NOMOR :
TENTANG
Ketiga : RSKB Kartika Docta bertanggung jawab atas pelaksanaan upaya keselamatan
dan kesehatan kerja pada karyawan
Keempat : Pembinaan dan Pengawasan dilakukan oleh Direktur, Komite Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS) dan tim K3RS
Kelima : Kebijakan keselamatan dan kesehatan karyawan rumah sakit di RSK Bedah
Kartika Docta ini secara teknis pelaksanaannya dijabarkan lebih lanjut dalam
bentuk Standar Prosedur Operasional (SPO)
Keenam : Surat keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan dan akan
diperbaiki sebagaimana mestinya apabila terdapat kekeliruan didalam
penetapannya.
Ditetapkan di ……
Pada tanggal …….
Direktur,
A. Kebijakan Umum
1. RSKB Kartika Docta melaksanakan upaya keselamatan dan kesehatan karyawan dan
memberikan perlindungan bagi karyawan yang memiliki kemungkinan terpapar dengan
penyakit infeksi.
2. Upaya kesehatan karyawan merupakan strategi preventif terhadap infeksi yang dapat
ditransmisikan dalam kegiatan pelayanan kesehatan.
3. Profilaksis Pasca Pajanan adalah pencegahan penularan dengan menggunakan obat untuk
menurunkan risiko terjadinya infeksi pasca pajanan terhadap darah atau cairan tubuh
lainnya yang terinfeksi.
4. Pajanan adalah suatu paparan yang mungkin menempatkan tenaga pelayanan kesehatan
pada risiko infeksi VHB, VHC atau HIV, didefinisikan sebagai cedera perkutaneus
(seperti luka akibat jarum suntik atau tersayat benda tajam), atau kontak dengan selaput
lendir atau kulit yang tidak utuh (seperti kontak dengan kulit yang merekah, tergores atau
terkena dermatitis), dengan darah, cairan jaringan atau cairan tubuh lain yang berpotensi
infeksius.
5. Cairan dan jaringan tubuh adalah bahan-bahan yang mungkin mengandung patogen
infeksius dan harus dikelola dengan kewaspadaan yang sama dengan darah, mencakup:
cairan otak, cairan semen, cairan vagina, cairan ketuban, cairan otak, cairan pleura, cairan
peritoneal, cairan perikardial, cairan amnion, rongga perut, selaput paru, selaput jantung,
cairan sendi, cairan mani dan air susu, setiap cairan lain yang mengandung darah, dan
jaringan atau organ yang terluka.
6. Penyakit infeksius adalah penyakit menular yang bisa ditularkan melalui kontak dengan
darah atau cairan tubuh, melalui udara, gigitan nyamuk dll.
7. Jalinan kerja yang baik di antara petugas dan manajemen membantu pelaksanaan
program. Kepercayaan pihak manajemen kepada Tim Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI) berupa dukungan moral dan finansial akan membantu program terlaksana
efektif.
8. Komunikasi dan kolaborasi yang berkesinambungan dari Tim PPI dan seluruh
Unit/Instalasi akan penting bagi upaya deteksi dini masalah PPI serta ketidak patuhan
sehingga kesalahan dapat segera diperbaiki dan mencegah kegagalan program Kesehatan
Karyawan ini.
9. RSKB Kartika Docta menyediakan obat-obatan penanganan pasca pajanan yang bersifat
emergensi yang dibutuhkan bagi karyawan yang mengalami paparan penyakit infeksius.
B. Kebijakan Khusus
1. Upaya Keselamatan dan Kesehatan bagi Karyawan terdiri dari:
Monitoring dan support kesehatan petugas.
Vaksinasi bila dibutuhkan.
Menyediakan antivirus profilaksis.
Terapi dan follow up epidemic/pandemic infeksi saluran napas akut pada petugas.
Perencanaan petugas diperbolehkan masuk sesuai pengukuran risiko bila terkena
infeksi.
Support psikososial.
3. Vaksinasi
a. Imunisasi Hepatitis B bagi karyawan dilaksanakan secara masal dan diulang tiap 5
tahun, direncanakan dan dilaksanakan oleh bagian SDM RSKB Kartika Docta.
b. Manajemen pasca pajanan tusukan tajam dan percikan bagi petugas, meliputi:
Laporan kejadian Pajanan diisi dan diserahkan kepada Tim PPIRS dan Tim K3RS.
Tes pada pasien sebagai sumber pajanan.
Tes HbsAg dan AntiHBs petugas.
Tes serologi yang tepat.
Penanganan yang tepat pasca pajanan, dalam 48 jam diberi imunoglobulin
hepatitis B.
Bila perlu diberi booster.
Penelitian dan pencegahan harus melingkupi seluruh petugas.
5. Upaya pencegahan infeksi untuk petugas kesehatan yang kontak dengan kasus
penyakit menular
Kemungkinan bahwa petugas kesehatan tertular penyakit menular setelah merawat
pasien tetap ada. Meskipun transmisi virus tertentu seperti flu burung dari manusia ke
manusia belum dapat dibuktikan, satu kasus penularan pada petugas kesehatan
tampaknya telah terjadi setelah berhubungan dekat dengan pasien-pasien yang
memiliki gejala (demam, gangguan pernafasan). Saat itu belum dilakukan prosedur
pencegahan dan pengendalian infeksi.
Untuk mencegah transmisi penyakit menular di dalam tatanan pelayanan kesehatan,
petugas kesehatan harus menggunakan APD yang sesuai untuk Kewaspadaan Standar
serta Kewaspadaan Berdasarkan Penularan secara kontak, droplet atau udara sesuai
penyebaran penyakit.
Semua petugas kesehatan harus mendapatkan pelatihan tentang gejala penyakit
menular yang sedang dihadapi.
Semua petugas kesehatan dengan penyakit seperti flu harus di evaluasi untuk
memastikan agen penyebab, dan ditentukan apakah perlu dipindah tugaskan dari
kontak dengan pasien langsung.
Jika petugas kesehatan mengalami gejala demam atau gangguan pernafasan dalam
jangka waktu 10 hari setelah terpajan penyakit menular melalui udara, maka ia perlu
dibebas tugaskan dan dirawat di ruang isolasi.
Bebas tugas tidak diharuskan untuk petugas kesehatan yang terpajan jika ia tidak
memiliki gejala demam atau gangguan pernafasan. Akan tetapi petugas tersebut harus
melaporkan pajanan yang dialami segera kepada Tim pencegahan dan pengendalian
infeksi dan Tim PPI mengkoordinasikannya kepada TIM K3RS.
Petugas kesehatan yang mengalami gejala tidak dibenarkan masuk kerja dan harus
segera mencari pertolongan medis. Sebelumya, petugas tersebut harus
memberitahukan kepada dokternya bahwa ia mungkin telah tertular penyakit menular
tertentu. Selain itu, petugas harus melaporkan masalah ini kepada Tim Pencegahan
dan Pengendalian lnfeksi dan Tim K3RS RSKB Kartika Docta
Surveilans aktif perlu dilakukan terhadap gejala demam dan gangguan pernafasan
setiap hari pada petugas kesehatan yang terpajan. Petugas diinstruksikan untuk
mewaspadai terhadap timbulnya demam, gejala gangguan pernafasan dan/atau
peradangan terhadap konjungtiva selama 10 hari setelah terpajan pasien dengan
penyakit menular melalui udara
Selama musim flu, petugas kesehatan yang mengalami gejala seperti flu dianjurkan
untuk diam dirumah sampai 24 jam setelah demam menurun, kecuali terdiagnosis
penyakit lain atau uji diagnosis negatif untuk penyakit menular yang sedang
meningkat selama di rumah, orang sakit harus menjaga kebersihan pernafasan yang
baik dan etika batuk untuk mengurangi risiko penularan virus kepada orang lain.
VHB : Virus hepatitis B, virus ini ditularkan melalui transfusi darah, percikan
cairan tubuh, jarum suntik atau peralatan dialysis.
VHC : Virus hepatitis C, virus ini ditularkan melalui transfusi darah, percikan
cairan tubuh, jarum suntik atau peralatan dialysis.
C. Pembinaan, Pengawasan
1. Pembinaan dan pengawasan tertinggi dilakukan oleh Direktur RSKB Kartika Docta
melalui Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS).
2. Pembinaan dapat dilaksanakan antara lain melalui bimbingan teknis dan konsultasi.
3. Pengawasan dilaksanakan dua macam, yakni pengawasan internal, yang dilakukan oleh
kepala satuan kerja/instalasi terkait, Tim PPIRS, Tim K3RS dan Bagian SDM RSKB
Kartika Docta, dan pengawasan eksternal, yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota
Dan Provinsi Sumatera Barat.
D. Penutup
Demikian kebijakan ini disusun agar program keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit di
RSKB Kartika Docta dapat diselenggarakan dengan baik dan secara bermakna menekan
angka kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di RSKB Kartika Docta.
Dikeluarkan di ……
Pada tanggal ….
Direktur,