Anda di halaman 1dari 11

POLRIDAERAH JAWATIMUR

BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KEDIRI

PERATURAN KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KEDIRI


NOMOR&U TAHUN 2018
I
tentang
KEBIJAKAN IDENTIFIKASI DAN DAFTAR BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
LINGKUNGAN RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KEDIRI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KEDIRI

Menimbang: dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit


Bhayangkara Kediri, maka diperlukan adanya Peraturan Kepala
Rumah Sakit Bhayangkara Kediri sebagai landasan bagi seluruh
penyelenggara dan pelaksana pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
Bhayangkara Kediri;

Mengingat: 1. Undang-undang nomor 1 tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja;


2. Undang-Undang Republik lndonesia No.36 Tahun 2009
TentangKesehatan;
3. Undang-Undang Republik lndonesia No. 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit;
4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik lndonesia No 1204 /
Menkes /SK / PER I Xl I 2OO4 tentang persyaratan kesehatan
lingkungan Rumah Sakit;
6. Peraturan pemerintah Rl Nomor 74 tahun 2001 tentang
Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun;
7. Peraturan Pemerintah Rl Nomor 472IMENKES/PER //1996
tentang Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan

8. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang


Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
MEMUTUSKAN

Menetapkan: PERATURAN KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KEDIRI


TENTANG IDENTIFIKASI BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DI
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KEDIRI

Pasal 1

Peraturan Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Kediri tentang ldentifikasi


dan Daftar Bahan Berbahaya dan Beracun di Rumah Sakit
Bhayangkara Kediri sebagaimana tercantum dalam lampiran
keputusan ini

Pasal 2

Hat-hal yang bErfiubungan dengan perkembangan keadaan yang


memerlukan pengaturan lebih lanjut akan diatur dengan keputusan
tersendiri

Di tfl
a 2018
KE GKARA KEDIRI
al
e
fa

DI S .S
K oltst NRP 671101448
r'-- :- :,:: j ai ''
POLRI DAERAH JAWA TIMUR LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN NOMOR 217 TAHUN 2018
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KEDIRI TANGGAL DESEMBER 2018

KEBIJAKAN IDENTIFIKASIBAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)


DI RS. BHAYANGKARA KEDIRI

BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

1. Bahwa dengan meningkatnya kegiatan pembangunan diberbagai bidang


terutama bidang industri dan perdagangan. Terdapat kecenderungan semakin
meningkat pula penggunaan bahan berbahaya dan beracun.
2. Bahwa sampai saat ini terdapat beberapa peraturan perundang-undangan
yang mengatur pengelolaan bahan berbahaya dan beracun akan tetapi masih
belum cukup memadai terutama untuk mencegah terjadinya pencemaran dan
atau kerusakan lingkungan hidup.
3. Bahwa untuk mencegah terjadinya dampak yang dapat merusak lingkungan
hidup, kesehatan manusia dan mahluk hidup lainnya diperlukan pengelolaan
bahan berbahaya dan beracun secara terpadu sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahun dan tehnologi.
4. Kegiatan suatu instansi dalam melakukan pengolahan, menyimpan,
mengedarkan, mengangkut dan mempergunakan bahan-bahan berbahaya dan
beracun akan terus meningkat sejalan dengan perkembangan pembangunan
sehingga berpotensi untuk menimbulkan bahaya besar bagi instansi, tenaga
kerja, lingkungan maupun sumber daya lain.
5. Bahwa untuk mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja akibat
penggunaan bahan berbahaya dan beracun di tempat kerja maka diatur
pengendaliaannya.
6. Instansi rumah sakit salah satu ada keunsuran dalam mengolah, menyimpan
dan menggunakan bahan berbahaya dan beracun maka perlu juga diatur cara
penggunaan, penyimpanan dan pengolahannya.

B. DasarHukum…
1
B. DasarHukum
1. Buku pedoman petunjuk pelaksana K3 Th. 2015
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2017 tentang Standar
Nasional Akreditasi Rumah Sakit
3. Peraturan PemerintahRepublik Indonesi Nomor 74 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun.
4. Surat Perintah Karumkit Bhayangkara Kediri Nomor : Sprin///2015 tentang
panitia Akreditasi 2012 Rumah Sakit.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman tata laksana pengendalian Bahan Berbahaya dan
Beracun adalah penggunaan bahan berbahaya dan beracun yang ada di tempat
kerja Rumah Sakit Bhayangkara Kediri.

BAB. II

2
BAB II
PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI

A. Pengertian
1. Bahan berbahaya dan beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah
bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak
lingkungan hidup dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lainnya.
2. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3.
3. Penyimpanan B3 adalah tehnik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas
dan kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan
hidup, kesehatan manusia dan mahluk hidup lainnya.
4. Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi dan memasukkan B3 ke
dalam suatu wadah dan atau kemasan, menutup dan atau menyegelnya.
5. Symbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasinya B3.
6. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3.

B. KlasifikasiBahan BerbahayadanBeracun
1. Bahan berbahaya dan Beracun B3 adalah diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Bahan mudah meledak.
Adalah bahan yang pada suhu dan tekanan standar(25˚C, 760 mmHg) dapat
meledakkan atau melalui reaksi kimia dan atau fisika dapat menghasilkan gas
dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan
disekitarnya. Pengujiannya dapat dilakukan dengan menggunakan Differential
Scanning Calorymetry (DSC) atau Differential Thermal Analysis(DTA), 2,4
dinitrotoluenna atau Dibenzoil-peroksida sebagai senyawa acuan. Dari hasil
pengujian tersebut akan diperoleh nilai temperature pemanasan. Apabila nilai
temperature pemanasan suatu bahan lebih besar dari senyawa acuan, maka
bahan tersebut diklasifikasikan mudah meledak.

b. Pengoksidasian
3
b. Pengoksidasian
c. Pengujian bahan padat yang termasuk dalam kriteria B3 pengoksidasi dapat
dilakukan dengan metode uji pembakaran menggunakan amonium persulfat
sebagai senyawa standar. Sedangkan untuk bahan berupa cairan, senyawa
standar yang digunakan adalah larutan asam nitrat. Dengan pengujian
tersebut, suatu bahan dinyatakan sebagai B3 pengoksidasi apabila waktu
pembakaran bahan tersebut sama atau lebih pendek dari waktu pembakaran
senyawa standar.
d. Sangat mudah sekali menyala
Adalah B3 baik berupa padatan maupun cairan yang memiliki titik nyala di
bawah 0°C dan titik didih lebih rendah atau sama dengan 35°C.

e. Sangat mudah menyala


Adlah B3 baik berupa padatan maupun cairan yang memiliki titik nyala 0°C
sampai 21°C.

f. Mudah menyala
Mempunyai salah satu sifat sebagai berikut:

1) Berupa cairan
Bahan berupa cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume
dan atau pada titik nyala (flash point) tidak lebih dari 60% (140°F) akan
menyala apabila terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala
lain pada tekanan udara 790 mmHg. Pengujiannnya dpat dilakukan dngan
metode Closed-Up test.

2) Berupa padatan
B3 yang bukan merupakan cairan, pada temperatur dan tekanan standar
(25°C, 760 mmHg) dengan mudah menyebabkan terjadinya kebakaran
melalui gesekan, penyerapan air atau perubahan kimia secara spontan dan
apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang menerus dalam 10
detik. Selain itu suatu bahan padatan diklasifikasikan B3 mudah terbakar
apabila dalam pengujian dengan metode serta Close-Up Flash pont Test
diperoleh titik nyala kurang dari 40°C.

g. Amat sangat beracun

h. Sangatberacun
4
h. Sangat beracun
i. Beracun
Adalah B3 yang bersifat racun bagi manusia akan menyebabkan kematian atau
sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau
mulut.

Tingkatan racun B3 dikelompokkan sebagai berikut :

NO KELOMPOK 1 D50 (mg/kg)

1 Amat sangat beracun (extremely toxic) ≤1

Sangat beracun (highly toxic) 1 – 50

Beracun (moderately toxic) 51 – 500

Agak beracun (singhtly toxic) 501 – 5000

Praktis tidak beracun (practically nontoxic) 5001 – 15000

Relative tidak berbahaya (relatively harmless) > 15000

j. Berbahaya
Adalah bahan baik padatan maupun cairan ataupun gas yang jika terjadi
kontak atau melalui instalsi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap
lesehatan sampaia tingkat tertentu.

k. Korosif (Corrosive)
B3 yang bersifat korosif mempunyai sifat antara lain :

1) Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit


2) Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020 dengan
laju korosi lebih besar dari 6,35 mm/tahun dengan temperature pengujian
55°C.
3) Mempunyai pH ≤ 2 untuk B3 bersifat asam dan ≥12,5 untutk yang bersifat
basa
l. Bersifat iritasi (irritant)
Adalah…

5
Adalah bahan baik padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara
langsung dan apabila kotak tersebut terus menerus dengan kulit atau selaput
lendir dapat menyebabkan peradangan.

m. Berbahaya bagi lignkungan (dangerous to environtment)


Bahaya yang ditimbulkan oleh suatu bahan seperti, rusak lapisan ozon
(misalnya CFC), persisten di lingkungan (misalnya PCBs) atau bahan tersebut
dapat merusak lingkungan.

n. Karsinogenik
Adalah sifat bahan penyebab sel kanker yakni sel liar yang dapat merusak
jaringan tubuh.

o. Teratogenik
Adalah sifat bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan
embrio.

p. Mutagenic
Adalah sifat bahan yag menyebabkan perubahan kromosom yang berarti dapat
merubah genetika.

2. Klasifikasi B3 sebagaimana dimaksud diatas dapat dibagi atas :


a. B3 yang dapat dipergunakan
b. B3 yang dilarang dipergunakan
c. B3 yang terbatas dipergunakan

3. Bagian/instalasi yang menangani B3 di rumah sakit antara lain :


a. Farmasi
b. Laboratorium
c. Apotek
d. Pemeliharaan
e. Radiologi
f. Rawat inap
g. Rawat jalan

h. Laundry...
6
h. Laundry
i. InstalasiForensik

C. KewajibanInstansiTerhadapPenangananbahanBerbahayadanBercun
1. Pimpinan wajib membuat daftar nama dan kuantitas Bahan Berbahaya dan
Beracun di tempat kerja dengan mengisi formulir untuk ditetapkan kategori potensi
bahaya pada instansi yang bersangkutan. Adapaun potensi bahaya sebagaimana
dimaksud terdiri dari :
a. Bahaya besar
b. Bahaya menengah
2. Membuat acuan dokumen pengendalian potensi bahay Bahan Berbahaya dan
Beracun antara lain :
a. Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko.
b. Kegiatan tehnis, rancang bangun, konstruksi, pemilihan bahan berbahaya,
serta pengoperasian dan pemeliharaan instalasi.
c. Kegiatan pembinaan tenaga kerja di tempat kerja.
d. Rencana dan prosedur poenanggunlangan keadaan darurat
e. Prosedur kerja aman.
f. Mengembangkan poengetahuan K3, bidang bahan Beracun dan Berbahaya.
3. Indentifikasi bahaya
a. Akibat terhadap kesehatan :
1) Mata
2) Kulit
3) Tertelan
4) Terhirup
5) Karsinogenik
6) Teratogenik
7) Reproduksi
b. Akibat terjadi kebakaran :
1) Sifat-sifat bahan mudah terbakar
2) Sifat-sifat bahan yang mudah meledak
3) Sifat-sifat bahan ynag mudah menguap (sifat fisika dan kimia)
4) Tumpahan dan kebocoran kecil/besar

5) Penyimpanan...
7
5) Penyimpanan yang tidak memenuhi syarat.
c. Pencemaran lingkungan /Ekologi
1) Kemungkinan dampak terhadap lignkungan pembuangan limbah
2) Dagradasi lingkungan
3) Bio akumulasi

D. TATA LAKSANA DAN PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)


1. Setiap B3 wajib diregistrasikan oleh penghasil dan atau pengimbor dan telah
dilegalisasi oleh instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Setiap orang atau instansi yang memproduksi B3 wajib membuat Lembar Data
Keselamatan Bahan (Material Safety Sata Sheel).
3. Setiap penanggung jawab pengangkutan, penyimpanan dan pengedaran B3 wajib
menyertakanLembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Sata Sheel).
4. Pengangkutan B3 wajib menggunakan sarana pengangkutan yang laik operasi
serta pelaksanaannya sesuai dengan tata cara pengangkutan yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Srtiap B3 yang dihasilkan, diangkut, diedarkan, disimpan wajib dikemas sesuai
dengan kalsifikasinya.
6. Setiap kemasan B3 wajib diberikan symbol dan label serta dilengkapi dengan
Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Sata Sheel).
7. Tata cara pengemasan, pemberian symbol dan label sebagaimana tersebut diatas
ditetapkan dengan Keputusan Kepala instansi yang bertanggung jawab.
8. Dalam hal kemasan B3 mengalami kerusakan untuk :
a. B3 yang masih dapat dikemas ulang, pengemasannya wajib dilakukan oleh
pengedar.
b. B3 yang tidak dikemas ulang dan dapat menimbulkan pencemaran dan atau
kerusakan lingkungan dan atau keselamatan manusia, maka pengedar wajib
melakukan penanggulangannya.
9. Setiap penyimpanan B3 wajib diberikan symbol dan label, dan memenuhi
persayaratan untuk :
a. Lokasi
b. Konstruksi bangunan

10.Pengelolaan...
8
10. Pengelolaan tempat penyimpanan B3 sebagaimana tersebut diatas wajib
dilengkapi dengan system tanggap darurat dan prosedur penanganan B3.

E. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


1. Setiap orang yasng melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib menjaga
keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Kewajiban pengelolaan B3 tersebut diatas dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja penanggung jawab kegiatan
pengelolaan B3 wajib mengikut sertakan peranana tenaga kerjanya.
4. Untuk menjaga keselamatan dan kesehatan pekerja dan pengawas B3 wajib
dilakukan uji kesehatan secara berkala.
5. Dalam melakukan pengelolaan B3 wajib menanggulangi terjadinya kecelakaan dan
kedaaan darurat akibat B3.
6. Dalam hal terjadi kecelakaan dan keadaan darurat yang diakibatkan B3, maka
setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib mengambil langkah-
langkah :
a. Mengamankan (mengisolasi) tempat terjadinya kecelakaan.
b. Menanggulangi kecelakaan sesuai dengan prosedur tetap penanggulangan
bencana.

F. PENUTUP
Dengan telah disusun Kebijakan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun di
Rumah Sakit Bhayangkara Kediri untuk dapat dijadikan sebagai pedoman bagi seluruh
karyawan rumah sakit dalam melakukan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun di
Rumah Sakit Bhayangkara Kediri.

Anda mungkin juga menyukai