tersebut
telah
mengalami
perkembangan
dari
obat
tradisional
evaluasi
mutu.
Sementara
penelitian
mengenai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi manfaat dan mutu obat tradisional sangat terbatas yang pada
gilirannya menyebabkan terbatasnya data, standar, dan metodologi (Depkes, 2007).
Jaminan mutu dan keamanan obat tradisional juga diperlukan dalam rangka
meningkatkan daya saing produk-produk obat tradisional Indonesia di kancah
perdagangan internasional, terutama dalam menghadapi harmonisasi ASEAN dan
AFTA. Langkah utama dan merupakan persyaratan dasar untuk menerapkan sistem
jaminan mutu dan keamanan ini adalah dengan diterapkannya Cara Pembuatan Obat
Tradisional yang Baik (CPOTB) pada seluruh aspek kegiatan dan produksi obat
tradisional (BPOM, 2005). Proses produksi merupakan salah satu tahapan kunci
dimana kontrol kualitas disyaratkan untuk menjamin kualitas obat bahan alam yang
diproduksi. Good Manufacturing Practice (GMP) merupakan satu dari alat paling
penting untuk mengukurnya (WHO, 2007). Tujuan umum diterapkannya CPOTB
agar melindungi masyarakat terhadap hal-hal yang merugikan dari penggunaan obat
tradisional yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan meningkatkan nilai tambah
dan daya saing produk obat tradisional Indonesia dalam era pasar bebas (BPOM RI,
2005). Setiap produsen obat tradisional dalam seluruh aspek dan rangkaian kegiatan
memproduksi obat tradisional, wajib berpedoman pada CPOTB.
Evaluasi yang dapat dilakukan selain pada proses produksi obat tradisional
juga dapat dilakukan pada sediaan obat tradisional. Evaluasi sediaan ini sangat
bergantung kepada jenis sediaan yang dievaluasi. Pada evaluasi sediaan ini akan
dievaluasi kelebihan maupun kekurangan obat tradisional yang dibuat dalam bentuk
sediaan tertentu dibandingkan dengan ketika dibuat dalam bentuk sediaan lain.