sajakah kegiatan
sehari-hari klien, sebelum dan selama hamil, bila klien
bekerja, mulai jam berapa sampai jam berapa, berapa
lama sehari, dimana.
3. Pola Istirahat
Yang perlu ditanyakan bagaimana pola tidurnya,
berapa lama tidur atau istirahatnya (dalam 24 jam),
waktu tidur (tidur mulai jam berapa sampai jam
berapa), apakah ada gangguan tidur atau tidak. Semua
itu ditanyakan pada sebelum hamil dan saat hamil.
4. Pola Eliminasi
Hal yang perlu ditanyakan: BAK: berapa frekuensinya
dalam sehari, warnanya, baunya, ada keluhan atau
tidak, lancar atau tidak. BAB: berapa frekuensinya
dalam sehari, warnanya, baunya, konsistensinya, ada
keluhan atau tidak, lancar atau tidak.
5. Pola Personal Hygiene
Yang perlu ditanyakan berapa kali mandi, gosok gigi,
mencuci rambut, ganti pakaian dalam sehari (cuci
rambut berapa kali dalam seminggu).
6. Pola seksualitas
Hal yang perlu ditanyakan sebatas frekuensi
hubungan seksual dalam seminggu.
2.4.1.2. Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang diperoleh dari hasil
pemeriksaan fisik klien yang meliputi inspeksi, palpasi,
auskultasi, dan perkusi, pemeriksaan umum, penunjang dan
laboratorium.
1) Keadaan Umum : baik, cukup, lemah
Lemah, mudah lelah, kurang energi serta stamina tubuh
menurun.
2) Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 110
/70 – 130/90 mmHg
Nadi : 76 – 92 x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5 °C
Pernafasan : 16 – 24 x/menit
3) Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
Kepala : bagaimana kulit kepala, apakah
ada ketombe, benjolan, ada lesi
atau tidak.
Muka : pucat atau tidak, ada closma
gravidaraum atau tidak, ada
oedem atau tidak
Mata : simetris atau tidak, strasbismus
atau tidak, konjungtiva merah
muda atau pucat, sklera putih
atau tidak, ada sekret atau tidak,
palpebra atau tidak
Hidung : bersih atau tidak, ada sekret atau
tidak, ada pernafasan cuping
hidung atau tidak.
Mulut dan Gigi : bibir tampak pucat, ada stomatitis
atau tidak, ada carries atau tidak,
kotor atau tidak, gusi berdarah
atau tidak, ada gigi palsu atau
tidak, lidah bersih atau tidak.
Telinga : simetris atau tidak, ada serumen
atau tidak, bersih atau tidak.
Leher : ada pembesaran kelenjar tyroid
atau tidak, ada pembendungan
vena jugularis atau tidak, ada lesi
atau tidak
Mammae : simetris atau tidak, puting susu
menonjol atau tidak, ada
hyperpigmentasi pada papila dan
areola mammae atau tidak, sudah
keluar colostrum atau tidak.
Axilla : bersih atau tidak, ada pembesaran
kelenjar limfe atau tidak.
Abdomen : simetris atau tidak, adakah
pembesaran hepar, ada luka
operasi atau tidak, terdapat strie
albican atau tidak, linea nigra
atau tidak.
Punggung : simetris atau tidak, ada kelainan
tulang belakang atau tidak.
Genetalia : bersih atau tidak, oedem atau
tidak, varices atau tidak.
Anus : bersih atau tidak ada lesi atau
tidak, ada hemoroid atau tidak.
Ekstremitas atas : bersih atau tidak, ada lesi atau
tidak, adakah kelainan pada jari,
adakah kelainan gerak.
Ekstremitas bawah : bersih atau tidak, ada lesi atau
tidak, adakah kelainan pada jari,
adakah kelainan gerak.
b) Palpasi
Metode pemeriksaan dengan cara meraba.
Leher : ada pembesaran kelenjar tyroid
dan pembendungan kelenjar vena
jugularis.
Axilla : ada pembesaran kelenjar limfe
atau tidak.
Abdomen
Leopold I : untuk menentukan TFU dan
bagian yang terdapat di
fundus, serta untuk
menentukan taksiran berat
janin dengan menggunakan
rumus Johnson Tausak dan
menentukan usia kehamilan
dengan menggunakan
rumus Mc. Donald.
Leopold II : untuk menentukan dimana
letak punggung dan bagian
kecil janin.
Leopold III : untuk menentukan apa yang
terdapat pada bagian bawah
uterus dan apakah masih
dapat digerakkan
Leopold IV : untuk memastikan berapa
jauh bagian terendah telah
masuk ke PAP
TBJ : Menurut Johnshon- Tausak: BB
= (Md – 12) x 155.
BB = Berat badan, mD = jarak
simfisis – Fundus uteri.
c) Auskultasi
Dada : terdengar ketidak normalan bunyi
nafas atau tidak.
Perut : Dari ibu: bising rahim, bising aorta,
peristaltik usus.
Dari janin: DJJ mulai terdengar
bulan ke 4 sampai dengan 5
(dengan stetoskop/ funduskop),
bising tali pusat, gerakan dan
tendangan janin, angka normal DJJ:
120 – 160 x/ menit, reguler/
ireguler.
d) Perkusi
Metode pemeriksaan dengan cara mengetuk dengan
jari-jari tangan atau dengan menggunakan suatu alat:
Lutut, terutama reflek patella pada lutut kanan dan
kiri. Reflek lutut negatif pada hypovitaminose B dan
penyakit urat syaraf.
4) Pemeriksaan Panggul Luar
Alat yang digunakan adalah jangka panggul, pengukur
dilakukan terutama pada ibu dengan TB  145 atau
primigravida.
Ukuran-ukuran normal panggul luar:
Distansia Spinarum :  23-26 cm. Antara SIAS
kanan dan kiri.
Distansia Cristarum :  26-28 cm. Antara crista iliaka
kanan dan kiri ukuran yang
terluar.
Konjugata Eksterna : 18–20 cm. Tepi atas symphisis,
sampai prosesus lumbal V.
Lingkar Panggul : Tepi atas symphisis, SIAS,
prosesus sspinosus lumbal V
dan kembali ketempat semula.
5) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan urine dan
darah dilakukan pemeriksaan laboratorium.
6) Kesimpulan
Berisi tentang diagnosa kehamilan yang terdiri dari hamil
atau tidak, primi atau multi, hidup atau mati, tunggal atau
kembar, bagaimana letak janin, intra atau ekstrauterin,
bagaimana keadaan janin lahir, bagaimana keadaan
umum ibu, apakah ada kelainan kebidanan.
7) Kartu Skor Poedji Rochyati

SKOR “POEDJI ROCHYATI”


I II III IV
Kel. No Masalah / Faktor Risiko Skor Tribulan
F.R. I II III.1 III.2
Skor Awal Ibu Hamil 2 2
I 1. Terlalu muda, hamil ≤ 16 tahun 4
2. Terlalu tua, hamil ≥ 35 tahun 4
Terlalu lambat hamil I, kawin ≥ 4 tahun 4
3. Terlalu lama hamil lagi (≥ 10 tahun) 4
4. Terlalu cepat hamil lagi (< 2 tahun) 4
5. Terlalu banyak anak : 4/ lebih 4
6. Terlalu tua, umur ≥ 35 tahun 4
7. Terlalu pendek ≤ 145 cm 4
8. Pernah gagal hamil 4
9. Pernah melahirkan dengan :
a. Tarikan tang/ vakum 4
b. Uri dirogoh 4
c. Diberi infus/ transfusi 4
10 Pernah Operasi Sesar 8
II 11 Penyakit pada ibu hamil : 4
a. Kurang darah b. Malaria 4
c. TBC paru d. Payah jantung 4
e. Kencing manis (Diabetes) 4
f. Penyakit menular seksual 4
12 Bengkak pada muka/ tungkai dan tekanan
darah tinggi 4
13 Hamil kembar 2 atau lebih 4
14 Hamil kembar air/ hydramnion 4
15 Bayi mati dalam kandungan 4
16 Kehamilan lebih bulan 4
17 Letak sungsang 8
18 Letak lintang 8
III 19 Perdarahan dalam kehamilan ini 8
20 Pre eklampsia berat/ kejang-kejang 8
Jumlah Skor 6
2.4.2. Langkah kedua: Analisa data, diagnosa, masalah, dan kebutuhan
Pengertian: Analisa data adalah suatu rangkaian atau tahanan
yang meliputi validasi, klasifikasi, dan interprestasi data sehingga
dapat dirumuskan masalah kebidanan.
Diagnosa diambil dari data dasar interprestasi dari data yang
diidentifikasi secara spesifik.
Masalah dihubungkan dengan bagaimana cara wanita tersebut
dapat menerima kenyataan mengenai diagnosanya.
2.4.3. Langkah ketiga: Antisipasi Maslah Potensial
1. Mengantisipasi masalah potensial atau diagnosa lainnya
mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial hanya
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sekarang
hanya merupakan antisipasi, pencegahan bila mungkin meneliti
sambil waspada dan bersiap-siap bila benar-benar terjadi.
Langkah ini sangat penting agar asuhan ibu aman.
2.4.4. Langkah keempat: Identifikasi Kebutuhan Segera
Merupakan tindakan yang secepatnya harus diberikan terhadap klien
dan tidak dapat ditunda. Data-data baru senantiasa dikumpulkan dan
dievaluasi. Sebarapa data itu diidentifikasi sesuai dengan situasi yang
gawat dimana bidan harus bertindak. Adapun tindakan segera pada
kasus ini tidak ada, hanya diperluka kolaborasi dengan ahli gizi
sehubungan dengan nutrisi.
2.4.5. Langkah kelima: Rencana Tindakan
Perencanaan tindakan kebidanan merupakan langkah lanjutan
setelah diagnosa kebidanan ditegakkan. Didalam perencanaan
mencakup tujuan, langkah-langkah yang akan dilakukan serta
rasional tindakan dalam melakukan intervensi untuk memecahkan
masalah klien dan kriteria yang dicapai.
Keputusan dalam pengembangan rencana asuhan harus
mencerminkan rasional yang benar-benar valid berdasarkan
pengetahuan teori yang berhubungan langsung berdasarkan hal
tersebut diatas, maka perencanaan kebidanan pada kehamilan
primigravida dengan anemia sedang adalah sebagai berikut:
Dx : Ny. “…” G…P…… UK … minggu dengan anemia
sedang
Tujuan : Jangka Pendek: setelah dilakukan Asuhan Kebidanan
selama 1x30 menit diharapkan ibu dapat mengerti dan
memahami kehamilannya.
Jangka Panjang: setelah dilakukan asuhan kebidanan
diharapkan tidak terjadi anemia lagi dan tidak terjadi
komplikasi selama kehamilannya.
Kriteria : Jangka Pendek : - Ibu bisa menjawab pertanyaan dari
petugas nakes
- Ibu dapat mengulang penjelasan yang
diberikan oleh petugas nakes
Jangka Panjang : Diharapkan kadar Hb bertambah
sehingga mencapai normal ( 11%)
dalam waktu  2 minggu, konjungtiva
tidak pucat.
Intervensi dan Rasional:
Intervensi:
a. Informasikan pada klien tentang hasil pemeriksaan
kehamilannya.
Rasional : Pengetahuan tentang keadaan yang dialami
merupakan modal bagi klien untuk membantu
memecahkan masalah sehingga dapat
menimbulkan motivasi klien dan keluarga untuk
mengatasi masalahnya.
b. Anjurkan pada klien untuk mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung zat besi dan asam folat.
Rasional : Zat besi penting sekali untuk pembentukan dan
mempertahankan kesehatan sel darah merah, asam
folat berperan dalam perkembangan sel darah
merah, kedua zat ini sangat penting untuk
mencegah anemia.
c. Anjurkan pada klien untuk menghindari mengkonsumsi
makanan atau minuman yang menghambat penyerapan zat
besi di dalam tubuh.
Rasional : Mengoptimalkan penyerapan zat besi didalam
tubuh.
d. Berikan tablet tambah darah 2 x 1 tiap hari.
Rasional : Mengkonsumsi tablet tambah darah dengan teratur
dapat meningkatkan kadar Hb.
e. Beri penjelasan pada klien tentang cara mengkonsumsi tablet
zat besi yang benar.
Rasional : Menghindari efek samping tablet zat besi, mual
muntah, pusing.
f. Jelaskan tanda-tanda anemia berat dan bahaya anemia.
Rasional : Deteksi dini terjadinya anemia berat.
g. Anjurkan klien untuk periksa Hb ulang 2 minggu lagi.
Rasional : Evaluasi hasil yang dicapai.
h. Sarankan pada klien untuk tetap minum zat besi sampai 90
tablet selama kehamilan.
Rasional : Pemenuhan kebutuhan zat besi.
2.4.6. Langkah keenam: Implementasi
Langkah pelaksanaan di dalam asuhan kebidanan merupakan
penyelesaian suatu rencana kebidanan yang dilakukan oleh bidan
sesuai rencana yang ditetapkan untuk mencapai tujuan.
Dalam rangka pelaksanaan ini bidan melakukan secara
mandiri, kolaborasi maupun rujukan selama melakukan tindakan
bidan mengawasi dan memonitor kemajuan kesehatan klien.
Pelaksanaan tindakan selalu diupayakan dalam waktu singkat, hemat,
efektif, dan berkualitas.
2.4.7. Langkah Ketujuh: Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana
tindakan. Jadi tujuan evaluasi didalam asuhan kebidanan adalah
untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan kebidanan yang
dilakukan sesuai kriteria yang diterapkan. Evaluasi tidak hanya
dilakukan dengan membandingkan keberhasilan dengan langkah-
langkah manajemen-manajemen kebidanan lainnya. Hasil evaluasi
merupakan langkah awal dari langkah identifikasi dan analisa
masalah selanjutnya bila diperlukan. Berdasarkan evaluasi
selanjutnya asuhan kebidanan dituliskan dalam bentuk catatan
perkembangan yang mencakup SOAP yang artinya sebagai berikut:
Subyektif (S) : Data yang didapat dari tanya jawab kita secara
langsung.
Obyektif (O) : Data yang diperoleh dari hasil observasi dan
pemeriksaan.
Assesment (A) : Pernyataan yang terjadi atas data subyektif dan
obyektif.
Planning (P) : Perencanaan yang diperlukan sesuai dengan
masalah yang terjadi.
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1. PENGKAJIAN DATA


Tanggal pengkajian : 11 Juli 2010 Jam : 10.00 WIB
3.1.1. Data Subyektif
1) Biodata
Nama Istri : Ny. “M” Nama Suami : Tn. “S”
Umur : 33 th Umur : 37 th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Penghasilan :– Penghasilan : Rp.1.500.000,-/bln
Kawin ke :1 Kawin ke :1
Lama kawin : 8 tahun Lama kawin : 8 tahun
Alamat : Dsn.Mancar Alamat : Dsn. Mancar
Ds. Peterongan Ds. Peterongan
Kab. Jombang Kab. Jombang
2) Keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilanya yang kedua
dengan usia kehamilan 4 bulan dan ibu saat ini mengeluh pusing.

3) Riwayat Kesehatan Sekarang


Ibu mengatakan selama hamil tidak pernah mengalami mual,
muntah yang berlebihan, pusing yang terus menerus, perdarahan
pervaginam.
4) Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti
TBC, PMS, hepatitis. Penyakit menahun dan menular seperti
asma, jantung, hipertensi,kencing manis, ibu juga tidak pernah
MRS.
5) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan didalam anggota keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit menular seperti TBC, PMS,hepatitis, penyakit
menahun dan menurun seperti asmah, jantung, hipertensi, kencing
manis, serta tidak ada keturunan kembar.
6) Riwayat Obstetri
a. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lama haid : 5-7 hari
Jumlahnya : hari ke 1-3 ganti pembalut 3x/hari, hari ke 4-
7 ganti pembalut 2x/hari.
Warna : merah segar
Bau : anyir
Konsistensi : encer
Keluhan : tidak ada
Flour albus : ada, sebelum dan sesudah haid
b. Riwayat kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Hamil ke : II
HPHT : 01-04-2010
HPL : 08-01-2011
UK : 14 minggu
ANC : TM I : 2 x di BPS Ny. “M” Mancar Peterongan
TM II : 1x di BPS Ny. “M” Mancar Peterongan
TM III : –
Keluhan selama hamil : TM I : mual, pusing
TM II : pusing
TM III : –
Obat yang pernah didapat selama hamil.
TM I : Vit C, Fe, iodiol, B6
TM II : Fe, Vit. C, Kalk.
Penyuluhan yang didapat:
 Gizi ibu hamil
 Istirahat cukup
Pergerakan anak yang pertama (Quickening) : -
c. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
Kehamilan Persalinan Nifas
Kawin
Jenis
ke Ke UK Penyulit Penolong Tempat Penyulit BBL PBL Umur ASI Penyulit
persalinan
1 9 bln – Bidan BPS Spontan – 3200 gr 48 cm 7 th 1 bln –
1
2 HAMIL INI

d. Riwayat Genekologi
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang
berhubungan dengan alat kandungan seperti nyeri panggul atau
PID serta kanker dan tumor.
e. Riwayat KB
Ibu mengatakan sebelum hamil pernah menggunakan metode
KB suntik 3 bulanan dan ibu berencana setelah melahirkan
tetap menggunakan KB suntik 3 bulan.
7) Keadaan Psikososial
 Ibu mengatakan kehamilanya sangat diharapkan oleh ibu,
suami dan keluarga
 Hubungan ibu dengan suami, keluarga serta tetangganya baik.
8) Keadaan Sosial Budaya
a. Ibu dan suami berasal dari suku jawa
b. Pada saat hamil 7 bulan selalu dilakukan selamatan
c. Selama hamil ibu tidak minum jamu-jamuan
9) Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
Sebelum hamil : makan 3 x /hari, porsi sedang nasi 1
piring, lauk (tempe/ tahu 1 potong,
daging + telur satu butir) sayur ½
mangkok, kadang buah.
Minum 6-7 gelas/hari (air putih, teh)
Saat hamil : makan 3 x /hari, porsi sedang, nasi 1
piring, lauk (tempe/ tahu 1 potong,+ telur
1 butir) sayur ½ mangkok, kadang buah.
Minum 6-7 gelas/hari (air putih, teh)
b. Pola aktivitas
Sebelum hamil : ibu melakukan pekerjaan rumah tangga
sendirian seperti memasak, menyapu,
mencuci, dan mengepel.
Saat hamil : ibu tetap melakukan pekerjaan rumah
tangga sendirian seperti mengepel,
mencuci, menyapu, dan memasak.
c. Pola istirahat
Sebelum hamil : Siang :  1,5-2 jam (13.00-15.00) tidak
teratur
Malam :  7 jam (21.00-04.00 WIB)
teratur
Saat hamil : Siang :  2 jam (13.00-15.00) tidak
teratur
Malam :  8 jam (21.00-05-00 WIB)
kadang terbangun saat kekamar mandi
d. Pola Eliminasi
Sebelum hamil : BAB : 1 x/hari, warna kuning
kecoklatan, bau khas, konsistensi
lembek, dan tidak nyeri.
BAK :  3 – 4 x /hari, warna kuning
jernih, konsistensi encer, bau khas dan
tidak nyeri.
Saat hamil : BAB : 1 x /hari, warna kuning
kecoklatan, konsistensi lembek, bau khas
dan tidak nyeri.
BAK : 5 – 6 x /hari, warna kuning jernih,
konsistensi encer, bau khas, tidak nyeri.
e. Personal hygiene
Sebelum hamil : Mandi 2 x/hari, gosok gigi 2 x/hari, ganti
pakaian 2 x/hari, keramas 3 x/minggu,
potong kuku bila sudah panjang
Saat hamil : Mandi 2 x/hari, gosok gigi 2 x/hari, ganti
pakaian 2 x/hari, keramas 3 x/minggu,
potong kuku bila sudah panjang
f. Pola Seksualitas
Sebelum hamil : 1 – 2 x/minggu tanpa keluhan.
Saat hamil : 1 x /minggu tanpa keluhan
3.1.2. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Postur tubuh : Tegak
Cara berjalan : Lordosis
TB : 153 cm
BB saat hamil : 53 kg
BB sebelum hamil : 50 kg
Kenaikan BB : 3 kg
Lila : 25 cm
TTV : Tensi : 100/70 mm Hg
Nadi : 80x/ menit
Suhu : 36,5 C
RR : 20x/ menit
2) Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala : Bersih, tidak ada ketombe, rambut hitam,
tidak ada lesi
Wajah : Tidak oedem, tidak terdapat cloasma
gravidarum, wajah tidak pucat
Mata : Simetris, konjungtiva agak pucat, sklera
putih.
Hidung : Bersih, tidak ada sekter, tidak ada
pernapasan cuping hidung.
Mulut dan gigi : Bibir simetris, lembab, tampak pucat,
tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi,
tidak ada gigi palsu, lidah bersih
Leher : Bersih, tidak ada pembengkakan kelenjar
tyroid dan vena jugularis.
Mammae : Simetris, bersih, hiperpigmentasi areola
mamae, puting susu menonjol.
Abdomen : Terdapat strie albican, pembesaran perut
sesuai dengan umur kehamilan, tidak ada
luka bekas SC, terdapat linea alba
Punggung : Bersih, tidak ada lesi, tidak ada kelainan
bentuk punggung
Genetalia : Bersih, tidak ada varices, tidak ada
kondiloma, tidak ada pengeluaran cairan
pervaginam.
Anus : Tidak ada hemoroid.
Ekstremitas atas : simetris, tidak ada kelainan jumlah jari,
tidak ada gangguan pergerakan.
Ekstremitas bwah : Simetris, tidak ada kelainan jumlah jari,
tidak ada gangguan pergerakan, tidak ada
varices, tidak oedem.
b. Palpasi
Kepala : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
dan rambut tidak rontok.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
dan bendungan vena jugularis.
Axila : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Mamae : tidak ada nyeri tekan, tidak ada
benjolan,colostrum -/-
Abdomen :
Leopold I : TFU pertengahan pusat sympisis
(balottement )
Leopold II : 
Leopold III : 
Leopold IV : 
c. Asukultasi
Dada : Tidak ada ronchi dan wheezing
Abdomen : DJJ  (dopler) (11, 12, 11) f = 136x
/menit. reguler
d. Perkusi
Abdomen : Tidak meteorismus
Reflek patella : +/+
3) Pemeriksaan Panggul
Distansia spina : 
Distansia cristarm : 
Conjugata externl : 
Lingkar panggul : 
4) Pemeriksaan Penunjang
Hb : 8,8 gr%
5) Skor pudji rochyati : 6
6) Kesimpulan
Ny. “M” GIIP10001 UK 14 minggu ballotement (+), keadaan jalan
lahir normal, keadaan umum ibu dan janin baik dengan anemia
sedang.
3.2. IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH
Diagnosa : Ny. “M” GIIP10001 UK 14 minggu, ballotement , keadaan
jalan lahir normal, keadaan umum ibu baik dan janin baik
dengan anemia sedang.
DS : Ibu mengatakan hamil ke-2 dengan usia kehamilan 4 bulan.
DO : HPHT : 01- 04-2010
HPL : 08-01-2010
UK : 14 Minggu
Keadaan umum baik
Kesadaran composmentis
TTV : Suhu : 36,5 0C
Tensi : 100/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Inspeksi:
Mata : Konjungtiva agak pucat
Bibir : Tampak pucat
Genetalia: Bersih, tidak ada varices, tidak ada condiloma.
Terdapat linea alba
Hiperpygmentasi areola mamae
Puting susu menonjol
Palpasi :
Leopold I : TFU pertengahan pusat shympisis/
balotement 
Asulkutasi :
Abdomen : DJJ  (dopler) (11, 12, 11) f = 136x
/menit. reguler
Hb 8,8 gr%
3.3. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
3.3.1. Potensial terjadi anemia berat
3.3.2. Janin : Prematur, IUFD

3.4. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


He :
3.4.1. Pemberian pola nutrisi dengan menu seimbang
3.4.2. Pemberian tablet Fe

3.5. INTERVENSI
Diagnosa : Ny. “M” GIIP10001 UK 14 minggu, ballotement , keadaan
jalan lahir normal, keadaan umum ibu baik dengan anemia
sedang.
Tujuan : Jangka Pendek: setelah dilakukan Asuhan Kebidanan selama
1x30 menit diharapkan ibu dapat mengerti dan memahami
kehamilannya.
Jangka Panjang: setelah dilakukan asuhan kebidanan
diharapkan tidak terjadi anemia lagi dan tidak terjadi
komplikasi selama kehamilannya.
Kriteria : Jangka Pendek : - Ibu bisa menjawab pertanyaan dari
petugas nakes
- Ibu dapat mengulang penjelasan yang
diberikan oleh petugas nakes
Jangka Panjang : Diharapkan kadar Hb bertambah
sehingga mencapai normal ( 11%)
dalam waktu  2 minggu, konjungtiva
tidak pucat.
Intervensi :
1) Informasikan pada klien tentang hasil pemeriksaan kehamilannya.
Rasional : Pengetahuan tentang keadaan yang dialami merupakan modal
bagi klien untuk membantu memecahkan masalah sehingga
dapat menimbulkan motivasi klien dan keluarga untuk
mengatasinya.
2) Anjurkan pada klien untuk mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung zat besi dan asam folat.
Rasional : Zat besi penting sekali untuk pembentukan dan
mempertahankan kesehatan sel darah merah, asam folat
berperan dala perkembangan sel darah merah, kedua zat ini
sangat penting untuk mencegah anemia.
3) Anjurkan pada klien untuk menghindari makanan atau minuman yang
menghambat penyerapan zat besi di dalam tubuh.
Rasional : Mengoptimalkan penyerapan zat besi di dalam tubuh.
4) Berikan tablet tambah darah 600 mg 2 x 1 tiap hari
Rasional : Mengkonsumsi tablet tambah darah dengan teratur dapat
meningkatkan kadar Hb.
5) Beri penjelasan pada klien tentang cara mengkonsumsi tablet zat besi yang
benar.
Rasional : Menghindari efek samping tablet zat besi, mual, muntah dan
pusing.
6) Jelaskan tanda-tanda anemia sedang dan bahaya anemia.
Rasional : Deteksi dini terjadinya komplikasi.
7) Anjurkan klien untuk periksa Hb ulang 2 minggu lagi.
Rasional : Evaluasi hasil yang dicapai.
8) Sarankan pada klien untuk tetap minum zat besi sampai 90 tablet selama
kehamilan.
Rasional : Pemenuhan kebutuhan zat besi.

3.6 IMPLEMENTASI
Tanggal : 06 April 2009 jam : 10.30 WIB
Diagnosa : Ny. “M” GIIP10001 UK 14 minggu, ballotement , keadaan
jalan lahir normal, keadaan umum ibu baik dengan anemia
sedang.
Implementasi :
1) Jam 10.30 WIB
Menginformasikan pada klien tentang hasil pemeriksaan
kehamilannyayaitu hamil 14 minggu, keadaan umum baik, hasil lab 8,8 gr
% termasuk anemia sedang.
2) Jam 10.32 WIB
Menganjurkan pada klien untuk mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung zat besi dan asam folat seperti : telur, susu, ikan, hati,
daging, kacang-kacangan, (tempe, tahu, oncom, kedelai, kacang hijau),
sayuran yang berwarna hijau tua (kangkung, bayam, daun katuk) dan
buah-buahan (jeruk jambu biji, pisang).
3) Jam 10.35 WIB
Menganjurkan pada klien untuk menghindari makanan atau minuman
yang menghambat peyerapan zat besi di dalam tubuh yakni 1 jam sebelum
dan sesudah makan atau minum tablet zat bezi, seperti susu, teh dan kopi.
4) Jam 10.37 WIB
Memberikan tablet tambah darah untuk 2 minggu kedepan sebanyak 28
tablet (2x1 tiap hari).
5) Jam 10.40 WIB
Memberi penjelasan pada klien tentang cara mengkonsumsi tablet zat besi
yang benar yaitu sebaiknya diminum dengan air jeruk sebelum tidur siang
dan tidur malam.
6) Jam 10.42 WIB
Menjelaskan tanda-tanda anemia sedang yaitu sakit kepala/pusing, mata
berkunang-kunang, mual muntah, nafsu makan menurun, mukosa gusi
dan kuku pucat, lidah luka dan licin, konsentrasi menurun, nafas pendek,
rambut dan kuku rapuh. Dan bahaya anemia yaitu kelahiran prematur,
berat badan lahir rendah, kematian janin dalam kandungan, dapat terjadi
cacat bawaan, perdarahan setelah melahirkan, dan infeksi pada waktu
nifas.
7) Jam 10.50 WIB
Menganjurkan klien untuk periksa Hb ulang 2 minggu lagi.
8) Jam 10.52 WIB
Menyarankan pada klien untuk tetap minum zat besi sampai 90 tablet
selama kehamilannya.

3.7 EVALUASI
Tanggal : 11 Juli 2010 Jam : 11.00 WIB
Diagnosa : Ny. “M” GIIP10001 UK 14 minggu, ballotement , keadaan
jalan lahir normal, keadaan umum ibu baik dengan anemia
sedang.
S : Ibu mengatakan mengerti tentang penjelasan yang
disampaikan dan berjanji memenuhi nasehat yang diberikan
oleh petugas.
O : Ibu dapat mengulang kembali penjelasan yang telah
disampaikan oleh petugas, tentang cara minum tablet yang
benar dan bahaya anemia.
A : GIIP10001 UK 14 minggu dengan anemia sedang.
P : Intervensi dilanjutkan di rumah
Berikan HE:
1) Anjurkan ibu untuk makan makanan yang mengandung
gizi seimbang.
2) Anjurkan ibu minum tablet Fe yang diberikan petugas.
3) Anjurkan ibu periksa Hb ulang 2 minggu lagi.
4) Anjurkan ibu istirahat cukup.
CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal : 11 Juli 2010 Jam : 11.00 WIB


Diagnosa : Ny. “M” GIIP10001 UK 16 minggu, ballotement , keadaan
jalan lahir normal, keadaan umum ibu baik dengan anemia
sedang.
S : Ibu mengatakan ingin periksa Hb ulang.
Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
HPHT : 01-04-2010
O : Keadaan umum ibu baik
Kesadaran composmentis
TTV :
Tensi : 110
/70 mmHg
Nadi : 80 x /menit
Suhu : 36 oC
RR : 20 x /menit
Inspeksi :
Muka : tidak pucat
Bibir : tidak pucat
Konjungtiva merah muda
Palpasi :
Abdomen :
Leopold I : TFU perlengahan pusat sympisis
(balottement )
Leopold II : 
Leopold III : 
Leopold IV : 
Auskultasi :
Abdomen : DJJ  (Dopler) (12, 11, 12) f = 140 x/
menit
Perkusi :
Reflek : patella +/+
Pemeriksaan Laboratorium
Hb 11,2 gr%
Pemeriksaan Penunjang
USG (+): tanggal 08 Juli 2010 dengan hasil keadaan janin
baik.
A : Ny. “M” GIIP10001 UK 14 minggu, ballotement , keadaan
jalan lahir normal, keadaan umum ibu baik.
P : Intervensi dilanjutkan di rumah
Berikan HE:
1) Anjurkan ibu untuk tetap makan makanan yang
mengandung gizi seimbang.
2) Anjurkan ibu minum untuk tablet Fe yang diberikan
petugas sesuai anjuran.
3) Anjurkan ibu untuk istirahat cukup.
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan asuhan kebidana pada Ny. “M” GIIP10001 UK 14 minggu
dengan anemia sedang di BPS Ny. “M” Mancar Peterongan Jombang
didapatkan kesimpulan sebagai berikut: dari data pengkajian kasus, terutama
pada pengkajian data subyektif ditemukan adanya keluhan yang menunjang
yakni kepala pusing, dan pada data obyektif pemeriksaan TTV (TD: 100
/70
mmHg, N:80 x/menit), pada palpasi Leopold I dan DJJ dalam batas normal
hanya pada pemeriksaan laboratorium ditemukan Hb 8,8 gr%.
Identifikasi diagnosa masalah yaitu Ny. “M” GIiP10001 UK 14 minggu
dengan anemia sedang, dengan masalah yang timbul yaitu pusing.
Pada tinjauan kasus ini terdapat antisipasi masalah potensial yaitu
potensial terjadi anemia berat.
Identifikasi kebutuhan segera yakni He tentang pemberian pola nutrisi
dengan menu seimbang dan pemberian tablet Fe.
Dalam intervensi disusun sesuai dengan kondisi pasien sehingga dapat
dilakukan asuhan kebidanan yang komprehensif sesuai dengan diagnosa dan
intervensi mengacu pada tujuan dan kriteria hasil sehingga rencana asuhan
kebidanan yang akan dilaksanakan dapat mengatasi masalah yang ada pada
anemia sedang.
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. “M” G IiP10001 UK 14 minggu
dengan anemia sedang mengacu pada rencana yang telah ditetapkan dan
semua intervensi dilaksanakan karena adanya kerjasama antara petugas
kesehatan dan pasien.
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. “M” GIiP10001 UK 14
minggu dengan anemia sedang, maka dapat dievaluasi keadaan ibu sudah
baik dan tidak mengalami masalah sehingga masalah dapat teratasi dengan
rencana dan kriteria serta tujuan yang telah ditentukan.

4.2 SARAN
4.2.1 Bagi Lahan Praktek
Dalam menerapkan asuhan kebidanan hendaknya lahan praktek lebih
meningkatkan ketrampilan petugas agar dapat terlaksana asuhan
kebidanan yang komprehensif sehingga terhindar dari penyulit atau
komplikasi. Selain itu melengkapi peralatan yang diperlukan untuk
pelaksanaan asuhan kebidanan.
4.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan institusi menyediakan media internet agar mahasiswa
bisa mendapatkan materi/ sumber data terbaru guna memperluas
wawasan keilmuan.
4.2.3 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan dasar prosedur pemberian asuhan kebidanan pada
kehamilan dengan anemia sedang.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Bari, Saifuddin. (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Amirudin, Ridwan (2007) Evidence Base Epidemiologi Anemia Defisiensi Zat


Besi Pada Ibu Hamil di Indonesia. www.ridwanamirudin.com/2007.

Bobak, Lowder, MK. Jonsen. (2006) Keperawatan Maternitas, Jakarta : EGC

Cristine Henderson. (2006). Buku Ajar Konsep Kebidanan, Jakarta : EGC.

Cuningham. F. Gary (2005). Obstetri Williams, Jakarta : EGC

Manuaba, Ida Bagus Gde. (1998). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta ; EGC.

Manuaba. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Arcan.

Menkes Luncurkan 10.000 Desa bersanitasi baik (2008). www.dinkesjatim.go.id

Mochtar, Rustam. (1998). Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jilid I, Jakarta : EGC

Nursalam, 2001. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan, Edisi Pertama; Jakarta.

Saminem. 2003. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Normal. Surabaya; Akademi


Kebidanan Yayasan RSI Surabaya.

Soekidjo, Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi.


Jakarta.

Standart Pelayanan Kebidanan (2006), Jakarta : Depkes Republik Indonesia

Varney, Hallen. 2002. Buku Saku Bidan. Jakarta; EGC.

Wiknjosastro, Hanifa (2005). Ilmu Kebidanan, Jakarta. Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

www.portal.cbn.net.id\ Definisi Kehamilan

Anemia Dalam Kehamilan. www.permatacibubur.com

Merdikoputro, Djoko (2008). Anemia Pada Masa Kehamilan.


www.suaramerdeka.com.

Radar Kediri (2007). 1 dari 200 bayi meninggal.


www.punbb-hosting.com/froms/nganjuk/viewtopi

Supari, Siti Fadilah (2008). Menkes Buka Rakernas, www.puskom.depkes.com

Anda mungkin juga menyukai