Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Program Indonesia Sehat meru pakan salah satu program dari
agenda kelima Nawacita yaitu meningkatkan kualitas hidup
manusia Indonesia clan menjadi program utama pembangunan
kesehatan yang telah direncanakan pencapaiannya melalui
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan .

Sasara n dari Program lndones.ia Sehat adalah meni ngkatnya


derajat kesehatan clan status gizi masyarakat melalui upaya
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan
perlindungan fmansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.
Sasaran ini sesuai deng sasaran pokok yaitu meningkatnya
status kesehatan dan gi:ii
ibu dan anak, meni ngkatnya pengendalian penyakit , meningkatnya
akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama
diclaerah terpencil, tertinggal clan perbatasan, meningkatnyacakupan
pelayanan kesehatan universal me alui Kartu lndonesia
Sehat dan kualitas pcngelolaan SJSN kcsehatan,
Lerpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan , obat dan
vaksln dan mcningk.«. tlnya responsiv!Las sistcm
kesehatan.

Program lndonesla Sebat cWaksanakan dengan


menegakkan tfga pilar u tama, yaitu penerapan paradigma
seb<1l, penguatan pe!ayanan kesehatan dan pelaksanaan
jE1minan keseha tan nasional (JKN). Penera pan paradigma
sehat d i lakukan dengan st.rategi pengarusutamaan
kesehatan dala.n1 pen1bangunan, penguatan upaya
promotif dan preventif, serta pemberdayaan
n1asyarakat. Penguatan pelayanan keseha tan dilakukan
dengan strategi peningkatan akses pelayana n kesehatan,
optimalisasi slstem rujukan, dan peningkatan mulu
menggunakan pendekatan continuum of care clan
intervensi berbasis Risiko kesehai.an.
Sedangkan pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi
perluasan sasaran dan manfaat (benejil), scrta kcndali
cnutu dan blaya. Kesemuanya Jtu ditujUkan kepada
tercapainya keluarga-kcluarga sehaL

Untttk mencapai sasaran Lersebttt, Kemenlerlan


Kesehatan a.kan menghadapi berbagal £aktor bail<
ekslemal maupun internal yang sccara langsung maupun
tidal< Jangsung dapat penghambat pencapruan tujuan dan
sasaran organisasi. Ketidakpastlan terhadap pencapaian
tujuan dan sasaran inilah yang disebut dengan Rlsiko.
Jika Kementerian Kesehatan tidak <la.pat mengelola risiko
tersebut, maka dapat dipast!kan Kementerian Kesehatan
ticlak akan mencapal tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan.

lJn tuk melakukan antisipasi terhadap kondisi


ketidakpastian dimasa akan datang, Kemen terian
Kesehatan ditun tu l untuk dapat mengelo1a risiko yang
ada secara terintegtasi dengan program Kementerlan
Keselrdtan . Manajemen risiko meru·pakan cara
pendekatan yang tepat unh.tk mengidentifikasi,
menganalisis, mengevaluasi clan mengendalikan risiko
yang dapal menghambat pencapaian tujuan dan sasaran
Kementerian Kesehatan. Manajemen risiko dapat
cUterapkan ke sclurub satuan kerja llngkup Kementerian
Kesehatan pada keseluruban area program/ kcgiatan
dan pada seliap Lingkatan balk pada suatu ftlngsi khusus,
proses maupun suatu ptogram/ kcgiatan.

B. PRINSJP UNTUK MENGELOLA RJSIKO


l. memberi nilai tambah clan melindungi nilai organisasi.
2. bagian terpadu dari proses organisasL
3. bagian dad pengambilan keputusan.
4. secara khusus n1en-a.ngani ket;ida.kpa.stian.
5. sistematis, terukur dan tepat \vaktu .
6. berdasarkan informa.si terbalk yang ada.
7. manajemen risiko adalah untuk penggunanya
(tai1.ored) manajemen risiko mempertimbangkan
faktor manusia dan budaya.
8. manajem en rislko barns transparan dan lnklusif.
9. manajemen risiko bersifat dinamis, berulang dan
tanggap terhadap perubahan.
l.O. manajemen risi:ko barus memfasiUtasi terjadinya
perbaikan dan peningkatan organisasi secara berlanjut.

C. KEBIJAI<AN
I. Manajemen rlsiko harus ditcrapkan secltra terintegrasl
pada saruan kerja llngkup Kementerlan Kesehalan Rl
pada seluruh area program dan kcgiatan.
2. Dalam rangka penoapaian tujuao penyelenggaraan manajemen
risfko di lingkungan Kementerian Keschatan dibentuk
Tim Penyelenggara Manajemen Rlslko terdlrl atas Men
teri sebagal pengarah, Sekretaris Jenderal sebagal
penanggung jawab lingkup Kementerian, Pimpinan unit
kerja lli1gkup Kementerlao sebagai peoangguog jawab
pada unit kerjanya masing-masiog dan lospektur
Jenderal sebagai evaluator .
3. Set.iap satuan kerja lingkup Kementerian Kesebatan
harus membuat dan menetapkan daftar risik.o dan
menyusun rencana perl.akµan risiko.
4. Oaftar risiko yang tela h ditetapkan harus disampajkan
kepada lnspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan.
5. lnspektorat Jendcral Kemcrtteri'an Kesehatan wajib
rnelaksanakan evaluasl lcrhadap penerapan manajemen
risiko terimegrasi sctiap saman kerja minimal 6 (cnam)
bulan sekali.
BAB JI
KERANGKA KERJA DAN PROSES
MANAJEMEN R SIKO

A. Kenmgka Ke1ja Manajemen Risiko


Keberhas!Jan manajemen risiko tergan tung -pada efektivitas
kerangka manajemen yang menyediakan landasan yang akan
ditanamkan pada otganisasi. Kerangka kerja membantu dalam
mengelola risiko secara efdctif mclalul penerapan proses
manajemen risiko pada berbagaJ ringkat dan dalam konteks
tertentu organisasi. 1\Jj1lm dari kerangka kerja manajemen
risiko adalah memastlkan bahwa lnforrnasi tentang risiko yang
berasal dari proses manajemen risiko secara memadal
dilaporkan dan digunakan sebagai dasar pengambilan kepu
tusan dan Pemenuhan akuntabilitas di semua tlngkal
organis·asi yang relevan. Kerangka kerja manajemen risiko
sebagaimana garnbar di bawah illi.

Gambar l

Kerangka Kerja Manajemen Risiko

Mandat dan komiunen {4.2)

Rlnctan k:ennoli:• ket14 untull.laan rtslko C4.3J


Pem!lllaman org.anlsasi oan !tom{4 3 t)
Penet Rbijaican manajemen risit.o (.C 3 2)
.Alwnl.>llili'1s (• ll)
111legtiSI ke.datafn PfOSl!SUQal'llSaSI (4 l,.t)
SUmbtf d3ya(4.3.5)
'1'toeupenrnekalilml munt;astttan P61aOOr11t1 1n1erna1 (4 l.6}

Perboilon Bem!lanju1an
p..,.i..ao me_,,, tomu-<Jao pe,_..,
1erhttd119 lWliU
•-<•
Pengimplementu11nmaDlljl!mefl
7) risiko (4..4)
•.,...k>•ttja (Ui Pongrmpl """"'""'"..,., •Olfa iJntlJl<
pen110l<llaa111-
.
IU I)
Ptl'IQll'llptementastan
suatu ptoses
llS*0(4.41)
-- ---,=========ii-======i:=:r----=-=4\'

Penjelasan lebib lanjut Gambar l:


1. Mandat dan Komitmen
Bagian awal dari manajemen risiko adalab memastikan
adanya manda t dan komitmen yang kuat dan berkelanjutan
oleh seluruh struktur manajemeo r!slko dan scluruh pemangku
kepe.ntlngan terkait sc:>rta perencanaan strategis untuk
mencapai konlitmen disen1ua tingk.atan. Unt mencapai
komitmen d.i. semua tingkatru1, seluruh struktur
manajemen rlsiko dan seluruh pemangku
kepentingan terkait harus:
a. mendefinisikan dan mendukung kebija.kan manajemcn risiko;
b. memastikan bahwa budaya dan kebijaka n manajemen
risiko
organjsasi seJaras;
c. menentukan indikator kine1ja roanajemen risiko. yang
sejalaa
dengan indjkator kine:rj organ.isasi
d. menyelaraskan tujuan
manajemen risiko dengan rujuan
dan strategi organisasi;
e. memastikan kepatuhan huku.m dan peraturan:
f. menetapkan akuntabilitas dan tanggung jawab pada
tingkal ya ng sesuai dalam organisasi;
g. mema$tikan bahwa surober daya yang diperlukan
dialokasikan
untuk m·a11ajemen risiko;
h. menyampaikan manfaat manajemen risiko kepada
semua stakeholder: dan
i. memastikan bahwa kerangka kerja unruk mengelola risiko
tetap
sesuai.
2. Rancaagan Kerangka Ke1ja untuk Pengelolaan Risiko
Rancangan kerangka kerja Ll.nruk pengelolaan risiko
mellputi:
a. pemahaman tentang organisasi dan konteksnya;
b. menetapkan kebijakan manajemen risiko;
c. akuntabJU tas;
d. integrasi ke dalam proses organisasi;
e. su111ber daya;
f. membangun komunikasi in tcmal dan mekaaisme pelapol'!in;
dan
g. membangun k.omunikasi ekstemal dan mekanisme pelaporan
3. lmplementasi Manajemen Risiko
Dalam roengimplementasikan manajemen risiko
dllaksanakan dengan:
a. menerapkan kerangka kerja un tuk mengelola risiko
Oalaro melaksanakan kerangka kerja organisasi un tuk
mengelola
risiko, organisasi harus:
1) menentukan waktu yang tepat dan strategi untuk
menerapkan kerangka kerja;
2) menerapkan kebija.kan da n proses manajemen risiko
ke proses organisasi;
3) mematuh.i persyaratan hukum dan peraturan;
4) memastlkan babwa pengambilan k.epumsan, 1ermasuk
pengembangai1dan penetapan tujuan, sejalan dengan
hasil dari proses manajemen risiko;
5) berkomwtlkasl dan berkonsultasi dengan para pihak
terkalt untuk memastikan babwa kerangka kerja
manajemen risiko tetap sesuai.
b. Menerapkan proses manajemen risiko
Manajemen risiko barus dilaksanakan dengan memastikan
babwa proses manajemen risiko diterapkan melalui rencana
manajemen risiko di semua ti ngkat dan fungsi organisasi
yang relevan sebagai bagian dari praktis dan proses.
4. Monitoring and Reviu Kerangka Kerja Manajemen Risiko
Dalam rangka memastika n bahwa manajemen risiko secara
efektif dan berkelanjutan dalam mendukung kinerja organlsasi.
organisasi harus:
a. mengukur kinerja manajemen risiko me.lalui lnd ikator, yang
secara berkala clireviu;
b. mengukur secara berkala k.emajuan dan penyimpangan dari
rencana manajemen risiko;
c. meninjau secara berkala apakab kerangka kerja manajemen
risiko, kebijaka n dan rencana maslh sesual, mengingat
konteks ekstemal dan internal organisasi; laporan rislko,
kemajuao terbadap reocana manajemen risiko dan seberapa
baik kebijakan n1anaje111en risiko dilaksanakan; dan
d. review efektivltas kerangka kerja manaJ.emen risiko.
5. Perbaikan Berkelanjutan terhadap Kerangka Kerja Manajemen
Risiko Berdasarkan hasil monitoring dan review, keputusan
harus dibua t bagrumana kerangka manajemen rlsiko, kebijakan
dan rencana dapat diperbaiki. Kepu tusan ini harus mengarah
pada perbaikan dalam manajemen risiko organisasi dan
budaya manajemen risiko.

B. Proses Manajemen Risiko


Proses manajemen risiko hcndaknya merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari manajemen umum dan harus masuk
menjadi bagian dari b·udaya organisasi, praktek terbaik
organisasi dan proses bisnis organisasi. Proses manajemen
risiko mellputi 5 {li ma) keglatan yaltu:
1. Komunikasi dan konsultasi;
2. Penetapan konteks;
3. Penilaian risiko;
4. Perlakuan risiko; dan
5. Monltoring dan reviu.
Hal ini sebagaimana terlibat pa.da gambar dibawab ini:

Gambar 2
Proses Manajemen Risiko

I I
I PENETAPAN I
J(ONTEKS
.l
PENILAIAH
RJSIKO
I I .
IOENTIFIKASJ
1 RISIKO
I

KOMUNll<A MONITORl
I I
SI NG
I ANAllSIS I
DAN RISIKO DAN
KONSULTA REVIV
SI .I I

I EVALllASIRIS I'
KO

I I
I PER1AKUAN R!S
KO
I'

1. Komunikasi dan konsultasi


komunikasi risiko secara u.mum dapat diartikirn sebagai
proses interaktif dalam hal tukar menukar informasi dan
pendapat yang mencakup multi pesan mengenai rlsiko dan
pengelolaannya. Proses ini be1jala11 secara in ternal dalam
oga1tisasi, bagian, unit atau ektemal yang dltujukan kepada
stakeholder ekstemal
Konsultasi dapat clijelaskan sebagai suatu proses komunikasi
autara orga.nisasi dengan pemangku ke.pen tingan , mengenai
isu tertentu, terkait dengan pengambilan keputusan te.rmasuk
pene.rapan mauajemen risiko.
Bentuk komunikasi dan konsultasi dapal berupa:
a. rapat berkala;
b. rapat insidental;
c. seminar/sosialisasi/workshop; arau
d. forum pengelola risiko.
Selain bentuk diata.s komunikasi dan konsuJtasi dapat meJalui
media eJektronik. Pelaksanaan komunikasi dan ko11imltasi
merupakan tanggungja.wab Pemllik Risiko.
2. Penetapan Konleks
Penetapan ko11teks merupakan artikulasi tujuan dan
mmdefUlisikan parameter eksternal i;hm internal untuk
diperbitungkan ketika mengelola risiko, kemudlan menetapkan
ruang lingkup dan kriteria risiko untuk prosedur selanjutnya.
Oala.m menentukan konteks perlu diperhatikan bebcrapa hal,
sebagai berikut:
a. Konteks Ekstemal:
Konteks eksterna.J merupakan situasl da rl l uar yang
dapat mempengaruW cara organisasi dalam mengelola
risiko.
Konteks eksternal dapat meliputi, tetapi tidak terbatas pada:
I) ) h ukum, sosial, budaya, politik , regulasi,
keuangan, teknologi , lingkungan ekonomi. alam clan
persaingan dengan organisasi lain dalam lingkup
nasional, regional, atau internasional; dan
2) bubungan , persepsi dan nilai-nilai pemangku kepen
tiagan eksternal.
b. Koateks Internal:
Konteks internal merupakan segala sesuatu dari dalam
organisasi yang dapat mempengaruW cara organisasi
dalam mengelola risiko. Hal ini dapat meliputi, namun
tidak terbatas pada:
I) rata kelola'"struktur , peran dan akunrabilitas organisasl;
2) kebijakan, sasaran. dan strategi;
3) kemampuan dan pemahaman tentang sumher daya
(modal, waktu, orang, prosedur, sistem dan
teknologi);
4) bubungan , persepsl dan nilai-nilai pemangku kepentingan
i nternaJ dan budaya organisasi ;
5) sistem informasi, arus infotmasi dan prosedur
pengambilan kepu rusan;
6) standar, pedoman dan model yang dlterapkan
oleh organisasi; dan
Dalam menetapkan konteks dilakukan hal-hal s.ebagai
berilrut:
1) melakukan f!Jlalisis secara umum tentang situasi
internal dan ekstemal terkait dengan perkiraan
skenario keterjadian pemyataan risiko.
2) memanfaatkan informitsi dariberbagai sumber
untuk melakukan analisis situasi
internal dan ekslemal.
3) memahami tujuan satuan kerja melaluJ
Re.ncana Strategis dan Rencana Klnerja/
Penetapan Kinerja yang telah disusun.
4) memahami jumlah dan jenls risiko yang slap
ditanganJ atau diterima or.gan.isasi dan kesiapan
organ.isasi untuk menanggung risiko setelah
perlakukan risiko dalam upaya mencapal sasaran.
c. Kriter ia Risiko
Sa.tuan kerja harus menetapk<in kriteria ya ng aka n
dlgunakan untuk mengevaluasi signifikansi risiko.
Kriteria harus dapal mencermlnkan nilai- nilai
organ.isasi, tujuan dan sumber daya_ Beberapa kriteria
yang dapat di\<enakan oleh, atau berasal dari,
pcrsyaratan hukum, peraturan dan pcrsyaratan laillnya
yang dlterapkan oleb organisasi. Kriteria risiko hruus
konsisten dengan kebijakan manajemen risiko
orgaofaasi, yang didefinlsikan pada awal setlap prosedur
manajemen risiko dan akan terus ditinjau. faktor yang
harus dipertim bangkan dalam mendefinisikan krileria
risiko sebagai berikut:
I) Sifat dan jenis sebab dan akibat yang dapat terjadi
dan
bagaimana akan dJukur;
2) Bagaimana kemungkinan akan didefinisikan;
3) Jangka waktu dari kemungkinan dan /atau konsekuensi;
4) Bagaimana tingkal risiko diten tukan;
5) Pandangan dari pernangku kepentingan;
6) Tingkatan atau bobot risiko yang dapat
diterima atau ditoleransi, dan
7) Apakah kombinasi dari beberapa risiko ha.ms
diperhitungkan, apabila dem ildan , da.n
bagaimana kombinasi apa
yang harus dipertlmbangkan.
3. Penllalan Rislko
a. ldentlfikasi Risiko
Setiap pemili k risiko harus mengiden tifi kasi sumber
risiko, area dampak, perlstiwa (tennasuk perubahan
keadaan), penyebabnya dan koasekuensi poteasi ristko.
Tujuau dari Jangkah ini actalah uutuk menghasilkan daftar
lengkap rlsiko berdasarkan peristiwa yang mungkin
mendulrung, meningkatkan , meneegab,
menuru nkan, mempercepa.t atau menunda pencapaian
tujuaa . Metode ideotifikasi risiko dilakukan
dengan metode Risk Breakdown
Stn.Lcture {RBS), Control Risk Self Assesment (CRSA),
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) atau metode
lainnya. Un tuk melaksanakan identifikasi risiko di
lingkungan kerja masi ng-masing, dilakukan dengan
langkah sebagai berikut:
l ) memahami dan mengidentifikasi kegiatan utama unit
kerja.
2) mengiden tifikasi tujuan dari masing-masing kegiatan
tersebut.
3) mengumpulkan data dan inform.asi tentang risiko
yang mungin terjad.i atas kegiatan tersebut, balk r!siko
yang pemah terjad i mau pun yang belum pemah
terjadi.
4) rnencari penyebab darl risiko-risiko yang celah
dlidentifikasi untuk mendapatkan penyebab utamanya.
5) rnengidentifikasi apakah penyebab tersebut sifatnya
dapat dikendalikan (controllable) atau tidak dapa.t
dikendalikan (uncontrollable) bagi uni t kerja.
6) rnengidentifikasi dampak jika r!siko tersebut terjadi.
7) rnengisi hasil butir (a) • (J) dalam formulir identifikasl
rislko dan memperbaharui setiap saat terjadi
pernyataan risiko. ldentifikasl pernyataan rlsiko
dapat dilakukan dengan mendasarkan pada hasil
penilaian risiko sebelumnya dengan
penyelarasan terhadap perkembangan situasl
Ungkungan internal dan eksternal yang terjadi.
b. Anali.sis Risiko
Analisis risiko melibatkan pengembangan akan
pemaharnan risiko. Analisis risiko memberikan masukan
mengambil risiko untuk dilakukan evaluasi dan keputusan
apakah rislko perlu ditangani, dan pada strategi risiko dan
rnetode penanganall yang
paling tepat. Anallsis risiko juga clapal memberikan
masukan clalam membuat keputusan dan pilihan yang
melibatkan berbagal jenis dan tingkat ri siko.
Analisis risiko melibat:kan pertimbangan penycbab dan
sumber risiko, konsekuensi positif dan negatif, dan
kemungkinan babwa mereka konsekuensi dapa t terjadi.
Paktor-faktor yang mempcnga.nihl konsekuensl dan
kemungkinan harus diidentiftkasi. Risiko dianalisis dengan
menentukan konsekuensi dan kemungkinan potensi dan
atribut lain dari risiko.
Suatu peristi\va bisa menimbulka11 konsekt.tensi
ganda clan dapat mempengaruhi berbagal tujuan.
Pengcndalian yang ada, efektivitas dan efisiensi juga
harus diperhitungkan . Cara
menyajikan clan kemungkinan cara
dan
konsekuensi
menggabungkan menenmkan tingkat harus
risiko
untuk
mencerminkan jenig, risiko, i.n.formasi yang tersedia,
tujuan dan hasil penilaian risiko untul< digunakan dan
harus konsisten dengan kriteria risiko. Hal io.i
juga peoting untttk mempertimbangkan
saling ketergantungan ri.siko yang berbeda. dan sumber
yang acla.
Kepercayaan dalam penenruao tlngkat risiko dan
kepekaao terhadap prasyarat clan asumsi harus
djpertimbangkan dalam anallsis, dan di.komunikasikan.
secara efektif kepada para pembuat keputusan dan,
pen1angku kepentingan Jaionya jika dipe.rlukan.
Analisis risi.ko dapat dilakukan dengan berba:gai tlogkat
secara rinci, tergan tung pada risi.ko, tujuan analisis, dan
informasi, data dan surriber daya yang tersedia. Analisis
dapat bersifat kualltatif , semi kuantltatif atau kuan titatif,
arau kombinasi dari, tergantung pacla keadaan.
Konsekuensi dan kemungkinan potensi risiko dapat cli
lentukan dengan memodelkan hasil dari suatu peristiwa
atau seraogkaian perist:iwa , atau dengan ek-..trapo/ aBi
dari studi eksperimenta.l atau dari data yang tersedia.
Konsekuensi dapat d.inyatakan dalam dampak berwujud
dao tidak berwujud. Dalam beberapa kastas, lebi h da_rl
salu n.ila.i numerik atau deskripsf .va ng diperluk.'.Ul
untuk menemukan konsckuensi dan kemungki:nan
potensi rlsiko unruk waktu, tempat, kelompok a.tau
situasi yang berbeda .
U n tuk melaksanakan analisis rlsiko di lingkungan kerja
masing masing,dengan urutan langkah sebagal beriknt:
I) Dapatkan data basil iclentifikasirisiko.
evaluasi atas kecukupan d isa.in dan
penyelenggaraan sistem peogendalian intern yartg
sudah ada.
3) Ukur tlngkat probabilitas tcrjadinya risiko.
4) Uku r tlngkat besaran dampal< jika risiko terjacU.
5) Hitung tingkal/ level risiko, yaltu perkalian proba:bilitas
dengandampak.
6) Buat peringkat risiko un tuk menenlukan apakah
risiko tersebnt termasuk rfsiko sangat rendah, rendab,
sedang, tinggi atau sang>1t tinggi.
7) lsikan basil la.ngkah (a) s.d. (I) kc dalam formulir
anallsis risiko
8) Dad risiko-rlsiko tersebut di etas, sela,njutny!l dibuat
peta risiko.
Perangkat yang dibutuhkan dala.m melakukan a.nalisis
risiko adalah sebagai berikµt:
l) Tabel Kem un.gkinan (Proba.bllitasl terdiri atas:

Level
Kemungkina Kriteria Kemunglrinan (Probabiliasl
n
(Probabilitaal Peristiwa hanya akan timbul pada kondisl
Hampir
yang Juar biasa
Tidal<
Pensentase 0- 10%
Terjadi
Jara.ng Terja.di Peristlwa dlhara.pkan tidak terjadi
(2) Pensentase > 10-30%

Kadang Peristlwa kadang-kadang bisa terjadl

Terjacli Pensentase > 30-50%


l3)
Peristiwa sangat mungkin terjadi pada
Se.ring Terjadi
sebagian kondisl
(4)
Pensentase > 50-90%kegiatan dalam I periode

Hampir Peristiwa selalu te1jadi hmnpir pada setiap


kondisi
Pasti Pensentase > 90% dalam l periode
Terjadi(5)

2) Tabel Dampa k [Konsekuensi) Lerdiri dari:

Level Area Dampali:


Dampak
Tidak b.erdampak pada pencapaian
tujuan lntansl/kegiatan

secaramenggan!l!'U,
Agak umum pelayanan
Sanga
L Dampaknya dapat dit.angani pada
Rendah tahap kegiatan rutin.
(!)
Kerugian k:urang material dan
tidak mempengaruhi
stakeholders
Mengganggu pencapaian tujua
intansi/kegiata meskipun n
n signifikan tida
k
Cukup menggangu jalannya pelayanan
Rendah {2)
Mengancam efisiensi dan
efektivitas beberapa
aspek program.
Keruglan kurang material dan
sedikir mempengaruhi
stakeholders
Mengganggu pencapaian tujua
inta.nsi/kegiatan secara n
Sedang (3)
signifikan
Menggangg kegiatan pelayanan secara
u
signifikan

Mengganggu administrasi program.

Kerugian keuangan cukup besar

Sebagiao rujuan intansl/ kegiatan


gagal dilaksanakan

Terganggunya P.elayanan lebih dari


2 bari tetapi kurang darl
] minggu
Tinggi.(4) Mengancam fungsi program yang
efektif dan organisasi.

Kerugian besar bagi organisasl dari


segi keuangan maupun
non keuangan.

Sebagian besar rujuan


intansi/kegiatan gaga!
dilaksanakan
Terganggunya pelayanan lebib darl ]

Sangat Tinggi min.ggu


(5) Mengancam program dan organisasi
serta
stakeholders.
Kerugian sangat besar bagi organisasi
dari segi keuangan
maupun non keuangan

3) Kebijakan Skala Risiko:


Level Risiko diten tuk;m berdasarkan atas 2 (dua)
eleme.n atau climens!, yaltu level kemungkinan
terjadl.nya Ji.siko dan level dampa.k (konsekuensi)
risiko. Kedua dimensi tersebut harus dikombinasikan
dan diperh itungkan secara bersamaan dalam
peneotuan level Risiko. Level
kemungkinan terjadinya risiko, level dampak, dan
level risiko masing- masing menggunakan 5 (llma)
skala tingkatan (level). Penenlua n level risiko
beserta dengan urutan prloritasnya mcnggunakan
matriks analisis risiko sebagai be1ikut:

Matriks Analisis Risiko

DAMPAK

MATRIX NAL ISJS I 2 3 4 5


RJSlKO Sangat Sanga
5X5 Rendah Sedan Tinggi
Rendab l
g
Hampir Tingg
5 5 l
z
4 Sering Terjadi 4 8
0
z
:::> 3 M ungkin Terjadl 3 6 •
Iii
!><!
2 Jara ng Te1jadi 2 4 6 8 O

Harnplr Tidak
I 3 4 5
Terjadi

Level
Warn Oeskripsi Status Risiko 1.evel Qimulal
a Dari Stan;is
Sangat Tinggi 5 )> 15

Tinggi 4 10 - 14

Sedang 3 5 -9

Rendah 2 3-4

Sangat Rendab l 1 -2
4) Kategor! Ris!ko
Kaleg<i>r! Risiko sangat penling dalam menjamin
identifikasi Rislko yang komprehensif dan peng!
khtlsaran atau pelaporan Risiko. Kategorl Ris!ko
disusun se-suai dengan kondisi lingkungan organisasi.
Kategor! Risiko m inimal di Kcmenterian Kesehatan
ru:lalah sebagaimana tabcl berikut :

Kategori Deflnlsl
Ri iko Risiko'(ilng di5ebabkan olth s.ega1a se-
Keuanaan soatutangmen mbu k.;intekanan
RJs1ko K blfakan Ris.ko yang dlsebabkan olehadanya pel\
t'l'opan kebijakan organ s.asl balk intera1
Rjsiko t<epatuhan maupun ekstemalyang
Rfsikoyangd berdampak
iebabkan tangsung
olhorgnisa?
iataupihak ektrnal t dak mcmatuhl dan
Risiko Legal RJsiko
atau yagd1babkan oleh adanya tuntutan
huk.utldilk meh1ksanak.3n
m kepada p.eratu.ran
organlsasi
Ris.ikoFraud Ri.siko yane_dlsebabkan oleh kea.1rangan yang
dlse.ngaja oleh pihak
Rlslko ReputaSi: Risikovang
internal vanRdlsebabkan
me11.1Rikanoleh menurunnya
keuanaan nei:iarakeper<ayaao
publi1t/mfSyal'i!ikat yang bersumber dciri
Rlslko Ope.rasJonal Rl.slko v.anR. dlsebabkan oleh :
a.K-etidalccukupan darVatau tidak berfunssinya
pro:ses internal,
b. Adanyamanusla
kesaJahan kejadtan
danekStemal yang
ke11:a_galn mempengaruh
sistem
loperlonal
orR.anisasi
5) Kategorl Dampak
Kategori dam pak sangat pentlng dalam menjamin
identlfikasi risiko yang komprehensif dan
pengikhtlsaran atau pelaporan r!s!ko. Kategor!
dampak disusun sesuai dengan kondisi llngkungan
organlsasi. Kategorl dampak minimal di
Kementerian Kesehatan adalah sebagaimana ta bel
bedkµt:
.... D111j1ll
..._
"""'"'-" fillmMlidA.fl

- .._,
llntNl -
llfte!filo*tl
llt:Wt p1Ua1t1UI

.....
Iinrla•nln

" * '" " ........., ...


.
-
" "" "
I llt.llU41 -
"''ll4ll\t

! ... ..
· .,.M:tld1

"..".,"..",.. 1mlblii llUI [mlft _ ).,

,-..",.." ", ",".,


_ .
I 'l\Jl >1·111r!"'

..,..
-
""
)·)· &ND'!

.... ".."" ...


-
!?;5,tuttl•llr

. . . . . . ........
> llJ>l>ll _, m W
l )5.ft'alt •>J> tu- •Mhoilq ' 1 i it .
.

' "* >l·li\ >J ·i....


.. ,,_..., ." ".
" '"
OR
_,...)..
".."...... " .'
.
-_
: QC W
)

J;g U
...,.r..i
........... ,..,
s

.
I •mi > 5l!CIXl •lta'I

.. •e.

IU

6) Selem Risiko Kemenlerian


.
Selera Risiko merupakan kebijakan yang menjadi
acuan dalam menen tukan apakah suatu Risiko perlu
ditangaoi atau tidak. Selera Rfaiko mencerminkan
bagaimana organisasi menyeimbangkan efisiensi,
pertumbuhan, hasil, dan risiko.

c. Evaluasi Risiko
E:valuasl risiko adalah proses membandlngkan antara
basil analisa rjsiko dengan kriteria risiko untuk
menentukan apa kab risiko dapat dlterima atau ditoleransi.
Tujuan evaluasi rislko adalab untuk membantu dalam
membuat keputusan, berdasarkan basil analisis risiko,
berkaitan dengan risiko yang memerlukan priori tas
penanganannya.
E:valuasi risiko menggunakan perbandlngan tingkat Tisiko
yang dltemukan selama prosedur analisis dengan kriteria
risiko yang dibuat ketlka kooteksoya ditetapkan.
Berdasarkao perbandiogan ini, penanganan perlu
dipertimbaJJgka n. Keputusan harus mempertim bangkan
konteks yang lebih luas dari rislko dao meocakup pertim
baogao toleraosi risiko yang ditanggung oleh pihak lain
selain manfat risiko bagi organisasi. Keputusan harus
dibuat sesuai dengan persyaratan hukum, peraturan dan
latooya. Dalam beberapa situasi, evaluasi risiko
dapat menyebabkim kepurusan untuk melakukan analisa
lebih lanjut. Evaluasi risiko juga dapat menyebabkan
keputusan untuk tidal< memperlakuka.n risiko dengan
cara lain selain mempcrtahankan peng-0ndalian yang
acla. Kepunisan ini a.kan dipengaruhi oleb karakteristik
risiko orga.uisa&i dan k:riteria risiko yang telah
diteiapkan.
4. Penaoganan Risiko
Penanganan dsiko mengguna.kan pemiliban saru a.tau lebi.b
pilihan unt:uk memodifikasi risiko, dan mela.ksanakan pilihan
tersebut. Setelah diimplementasikan , penangana.nnya
atau modifikasi proses pengendalian risiko.
Penanganan risiko terdiri atas siklus prosedur sebagai berikut:
a. menilai pen·anganan -risiko;
b. memutuskan apakah tingkat risiko residual yang ada:
c. jika tidak c!itoleransi, menghasilkan penanganan risiko
baru , dan
d. menllai efektivitas penanganan itu .
Pemllihan penangauan risiko tidak harus sallng terturup atau
tepat dalam segala situasi. Pilihan yang dapat dilakukan
mencakup bal berikut:
a. Mcngbindarl risiko dengan memuniskan untuk
tidak memulai atau melanju tkan dengan kegiatanyang
menimb.ulkan risiko;
b. Mengambil atau me.ningkatkan risiko un tuk
memanfaatkan pcluang;
c. Menghllangkan sumber risiko;
d . Mengubab kemungltinan;
e. Mengubah konsek'Uensi;
f. Berbagi risiko ke pihak lain atau pi hak tertentu
(termasuk kontrak dan pembiayaan risiko), dan
g. Mempertahankan risiko dengan keputusan.
Kegiatan pengendalian adalah langkah lanjutan dari basil
penllaian risiko. Setela.h risiko d iidentifikasi dalam register
risiko, mak.a perlu dlidenlifikasl pula pengendalian yang telah
ada serta pengendalian yang perlu dirancang dalam rangka
mengelola rlsiko sesuai dengan risk appetite pemilik Risi ko.
ldentifikasi pengendalian yang sudah ada.
dimaksudkan untuk menilal apakah pengendalian tersebut
sudah efektif atau belum untuk mengatasi risiko yang mungkin
terjadi. Jika tidal< efektif alau kurang efektif, maka perlu dfaa
ngun/dirancang pengcndalian yang baru. Alat/sarana
pengendalian dapat bcrupa kebijakan-kebijakan dan prosedur-
prosedur yang clibarapkan dapat mem.inimalkan lerjadinya
risiko sehJn a tujuan organisasi dapat tercapai.
Langkah-langkab dalam merancang kegiatan pengendalian
adalab sebagai berikut:
a. Berdasarkan hasil penilaian risiko, pen1Hik risiko
mengidentifikasl apakah kegiatan pengendallan yang
ada telah efektif untttk mem.in.imalisasi risiko.
b. Kegiatan pengendalian yang telah ada tersebu t perlu
dinilal efektMtasnya dalam rangka mengurru.1gi
probabli tas terjadinya risiko (abatisasi) maupun
mengurangi dampak risiko (mitigasi).
c. Selain itu, juga perl u diperha tikan ada/ lidaknya
pengendalian

altematif (compensating control yang dapat mengurang


te1jadin risiko. ) i
ya
d. Terhadap risiko yang belum ada kegiatan pengendalian
nya mau pun yang telah ada, namun dinilal kurang atau
tidal< efektif, peclu cUrancang kegiata.n pengendalian
yang baru/mereVisi kegiatan pengend alian yang sudah
ada.
e. Menerapkan kegiatan pengcndalian yang telah dirancang
dalam mengelola risiko.

lden ti fikasl kecukupan dan efektivltas pengendalian yang


sudah ada dan rencana kegiatan pengendalian yang baru/
revisi dido.kumentasikan dalam formulir Analisis Kecu.kupan
dan Rencana Keglatan Penge11dallan.
5. Monitoring dan Rev!u
Monitoring dan Reviu adalaJ1 bagian dari proses manajemen
risiko yang rnemastikan bahwa seJuruh tabapan proses
dan fungs! manajemen rislko memang bejalan dengan baik.
Monitoring adalah pemantauan rutl n terhadap kinaja aktual
proses manajemen risi ko dfbandingkan dengan rencana yang
akan dlhasilkan. Rev u adalah peninjauan atau pengkajian
berkaJa atas kondisl saat ini dan dengan fokus tertentu.
MonHotlng dan reviu merupakan bagian yru1g mendasar dan
sangat penting dalam proses manajemen risiko, terutama dalam
proses manajemen risiko bagi keseluruhan organisasi.
Pelaksanaan monitoring dan r·eViu secara berkelanjutan
bertujuan untuk mem berik!Ul jaminan yang wajar
terbadap pencapaian sasaran
penerapan system manajemen risiko secara keseluruhan.
Pelaksanaan monitoring dilaksanakan dengan dua pendekaran
yaitu pemantauan berkelanju tan (on going mo11itori.ng)
dilakukan oleh pelaksana pekerjaan dan pemantauan terpisab
(separate monitoring) dtlakukan oleh Aparal Pengawas Internal
Pemerintah (APIP).
Sasaran dari monitoring dan revlu adalal1 untuk. memberikan
jaminan terhadap pencapaian sasaran penerapan system
manajemen risiko secara keseluruhan. Oleh karenanya,
1aporan monitoring dan reviu lebib merupakan pelaporan
terhaclap kelemal1an yru1g masih ada, tanpa meninggalkan
hal-hal posltif yang telah dicapai. Pelaporan kelemahan i ni
menjadi fokus karena kegagalan penerapan manaJemen risiko
berartl memperbesar kegagalan pencapaian sasaran
orgaillsasi.
BAB rn
PENCATATAN DAN PELAPORAN

Pelaksanaan manajemcn risiko di setiap en titas Kementcrian


Kesehatan harus dibuat dalam bentuk lapornn terdiri dari:
a. Laporan profil risiko merupakan kumpulan risiko kunci yang
d isusun pada tingkat Kementerian , eselon I, eselon II dan
masing-masing unit kerja. Pelaporan profit risiko dilaksanakan
setiap tahun anggaran pada saat penyusunan rencana kerja dan
anggaran tahap alokasi anggaran
b. Laporan proses manajemen risiko pada tlngkat Kementerian,
eselon I, eselon II, dan masing-masing unit kerja yang
memuat informa.si mengenai risiko kunci yang dikelola, rencana
mitlgasi/pengelolaan, dan realisasi mitlgasi/pengelolaan Risiko
yang telah dijalankan.
c. Laporan pe.mantauan da:n reviu proses manajemen rjsiko
pada tingkat Kementerian , eselon I, eselon II dan ruasing-
masing unit .kerja, merupa.kan hasil pemantauan .
l<onnuU r l

TABELIDENTIFIKASJ RISIKO

PEM!L K RIS KO
KOORDINATOR MANAJEMEN
RISIKO PERIODE

Tajuan Kod.e Pernyataa


No Kegiatan KePiatan Risiko n Rlsiko Sebab UC/C Dampak
l 2 3 4 5 6 7 8
l

I
I

........, dd/=/yyyy
Pemilik Koord.lnator
Rislko Manajemen Rlslko

NIP NlP

Pel-u njuk Pengisian :


1. Kolom (1) diisi dengan nomor urut
2. Kolom (2) d.ilsi dengan nama kegiatan utama
3. Kolom (3) dlisi dengan tujuan kegiatan
4. Kolom (4) diisi dengan kod.e/ nomor risi.ko
5. Kolom (5) dHsl dengan pernya taan risiko potenslal,yang
diidentifikasl dan berdampak terhadap pencapaian tujuan
6. Kolom (6) diisi dengan penyebab/ pemicu terjad.lnya risiko tersebut
7. Kolom (7) diisi kategori penyebab, apakah uncotrollablc (U.C)
at•m contrnllable © bagi unit kerja
8. Kolom (8) diisi dengan uraian dampak,jika risiko kolom (5) terjad.i
Fo.rmulir 2

TABEL ANALISIS RISIKO


Pemilik Risiko
Koordinator Manajemen Risiko
Periode

Peru endalian Ya.w Ada


Kode Pemyataan Pemilik
No. Kegiatan Tujuan Risiko Risik.o Sebab UC/C Dampak Desain Efektifitas p D TR PR Risiko
Uraian
A T TE KE E
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
...........,dd / mm/ yyyy
Pemilik Risiko Koordinator Manajemen Risiko

NIP
NIP
Petunjuk pengisian :

1. Koloin ( l) diisi dengan nomor urul


2. Kolom (2) ctiisi dengan nama kegiatan utama .
3. Kolom (3) diisi tujuan kegiatan
4. Kolom (4) diisi dengan kode/ nomor risiko
5. Kolom (5) diisi dengan pemyataan risiko potensial yang diidentifikasi dapat berdampak terhadap pencapaian tujuan.
6. Kolom (6) diisi dengan penyebab/ pemicu lerjadinya risi.ko tersebut.
7. Kolom (7) diisi kategori penyebab apakah Uncontrollable (UC) atau Controllable (CJ bagi un it kerja
8. Kolom (8) diisi dengan uraian dam pak jika risiko kolom (5) terjadi.
9. Kolom (9) diisi uraian/ nama kegiatan pengendalian yang sudah ada (termasuk juga compensating control, jika ada).
10. Kolom (10) diisi tanda tickmark (V),.iika ada kegiatan pengendalian tersebut dalam kolom
(9). 1l. Kolom (11) d iisi tanda tickmark (V) ,jika tidal< ada kegia tan pengendal ian .
12. Kolom ( 12) diisi tanda tickmark (V), jika kegiatan pengendallan yang ada tidak efeldif meng\1rangi
risi.ko. 13. Kolom (13) diisii tanda tickmark (V). jika kegiatan pengendalian yang ada kurang efektif
mengurangi risiko.
14. Kolom (14) diisii tanda tickmark (V) , jika kegiatan pengendalian yang ada telah efektif mengurangi risiko.
l 5. Kolom (15) d iisi dengan tingkat probabilitas (P), yaitu ti ngka1 kemungkinan terjadinya risiko. Ti ngkat kemungki nao
terjadinya dsiko dapat diperoleh dari pengaJaman sebelumnya atau basil diskusi (FG D)
16. Kolom ( 16) d iisi dengan tingkat dampak (D), yaitu tingkat besaran dampak j ika risiko terjasi. Tingkat dam pak
risiko dapat diperoleh dari pengalaman sebelumnya atau basil diskusi (FG D)
17. Kolom (17) diisi dengan tingkat risiko (TR),ya.itu perkalian antara probabil itas dan dampak.
18. Kolom (18) d iisi dengan peringkat risiko, apakah sangat rendah, rendah , sedang7 tinggi , atau
sangat tinggi. 19. Kolom (19) diisi dengan siapa yang bertanggung jawab atas risiko (pemillk risiko).
F'ormuJir 3

IABEL ANALISIS RISIKO


Pemilik Risiko
Koordinator Manajemen
Risiko Periode

Pen2endalian Yanl!'. Ada


Kode Pemili
No Riaik Pemyataan Risiko Des Jn Efektifitas p D TR PR k
o Uraian Risiko
A T TE KE E
l 2 3 4 5 6 7 $ 9 10 11 12 13 14
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
...........,dd / mm /yyyy
Pemilik Koord inator Manajemen Risiko
Risiko

NIP NIP
Petunjuk pengisian :
Kolom (2) dan (3) cliisi berdasarkan hasil identifikasi risiko sebagaimana tercan tum pada formulir identifikasi risiko kolom
(4) dan
(5)
1. Kolom (1) diisi dengan nomor urut
2. Kolom (2) diisi dengan kode/ nomor ris.iko
3. Kolom (3) diisi dengan pernyataan risiko yang diidentifikasi dapat berdampak terbadap pencapaian tujuan
4. Kolom (4) diisi uraian /nama kegiatan pengendalian yang sudah ada
5. Kolom (5) dilsi tanda tick mark (v) jika ada kegiatan pengendalian tersebut
6. Kolom (6) diisi tanda tick mark (v) j ika tidak ada kegiatan pengendalian tersebu t
7. Kolom (7) dlisi tanda tick mark (v) jika kegiatan pengendalian yang ada tidak efektif mengurangi risiko
8. Kolom (8) diisi tanda diisi t.anda tick mark (v) jika kegiatan pengendalian yang ada kurang efektif
9. Kolom (9) diisi ta nda diisi tanda tick mark (v) jika kegiatan pengendalian ya.ng ada telah
efektif 10. Kolom (10) diisi dengan tingkat probabilitas (P)
11. Kolom (11) diisi dengan tingka.t dam pak (D)
12. Kolom ( 12) diisi dengan tingkat risiko ff R)
13. Kolom (13) diisi dengan prioritas risiko
(PR) 14. Kolo1n ( 14) dilsi dengan pemilik
risiko
Formulir
4
TABEL ANALISIS KECVKUPAN PENGENDALI AN YANG ADA DAN RENCANA KEGIATA N PENGENDALIAN

Pemili k Risiko
Koorctinator Manajemen Risiko
Periode

Penr:endalian Yanr: Ada Rencana Pen.,endalian


Kode Deaain Efektifita Peringka Pemili PJ
No Riaik Petnyataan Riaiko a t k TL
o Uraian Riaiko Uraian Jadwal Riaiko
.A T TE KE E
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 '14
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

...........,dd/ r:nr:n/yyyy
Pemilik Koordinalor Manajemen Risiko
Risiko

NIP NIP
Pelunjuk Pengisfan:

Kolom (1) s.d. (10) ctiambil dari hasll penilaian risiko. Kegf atan dan
risi ko yang akan d itangani merupakan kegia tan yang risikonya tinggi
terhadap pencapaian tujuan organisasi, sehfogga di.prioritaskan
untuk
ditangani/dikelola risi konya.
1. Kolom ( l) diisi nomor urut.
2. Kolom (2) diisi kode risiko.
3. Kolom (3) diisi pernyataan risiko
4. Kolom (4) diisi kegiatan pengendaUan yang sudah ada (termasuk juga compensating con trol, jika ada).
5. Kolom (5) diisi tickmark M.jika ada kegiatan pengendalian tersebut dalam kolom (I\).
6. Kolom (6) diisi tickmark (V). ji ka tidak ada kegiatan pengendalian.
7. Kolom (7) diisii tickmiirk M.jika kegiatlln pengendalian yang ada tidak efektif mengu rangi risi ko.
8. Kolom (8) diisii tickmark (VJ , jika kegiatan pengendaliru1yang ada kurang efektif mengurangi risiko.
9. Kolom (9) diisii tickmark M,ji ka kegiatan pengendaJian yang ada telall efektif mengurangi risiko.
I 0. Kolom ( I 0) diisi level risiko.
11. Kolom (11) ctiisi dengan rencana pengend alian risiko/ pengembangan infrastruktur pengendalian
(kebijakan/SOP/aturan lainnya) .
12. Kolom (12) ctiisi dengan jadwaJ waktu pengembangan infrastruktur pengendalian (kebijakan/SOP/ aturan lainnya).
13. Kolom (13) diisi dengan pem.ilik riiko.
14. Kolom (14) diisi penanggu11g jawab tindak lanjut pengembangan infrastruktur pengendalian.
Formulir 5

TABEL LAPORAN PEMANTAUAN .....................

Pemili k Risiko
Koorctinator Manajemen Risiko
Periode

Penane:anan Risiko Status Risiko


Prioritas Risiko
Aksi I Outnut Tar11et Realisasi Waktu Penanmn me Tren Level Risi.ko
Pernzendalian lnmlementasi Jawab
RENCANA PENANGANAN/PEGENDALIAN R!S!KO

J<egiatan : Penge o aan SOM


Tujuan : Pengelo aan SOM yang efektif,elisien dan taat aturno; Kepuasan Pegawai di atas. 80 % (delapan puluh persen)
Kegiatan

Rencan Pene:enda an Penang


Risiko Alternatif Efektif Pengendalia g
No (Priorit Penangana Pengendalian / : n Yang ungjaw
a sl n Risiko Yang Sudah Kuran Harus Ada Kegiatan Waktu Jenis a
Ada g b/Pemil
Efektif
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Alternatif Detekti
Penanganan f (0)/
Risiko Pre ven
tif (P)/
berupa Korektif
menghilangkan IK\
Data Sinkronisasi Sinkron isasi Sinkronisas
kepega data antar sub i da.ta Kepal
Kurang Setiap a
lw aian data antar sub bagian
Efektif
antar su.b Bu p
Bagia
tidak bagian bagian lan
akurat n
SDM
Batasan Batasan Batasan
pemberia pem Setiap Kepal
pemberian
Kura ng Perminta a
info1masi oleh n berian p
informasi oleh Efektif informasi an Bagia
sub bag
sub bag oleh sub bag n
Tert.entu SOM
Rencana Penl"endalian Penangg
Risiko Alternat.if Efektif/ Pengendalia ungjawa
No (Priorita Penanganan Pengendalian Kurang n Yang
Kegiatan Waktu Jenis b/Pemil
SI Risiko Yang Sudah Efektif Harus Ada ik
Ada
Risiko
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pengadaa Kepal
SIMRS SIMRS p
n I a
yang terl n Tahun Bagia
yang terin tegrasi
Update Update dan
Setiap Kepal
Verifikasi
Mingg p a
dan data
u Bagia
Verifikasi KenPuawaia
n

Kolom (2) diisi dengan Risiko Prioritas, yaitu tinggi dan sangat ti nggi
kolom (31 diisi dengan altematif pengendalian risi ko (menghindar, mengura.ngi prc>babititas, mengurangi dampak, transfer
risiko) kolom (4) diisi dengan Peogendalian yang sudah ada dalam menangani risiko yang diiden tifikasi
kolom (5) diisi dengan jela.s (diisi efektif atau tidak)
kolom (6) jelas
kolom (7, 8,9) d iisijelas
kolom ( I 0) diisi oleh petuga:s yang kompeten sesuai dengan permasalahan yang akan ditanganl
PEMANTAUAN PENGENDAL AN RlSIKO

Kegiatan :Pengelolaan SOM


Tujuan Kegiatan :Penge olaan SOM yang efektif, e.fisien dan taat aturan;Kepuasan Pegawai diatas 80 % (delapa n puluh
persen)

Waktu Penang
Risiko Penanganan Pemantauan guugja
N (Pl Usu1an Perbaikan
wab/
0 orit Rencana Realisasi Yang Belum Tertangani Renea Reali
as) Pemant
na s asi
auan
1 2 3 4 5 6 7 8 JO
Data Sinkronisasi Sinkronisasi data
kepeg data antar antar sub bagian
a subbagian dapat dilaksanakan
waian setiap bulan
tidak
akurat

Batasan Semua informasi


pemberia data kepegawa.ian
n kepada pihak
informasi (internal dan
oleh ekstemal)
subbagian disampaikan dari
Suba2 tertentu
Waktu Penan
Risiko Penanganan Peman ta g
N ( Prior Usulan Perbaikan uan gungja
0 it as) Rencana Reali si Yang Belum Tertangani Renea Realis wab/
na asi Peman
sa
1 2 3 4 5 6 7 8 10

SIMRS SIMRS sudah Updating data d.i SIM RS Menyusu n SOP


terbangu dan tidak terlaksana dengan baik dan Pelatihan
n petugas un tuk Setia Setiap
yang terin sehubu ngan dengan belum bulan
tegrasi dan dilakuka adanyii. SOP dan Perugas updating data p
n kepegawaiii.n bulan
perbaharui yang mclaksanakan belum

Kolom (2) dtisi de.ngan Risiko Prioritas, yaJtu tinggi dan sangat tinggi
kolom (3) diisi dengan altematif pengendalian risiko (menghindar, mengurangi probabilitas, mengurangi dampak,
transfer risi ko) kolom {4) diisi dengan Pengendalian yang sudah ada dalam menanga ni risiko yang diiden tilikasi
kolom (5) diisi dengan jelas (diisi
efektif atau tidak) kolom (6) jelas
kolom (7, 8,9) diisi j elas
kolom (10) d.iisi oleh petugas yang kompcten sesuai dengan permasalahan yang akan ditangani
LAPORAN PROF!L RJSIKO
NAMA UNIT
ESELON I NAMA
UNIT E:SELON 2
NAMA SATKER

AKAR MASALAH DAMPA


N KATAGORI PERNYATAA PROBABJLIT CONTROLLABI SCORIN RANKI
0 (PENYEBAB K (DJ LI
RlSfKO NR AS (P) G N
UTAMA RISlKOl TY (C)
S.LKO 8; G
1 2 3 4 5 6 7 9
(5X6X7J

...........,dd/
P mm/yyyy
e Koord inator
m Manajemen
il Ri.siko
i
k
R
is
i
k
o
Keterangan;

Kolom (2 ) dLisi oleh ka tagori risi ko (Strateg\s, operasional, kebijakan, keuang<1n, kepatuhan, kecurangan (fraud) dan
legal Kolom (3) dlisi pemyataan risiko yang menggambarkan peristiwa atau kejadian yang menggambarkan tidak
tercpainnaya program / kegiatan
Kolom (4) dlisi oleh akar masalah atau penyebab terjacliny'a
risiko Kolom (5) Skor dampak (J -5) , tergan tung tingkatan
dampak
Kolom (6) Skor probabilitas (l -5), tergantu ng ti ngkatan kemu ngki
nan (P) Kolom (7) Skor controllability (1-4), yaitu:
1 ; easy = mudah untuk dikon trol
2; Moderate easy 0 agak mudah
dikontrol 3; Moderate difficult = agak
sulit d ikontrol 4; Difficult 0 sulit un
tuk dikontrol

Anda mungkin juga menyukai