Pasal 1
Pasal 2
Di tfl
a 2018
KE GKARA KEDIRI
al
e
fa
DI S .S
K oltst NRP 671101448
r'-- :- :,:: j ai ''
POLRI DAERAH JAWA TIMUR LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN NOMOR 217 TAHUN 2018
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KEDIRI TANGGAL DESEMBER 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
B. DasarHukum…
1
B. DasarHukum
1. Buku pedoman petunjuk pelaksana K3 Th. 2015
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2017 tentang Standar
Nasional Akreditasi Rumah Sakit
3. Peraturan PemerintahRepublik Indonesi Nomor 74 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun.
4. Surat Perintah Karumkit Bhayangkara Kediri Nomor : Sprin///2015 tentang
panitia Akreditasi 2012 Rumah Sakit.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman tata laksana pengendalian Bahan Berbahaya dan
Beracun adalah penggunaan bahan berbahaya dan beracun yang ada di tempat
kerja Rumah Sakit Bhayangkara Kediri.
BAB. II
2
BAB II
PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI
A. Pengertian
1. Bahan berbahaya dan beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah
bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak
lingkungan hidup dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lainnya.
2. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3.
3. Penyimpanan B3 adalah tehnik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas
dan kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan
hidup, kesehatan manusia dan mahluk hidup lainnya.
4. Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi dan memasukkan B3 ke
dalam suatu wadah dan atau kemasan, menutup dan atau menyegelnya.
5. Symbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasinya B3.
6. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3.
B. KlasifikasiBahan BerbahayadanBeracun
1. Bahan berbahaya dan Beracun B3 adalah diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Bahan mudah meledak.
Adalah bahan yang pada suhu dan tekanan standar(25˚C, 760 mmHg) dapat
meledakkan atau melalui reaksi kimia dan atau fisika dapat menghasilkan gas
dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan
disekitarnya. Pengujiannya dapat dilakukan dengan menggunakan Differential
Scanning Calorymetry (DSC) atau Differential Thermal Analysis(DTA), 2,4
dinitrotoluenna atau Dibenzoil-peroksida sebagai senyawa acuan. Dari hasil
pengujian tersebut akan diperoleh nilai temperature pemanasan. Apabila nilai
temperature pemanasan suatu bahan lebih besar dari senyawa acuan, maka
bahan tersebut diklasifikasikan mudah meledak.
b. Pengoksidasian
3
b. Pengoksidasian
c. Pengujian bahan padat yang termasuk dalam kriteria B3 pengoksidasi dapat
dilakukan dengan metode uji pembakaran menggunakan amonium persulfat
sebagai senyawa standar. Sedangkan untuk bahan berupa cairan, senyawa
standar yang digunakan adalah larutan asam nitrat. Dengan pengujian
tersebut, suatu bahan dinyatakan sebagai B3 pengoksidasi apabila waktu
pembakaran bahan tersebut sama atau lebih pendek dari waktu pembakaran
senyawa standar.
d. Sangat mudah sekali menyala
Adalah B3 baik berupa padatan maupun cairan yang memiliki titik nyala di
bawah 0°C dan titik didih lebih rendah atau sama dengan 35°C.
f. Mudah menyala
Mempunyai salah satu sifat sebagai berikut:
1) Berupa cairan
Bahan berupa cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume
dan atau pada titik nyala (flash point) tidak lebih dari 60% (140°F) akan
menyala apabila terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala
lain pada tekanan udara 790 mmHg. Pengujiannnya dpat dilakukan dngan
metode Closed-Up test.
2) Berupa padatan
B3 yang bukan merupakan cairan, pada temperatur dan tekanan standar
(25°C, 760 mmHg) dengan mudah menyebabkan terjadinya kebakaran
melalui gesekan, penyerapan air atau perubahan kimia secara spontan dan
apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang menerus dalam 10
detik. Selain itu suatu bahan padatan diklasifikasikan B3 mudah terbakar
apabila dalam pengujian dengan metode serta Close-Up Flash pont Test
diperoleh titik nyala kurang dari 40°C.
h. Sangatberacun
4
h. Sangat beracun
i. Beracun
Adalah B3 yang bersifat racun bagi manusia akan menyebabkan kematian atau
sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau
mulut.
j. Berbahaya
Adalah bahan baik padatan maupun cairan ataupun gas yang jika terjadi
kontak atau melalui instalsi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap
lesehatan sampaia tingkat tertentu.
k. Korosif (Corrosive)
B3 yang bersifat korosif mempunyai sifat antara lain :
5
Adalah bahan baik padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara
langsung dan apabila kotak tersebut terus menerus dengan kulit atau selaput
lendir dapat menyebabkan peradangan.
n. Karsinogenik
Adalah sifat bahan penyebab sel kanker yakni sel liar yang dapat merusak
jaringan tubuh.
o. Teratogenik
Adalah sifat bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan
embrio.
p. Mutagenic
Adalah sifat bahan yag menyebabkan perubahan kromosom yang berarti dapat
merubah genetika.
h. Laundry...
6
h. Laundry
i. InstalasiForensik
C. KewajibanInstansiTerhadapPenangananbahanBerbahayadanBercun
1. Pimpinan wajib membuat daftar nama dan kuantitas Bahan Berbahaya dan
Beracun di tempat kerja dengan mengisi formulir untuk ditetapkan kategori potensi
bahaya pada instansi yang bersangkutan. Adapaun potensi bahaya sebagaimana
dimaksud terdiri dari :
a. Bahaya besar
b. Bahaya menengah
2. Membuat acuan dokumen pengendalian potensi bahay Bahan Berbahaya dan
Beracun antara lain :
a. Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko.
b. Kegiatan tehnis, rancang bangun, konstruksi, pemilihan bahan berbahaya,
serta pengoperasian dan pemeliharaan instalasi.
c. Kegiatan pembinaan tenaga kerja di tempat kerja.
d. Rencana dan prosedur poenanggunlangan keadaan darurat
e. Prosedur kerja aman.
f. Mengembangkan poengetahuan K3, bidang bahan Beracun dan Berbahaya.
3. Indentifikasi bahaya
a. Akibat terhadap kesehatan :
1) Mata
2) Kulit
3) Tertelan
4) Terhirup
5) Karsinogenik
6) Teratogenik
7) Reproduksi
b. Akibat terjadi kebakaran :
1) Sifat-sifat bahan mudah terbakar
2) Sifat-sifat bahan yang mudah meledak
3) Sifat-sifat bahan ynag mudah menguap (sifat fisika dan kimia)
4) Tumpahan dan kebocoran kecil/besar
5) Penyimpanan...
7
5) Penyimpanan yang tidak memenuhi syarat.
c. Pencemaran lingkungan /Ekologi
1) Kemungkinan dampak terhadap lignkungan pembuangan limbah
2) Dagradasi lingkungan
3) Bio akumulasi
10.Pengelolaan...
8
10. Pengelolaan tempat penyimpanan B3 sebagaimana tersebut diatas wajib
dilengkapi dengan system tanggap darurat dan prosedur penanganan B3.
F. PENUTUP
Dengan telah disusun Kebijakan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun di
Rumah Sakit Bhayangkara Kediri untuk dapat dijadikan sebagai pedoman bagi seluruh
karyawan rumah sakit dalam melakukan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun di
Rumah Sakit Bhayangkara Kediri.