Anda di halaman 1dari 28

PANDUAN

PENGELOLAAN
BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
DAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN

YUMERKRIS
( Yayasan Untuk Menyelenggarakan Rumah Sakit – Rumah Sakit Kristen di Sumba )
RUMAH SAKIT KRISTEN LINDIMARA
Jl.Prof DR. W. Z. Yohanis No. 6 Telp : (0387) 61064, 61019 ; Fax : (0387)
Website:www.lindimara.org. E-mail :rsk.lindimara@yahoo.com
Waingapu – Sumba Timur
RUMAH SAKIT KRISTEN LINDIMARA
Jl.Prof DR. W. Z. Yohanis No. 6 Waingapu – 87113 – NTT
Telp : (0387) 61064, 61019 ; Fax : (0387) 61742,
Email :rsk.lindimara@yahoo.com

SURAT KEPUTUSAN
NOMOR : 2103 /A.29/SK_DIR/V/2019
TENTANG

PENETAPAN PANDUAN PENGELOLAAN

BAHAN BERBAHAYA BERACUN DAN LIMBAH BAHAN BERACUN

DIREKTUR RUMAH SAKIT KRISTEN LINDIMARA

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Kristen
Lindimara, maka diperlukan penyelenggaraan dalam penanganan,
penyimpanan, penggunaan Bahan Berbahaya Beracun yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan dalam pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun dan
limbahnya dapat dilaksanakan dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur
Rumah Sakit Kristen Lindimara sebagai landasan bagi penyelenggaraan
Pengelolaan Fasilitas Rumah Sakit Kristen Lindimara;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, perlu
ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Kristen Lindimara.
Mengingat : 1. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan
Farmasi dan Alat Kesehatan.
5. Peraturan Pemerintah No 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya Beracun.
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 3 tahun 2008 tentang Tata Cara
Pemberian Simbol dan Label Bahan Berbahaya dan Beracun.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 101 tahun 2014 tentang
pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun
9. Keputusan Kepala Bapedal No. 1 Tahun 1995 Tentang Tata Cara Dan
Persyaratan Teknis Penyimpanandan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun
10. Keputusan Kepala Bapedal No. 3 Tahun 1995 Tentang Persyaratan Teknis
Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
11. Keputusan Kepala Bapedal No. 5 Tahun 1995 Tentang Simbol dan Label
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Keputusan Kepala Bapedal No. 68
Tahun 1994 Tentang Izin Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
12. Surat Keputusan Badan Pengurus YUMERKRIS NO 5/P.YMKRS/2011
tentang Penunjukkan Dr.Alhairani Koni Londa Manu Mesa sebagai Direktur RS
Kristen Lindimara.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :
Pertama : Keputusan Direktur Rumah Sakit Kristen Lindimara tentang Penetapan Panduan
Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun dan Limbahnya.
Kedua : Pedoman Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun dan Limbahnya di Rumah Sakit Kristen
Lindimara sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.
Ketiga : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun dan
Limbahnya Rumah Sakit Kristen Lindimara dilaksanakan oleh bagian Komite Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit Kristen Lindimara
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari ternyata
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Waingapu
Pada Tanggal : 01 September 2019
Direktur RSK Lindimara

dr.Alhairani K.L.Manu Mesa


NIP. 19790709 201001 2 013
BAB I
DEFENISI

1. Bahan berbahaya dan beracun (B3) didefinisikan sebagai :


a. Bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan
hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta mahkluk hidup lainnya.
b. Bahan yang karena sifat kimia maupun kondisi fisiknya sangat berpotensi
menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia, kerusakan properti dan atau
lingkungan.
2. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas dan
kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup,
kesehatan manusia, dan mahluk hidup lainnya
3. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3.
4. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3
5. Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet) adalah suatu berkas data
yang mengandung informasi mengenai sifat-sifat suatu bahan. Lembar data ini
bertujuan memberikan informasi kepada para pekerja dan personel gawat darurat
mengenai informasi penanganan suatu bahan dengan aman. Lembar data ini
memberikan informasi data seperti titik leleh, titik didih, titik nyala, toksisitas, efek
kesehatan, perawatan pertama, reaktivitas, cara penyimpanan, cara pembuangan,
peralatan pelindung yang diperlukan, dan prosedur penanganan tumpahan bahan.
Format lembar data ini berbeda-beda bergantung pada persyaratan tiap-tiap negara.
6. Kontaminasi adalah Proses terkenanya bahan pada manusia karena tertumpah, terpecik,
tercium atau tertelan dan tertumpahnya bahan pada lingkungan hidup.
7. Pengelolaan B3 adalah Kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, menggunakan atau membuang B3.
8. Penanggulangan B3 adalah Upaya pengamanan terhadap B3 mulai dari pembuatan
sampai pembuangan limbah agar tidak terjadi iritasi,korosi, keracunan, kebakaran,
ledakan, gangguan kesehatan, cacat, kematian, kerusakan harta benda dan lingkungan
hidup.
9. Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan;
10. Limbah bahan berbahaya dan beracun, disingkat limbah B3, adalah sisa suatu usaha
dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena
sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lain;
11. Pengelolaan limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi,
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan penimbunan
limbah B3;
12. Reduksi limbah B3 adalah suatu kegiatan pada penghasil untuk mengurangi jumlah dan
mengurangi sifat bahaya dan racun limbah B3, sebelum dihasilkan dari suatu kegiatan;
13. Penghasil limbah B3 adalah orang yang usaha dan/atau kegiatannya menghasilkan
limbah B3;
14. Penyimpanan adalah kegiatan menyimpan limbah B3 yang dilakukan oleh penghasil
dan/atau pengumpul dan/atau pemanfaat dan/atau pengolah dan/atau penimbun limbah
B3 dengan maksud menyimpan sementara;
15. Pengumpulan limbah B3 adalah kegiatan mengumpulkan limbah B3 dari penghasil
limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara sebelum diserahkan kepada
pemanfaat dan/atau pengolah dan/atau penimbun limbah B3;
16. Pengangkutan limbah B3 adalah suatu kegiatan pemindahan limbah B3 dari penghasil
dan/atau dari pengumpul dan/atau dari pemanfaat dan/ atau dari pengolah ke pengumpul
dan/atau ke pemanfaat dan/atau ke pengolah dan/atau ke penimbun limbah B3;
17. Pemanfaatan limbah B3 adalah suatu kegiatan perolehan kembali (recovery) dan/atau
penggunaan kembali (reuse) dan/atau daur ulang (recycle) yang bertujuan untuk
mengubah limbah B3 menjadi suatu produk yang dapat digunakan dan harus juga aman
bagi lingkungan dan kesehatan manusia;
BAB II
RUANG LINGKUP

Adapun Jenis B3 dan Limbah B3:


1. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) diklasifikasikan sebagai :
a. Mudah meledak (explosive) yaitu bahan yang pada suhu dan tekanan standar (25ºC,
760 mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan atau fisika dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak
lingkungan sekitarnya.
b. Pengoksidasi (oxidizing) yaitu bahan yang termasuk dalam kriteria B3 pengoksidasi
adalah bahan yang waktu pembakaran bahan tersebut sama atau lebih pendek dari
waktu pembakaran senyawa standar (ammonium persulfat untuk bahan padat dan
asam nitrat untuk bahan cair).
c. Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable) adalah B3 baik berupa padatan
maupun cairan yang memiliki titik nyala dibawah 0ºC dan titik didih lebih rendah
atau sama dengan 35ºC.
d. Sangat mudah menyala (flammable) yaitu B3 baik berupa padatan maupun cairan
yang memiliki titik nyala dibawah 0ºC – 21ºC.
e. Mudah menyala (flammable) yaitu bahan yang mempunyai salah satu sifat sebagai
berikut :
a) Bahan berupa cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan atau
pada titik nyala (flash point) tidak lebih 60°C (140º F) akan menyala apabila
terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara
760 mmHg.
b) Berupa padatan yang bukan berupa cairan, pada temperatur dan tekanan standar
(25ºC, 760 mmHg) dengan mudah menyebabkan terjadinya kebakaran melalui
gesekan, penyerapan uap air atau perubahan kimia secara spontan dan apabila
terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menurus dalam 10 detik.
Selain itu, suatu bahan padatan diklasi fikasikan B3 mudah terbakar apabila
pengujian dengan Seta Closed-Cup Flash Point Test diperoleh titik nyala kurang
dari 40ºC.
f. Amat sangat beracun (extremely toxic); B3 yang bersifat amat sangat beracun bagi
manusia akan menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam
tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut.
g. Sangat beracun (higly toxic); yaitu B3 yang bersifat sangat beracun bagi manusia
akan menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh
melalui pernapasan, kulit atau mulut.
h. Beracun (moderately toxic); yaitu B3 yang bersifat beracun bagi manusia akan
menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui
pernapasan, kulit atau mulut.
i. Berbahaya (harmful) yaitu bahan baik padatan maupun cairan ataupun gas yang jika
terjadi kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap
kesehatan sampai tingkat tertentu.
j. Korosif (corrosive) yaitu bahan yang bersifat mempunyai sifat antara lain :
a) Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit.
b) Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020 dengan laju
korosi lebih besar dari 6,35 mm/tahun dengan temperature 55ºC.
c) Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam dan sama atau
lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.
k. Bersifat iritasi (irritant) yaitu bahan baik padatan maupun cairan yang jika terjadi
kontak secara langsung, dan apabila kontak tersebut terus menerus dengan kulit atau
selaput lendir dapat menyebabkan peradangan.
l. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment) . Bahaya yang
ditimbulkan oleh suatu bahan seperti merusak ozone (misal CFC), persistem di
lingkungan (misal PCBs), atau bahan tersebut dapat merusak lingkungan.
m. Kasinogenik (carcinogenik) yaitu bahan penyebab sel kanker, yakni sel luar yang
dapat merusak jaringan tubuh.
n. Tetratogenik (tetranogenic) adalah sifat bahan yang dapat mempengaruhi
pembentukan dan pertumbuhan embrio.
o. Mutagenik (mutagenic) adalah sifat bahan yang menyebabkan perubahan kromosom
yang berarti dapat merubah genetika.
2. Adapun jenis limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Rumah Sakit adalah sebagai berikut:
a. Limbah umum: sejenis limbah yang tidak membutuhkan penanganan spesial atau tidak
membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan.
b. Limbah radioaktif: dapat berfase padat, cair maupun gas yang terkontaminasi dengan
radionuklisida.
c. Limbah kimiawi: dapat berupa padatan, cairan maupun gas.
d. Limbah berpotensi menularkan penyakit (infectious): mengandung mikroorganisme patogen
yang dilihat dari konsentrasi dan kuantitasnya bila terpapar dengan manusia akan dapat
menimbulkan penyakit.
e. Benda-benda tajam digunakan dalam kegiatan rumah sakit. Benda tajam terkontaminasi oleh
darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi atau bahan sitotoksik.
f. Limbah farmasi (obat-obatan): produk-produk kefarmasian, obat-obatan dan bahan kimiawi.
g. Limbah sitotoksik: bahan yang terkontaminasi obat sitotoksik selama peracikan,
pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik.
BAB III
TATA LAKSANA

A. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan pemenuhan kebutuhan dalam hal ini B3. Pengadaan B3
haruslah memenuhi persyaratan - persyaratan K3 supaya tetap tercipta keamanan di
lingkungan kerja. Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam pengadaan B3 adalah :
1. Penyedia B3 haruslah terdaftar sebagai penyalur B3.
2. B3 yang dikirim haruslah dilampiri dengan Lembar Data Keselamatan Bahan (Material
Safety Data Sheet - MSDS)
3. Adanya pencatatan tentang penerimaan, penyaluran dan penggunaan.
Merujuk pada ketiga hal tersebut di atas, maka tata laksana pengadaan di Rumah Sakit adalah
sebagai berikut :
1. Proses pengadaan B3 dilakukan sesuai dengan prosedur pengadaan barang di Rumah
Sakit.
2. Bagian pengadaan memastikan bahwa penyedia B3 memiliki ijin sebagai penyalur B3.
4. Bagian Gudang / Instalasi farmasi memastikan bahwa B3 yang diterima atau dikirim oleh
penyedia B3 dilampiri dengan Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data
Sheet - MSDS).
5. Cara pertolongan pertama akibat bahan berbahaya denagan memperhatikan label berupa
simbol, gambar, dan atau tulisan berupa kalimat peringatan berbahaya misalnya : bahan
mudah meledak, bahan mudah terbakar, bahan iritasi, Korosif dan lain- lain.
6. Pencatatan juga dilakukan pada saat dilakukan penyaluran dan penggunaan B3 tersebut.
B. Penyimpanan B3
Prosedur penyimpanan B3 merupakan hal yang mutlak harus diketahui untuk mencegah
bahaya dari bahan tersebut. Persyaratan tempat menyimpan B3 adalah:
1. Tempat penyimpanan tidak untuk aktifitas
2. Ruang cukup luas dapat melindungi mutu produk
3. Menjamin keamanan produk (disimpan jauh dari bahan Makanan, bahan pakian dan
bahan lainnya).
4. Tidak menimbulkan interaksi antar bahan berbahaya satu dengan yang lainnya
5. Menjamin keamanan petugas
6. Ada rambu / tanda, denah lokasi, jalur evakuasi, APAR, APD (Alat Pelindung Diri)
7. Bahan tidak diletakkan di lantai (letakkan di atas palet, rak, lemari)/
8. Bahan yang mudah meledak dijauhkan dari bangunan yang menyimpan oli, api yang
menyala.
9. Bahan yang mudah mengoksidasi harus disimpan di tempat yang sejuk dan mendapat
pertukaran udara yang baik.
10. Bahan yang mudah terbakar disimpan di tempat terpisah dari tempat penyimpanan
perbekalan, mudah dilokalisir bila terjadi kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi
dengan pemadam api.
11. Bahan beracun disimpan di tempat yang sejuk, mendapat pertukaran udara yang baik,
tidak terkena sinar matahari langsung dan jauh dari sumber panas.
12. Bahan korosif (bisa juga untuk bahan yang iritasi) disimpan di tempat yang dilengkapi
dengan sumber air untuk mandi atau mencuci.
13. Bahan – bahan lain yang mudah menguap disimpan dalan wadah yang tertutup rapat
C. Distribusi B3
Setelah B3 diterima dari penyedia dan disimpan di gudang penyimpanan, maka tata laksana
distribusi B3 di rumah sakit adalah sebagai berikut :
1. Proses penyaluran dan penggunaan B3 di bagian/ unit yang membutuhkan mengacu
kepada prosedur permintaan barang dari bagian/ unit.
2. Setelah proses permintaan barang tersebut dilakukan maka dilakukan penyaluran kepada
bagian yang membutuhkan. Pada proses penyaluran ini dilakukan pencatatan kembali
mengenai penyaluran dan penggunaan B3 di rumah sakit. Form pencatatan disediakan
di gudang penyimpanan oleh bagian K3RS.
D. Pelabelan B3
Pada saat pelaksanaan penyaluran dan penggunaan B3 kepada bagian/ unit yang
memerlukan, maka dalam hal terjadi pemindahan materi ke wadah yang baru diperlukan
pemasangan label pada wadah baru tersebut sesuai dengan jenis B3 yang diminta untuk
keselamatan penggunaan. Unit K3 RS bertanggung jawab untuk pembuatan dan pemasangan
label ke wadah baru tersebut. Aturan pelabelan mengacu kepada ketentuan pelabelan yang
diatur pada panduan pengelolaan B3 ini.
1. Pelabelan B3
Pengelolaan B3 yang mencakup kegiatan menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan,
menggunakan dan/ atau membuang B3 harus dilakukan secara baik dan benar, sehingga
penggunaan dan penanganan B3 tersebut akan aman bagi pengguna dan tidak mencemari
lingkungan dan membahayakan makhluk hidup lainya.
Salah satu hal penting dalam pengelolaan B3 adalah pemberian simbol dan label. Pemberian
simbol dan label sangat penting untuk mengidentifikasi sekaligus mengklasifikasikan B3, yang
nantinya akan sangat berguna sebagai informasi penting dalam pengelolaannya.
Identifikasi yang digunakan untuk penandaan B3 terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu simbol dan label.
1) Simbol
a. Bentuk dasar, ukuran dan bahan
Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat sehingga membentuk belah ketupat
berwarna dasar putih dan garis tepi belah ketupat tebal berwarna merah (lihat gambar A).
Simbol yang dipasang pada kemasan disesuaikan dengan ukuran kemasan. Sedangkan
simbol pada kendaraan pengangkut dan tempat penyimpanan kemasan B3 minimal
berukuran 25 cm x 25 cm.
Gambar A: bentuk dasar symbol

Simbol harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan dan bahan kimia yang
akan mengenainya. Warna simbol untuk dipasang di kendaraan pengangkut bahan
berbahaya dan beracun harus dengan cat yang dapat berpendar (fluorenscence).
b. Jenis simbol B3
Simbol B3 merupakan gambar yang menunjukan klasifikasi B3 yang terdiri dari 10
(sepuluh) jenis simbol yang dipergunakanyaitu:
1) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak (explosive), sebagaimana gambar
1.

Gambar 1 : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat


mudah meledak (explosive).

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol berupa gambar bom
meledak (explosive/ exploded bomb) berwarna hitam. Simbol ini menunjukkan suatu
bahan yang pada suhu dan tekanan standar (25 oC, 760mmHg) dapat meledak dan
menimbulkan kebakaran atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika dapat menghasilkan
gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan di
sekitarnya.
2) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi (oxidizing), sebagaimana gambar 2.

Gambar 2 : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat


pengoksidasi (oxidizing).

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.


Gambar simbol berupa bola api berwarna hitam yang menyala. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang dapat melepaskan banyak panas atau menimbulkan
api ketika bereaksi dengan bahan kimia lainnya, terutama bahan-bahan yang sifatnya
mudah terbakar meskipun dalam keadaan hampa udara.
3) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah menyala (flammable), sebagaimana
gambar 3.

Gambar 3 : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat


mudah menyala (flammable).
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Gambar simbol berupa
gambar nyala api berwarna putih dan hitam. Simbol ini menunjukkan suatu bahan
yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Dapat menjadi panas atau meningkat suhunya dan terbakar karena kontak dengan
udara pada temperature ambien;
b) Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengan sumber nyala api;
c) Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal;
d) Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam jumlah yang berbahaya,
jika bercampur atau kontak dengan air atau udara lembab;
e) Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0ºC dan titik didih lebih
rendah atau sama dengan 35ºC;
f) Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0ºC –21ºC;
g) Cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan/atau pada titik
nyala (flash point) tidak lebih dari 60ºC (140ºF) akan menyala apabila terjadi
kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760
mmHg. Pengujiannya dapat dilakukan dengan metode ”Closed-Up Test”;
h) Padatan yang pada temperatur dan tekanan standar(25ºC dan 760 mmHg) dengan
mudah menyebabkan terjadinya kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap air
atau perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan
kebakaran yang terus menerus dalam 10 detik. Padatan yang hasil pengujian
”Seta Closed Cup Flash Point Test”-nya menunjukkan titik nyala kurang dari
40ºC;
i) Aerosol yang mudah menyala;
j) Padatan atau cairan piroforik; dan/atau
k) Peroksida organik.

4) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic), sebagaimana gambar 4.

Gambar 4 : Simbol B3 klasifikasi bersifat beracun


(toxic)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol berupa gambar
tengkorak dan tulang bersilang. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki
karakteristik sebagai berikut:
a) Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan keracunan atau sakit yang
cukup serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau
mulut.Penentuan tingkat sifat racun ini didasarkan atas uji LD50 (amat sangat
beracun, sangat beracun danberacun); dan/atau
b) Sifat bahaya toksisitas akut.
5) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful), sebagaimana gambar 5.
Gambar 5 : Simbol B3 klasifikasi bersifat
berbahaya (harmful)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol berupa gambar
silang berwarna hitam. Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan baik berupa
padatan, cairan ataupun gas yang jika terjadi kontak atau melalui inhalasi ataupun oral
dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu.

6) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant), sebagaimana gambar 6.

Gambar 6 : Simbol B3 klasifikasi bersifat iritasi


(irritant)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol berupa gambar
tanda seru berwarna hitam. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki
karakteristik sebagai berikut:
a. Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara langsung dan/atau terus
menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan iritasi atau
peradangan;
b. Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan tunggal dapat
menyebabkan iritasi pernafasan, mengantuk atau pusing;
c. Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit; dan/atau
d. Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapat menyebabkan iritasi serius pada
mata.
7) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive), sebagaimana gambar 7.

Gambar 7 : Simbol B3 klasifikasi bersifat korosif


(corrosive)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol terdiri dari 2
gambar yang tertetesi cairan korosif. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;
b) Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 10-20 dengan laju
korosi > 6,35 mm/tahun dengan temperature pengujian 55ºC; dan/atau
c) Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam dan sama atau
lebih besar dari 12,5 untukB3 yang bersifat basa.
8) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya bagi lingkungan (dangerous for
environment), sebagaimana gambar 8.
Gambar 8 : Simbol B3 klasifikasi berbahaya bagi
lingkungan (dangerous for the environment).

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol berupa gambar
pohon dan media lingkungan berwarna hitam serta ikan berwarna putih. Simbol ini
untuk menunjukkan suatu bahan yang dapat menimbulkan bahaya terhadap
lingkungan. Bahan kimia ini dapat merusak atau menyebabkan kematian pada ikan
atauo rganisme aquatic lainnya atau bahaya lain yang dapat ditimbulkan, seperti
merusak lapisan ozon (misalnya CFC =Chloro fluoro carbon), persistent di lingkungan
(misalnya PCBs = Poly chlorinated Biphenyls).
9) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik dan mutagenik
(carcinogenic, tetragenic, mutagenic), sebagaimana gambar 9.

Gambar 9 : Simbol B3 klasifikasi bersifat


karsinogenik, teratogenik dan mutagenik
(carcinogenic, tetragenic, mutagenic).

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol berupa gambar
kepala dan dada manusia berwarna hitam dengan gambar menyerupai bintang segi
enam berwarna putih pada dada. Simbol ini menunjukkan paparan jangka pendek,
jangka panjang atau berulang dengan bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan
sebagai berikut:
a) karsinogenik yaitu penyebab sel kanker;
b) teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan
pertumbuhan embrio;
c) mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan kromosom yang
berarti dapat merubah genetica;
d) toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik;
e) toksisitas terhadap sistem reproduksi; dan/atau
f) gangguan saluran pernafasan.
10) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat bahaya lain berupa gas bertekanan (pressure gas),
sebagaimana gambar 10.

Gambar 10 : Simbol B3 klasifikasi bersifat gas


bertekanan.

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar
tabung gas silinder berwarna hitam. Simbol ini untuk menunjukkan bahaya gas
bertekanan yaitu bahan ini bertekanan tinggi dan dapat meledak bila tabung
dipanaskan/ terkena panas atau pecah dan isinya dapat menyebabkan kebakaran.
c. Jenis Limbah B3
Jenis limbah B3 Simbol Kemasan
1) Limbah Infeksius Padat Kantong plastik atau
Limbah padat yang memiliki sifat infeksius paling container
besar dari kegiatan yang berasal dari aktifitas kegiatan
pengobatan yang memungkinkan penularan penyakit
jika mengalami kontak dengan limbah tersebut dengan
media penularan bakteri, virus, parasit dan jamur
seperti verban bekas pakai, bekas infus, pembalut,
pampers, transfuse set dll.
2) Limbah Infeksius Tajam Safety box
Limbah padat yang memiliki sifat infeksius karena
memiliki bentuk tajam yang dapat melikai dan
memotong pada kegiatan terapi dan pengobatan yang
memungkinkan penularan penyakit media menular
bakteri, virus, parasit dan jamur seperti spuit bekas,
jarum suntik bekas, pisau bekas, pecahan botol/ampul
obat.
3) Limbah Patologi Kantong plastik atau
Limbah jaringan tubuh yang meliputi organ, anggota container
badan, darah, dan cairan tubuh. Biasanya dihasilkan
pada saat pembedahan atau autopsi seperti plasenta,
jaringan, potongan tubuh.
4) Limbah Farmasi Kantong plastic
Limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan yang
dilakukan difarmasi seperti obat kadaluarsa, sisa
kemasan dan kontainer obat, peralatan yang
terkontaminasi bahan farmasi, sisa obat.
5) Limbah Bahan Kimia Kantong plastik
Limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia
dalam tindakan medis, veterinary, laboratorium, proses
sterilisasi atau riset.
6) Limbah Logam Berat Kontainer plastic
Limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi
seperti thermometer merkuri pecah, hygmomanometer
merkuri pecah
7) Limbah Tabung/ Kontainer Bertekanan Kantong Plastik
Limbah tabung gas (kontainer bertekanan)
8) Limbah Sitotoksis Kantong Plastik atau
Bahan yang terkontaminasi oleh obat sitotoksik selama kontainer plastik
peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi
sitotoksik
9) Limbah Radiologi Kantong plastik atau
Limbah yang dihasilkan dari proses pencetakan foto kontainer plastik
yaitu cairan Fixer dan developer

d. Ketentuan pemasangan symbol


1) Simbol pada kemasan B3 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel dengan baik pada
kemasan, mudah penggunaannya, tahan lama, tahan terhadap air dan tahan
terhadap tumpahan isi kemasan B3;
b) Jenis simbol yang dipasang harus sesuai dengan karakteristik bahan yang
dikemasnya atau diwadahinya;
c) Simbol dipasang pada sisi-sisi kemasan yang tidak terhalang oleh kemasan lain
dan mudah dilihat;
d) Simbol tidak boleh terlepas atau dilepas dan diganti dengan simbol lain sebelum
kemasan dikosongkan dan dibersihkan dari sisa-sisa bahan berbahaya dan
beracun;
e) Kemasan yang telah dibersihkan dari B3 dan akan dipergunakan kembali untuk
mengemas B3 harus diberi label “KOSONG”.

2) Simbol pada kendaraan pengangkut B3.


Simbol yang dipasang pada kendaraan pengangkut B3 harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
a) Simbol B3 berupa stiker atau lainnya yang dapat menempel dengan baik pada alat
angkut/kendaraan, mudah penggunaannya, dan tahan lama;
b) Simbol yang dipasang harus satu macam simbol yang sesuai dengan klasifikasi
B3 yang diangkutnya;
c) Ukuran minimum yang dipasang adalah 25 cm x 25 cm atau lebih besar,
sebanding dengan ukuran alat angkut yang digunakan;
d) Terbuat dari bahan yang tahan terhadap goresan, air, hujan, dan/atau bahan kimia
yang mungkin mengenainya (misalnya bahan plastik, kertas, atau platlogam) serta
menggunakan bahan warna simbol yang dapat berpendar (flourenscence);
e) Dipasang disetiap sisi dan di bagian muka alat angkut serta harus dapat terlihat
dengan jelas dari jarak lebih kurang 30 meter; dan
f) Simbol tidak boleh dilepas dan diganti dengan simbol lain sebelum muatan B3
dikeluarkan dan alat angkut yang digunakan dibersihkan dari sisa B3 yang
tertinggal.
3) Simbol pada tempat penyimpanan kemasan B3.
Tempat penyimpanan kemasan B3 harus ditandai dengan simbol dengan mengikuti
ketentuan sebagai berikut:
a) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel dengan baik pada
tempat penyimpanan kemasan B3, mudah penggunaannya dan tahan lama.
Simbol juga terbuat dari bahan yang tahan terhadap air,goresan dan bahan kimia
yang mungkin mengenainya (misalnya bahan plastik, kertas, atau plat logam);
b) Simbol dipasang pada bagian luar tempat penyimpanan kemasan B3 yang tidak
terhalang;
c) Jenis simbol yang dipasang harus sesuai klasifikasi B3 yang disimpannya; dan
d) Ukuran minimum simbol yang dipasang adalah 25 cm x25 cm atau lebih besar,
sehingga tulisan pada simbol dapat terlihat jelas dari jarak 20 meter.
2. Label
Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3.
Penggunaan Label B3 tersebut dilakukan dalam kegiatan pengemasan B3. Label berfungsi untuk
memberikan informasi tentang produsen B3, identitas B3 serta kuantitas B3. Label harus mudah
terbaca, jelas terlihat, tidak mudah rusak, dan tidak mudah terlepas dari kemasannya.
a. Bentuk, warna dan ukuran.
Label B3 berbentuk persegi panjang dengan ukuran disesuaikan dengan kemasan yang
digunakan, ukuran perbandingannya adalah panjang : lebar = 3:1, dengan warna dasar putih
dan tulisan serta garis tepi berwarna hitam, seperti gambar di bawah ini:

b. Pengisian label B3.


Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah terhapus dan dipasang pada
setiap kemasan B3. Pada label wajib dicantumkan informasi minimal sebagai berikut :
No Jenis Informasi Penjelasan Pengisian
1 Nama B3; Nama dagang B3/ Nama Bahan Kimia.
Komposisi, No. CAS/No UN; Komposisi atau formulasi bahan kimia.
Produsen Informasi lengkap mengenai penghasil.
2 Simbol Disesuaikan dengan klasifikasi B3
3 Kata peringatan Pilih salah satu “bahaya” atau “awas sesuai dengan tingkat
resiko.
4 Pernyataan bahaya: Menjelaskan simbol secara lebih detil sesuai dengan
- klasifikasi B3 klasifikasi B3.
- fisik, kesehatan Misal: sangat mudah menyala, sangat beracun,
- lingkungan karsinogenik, dan lain-lain.
5 Informasi penanganan Prosedur penanganan kecelakaan dan darurat
6 Keterangan tambahan Tanggal kadaluarsa
Tujuan penggunaan
Jumlah dan isi kemasan atau kontainer
7 Identitas pemasok Informasi lengkap mengenai pemasok

c. Pemasangan label B3.


Label B3 dipasang pada kemasan di sebelah bawah simbol dan harus terlihat dengan jelas.
Label ini juga harus dipasang pada wadah yang akan dimasukkan ke dalam kemasan yang
lebih besar. Contoh pemasangan simbol dan label pada kemasan/wadah, seperti gambar
berikut ini:

E. Menyertakan MSDS (material safety data sheet) atau lembar data pengaman
Lembar data keselamatan bahan memberikan informasi tentang potensi bahaya zat komersial
dan tindakan keselamatan yang perlu diikuti pengguna. Rumah Sakit harus menyimpan
MSDS yang disediakan oleh pemasok kimia, dan membuatnya tersesdia untuk pekerja, Tim
penanggulangan keadaan darurat, dan lainnya.
Pegawai harus memeriksa MSDS untuk setiap bahan kimia sebelum mulai bekerja. File
MSDS dapat berada di laboratorium, Radiologi, Farmasi, Gudang Penyimpanan dan unit –
unit yang menggunakan B3. Pemasok B3 setiap pengiriman B3 harus menyertakan MSDS
yang berisi: merk dagang, rumus kimia B3, jenis B3, klasifikasi B3, teknik penyimpanan dan
tata cara pengamanan bila terjadi kecelakaan atau paparan B3. MSDS harus diletakkan pada
tempat yang mudah dilihat dan dibaca untuk memudahkan tindakan pengamanan bila
diperlukan.
F. Pengelolaan Limbah B3
Pengelolaan Limbah B3 merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang mencakup
penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan, dan pengolahan limbah B3
termasuk penimbunan hasil pengolahan tersebut. Tujuan pengelolaan B3
adalah mencegah dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang
diakibatkan oleh limbah B3 serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah
tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya kembali. Adapun jenis limbah B3 yang terdapat
di rumah sakit:
1.Limbah benda tajam
Limbah benda tajam adalah limbah yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau bagian
menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit. Contoh : jarum suntik, perlengkapan
intravena, pecahan gelas atau tabung, pisau bedah dan lain-lain.
Limbah benda tajam mempunyai potensi menyebabkan cidera melalui robekan atau
tusukan. Limbah benda tajam mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan
mikrobiologi dan beracun dan bahan lainnya.
Limbah golongan ini ditempatkan dalam wadah yang tahan tusukan dan diberi label
dengan benar untuk menghindari kemungkinan cidera saat prose pengumpulan dan
pengangkatan limbah tersebut.
2.Limbah Infeksius
Limbah infeksius memiliki pengertian :
a) Limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi karena penyakit
menular
b) Limbah Laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari
ruang perawatan atau isolasi penyakit menular.
Limbah golongan ini disimpan dalam kantong kuning
3. Limbah Jaringan Tubuh
Cairan tubuh terutama darah dan cairan yang terkontaminasi oleh darah. Bila dalam
jumlah kecil dan mungkin diencerkan dapat dibuang ke dalam sistenm pengolahan air
limbah.
4. Limbah Farmasi
Limbah Farmasi berasal dari :
a) Obat – obatan kadaluarsa
b) Obat – obatan yang kemasannya rusak atau terkontaminasi
c) Obat – obatan yang dikembalikan oleh pasien atau di buang masyarakat
Metode pembuangan tergantung pada komposisi kimia limbah. Limbah Farmasi
hendaknya diwadahi kontainer non reakti. Bilamana memungkinkan cairan yang tidak
mudah terbakar hendaknya dikemas dalam kantong plastik. Umumnya limbah Farmasi
harus dibuang melalui inecerator. Untuk pengamanan disarankan untuk berkonsultasi
dengan instansi yang berwenang.
5. Limbah Radioaktif
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal
dari penggunaan medis. Limbah ini dapat berasal dari tindakan kedokteran nuklir,
radioimunoassay dan bacteriologis (cair, padat maupun gas).
Hal – hal yang perlu dipenuhi secara umum dalam penanganan dam pembuangan limbah
ini adalah petugas harus bertanggungjawab untuk penanganan yang aman, penyimpanan
dan pembuangan limbah radioaktif, dan mencari petunjuk dan menetapkan area khusus
untuk penyimpanan limbah radiokaktif, yang harus dikemas dengan benar.
6. Limbah Plastik
Masalah yang ditimbulkan oleh limbah plastik terutama karena jumlah penggunaan yang
meningkat secara cepat dengan menggunakan barang medis disposible seperti syringe
dan selang. Penggunaan plastik lain seperti kantong obat, tempat makanan, peralatan dan
lain sebagainya. Terhadap limbah ini perlu dilakukan tindakan tertentu seperti pemisahan
yang dilakukan dengan baik dan sesuai prosedur.
Dengan penggolongan tersebut bertujuan untuk :
a) membuang sampah sesuai dengan jenis kantong.
b) mencegah terkontaminasi limbah padat non medis dan limbah padat medis.
c) memudahkan pengelolaan sampah dalam mengenali sampah didalamnya
tergolong sampah medis atau bukan.
d) Memperkecil biaya opersional pengelolaan limbah padat
G. Penggunaan Bahan Berbahaya
Kategori B3 Penggunaan
Bahan Kimia  Dalam penggunaan bahan kimia petugas harus
menggunakan APD sesuai kebutuhan
 Penggunaan bahan kimia harus sesuai dengan petunjuk
penggunaan yang ditetapkan oleh produsen
Cairan FIXER radiologi  Petugas harus menggunakan APD
 Hindari kontak langsung dengan kulit atau mata
Bahan Gas  Penggunaan bahan gas harus disesuiakan kebutuhan
pelayanan
 Sebelum digunakan harus di cek jarum indicator
 Setelah digunakan tabung gas harus ditutup kembali
dengan rapat
Bahan Medis  Bahan benda tajam digunakan sekali pakai
 Petugas harus berhati – hati selama melakukan
tindakan dengan benda tajam
 Petugas harus menggunakan APD
Bahan Farmasi Bahan yang kadaluarsa yang telah diidentifikasi dipisahkan
bagian yang bisa diretur dan bagian yang harus dimusnahkan
Bahan Logam Berat Penggunaan benda logam berat tidak memerlukan kondisi
khusus dan disimpan ditempat khusus penyimpanan bahan
logam berat

H. Pemisahan dan Pengurangan


Dalam pengembangan strategi pengelolaan limbah, alur limbah harus diidentifikasi dan
dipilah – pilah. Reduksi keseluruhan volume limbah, hendaknya merupakan proses yang
kontunue. Pilah – pilah dan reduksi volum limbah klinis dan yang sejenis merupakan
persyaratan keamanan yang penting untuk petugas pembuang sampah, petugas emergency
dan masyarakat.
Pilah – pilah dan reduksi volume limbah hendaknya mempertimbangkan sebgai berikut :
1. Kelancaran penanganan dan penampungan limbah.
2.Pengurangan jumlah limbah yang memerlukan peralatan khusus, dengan pemisahan
limbah B3 dan non B3
3. Diusahakan sedapat mungkin menggunakan bahan kimia non B3.
4. Pengemasan dan pemberian dari semua limbah pada tempat penghasil adalah kunci
pembuangan yang baik. Dengan limbah berada dalam kantong yang sama untuk
penyimpanan, pengangkutan dan pembuangan akan mengurangi kemungkinan kesalahan
petugas dalam penganannya.
I. Penampungan
Sarana harus memadai,letak lokasi yang tepat, aman dan hygienis. Standarisasi kantong pada
limbah klinis dapat dilakukan dengan pembedaan warnah maupun dengan label, hal ini
diperlukan agar menghindari kesalahan petugas dalam pengelolaan.
Keseragaman standar kantong limbah mempunyai keuntungan sebagai berikut :
1. Mengurangi biaya dan waktu pelatihan staf yang dimtasikan antar unit
2. Meningkatkan keamanan secara umum, baik pada pekerjaan dilingkungan Rumah Sakit
maupun pada penanganan limbah diluar Rumah Sakit.
3. Pengurangan biaya produksi kantong

Perhitungan jumlah limbah B3 ( masa penyimpanan 90 hari)

Jenis Limbah Jumlah Limbah Jumlah Limbah Kapasitas Banyaknya


dalam 90 hari kemasan/Drum
Oli bekas 15 liter / hari 1350 liter 200 L 7 drum
Bahan Kimia 15 L / bulan 15 kg 20 kg 1 drum
Aki bekas 5 buah / bulan 15 buah 15 buah
Lampu Bekas 15 buah / 3 15 buah 1 kardus 1 kardus
bulan
Benda Tajam 50 kg / hari 4500 kg 50 karung 90 karung

J. TPS Limbah B3
Tempat Penyimpanan Sementara B3 sebelum dikirim ke pihak ketiga harus memenuhi
persyaratan teknis dengan tata ruang yang memenuhi kaidah keselamatan. Hal – hal yag
perlu diperhatikan saat membuat TPS LB3 harus medapatkan ijin dan memenuhi persyaratan
: TataBangunan, Tata cara Penyimpanan, Tata cara Pengemasan, Teknis Operasional

K. Penanganan paparan B3
1. Penangan pada petugas yang mengalami B3 haruslah mengacu kepada petunjuk
penanganan paparan B3 yang tercantum dalam MSDS B3 tersebut. Oleh karena itu
ketersediaan MSDS dan pemahaman tentang MSDS tersebut perlu diketahui oleh
petugas supaya ketika terjadi paparan petugas tahu apa yang dilakukan untuk
menangani hal tersebut.
2. Dilakukan pelaporan kepada Unit K3 RS ketika terjadi paparan. Pelaporan dilakukan
dengan mengisi form pelaporan kejadian yang disediakan oleh Unit K3RS. Unit K3 RS
kemudian meneruskan laporan tersebut kepada direktur.
3. Dalam hal terjadi dampak lanjutan dari paparan B3 tersebut, maka akan dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut kesehatan petugas yang terpapar B3 tersebut.
Cara penanganan apabila terkena limbah B3:
1. Untuk Bahan Mudah Meledak
Jangan disimpan ditempat yang lembab dan jauhkan dari sumber yang dapat memicu
ledakan
2. Untuk yang bersifat Korosif
a).Jika terkena kulit basuh dengan air yang mengalir beberapa saat, hal ini bertujuan
untuk mengurangi konsentrasi larutan.
b).Segera hubungi dokter untuk penanganan lebih lanjut
3. Untuk Bahan Mudah Terbakar
a). Perhatikan prosedur penyimpanan
b). Sediakan kain basah jika terjadi kebakaran oleh minyak tanah atau alkohol
c). Gunakan tabung pemadam kebakaran untuk memadamkan api
4. Bahan Berbahaya, berbau tajam dan menyengat
a). Hidung dan mulut ditutup menggunakan masker atau kain kasa
b). Muntahkan jika tercium dan segera menghubungi dokter
5. Bahan Beracun
a). Jika bersentuhan dengan bahan ini basuh tangan dengan sabun dan alirkan air di atas
tangan beberapa saat
b). Jika terhirup atau tertelan, segera muntahkan dan hubungi dokter
c). Konsumsi susu setelah bekerja dengan bahan – bahan beracun
L. Penanganan Tumpahan
Dalam hal terjadi tumpahan B3 baik pada saat penerimaan bahan, penyaluran dan
penggunaan B3 maka diperlukan penanganan untuk tumpahan tersebut. Penanganan
tumpahan tersebut menggunakan Spill Kit. Spill kit adalah kit atau seperangkat alat yang
digunakan untuk menangani jika terjadi tumpahan bahan bahan berbahaya seperti bahan
kimia, bahan infeksius, logam berat atau minyak agar tidak membahayakan penghuni dan
lingkungan sekitarnya.
Penanganan terhadap tumpahan limbah cair ( bahan kimia ) berbahaya:
a) Tumpahan Limbah cair ( bahan kimia ) harus dilokalisir agar tidak menyebar
ketempat lain
b) Petugas yang melakukan pembersihan hrus menggunakan APD lengakap.
c) Petugas pembersihan harus meggunakan kit pembersihan tumpahan limbah cair yang
telah disiapkan.
d) Tumpahan yang dibenda keras dilap dengan kain atau bahan yang menyerap dan
dibuang ditempat sampah khusus kemoterapi, kemudian dibersihkan dengan
menggunakan cairan detergen kemudian dikeringkan.
M. Alat Pelindung Diri
Jenis alat pelindung diri yang digunakan sangat tergantung kepada besarnya risiko yang
berkaitan dengan limbah rumah sakit. Adapun jenis alat pelindung diri yang digunakan
dalam penanganan B3 :
a) Helm
Dengan atau tanpa penutup wajah penggunaannya harus disesuaikan dengan jenis
kegiatannya
b) Masker Wajah
Dilengkapi dengan filter yang dapat mengabsorsi gas dan atua masker untuk keperluan
medis
c) Pelindung mata
Penggunaannya disesuaikan dengan jenis kegiatannya
d) Baju pelindung
Apron (celemek) untuk rumah sakit yang kedap air dan atau baju seperti pakaian bengkel
wajib sesuai perundangan
e) Sarung tangan
Sarung tangan sekali pakai untuk staf medis atau sarung tangan untuk tugas berat ( bagi
yang menangani limbah), wajib Sesuai perundangan.

N. Pencatatan dan Pelaporan


Pelaporan dan investigasi dari paparan berbahaya dan beracun mengacu alur pelaporan
kejadian

O. Referensi ( persyaratan peraturan)


1. Peraturan Pemerintah RI Nomor tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah dan Bahan
berbaya dan Beracun.
2. Peraturan Pemerintah RI nomor 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun.
3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 03 Tahun 2008 tentang cara
pemberian symbol dan label bahan berbahaya dan beracun.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 472 tahun 1996 tentang Pengamanan Bahan
berbahaya bagi Kesehatan.
P. Iventarisasi B3 yang dipergunakan di rumah sakit, lokasi penyimpanan, pengguna dan syarat penyimpanannya adalah sebagai berikut :
NAMA SIFAT
LOKASI NAMA
BAHAN PENGGUNA BAHAN SYARAT TEMPAT PEYIMPANAN
PENYIMPANAN DAGANG
BERBAHAYA BERBAHAYA

Gudang Obat Etanol Alkohol Kamar Operasi, Mudah Simpan dalam tempat tertutup, terlindung dari cahaya.
UGD, Poli, terbakar, Iritasi Jangan menekan, memotong, mengelas, mengamplas,
Bangsal, mengebor, menggerinda tempat penyimpanan. Jauhkan
Laboratorium panas, nyala api, percikan api dan benda elektrik atau
sumber yang menimbulkan api. Dapat menimbulkan
ledakan.
Gudang Obat Hidrogen Perhidrol UGD, OK Korosif, Iritasi, Simpan ditempat yang sejuk ( 35 C), berventilasi
Peroksida Oksidator, baik, tempat yang gelap, terpisah dari bahan yang
Reduktor mudah terbakar, bahan reduktor, basa kuat dan bahan
organik. Jangan menyimpan pada rak kayu atau di
lantai. Stok harus mengalami perputaran. Wadah harus
berventilasi, tapi cek secara berkala wadah yang
mengembung dapat menyebabkan ledakan dari
tekanan. Lindungi wadah dari kerusakan fisik,
kontaminasi, panas dan inkompatibilitas. Kontaminasi
dari berbagai sumber (debu, logam) dapat
menyebabkan dekomposisi cepat dengan sejumlah
besar gas oksigen dan tekanan tinggi. Bilaslah wadah
yang kosong dengan air bersih. Kaca, polyethylen,
stainles steel dan aluminium adalah bahan yang
direkomendasikan sebagai tempat penyimpanan.
Wadah penyimpanan masih dapat berbahaya bila sudah
kosong karena masih meninggalkan residu (uap,
cairan).
Gudang Obat Dichloroethyl Chorethyl IGD, Poli Gigi, Racun Simpan ditempat yang sejuk dan kering, dalam wadah
eter OK yang tertutup rapat.
Gudang Pestisida Baygon Bangsal Racun Simpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat yang sejuk dan
kering. Pisahkan dari makanan dan bahan makanan dan
jauhkan dari jangkauan anak-anak
Gizi /dapur, genset Minyak LPG Gizi, Bangsal, Mudah terbakar Letakkan tabung/jerigen dengan benar (berdiri) dan pastikan tidak
tanah,solar genzet dan meledak jatuh, di tempat yang sejuk, kering dan berventilasi baik dan
tersedia pintu darurat, jauh dari daerah yang mudah terbakar.
Peralatan listrik tahan terhadap percikan bunga api/ ledakan yang
dapat terbakar. Lindungi dari kerusakan fisik.
Gudang Oksigen Oksigen (O2) Oksigen (O2) Bangsal, UGD, OK Mudah meledak , Simpan di tempat yang sejuk dan kering, berventilasi baik.
Oksidator Tabung harus diletakkan berdiri dan dipastikan tidak jatuh atau
terguling. Jauhkan dari sumber api dan dilarang merokok di ruang
penyimpanan.
Laboratorium Phenol Reagen Laboratorium Racun, Korosif Simpan dalam tempat tertutup, sejuk, kering, jauhkan dari sumber
Cholestrol dan api. Lindungi dari kerusakan fisik. Simpan terpisah dari bahan
Ureum, Lisol, yang mudah terbakar dan jauh dari cahaya langsung.
Creolin,HDL
Gudang Probe cleanser Probe cleanser Laboratorium Racun, Iritasi Simpan dalam tempat tertutup, sejuk, kering, jauhkan dari sumber
api. Lindungi dari kerusakan fisik. Simpan terpisah dari bahan
yang mudah terbakar dan jauh dari cahaya langsung.

Gudang Bayclean Bayclean Laundry Racun Simpan ditempat yang sejuk dan kering, dalam wadah yang
tertutup rapat.
Gudang Detergen soklin Dai Laundry, ruang Racun, iritasi Simpan ditempat yang sejuk dan kering, dalam wadah yang
perawatan, dapur tertutup rapat.
Gudang Batrey Alkaline Semua Ruangan Racun, berbahaya Simpan ditempat yang sejuk dan kering.
bagi lingkunga
Gudang Automatic X-ray Developer Radiologi Iritasi Simpan ditempat yang sejuk dan kering, dalam wadah yang
tertutup rapat.
Gudang Automatic X-ray Fixer Radiologi Iritasi Simpan ditempat yang sejuk dan kering, dalam wadah yang
tertutup rapat.
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Pencatatan Penerimaan B3
2. Pencatatan Distribusi dan Penggunaan B3
3. pencatatan limbah B3
4. Izin TPS B3
BAB V
PENUTUP

Panduan pengelolaan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan pedoman umum K-3 yang berlaku di Rumah Sakit Kristen Lindimara, banyak hal
yang belum tercakup dalam pedoman ini baik secara teknis maupun secara teoritis, oleh karena itu perlu
penyempurnaan secara terus menerus dan berkelanjutan untuk mencapai keadaan yang aman bagi pasien
pengunjung dan karyawan. Semua yang belum diatur dalam pedoman ini akan diatur dalam bentuk revisi.

Anda mungkin juga menyukai