Anda di halaman 1dari 5

Pelatihan Telaah resep &

PIO
Teja kusuma wardani

Penelaahan / Verifikasi resep


Setiap resep atau pesanan obat yang diterima, ditelaah ketepatannya
sebelum dilakukan penyaluran atau pemberian, memenuhi :
1. Persyaratan administrasi/ Ketepatan Identitas :
Nama
Nomor Rekam Medis
Tanggal lahir
Tanggal Resep dan unit asal resep untuk rawat inap
Berat badan untuk pasien anak
2. Persyaratan Farmasetika :
Ketepatan obat, dosis dan frekuensi pemberian
Aturan, cara pakai dan teknik penggunaan
3. Persyaratan Klinis :
Tidak adanya duplikasi terapi
Tidak munculnya alergi, potensial reaksi sensitivitas atau reaksi obat yang
tidak diharapkan
Tidak ada kontra indikasi
Tidak adanya interaksi antara obat dan atau dengan
makanan

Problema terapi obat pada pasien dapat


dikategorikan menjadi 8 (delapan) tipe utama:
1. Indikasi yang tidak diberi terapi. Pasien memerlukan terapi

2.
3.
4.
5.
6.
7.

8.

obat untuk indikasi spesifik tetapi pasien tidak


memperolehnya.
Pemilihan obat yang tidak tepat. Obat yang diberikan pada
pasien tidak efektif atau toksis.
Dosis subterapi. Dosis yang diberikan pada pasien terlalu
kecil.
Dosis berlebihan. Dosis yang diterima pasien terlalu besar.
Pasien tidak memperoleh obat. Pasien tidak meminum atau
tidak menerima obat.
Reaksi obat tidak dikehendaki (ROTD). Pasien memperoleh
suatu kondisi sebagai akibat reaksi obat yang tidak
dikehendaki.
Interaksi obat. Problem medik dapat timbul sebagai akibat
interaksi antara:

Obat obat; Obat makanan; Obat nutrisi,

Obat minuman; Obat penyakit; dan Obat bahan


dari lingkungan.
Pasien memperoleh obat tanpa ada indikasi. Pasien
memperoleh obat tetapi pasien itu tidak mempunyai
indikasi valid bagi obat tersebut.

Beberapa Contoh Problema Terapi Obat

Pemakaian bersama-sama ciprofloxacin dan sucralfat,


jumlah ciprofloxacin yang diabsorpsi dari saluran cerna jauh
berkurang sehingga kegagalan terapi dapat terjadi.

Seseorang menggunakan obat kontrasepsi oral dan obat


lain atau bahan dari lingkungan yang menginduksi enzim
pemetabolisme obat. Kehamilan dapat terjadi.

Interaksi antara digoxin dan verapamil. Verapamil dapat


meningkatkan kadar digoxin dalam darah sebesar 44%; hal
ini karena verapamil menurunkan sekresi digoxin melewati
saluran empedu.

Pasien yang mendapatkan obat felodipine dan meminum


jus jenis jeruk (grapefruit juice), kadar felodipine dalam
darah meningkat 3 kalinya. Spence (1997) melaporkan
terjadinya kematian seorang pria berumur 29 tahun yang
menggunakan terfenadine (antihistamine) dan meminum
jus jenis jeruk 2 3 kali tiap minggunya. Kematian ini
diakibatkan oleh toksisitas terfenadine.

5. Obat diuretika dapat menurunkan aktivitas obat antidiabetika, karena


diuretika meningkatkan kadar gula darah.
Obat diuretika juga mempunyai efek meningkatkan kadar asam urat
dalam darah, karenanya penggunaan obat untuk mengurangi kadar asam
urat darah perlu dilakukan penyesuaian.
Obat diuretika dapat meningkatkan kehilangan kalium dan mineral lainnya.
Bila seseorang kekurangan kalium dalam darahnya secara berkelanjutan
maka dia akan dapat mengalami:
a. fragilitas tulang,
b. paralysis,
c. sterilitas,
d. kelemahan otot,
e. kerusakan saraf,
f. detak jantung tidak reguler (arrhythmia), dan
g. kerusakan ginjal.
6. Telah dilaporkan tentang meninggalnya beberapa pasien yang memperoleh
terapi dengan obat monoamine oksidase inhibitor (MAOI) setelah pasien itu
menghentikan pemakaian obat fluoxetine. Direkomendasikan bahwa paling
tidak perlu waktu 5 minggu antara penghentian fluoxetine dan inisiasi terapi
dengan MAOI.

Anda mungkin juga menyukai