Anda di halaman 1dari 2

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

OBAT NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA


DAN PREKURSOR FARMASI
No.Dok :

SOP No. Revisi : 00


Tanggal Terbit :
Halaman :
PUSKESMAS Henry Laury, SKM
SETULANG NIP. 198405062010011011

1. Pengertian Pengawasan adalah kegiatan untuk meyakinkan dan menjamin bahwa


tugas/pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Pengendalian adalah proses untuk mengukur kinerja dan memastikan bahwa
tindakan yang dilakukan sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang telah
ditentukan.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam
golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang tentang
Narkotika.
Psikotropika adalah zat/bahan baku atau obat, baik alamiah maupun sintetis
bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental
dan perilaku.
Prekursor Farmasi adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat
digunakan sebagai bahan baku/penolong untuk keperluan proses produksi
industri farmasi atau produk antara, produk ruahan,dan produk jadi yang
mengandung ephedrine, pseudoephedrine, norephedrine /phenylpropanolamine,
ergotamin, ergometrine, atau Potasium Permanganat.
2. Tujuan Sebagai acuan kerja petugas di Unit Obat Puskesmas Tanjung Lapang

3. Kebijakan

4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014


Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran,
Penyimpanan, Pemusnahan dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika dan

1
Prekusor Farmasi
5. Alat dan
Bahan
6. Prosedur A. Pengawasan penggunaan obat narkotika, psikotropika, dan prekuesor
farmasi
1. Peresepan obat narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi hanya
boleh dilakukan oleh dokter
2. Kelengkapan peresepan terdiri dari:
- Tanda tangan dokter
- Nama lengkap pasien
- Nomor Rekam medis
- Alamat pasien
- Tanggal resep
- Umur pasien
3. Penyerahan obat narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi hanya
boleh dilakukan oleh apoteker atau tenaga tekhnis kefarmasian
B. Pengendalian obat narkotika, psikotropika, dan prekuesor farmasi
1. Penyimpanan obat narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi
dilakukan terpisah dan dalam lemari terkunci dua pintu
2. Setiap pengeluaran obat narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi
harus dicatat dalam kartu stok dan buku register.
3. Pencatatan meliputi:
- Tanggal pengeluaran
- Jenis dan jumlah obat
- Identitas pasien
4. Dilakukan pengontrolan antara jumlah pengeluaran dan sisa stok obat
narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi setiap bulannya.
5. Apabila terjadi selisih jumlah pada kartu stok, harus dilakukan
pengontrolan lebih lanjut.
6. Obat narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi tidak didistribusikan
ke puskesmas keliling.
7. Membuat laporan penerimaan dan pengeluaran obat narkotika,
psikotropika dan prekursor farmasi setiap bulan ke Dinas Kesehatan
Kota dan Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota.
7. Alur Proses
8. Unit Terkait 1. Unit Pelayanan
9. Dokumen 1. Resep
Terkait 2. Etiket Tablet, Kaplet,Puyer
3. Kartu Stock
4. Buku Pencatatan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor farmasi

Anda mungkin juga menyukai