Anda di halaman 1dari 3

LATAR BELAKANG

Nadia Ananda Puteri (260110120138)


Mohamad Nazreen Bin Mohd Taha (260110132015)
Penelitian mengenai obat-obatan tradisional saat ini sudah banyak
dikembangkan terutama di Indonesia, tetapi pemanfaatannya masih belum terasa dan
masih agak jarang. Terbukti hingga saat ini jenis obat tradisional di Indonesia cukup
banyak, tetapi tingkat konsumsinya masih jauh dari obat modern saat ini. Menurut
PERMENKES RI No. 179 tahun 1976, obat Tradisional adalah obat jadi atau obat
terbungkus yang berasal dari alam, baik tumbuh-tumbuhan, hewan, mineral atau
campuran dari bahan-bahan tersebut, yang belum mempunyai data klinis dan
dipergunakan dalam usaha pengobatan berdasarkan pengalaman. Obat tradisional ini
dapat dibedakan menjadi jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka.
Jamu adalah obat tradisional yang pertama kali dikenal dalam dunia
pengobatan. Jamu mempunyai peranan yang sangat penting dalam sejarah dunia
pengobatan, karena dikenal sebagai pelopor pengobatan. Kelemahan dari jamu ini
adalah dalam jumlah dosis maupun khasiatnya masih tidak jelas dan hanya
didasarkan atas pengalaman atau secara empiris. Obat tradisional lainnya yaitu Obat
Herbal Terstandar dan Fitofarmaka kini mulai bermuculan dimana khasiatnya telah
dibuktikan secara ilmiah baik pra-klinis maupun klinis sehingga nilai efektivitas dan
khasiatnya lebih terpercaya. Bentuk sediaan obat tradisional dulunya, cenderung tidak
mendapat nilai estetika yang menarik dibandingkan dengan obat modern. Namun,
seiring berkembangnya jaman dan teknologi saat ini, pengembangan sediaan obat
tradisional terus dilakukan. Bentuk sediaan obat tradisional tidak hanya dalam bentuk
serbuk yang terkesan memberikan rasa pahit, tetapi banyak dikembangkan bentuk
sediaan dalam bentuk seperti kapsul, tablet, ataupun potio. Pada umumnya sediaansediaan

tersebut

telah

mengalami

perkembangan

dari

obat

jenis jamu ke dalam bentuk Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka.

tradisional

Masyarakat diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan,


meningkatkan, dan menggunakan pelayanan kesehatan tradisional yang dapat
dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya. Sejalan dengan maraknya produk
obat tradisional dan obat bahan alam di pasaran, muncul masalah mengenai jaminan
keamanan dan khasiat produk yang beredar tersebut. Untuk dapat memberikan
jaminan mutu baik keamanan maupun khasiat di bidang obat tradisional, dihadapkan
pada kondisi sangat kurangnya ketersediaan standar dan metode sebagai instrumen
untuk

evaluasi

mutu.

Sementara

penelitian

mengenai

faktor-faktor

yang

mempengaruhi manfaat dan mutu obat tradisional sangat terbatas yang pada
gilirannya menyebabkan terbatasnya data, standar, dan metodologi (Depkes, 2007).
Jaminan mutu dan keamanan obat tradisional juga diperlukan dalam rangka
meningkatkan daya saing produk-produk obat tradisional Indonesia di kancah
perdagangan internasional, terutama dalam menghadapi harmonisasi ASEAN dan
AFTA. Langkah utama dan merupakan persyaratan dasar untuk menerapkan sistem
jaminan mutu dan keamanan ini adalah dengan diterapkannya Cara Pembuatan Obat
Tradisional yang Baik (CPOTB) pada seluruh aspek kegiatan dan produksi obat
tradisional (BPOM, 2005). Proses produksi merupakan salah satu tahapan kunci
dimana kontrol kualitas disyaratkan untuk menjamin kualitas obat bahan alam yang
diproduksi. Good Manufacturing Practice (GMP) merupakan satu dari alat paling
penting untuk mengukurnya (WHO, 2007). Tujuan umum diterapkannya CPOTB
agar melindungi masyarakat terhadap hal-hal yang merugikan dari penggunaan obat
tradisional yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan meningkatkan nilai tambah
dan daya saing produk obat tradisional Indonesia dalam era pasar bebas (BPOM RI,
2005). Setiap produsen obat tradisional dalam seluruh aspek dan rangkaian kegiatan
memproduksi obat tradisional, wajib berpedoman pada CPOTB.
Evaluasi yang dapat dilakukan selain pada proses produksi obat tradisional
juga dapat dilakukan pada sediaan obat tradisional. Evaluasi sediaan ini sangat
bergantung kepada jenis sediaan yang dievaluasi. Pada evaluasi sediaan ini akan

dievaluasi kelebihan maupun kekurangan obat tradisional yang dibuat dalam bentuk
sediaan tertentu dibandingkan dengan ketika dibuat dalam bentuk sediaan lain.

Anda mungkin juga menyukai