Anda di halaman 1dari 8

PEDOMAN PENGATURAN TATA KELOLA BAHAN

BERBAHAYA SERTA OBAT NARKOTIKA DAN


PSIKOTROPIKA YANG BAIK DAN AMAN

2019

RUMAH SAKIT ‘AISYIYAH PARIAMAN


Jl. Abdul Muis No. 26 Taratak, Pariaman 25517 Telp. (0751) 92544
RUMAH SAKIT ‘AISYIYAH
PARIAMAN
Jl. Abdul Muis No. 26 Taratak, Pariaman 25517
Telp. (0751) 92544 Fax 25517
Email : rsapariaman@yahoo.co.id

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ‘AISYIYAH PARIAMAN


No. /RSAP/AKR//2019

TENTANG
PEDOMAN PENGATURAN TATA KELOLA BAHAN BERBAHAYA SERTA OBAT
NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA YANG BAIK DAN AMAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT ‘AISYIYAH PARIAMAN

Menimbang : a. bahwa pengaturan tata kelola bahan berbahaya, serta obat narkotika dan
psikotropika
b. bahwa pedoman pengaiuran tata kelola bahan berbahaya serta obat
narkotika dan psikotropika yang baik dan aman perlu ditetapkan dengan
keputusan Direktur
Mengingat : 1. UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. PP No. 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun
4. Permenkes RI No. 3 tahun 2015 tentang Peredaran. Penyimpanan,
Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika. Psikotropika. dan Prekusor
Farmasi
5. Permenkes RI No. 72 tahan 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
di Rumah Sakit
6 SK Komisaris Utama No. 001/PT-SHIV/2018 tentang SOTK Rumah
Sakit Aisyiyah Pariaman.

MEMUTUSKAN

Menetapkan
Pertama : Keputusan Direktur RSAP tentang pengaturan tata kelola bahan berbahaya
serta obat narkotika dan psikotropika yang baik dan aman
Kedua : Rumah sakit menetapkan prosedur yang mengatur penerimaan identifikasi,
tempat penyimpan dan distribusi khusus terhadap

a. Beberapa macam obat seperti obat radioaktif dan obat yang dibawa pasien
sebelum rawat inap yang mungkin memiliki resiko keamanan.
b. Obat program pemerintah atau obat emergency dimungkinkan ada
penyalahgunaan atau karena ada kandungan khusus (misalnya nutrisi)

Ketiga : Pedoman pengaturan tata kelola bahan berbahaya serta obat narkotika dan
psikotropika yang baik dan aman sebagaimana terlampir pada lampiran
keputusan ini.

Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan akan
dilakukan perubahan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan.

Ditetapkan di Pariaman
Pada tanggal November 2019
Direktur,

Dr Zachlul
Lampiran : keputusan direktur Rumah Sakit Aisyiyah Pariaman
No. 395/RSIA-SH/AKR/X1/2018
Tentang Pedoaman Pengaturan tata kelola bahan berbahaya serta obat
narkotika dan psikotropika yang baik dan aman.

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan sari
sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien,
penyediaan sediaan farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang
bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat termasuk pelayanan farmasi
klinik.
Apoteker bertanggung jawab terhadap pengelolaan sediaan farmasi, Alat kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai di Rumah Sakit yang menjamin seluruh rangkaian kegiatan
perbekalan sediaan farmasi, Alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai sesuai dengan
ketentuan yang berlaku serta memastikan kualitas manfaat, dan keamannya pengelolaan
sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai merupakan suatu siklus
kegiatan, dimulai dari pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan, dan penarikan, pengendalian, dan
administrasi yang di perlukan bagi kegiatan pelayanan kefarmasian.
B. Pengertian
1. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penuruanan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantunagn.
2. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun bukan sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan prilaku.
3. Bahan berbahaya dan beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan
yang karena sifat dan atau kosentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dan mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup. Dan
atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta makhluk hidup lainya.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
terjaminya tata kelola bahan berbahaya, obat narkotika dan psikotropika dengan
baik, benar dan aman
2. Tujuan Khusus
Adanya prosedur yang mengatur, menerima, identifikasi, tempai penyimpanan dan
distribusi bahan berbahaya, obat narkotika dan psikotropika

BAB II

RUANG LINGKUP
Pengaturan bahan berbahaya serta nartiko/psikotropika meliputi:
1. Penyimpanan bahan berbahaya yang baik. benar, dan aman sesuai dengankebijakan
2. Penyimpanan obat narkotika dan psikotropika yang baik, benar dan aman sesuai
dengan kebijakan
3. Pelaporan obat narkotika serta psikotropika secara akurat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan

BAB III
KEBIJAKAN

Landasan Hukum
1) UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2) UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3) PP No. 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
4) Permenkes RI No. 3 talhun 2015 ientang Peredaran. Penyimpanan, Pemusnahan,
dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekusor Fannasi
5) Permenkes RI No. 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit
BAB IV
TATA LAKSANA

A. Tempat Penyimpanan
1. Narkotika dan Psikotropika
a.Tempat penyimpanan Narkotika, Psikotropika, dapat berupa gudang ruangan.
atau lemari khusus
b.Tempat penyimpanan Narkotika dilarang digunakan untuk menyimpan barang
selain Narkotika
c.Tempat penyimpanan Psikotropika dilarang digunakan untuk menyimpan barang
selain Psikotropika
d. Di Rumah Sakit Aisyiyah Pariaman disimpan dilemari khusus
 terbuat dari bahan yang kuat;
 tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 (dua) buah kunci yang
berbeda.
 diletakkan dalam iang khusus di sudut gudang
 diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umun
 kunci lemari khusus dikuasai oieh Apoteker penanggung jawab Apoteker
yang ditunjuk dan pegawai lain yang dikuasakan.

2. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)


a. Klasifikasi B3
 mudah meledak (explosive)
 pengoksidasi (oxidizng)
 sangat mudah sekalt menyala (extremely flaminable)
 sangat mudah menyala (highly flammable)
 mudah menyala (flammable)
 amat sangat beracun (extremely toxic)
 sangat beracun (highly toxic)
 beracun (moderately toxic)
 berbahaya (harmfiul)
 korosif (corrosive
 bersifat iritasi (irrirant)
 berbahaya bagi lingkungan idangerous to the environment)
 karsinogenik (carcinogenie)
 teratogenik (teratogenic)
 mutagenik ( mutagenic)
b. penyimpanan B3
 Bahan yang mudah terbakar. disimpan dalam nuang tahan api dan diber
tanda khusus bahan berbahaya.
 Gas medis disimpan dengan posisi berdiri, terikat dan diberi penandaaan
untuk menghindarı kesalahan pengambilan jenis gas medis. Penyimpanan
tabung gas medis kosong terpisah dari tabung gas medis yang ada isinya
Penyimpanan tabung gas medis di nuangan harus menggunakan tutup
demi keselamatan.

B. Pendistribusian
Penyerahan narkotika dan psikotropika oleh dokter kepada pasien hanya dapat dilakukan
dalam hal
1. Dokter menjalankan praktik perorangan dengan memberikan narkotika dan
psikotropika melalui suntikan
2 . Dakter menolong orang sakit dalam keadaar darurat dengan member kan narkotika
melalui suntikan
3. Dokter menolong orang sakit dalam keadaan darurat dengan memberikan
Psikotropika.

C. Pelaporan obat Narkotika dar Psikotropika


1. Bahan yang terkontrol terdiri dari
a.obat golongar narkotika
b. morphin dan pethidiue
b. obat keras tertentu (OKT)
2. Bahan yang terkontrol dilaporkan secara tersendiri terpisah sesuai dengan
golongannya pada blanko laporan yang tersedia
3. Laporan dibuat setiap bulan sebelum tanggal 5 (lima) bulan benkutnya ke Dinas
Kesehatan Kota Padang, Dinas Kesehatan Propinsi dan BPOM.
D. Cara Identifikasi dan Penyimpanan Obat yang dibawa Oleh pasien
1. Penggunaan obat aniltk pasicn yang dibawa pasien kedalam Rumah Sakit sedapat
mungkin diihindar
2. Obat yang dibawa pasien atau keluarga dapat digunakan bila
a Diketahui dan diizinkan oleh DPJP
b. Tidak mempengaruhi keamanan dan efcktifitas obat yang diberikan DPIP
c. Obat yang tidak tersedia di Instalasi Farmas, dibdi diluar sedapat mung
melalui instalasi farmasi
2. Penggunaan obat yang dibawa dai lua tesselat dicalat dalam rcka medis pasien

E. Penyimpanan obat program atau bantuan pemerintah/pihak lain


Instalasi farması harus melakukan pencatatan dan pelaporan terhedap penerimaan dan
penggunaan sediaan farmasi, alat kesehatan. dan bahan medis habis pakai sumbangan
dropping hibah.
Seluruh kegiatan pererimaan sediaan farmast, alat keschatan. dan bahan medis habis pakai
dengan cara sumbangan dropping hibah harus disertai dokumen administrasi yang lengkap
dan jelas Agar penyediaan sediaan farmast, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dapat
membantu pelayanan kesehatan, maka jenis sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis
habis pakai haru sesuat dengan kebutuhan pasien di Rumah Sakit. Instalası Farması dapat
memberikan rekomendasi kepada pimpinan Rumah Sakit untuk mengembalikan atau
menolak sunbangan drpping hibah sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai yang tidak bermanfaat bagi kepentingan Rumah Sakit.

BAB V
DOKUMENTASI
1. Laporan superviss apoteker

Direktur,

Dr Zachlul

Anda mungkin juga menyukai