PROGRAM
PENGAWASAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS
1
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL................................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
A. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
B. LATAR BELAKANG ..................................................................................... 2
C. TUJUAN .......................................................................................................... 3
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN .................................... 3
E. SASARAN ....................................................................................................... 4
F. JADWAL PELAKSANAAN ........................................................................... 4
G. PENCATATAN , PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN ................ 5
ii
2
POLRI DAERAH JAWA TIMUR
BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KEDIRI
PROGRAM
PENGAWASAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KEDIRI
A. PENDAHULUAN
Rumah sakit adalah tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang
dapat menimbulkan dampak kesehatan terhadap pekerja.
Dalam memasuki era industrialisasi, upaya kesehatan kerja mempunyai
peranan penting dalam membangun sumber daya manusia. Dalam Undang-
Undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan khususnya pasal 165 : “pengelola
tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui
pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja”.
Berdasarkan pasal diatas maka pengelola tempat kerja di rumah sakit mempunyai
kewajiban untuk menyehatkan tenaga kerjanya. Salah satunya adalah melalui
upaya kesehatan kerja.
Kesehatan kerja bertujuan untuk meningkatkan dan pemeliharaan derajat
kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi tingginya bagi pekerja di semua
jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang
disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan bagi pekerja dalam
pekerjaannya, dari resiko akibat factor yang merugikan kesehatan dan
penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang
disesuikan dengn kondisi fisiologi dan psikologi.
Manajemen risiko merupakan disiplin ilmu yang luas. Seluruh bidang pekerjaan
di dunia ini pasti menerapkannya sebagai sesuatu yang sangat penting. Sebut
misalnya: perminyakan, perbankan, penerbangan, IT, ekspedisi luar angkasa, dan
lain-lain. Makin besar risiko suatu pekerjaan, maka makin besar perhatiannya
pada aspek manajemen risiko ini.
Pengertian dari risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan mempunyai
dampak pada pencapaian tujuan. Sedangkan manajemen risiko adalah budaya,
proses dan struktur yang diarahkan untuk mewujudkan peluang-peluang sambil
mengelola efek yang tidak diharapkan atau kegiatan terkoordinasi untuk
mengarahkan dan mengendalikan organisasi berkaitan dengan risiko.
1
Referensi utama manajemen risiko adalah standar Australia dan New Zealand
AS/ NZS 4360:2004 yang kemudian diadopsi oleh lembaga ISO dengan standar
ISO 31000:2009. ISO pun menerbitkan standar pendukungnya, yaitu ISO Guide
73:2009 dan ISO/IEC 31010:2009. Dan sudah barang tentu, seluruh aktifitas
manajemen risiko di dunia ini merujuk pada standar-standar tersebut.
Manajemen risiko bertujuan untuk minimisasi kerugian dan meningkatkan
kesempatan ataupun peluang. Bila dilihat terjadinya kerugian dengan teori accident
model dari ILCI, maka manajemen risiko dapat memotong mata rantai kejadian
kerugian tersebut, sehingga efek dominonya tidak akan terjadi. Pada dasarnya
manajemen risiko bersifat pencegahan terhadap terjadinya kerugian maupun
‘accident’.
B. LATAR BELAKANG
Maka mulai diperkenalkan dan dibuat manajemen risiko dalam kerangka kerja
departemen kesehatan di Inggris, diberlakukan untuk seluruh trust dan board
yang menjadi afiliasinya. Kita menyadari bahwa tidak hanya penanggulangan
risiko saja yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kesehatan sesuai
kebutuhan masyarakatnya. Perlunya evaluasi berkelanjutan, fokus pada
kepentingan pasien, dan komponen- komponen lain membentuk sebuah kerangka
kerja baru yang disebut clinical governance. Manajemen risiko merupakan salah
satu pilar penerapan clinical governance dalam institusi pelayanan kesehatan.
2
Manajemen risiko dapat digambarkan sebagai proses berkelanjutan dari
identifikasi risiko secara sistemik, evaluasi dan penatalaksanaan risiko
dengan tujuan mengurangi dampak buruk bagi organisasi maupun individu,
dengan penekanan pada perubahan budaya kerja dari yang reaksioner dan
penanggulangan menjadi pencegahan dan pengelolaan. Risiko yang dicegah
dalam pengelolaan manajemen risiko berupa risiko klinis dan non klinis.
Setelah terbentuknya Program Manajemen Risiko Fasilitas, untuk memantau
terlaksananya program tersebut maka langkah selanjutnya adalah membuat
Program Pengawasan Manajemen Risiko Fasilitas.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Program Manajemen Risiko
Fasilitas di Rumah Sakit Bhayangkara Kediri
2. Tujuan Khusus
a. Mengawasi dan memonitor pelaksanaan Program Manajemen
Risiko Fasilitas di Rumah Sakit Bhayangkara Kediri
b. Mengurangi risiko kegagalan fasilitas yang ada di rumah sakit
c. Mengawasi dan memonitor risiko terkait fasilitas dan lingkungan di
Rumah Sakit Umum Bhayangkara Kediri
d. Meningkatkan keamanan dan keselamatan fungsi fasilitas yang ada di
Rumah Sakit Bhayangkara Kediri bagi karyawan, pasien dan pengunjung
D. KEGIATAN POKOK & RINCIAN KEGIATAN
3
7. Mengorganisasikan dan mengelola laporan kejadian/insiden, melakukan
analisa dan upaya perbaikan
E. SASARAN
Sasaran program pengawasan manajemen resiko fasilitas meliputi
pemeriksaan fisik fasilitas di seluruh lingkungan Rumah Sakit Bhayangkara
Kediri
4
G. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan dilakukan saat pelaksanaan kegiatan. Pelaporan dilakukan
paling lambat 1 minggu setelah pelaksanaan kegiatan. Evaluasi dilakukan
paling lambat 1 minggu setelah laporan diterima.
dr. Wahid
PEMBINA NIP.196705101999031001