Anda di halaman 1dari 7

POLRI DAERAH JAWA TIMUR

BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KEDIRI

PROGRAM
PENGAWASAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS

RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KEDIRI


TAHUN 2018

1
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL................................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
A. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
B. LATAR BELAKANG ..................................................................................... 2
C. TUJUAN .......................................................................................................... 3
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN .................................... 3
E. SASARAN ....................................................................................................... 4
F. JADWAL PELAKSANAAN ........................................................................... 4
G. PENCATATAN , PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN ................ 5

ii

2
POLRI DAERAH JAWA TIMUR
BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KEDIRI

PROGRAM
PENGAWASAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KEDIRI

A. PENDAHULUAN

Rumah sakit adalah tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang
dapat menimbulkan dampak kesehatan terhadap pekerja.
Dalam memasuki era industrialisasi, upaya kesehatan kerja mempunyai
peranan penting dalam membangun sumber daya manusia. Dalam Undang-
Undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan khususnya pasal 165 : “pengelola
tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui
pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja”.
Berdasarkan pasal diatas maka pengelola tempat kerja di rumah sakit mempunyai
kewajiban untuk menyehatkan tenaga kerjanya. Salah satunya adalah melalui
upaya kesehatan kerja.
Kesehatan kerja bertujuan untuk meningkatkan dan pemeliharaan derajat
kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi tingginya bagi pekerja di semua
jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang
disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan bagi pekerja dalam
pekerjaannya, dari resiko akibat factor yang merugikan kesehatan dan
penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang
disesuikan dengn kondisi fisiologi dan psikologi.
Manajemen risiko merupakan disiplin ilmu yang luas. Seluruh bidang pekerjaan
di dunia ini pasti menerapkannya sebagai sesuatu yang sangat penting. Sebut
misalnya: perminyakan, perbankan, penerbangan, IT, ekspedisi luar angkasa, dan
lain-lain. Makin besar risiko suatu pekerjaan, maka makin besar perhatiannya
pada aspek manajemen risiko ini.
Pengertian dari risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan mempunyai
dampak pada pencapaian tujuan. Sedangkan manajemen risiko adalah budaya,
proses dan struktur yang diarahkan untuk mewujudkan peluang-peluang sambil
mengelola efek yang tidak diharapkan atau kegiatan terkoordinasi untuk
mengarahkan dan mengendalikan organisasi berkaitan dengan risiko.

1
Referensi utama manajemen risiko adalah standar Australia dan New Zealand
AS/ NZS 4360:2004 yang kemudian diadopsi oleh lembaga ISO dengan standar
ISO 31000:2009. ISO pun menerbitkan standar pendukungnya, yaitu ISO Guide
73:2009 dan ISO/IEC 31010:2009. Dan sudah barang tentu, seluruh aktifitas
manajemen risiko di dunia ini merujuk pada standar-standar tersebut.
Manajemen risiko bertujuan untuk minimisasi kerugian dan meningkatkan
kesempatan ataupun peluang. Bila dilihat terjadinya kerugian dengan teori accident
model dari ILCI, maka manajemen risiko dapat memotong mata rantai kejadian
kerugian tersebut, sehingga efek dominonya tidak akan terjadi. Pada dasarnya
manajemen risiko bersifat pencegahan terhadap terjadinya kerugian maupun
‘accident’.

B. LATAR BELAKANG

Tuntutan terhadap kelalaian kepada institusi kesehatan di dunia


semakin meningkat jumlahnya. Hal ini mendesak departemen kesehatan berbagai
negara, seperti Inggris dan negara-negara persemakmurannya untuk berpikir
ekstra. Sampai awal tahun 1990-an tuntutan hukum yang diterima institusi
kesehatan seperti rumah sakit mencapai 75 milyar ponsterling. Jumlah yang
sangat besar ini memaksa departemen kesehatan Inggris merombak keseluruhan
system pelayanan kesehatan, utamanya budaya kerja para pemberi layanan
kesehatan.

Maka mulai diperkenalkan dan dibuat manajemen risiko dalam kerangka kerja
departemen kesehatan di Inggris, diberlakukan untuk seluruh trust dan board
yang menjadi afiliasinya. Kita menyadari bahwa tidak hanya penanggulangan
risiko saja yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kesehatan sesuai
kebutuhan masyarakatnya. Perlunya evaluasi berkelanjutan, fokus pada
kepentingan pasien, dan komponen- komponen lain membentuk sebuah kerangka
kerja baru yang disebut clinical governance. Manajemen risiko merupakan salah
satu pilar penerapan clinical governance dalam institusi pelayanan kesehatan.

2
Manajemen risiko dapat digambarkan sebagai proses berkelanjutan dari
identifikasi risiko secara sistemik, evaluasi dan penatalaksanaan risiko
dengan tujuan mengurangi dampak buruk bagi organisasi maupun individu,
dengan penekanan pada perubahan budaya kerja dari yang reaksioner dan
penanggulangan menjadi pencegahan dan pengelolaan. Risiko yang dicegah
dalam pengelolaan manajemen risiko berupa risiko klinis dan non klinis.
Setelah terbentuknya Program Manajemen Risiko Fasilitas, untuk memantau
terlaksananya program tersebut maka langkah selanjutnya adalah membuat
Program Pengawasan Manajemen Risiko Fasilitas.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Program Manajemen Risiko
Fasilitas di Rumah Sakit Bhayangkara Kediri
2. Tujuan Khusus
a. Mengawasi dan memonitor pelaksanaan Program Manajemen
Risiko Fasilitas di Rumah Sakit Bhayangkara Kediri
b. Mengurangi risiko kegagalan fasilitas yang ada di rumah sakit
c. Mengawasi dan memonitor risiko terkait fasilitas dan lingkungan di
Rumah Sakit Umum Bhayangkara Kediri
d. Meningkatkan keamanan dan keselamatan fungsi fasilitas yang ada di
Rumah Sakit Bhayangkara Kediri bagi karyawan, pasien dan pengunjung
D. KEGIATAN POKOK & RINCIAN KEGIATAN

1. Mengawasi semua aspek program manajemen risiko

2. Mengawasi pelaksanaan program secara konsisten dan


berkesinambungan
3. Melakukan edukasi staf

4. Melakukan pengujian/testing dan pemantauan program

5. Secara berkala menilai ulang dan merevisi program manajemen risiko


fasilitas dan lingkungan
6. Menyerahkan laporan tahunan kepada kepala rumah sakit

3
7. Mengorganisasikan dan mengelola laporan kejadian/insiden, melakukan
analisa dan upaya perbaikan

E. SASARAN
Sasaran program pengawasan manajemen resiko fasilitas meliputi
pemeriksaan fisik fasilitas di seluruh lingkungan Rumah Sakit Bhayangkara
Kediri

F. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Bulan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Mengawasi semua aspek program √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
manajemen resiko
Pengecekan kondisi fasilitas diseluruh area
rumah sakit meliputi bangunan dan elektrikal

2 Mengawasi pelaksanaan program secara √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


konsisten dan berkesinambungan

3 Melakukan edukasi staf


- Sosialisasi Manajemen Risiko Fasilitas √
kepada staf medis keperawatan
- Sosialisasi Manajemen Risiko Fasilitas √
kepada staf penunjang medis
- Sosialisasi Manajemen Risiko Fasilitas
kepada staf bagian administrasi √

4 Melakukan pengujian/testing dan pemantauan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


program

5 Secara berkala menilai ulang dan merevisi √ √


program manajemen resiko fasilitas dan
lingkungan

6 Menyerahkan laporan tahunan kepada √


kepala rumah sakit

7 Mengorganisasikan dan mengelola laporan √


kejadian/insiden, melakukan analisa dan
upaya perbaikan.

4
G. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan dilakukan saat pelaksanaan kegiatan. Pelaporan dilakukan
paling lambat 1 minggu setelah pelaksanaan kegiatan. Evaluasi dilakukan
paling lambat 1 minggu setelah laporan diterima.

Kediri, Desember 2017


Ketua Komite K3 RS

dr. Wahid
PEMBINA NIP.196705101999031001

Anda mungkin juga menyukai