Anda di halaman 1dari 5

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT

NOMOR :

TENTANG

KEBIJAKAN PENGELOLAAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN PREKUSOR


DIREKTUR RUMAH

Menimbang : a. bahwa dalam rangka untuk mengutamakan keselamatan pasien maka


diperlukan Penetapan Kebijakan PENGELOLAAN NARKOTIKA,
PSIKOTROPIKA DAN PREKUSOR di RS FADHILAH PRABUMULIH
b. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di RS
FADHILAH PRABUMULIH , maka diperlukan penyelenggaraan
manajemen penggunaan obat yang bermutu tinggi;
c. bahwa untuk keperluan di atas perlu adanya Keputusan Direktur Utama
RUMAH SAKIT FADHILAH PRABUMULIH

Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 72 tahun 2016 tentang Kesehatan;


2. Undang -Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999
tentang Standart Pelayanan Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Standar
Pelayanan Farmasi Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT FADHILAH PRABUMULIH


TENTANG PENGELOLAAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN
PREKUSOR.
PERTAMA : Memberlakukan Kebijakan Pengelolaan Narkotika, Psikotropika Dan
Prekusor sebagaimana terlampir dalam Keputusan ini;
KEDUA : Segala biaya yang timbul akibat diterbitkannya Keputusan ini dibebankan
pada anggaran Rumah Sakit;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Prabumulih
PadaTanggal
DIREKTUR
RUMAH SAKIT FADHILAH

Drg. Marizqa Listya Dinnie, MM

2/4
LAMPIRAN SURAT PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
NOMOR :
TANGGAL :

KEBIJAKAN PENGELOLAAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN PREKUSOR


RUMAH SAKIT FADHILAH PRABUMULIH

PENGELOLAAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN PREKUSOR

a. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
b. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
c. Prekursor adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam
pembuatan narkotika dan psikotropika
d. Pemesanan obat narkotika, psikotropika dan prekursor menggunakan surat pemesanan khusus
yang terpisah dari pemesanan obat lain, dan dilengkapi dengan tandatangan Kepala Instalasi
Farmasi, no. SIPA ( Surat Izin Praktik Apoteker ), stempel, nomor dan tanggal surat
pemesanan, alamat jelas dan nomor telepon Instalasi Farmasi.
e. Penyimpanan obat narkotika dan psikotropika dilakukan di Gudang Obat Instalasi Farmasi,
Layanan Farmasi dan Rawat Inap sebagai floor stock dengan jumlah minimal.
1) Obat narkotika disimpan dalam lemari khusus yaitu :
a) Dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat.
b) Mempunyai kunci yang kuat.
c) Dibagi dua masing-masing dengan kunci yang berlainan ( pintu ganda ); bagian pertama
dipergunakan untuk menyimpan morfin, petidin dan bentuk garamnya; bagian kedua
untuk menyimpan obat narkotika lainnya.
d) Apabila tempat khusus tersebut berupa lemari kurang dari 40x80x100 cm, maka lemari
tersebut harus dibaut dengan tembok atau lantai.
e) Tempat menyimpan harus aman dan tidak terlihat oleh umum.
2) Obat psikotropika disimpan dalam lemari yang terpisah dari obat lain, dikunci dengan baik,
aman dan tidak terlihat oleh umum.

3/4
3) Demi efisiensi tempat dan pemantauan, lemari narkotika di Rawat Inap digunakan juga
sebagai tempat penyimpanan floor stock obat psikotropika, obat yang perlu diwaspadai
(HAM =High Alert Medication), obat dan alat kesehatan lainnya .
4) Penyimpanan obat pada lemari narkotika di :
a) Gudang Obat Instalasi Farmasi dan Layanan Farmasi : bagian kanan lemari
dipergunakan untuk menyimpan morfin, pethidin dan garam-garamnya serta persediaan
narkotika. Bagian kiri lemari dipergunakan untuk menyimpan narkotika lainnya yang
dipakai sehari-hari.
b) Rawat Inap : bagian kanan lemari dipergunakan untuk menyimpan floorstock obat
narkotika, psikotropika dan HAM. Bagian kiri lemari dipergunakan untuk menyimpan
floor stock obat selain narkotika, psikotropika dan HAM.
f. Obat narkotika hanya dapat diberikan untuk indikasi :
1) Persiapan pemeriksaan diagnostik.
2) Sedasi/ relaksasi.
3) Analgetika.
4) Antitusif.
g. Peresepan obat narkotika dilakukan oleh dokter, dokter gigi, dan dokter spesialis yang
memiliki Surat Izin Praktik ( SIP ) di RS FADHILAH PRABUMULIH
h. Pemeriksaan pemakaian narkotika-psikotropika dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan
dan didokumentasikan dalam Formulir Pemantauan Narkotika-Psikotropika.
i. Pemakaian narkotika-psikotropika didokumentasikan dalam buku Laporan Pemakaian
Narkotika-Psikotropika.
j. Petugas Rawat Inap yang menyimpan obat narkotika dan psikotropika sebagai floor stock,
harus membuat laporan pemakaian floor stock obat narkotika dan psikotropika yang telah
digunakan, dan menyerahkan ke Instalasi Farmasi maksimal tanggal 5 setiap bulannya.
k. Petugas Rawat Inap menyerahkan ampul bekas obat injeksi narkotika-psikotropika maksimal
sehari setelah pemakaian obat kepada petugas Layanan Farmasi.
l. Sisa obat narkotika dan psikotropika injeksi dapat disimpan maksimal 24 jam pada suhu
ruangan.
m. Sisa obat narkotika dan psikotropika injeksi yang tidak dipergunakan lagi, dibuang ke dalam
wastafel dengan disaksikan oleh minimal satu orang petugas rawat inap yang lain.
n. Sisa obat narkotika dan psikotropika tablet/ patch yang tidak utuh dalam kemasan terkecil,
dikembalikan ke Layanan Farmasi.
o. Petugas menyerahkan berita acara pembuangan sisa obat injeksi dan pengembalian sisa obat
oral dan patch ke Instalasi Farmasi.

4/4
p. Instalasi Farmasi memusnahkan sisa obat tablet/ patch dan ampul kosong bekas obat injeksi
dengan menggunakan incinerator.
q. Instalasi Farmasi membuat rekapitulasi laporan pemakaian obat narkotika dan psikotropika
seluruh RS FADHILAH PRABUMULIH maksimal setiap tanggal 10 (sepuluh) dan
mengirimkannya ke DINAS KESEHATAN.

5/4

Anda mungkin juga menyukai