Anda di halaman 1dari 12

NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA

UU No. 35 tahun 2009 tentang narkotika dan PMK No. 44 tahun 2019 tentang
Perubahan penggolongan narkotika

UU No. 5 tahun 1997 tentang psikotropika dan PMK No. 3 tahun 2017 tentang
Perubahan penggolongan psikotropika
1. DEFINISI

Narkotika merupakan zat atau obat yang berasal dari tanamam atau bukan
Tanaman,baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
Penurunan atau perubahan kesadaran,hilangnya rasa,mengurangi sampai
Menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. ( UU No.
35 tahun 2009 tentang narkotika )

Narkotika merupakan obat atau bahan yang bermanfaat dibidang pengobatan


Atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan tetapi dapat
Juga menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila
Disalahgunakan atau digunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang
Ketat dan seksama. ( UU No. 44 tahun 2019 tentang perubahan penggolongan
narkotika )
2. PENGGOLONGAN NARKOTIKA

a. golongan I : hanya dapat digunakan untuk kepentingan


pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
dalam terapi,serta memiliki potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan.
b. golongan II : berkhasiat dalam pengobatan yang digunakan sebagai
pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi
atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan serta
memiliki potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
c. golongan III : berkhasiat sebagai pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi atau untuk pengembangan ilmu
pengetahuan serta memiliki potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan.
PMK No. 44 tahun 2019 tentang perubahan penggolongan narkotika,
Perubahan penggolongan narkotika adalah penyesuaian penggolongan
Narkotika berdasarkan kesepakatan internasional dan pertimbangan
Kepentingan nasional.

a. golongan I : opium mentah,tanaman koka,kokain mentah,ganja,


b. golongan II : alfaprodina,tebaina,petidin,klonitazena
c. golongan III : kodein,nikodikodina,norkodeina,etilmorfina
PREKUSOR NARKOTIKA ?

Prekusor narkotika adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat
Digunakan dalam pembuatan narkotika yang dibedakan dalam tabel
Sebagaimana terlampir dala undang – undang ini.

JENIS PREKUSOR

Ephedrin
Ergometrin
Ergotamin
Pseudoephedrin

Aceton
Ethyl eter
HCL
Toluen
Sulphuric acid
PENGELOLAAN NARKOTIKA

Pengelolaan narkotika diatur secara khusus untuk menghindari terjadinya


Kemungkinan penyalahgunaan. Pelaksanaan pengelolaan narkotika meliputi :

• Pemesanan narkotika
pemesanan sediaan narkotika dilakukan menggunakan surat pesanan
narkotika yang ditandatangani oleh APA.
b. Penerimaan narkotika
penerimaan narkotika dari PBF harus diterima oleh APA atau dilakukan
dengan sepengetahuan APA.
c. Penyimpanan narkotika
disimpan pada lemari khusus yang terbuat dari kayu atau bahan lain
yang kokoh dan kuat yang ditempel pada dinding,memiliki 2 kunci
yang berbeda, terdiri dari 2 pintu.
d. Pelayanan narkotika
pelayanan narkotika hanya boleh dilakukan dengan resep narkotika
dari resep asli atau Salinan resep yang dibuat oleh apotek itu sendiri
atau rumah sakit. Resep narkotika yang masuk dipisahkan dari resep
lain nya dan diberi garis merah dibawah obat narkotika.
e. Pelaporan narkotika
pelaporan penggunaan narkotika dilakukan setiap bulan, laporan
penggunaan obat narkotika dilakukan melalui online SIPNAP
(system pelaporan narkotik dan psikotropik)
f. Pemusnahan narkotika
pemusnahan narkotika dilakukan dengan menggunakan prosedur
yang telah ditetapkan.
3. PEMUSNAHAN NARKOTIKA

Pemusnahan hanya dilakukan dalam hal :


• Diproduksi tanpa memenuhi standart dan persyaratan yang berlaku dan/
tidak dapat diolah kembali
2. Telah kadaluarsa
3. Tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada pelayanan kesehatan dan/
atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan, termasuk sisa penggunaan.
4. Dibatalkan izin edarnya
5. Berhubungan dengan tindak pidana

Pemusnahan harus dilakukan dengan :

• Tidak mencemari lingkungan


• Tidak membahayakan kesehatan masyarakat
TAHAP PEMUSNAHAN

• Penanggungjawab fasilitas produksi/fasilitas distribusi/fasilitas pelayanan


kefarmasian/pimpinan lembaga/dokter praktek perorangan menyampaikan
surat pemberitahuan dan permohonan saksi

2. Kementrian kesehatan, BPOM,DINKES PROV,DINKES KAB menetapkan petugas


dilingkungannya menjadi saksi pemusnahan sesuai dengan surat permohonan
sebagai saksi

3. Pemusnahan disaksikan oleh petugas yang telah ditetapkan

4. Narkotika dalam bentuk bahan baku,produk antara dan produk ruahan harus
dilakukan sampling terlebih dahulu untuk kepentingan pengujian oleh
petugas yang berwenang sebelum dilakukan pemusnahan

5. Narkotika dalam bentuk jadi harus dilakukan pemastian kebenaran secara


organoleptis oleh saksi sebelum dilakukan pemusnahan
Dalam pemusnahan narkotika dilakukann oleh pihak ketiga, wajib disaksikan
Oleh pemilik narkotika dan saksi. Penanggungjawab fasilitas produksi/fasilitas
Distribusi/fasilitas pelayanan kefarmasian/pimpinan lembaga/dokter praktek
Perorangan yang melaksanakan pemusnahan harus membuat berita acara
Pemusnahan. Berita acara pemusnahan dibuat dalam rangkap 3 dan
Tembusannya disampaikan kepada Direktur Jendral dan kepala badan/kepala
Balai.
BERITA ACARA PEMUSNAHAN paling sedikit memuat :

• hari, tanggal, bulan, dan tahun pemusnahan


• Tempat pemusnahan
• Nama penanggungjawab fasilitas produksi/fasilitas produksi/fasilitas
pelayanan kefarmasian/pimpinan lembaga/dokter praktek perorangan
d. Nama petugas kesehatan yang menjadi saksi dan saksi lain badan/sarana tsb
e. Nama dan jumlah narkotika yang dimusnahkan
f. Cara pemusnahan
g. Tanda tangan penanggungjawab fasilitas produksi/fasilitas produksi/fasilitas
pelayanan kefarmasian/pimpinan lembaga/dokter praktek perorangan dan
saksi
UU No. 5 tahun 1997 tentang psikotropika dan PMK No. 3 tahun 2017 tentang
Perubahan penggolongan psikotropika

• DEFINISI psikotropik merupakan zat atau obat,baik alamiah maupun sintetis


bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktifitas mental dan perilaku.

Anda mungkin juga menyukai