Anda di halaman 1dari 8

STEP 1 – 5

TUTORIAL 1

BLOK 2 MANAJEMEN PRAKTIK KEFARMASIAN

KELOMPOK 1

1. NUR AINAN ALFI (15120200001)


2. FACHRIAWAN SYAHRIR (15120200002)
3. LARAS APRILIA (15120200003)
4. NADIA ADAM (15120200028)
5. ABDUL KADIR (15120200029)
6. ANDI NUNUNG NANRANG (15120200030)
7. SRIWULANDARI (15120200055)
8. SULFIATI (15120200056)
9. MARSELLAWATY CHANDRA P. (15120200057)
10. MUNAWWARAH (15120200082)
11. ASRIA (15120200083)
12. NURFAJRI WAHYUNI (15120190110)

APOTEKER ANGKATAN IX
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2020
Fakultas Farmasi UMI Makassar
PSPA Angkatan IX

STEP 1

1. Tablet (Andi Nunung)


2. Waktu Tunggu (Sulfiati)
3. Perencanaan kebutuhan (Nur Fajri)
4. Quinine (Fachriawan)
5. Sisa Stok (Wulandari)
6. Data (Laras)

Jawab

1. Tablet
 Tablet yaitu sediaan padat yang mengandung satu atau lebih zat aktif
dengan atau tanpa zat tambahan (Asria)
 Tablet merupakan sediaan farmasi yang mengandung 1 zat aktif atau
lebih dengan yang pembuatannya dapat meng (Andi nunung)
 Tablet adalah sediaan farmasi yang pembuatannya dengan cara dicetak
(kadir)
2. Waktu Tunggu
 Waktu tunggu adalah waktu yang dibutuhkan pasien dari ruang tunggu
sampai mendapatkan perawatan (Nur ainan alfi)
 Waktu Tunggu adalah tenggang waktu yang diperlukan dari pemesanan
obat sampai obat diterima (Munawarah)
 Waktu Tunggu adalah waktu yag diperlukan dari dipesan sampai diterima
(Asria)
3. Perencanaan kebutuhan
 PK adalah keg untuk menentukan jumlah dan prduksi sesuai dengan
kebutuhan (Sulfiati)
 PK yaitu proses yang dilakukan untuk merencanakan kebutuhan obat di
RS dengan menggunakan metode tertentu (Nur fajri)
4. Quinine
 Merupakan obat untuk penyakit malaria (Nadia)
 Merupakan obat yg digunakan untuk malaria dan antipiretik (Marsela)
Fakultas Farmasi UMI Makassar
PSPA Angkatan IX

5. Sisa Stok
 Adalah jumlah sisa obat yang ada di unit pengelolaan farmasi
(Fachriawan)
 Yaitu merupakan sisa obat dari persediaan sebelumnya (Asria)
 Yaitu obat pada suatu instalasi yang tidak terpakai (Laras)
6. Data
 Adalah suatu kumpulan informasi atau catatan (Sulfiati)
 Data yang dimaksud adalah kumpulan informasi obat dalam sistem
(Munawarah)
 Catatan berupa hasil pengukuran atau pengamatan berupa angka atau
kata-kata (Andi nunung)
 Kumpulan informasi berdasarkan catatan atau kumpulan fakta
(Sriwulandari)

STEP 2

1. Apa yang menyebabkan terjadinya kekosongan obat ? (Nadia)


2. Apakah tujuan dari perencanaan obat pada rumah sakit? (Nurfajri)
3. Bagaimana standar pelayanan kefarmasian di RS? (Fachriawan)
4. Metode apakah yang digunakan untuk perencanaan obat Quinine pada tahun
2020 (Sulfiati)
5. Bagaimanakah cara menetukan nilai kritis (VEN) terhadap obat di rumah sakit?
(Kadir)
6. Apa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan kebutuhan obat dirumah
sakit? (Nur ainan)
7. Bagaiman cara perhitungan sediaan quinine dirumah sakit berdasarkan
scenario? (Nur fajri)
8. Bagaiman cara perhitungan quinine untuk pengaman dan waktu tunggu agar
tidak terjadi lagi kekosongan seperti tahun sebelumnya? (Laras)
9. Apa tujuan pengadaan stok obat dirumah sakit? (Nadia)
10. Kapan perencanaan dikatakan efektif dan efisien? (sriwulandari)
11. Bagaimana cara mengatasi kekosongan obat di RS? (Munawarah)
12. Bagaimanaa cara kita mengetahui berapkah jumlah obat yang dibutuhkan
setiap bulan? (Marsela)
Fakultas Farmasi UMI Makassar
PSPA Angkatan IX

13. Bagaimana peran apoteker dalam melakukan perencanaan yang efektif dan
efisien terhadap pengadaan obat di RS? (Kadir)
14. Bagaimanakah tahap perencanaan Obat? (Nur ainan)

STEP 3

jawab

1. Apa yang menyebabkan terjadinya kekosongan obat ? (Nadia)


 Terjadi jika prencanaan pengadaan sediaan tidak tepat (Sulfiati)
 Adanya keterlambatan distributor, kekosongan obat dari distributor, ada
penggunaan obat yang berleihan disebabkan wabah/KLB (Fachriawan)
 Pencatatan dan monitoring obat yang kurang baik (Nadia)
 Kurangnya anggaran dana, kurang stok di RS dan PBF, stok pengaman di RS
tidak diatur dengan baik (Andi Nunung).
 Kesimpulan yaitu 1. Perencanaan yg tidak tepat, 2. Keterlambatan
distributor, 3. Wabah yang.., 4. Pencatatan yang kurang baik, 5. kurangnya
tok di RS dan PBF (Laras)
2. Apakah tujuan dari perencanaan obat pada rumah sakit? (Nurfajri)
 Salah satunya mengurangi kekosongan obat di RS (Marsela)
 Untuk memenuhi kebutuhan obat yang tapat dimana tidak terjadi kelebihan
atau kekurangan sediaan (Nur ainan)
 Untuk menghindari kekongan obat dengan menggunakan metode tertentu
dengan kesesuaian anggran (Asria)
 Kesimpulan yaitu mengurangi kekosongan obat dirumah sakit sehingga
pelayanan di RS efisien dan afektif. (Fachriawan)
3. Bagaimana standar pelayanan kefarmasian di RS? (Fachriawan)
 Mengacu pada permenkes no 72 tahun 2016 (Kadir)
 Tenaga kefarmasian harus terpenuhi dalam instalasi Farmasi (Munawarah)
 Pelayanan yang berorientasi pada pelayanan pasien dan penyediaan
perbekalan farmasi (Laras)
 Kesimpulan mengacu pada permenkes 72 ttg standar pelayanan
kefarmasian di RS. Pelayanannya yakni terhadap pasien dan pengadaan
perbekalan farmasi di RS (Nur fajri)
Fakultas Farmasi UMI Makassar
PSPA Angkatan IX

4. Metode apakah yang digunakan untuk perencanaan obat Quinine pada tahun
2020 (Sulfiati)
 Metode konsumsi dan metode epidemiologi. Metode Konsumsi berdasarkan
konsumsi real obat tahun sebelumnya. Metode Epdemiologi berdasarkan
pola kejadian penyakit (nunung)
 Metode kombinasi dari konsumsi dan epidemiologi (Kadir)
 Menggunakan metode konsumsi. Rata penggunaan 3150/11 bulan=186.
Untuk 1 tahun 186x12 (Laras)
 Pada scenario terjadi kekosongan obat 2 bulan jadi rata penggunaan
=3150/10 bukan dibagi 11 bulan (Marsela).
 Sependapat dengan Marsela yaitu untuk rata-rata harus dibagi dengan 10
bulan. Hsil akhir = 3780 botol/bln (Andi nunung)
 Dengan menggukanan metode konsumsi kita bisa mengetahui stok
pengaman dengan mengalikan 20% dengan jumlah penggunaan obat dalam
1 tahun. Hasil akhir stok pengaman =756 botol (Nur fajri)
 Metode konsumsi. Tetap menggunakan 12 bulan sebagai pembagi
(Munawarah)
 Tidak sependapat dengan 12 bulan. Sependapat dengan yang
menggunakan 10 bulan karena penggunaan obat hanya 10 bulan saja
(terjadi kekosongan 2 bulan (Fachriawan)
 Sependapat dengan yang 10 bulan (Kadir)
 Apakah 2 bulan tidak mengalami kekosongan obat. (Munawarah)
 Sependapat dengan munawarah menggunakan 12 bulan sebagai pembagi
untuk mencari rata-rata penggunaan obat di RS (Sulfiati)
 Terjadi kekosongan 2 bulan karena waktu tunggu 2 bulan sehingga untuk
pembagi digunakan 10 bulan (Andi Nunung)
 Kesimpulan yaitu dibagi dengan 10 bulan

5. Bagaimanakah cara menetukan nilai kritis (VEN) terhadap obat di rumah sakit?
(kadir)
 1. Menyusun kriteria nilai kritis obat dan 2. Membagikan kuesioner kepada
dokter (Sriwulandari)
Fakultas Farmasi UMI Makassar
PSPA Angkatan IX

6. Apa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan kebutuhan obat dirumah
sakit? (nur ainan)
 1. Anggaran, 2. Sisa stok dan 3. Waktu tunggu pemesanan obat (Nadia)
 Mengacu pada metode yang telah ditetapkan (Asria)
 1. Obat yang dipesan mengacu pada formularium Nasional dan RS (Nur
fajri)
 1. Obat yang dipilih diusahan obat tunggal bukan kombinasi kecuali
fektifitasnya lebih baik. 2 obat yang dipilih untuk prevalensi penyakit terbesar
(Kadir)
 1. Melihat data tahun sebelumnya, 2. mengetahui obat musiman
(Munawarah)

7. Bagaiman cara perhitungan sediaan quinine dirumah sakit berdasarkan


scenario? (Nur fajri)
 Sudah dijelaskan di nomor 4. (Marsela)

8. Bagaiman cara perhitungan quinine untuk stok pengaman dan waktu tunggu
agar tidak terjadi lagi kekosongan seperti tahun sebelumnya? (Laras)
 Sudah dijawab (asria) Dengan menggukanan metode konsumsi kita bisa
mengetahui stok pengaman dengan mengalikan 20% dengan jumlah
penggunaan obat dalam 1 tahun. Hasil akhir stok pengaman =756 botol (Nur
fajri)
 Waktu tunggu = rata-rata pemakaian x 2 bulan =3015 botol x 2 bulan= 630
botol (Nadia)
 Waktu tunggu = 2 bulan. Tidak perlu dihitung (Sulfiati)
 Setuju dengan Nadia (Fachriawan)
 Menggunakan hari untuk waktu tunggu bukan jumlah obat (Sulfiati)

9. Apa tujuan pengadaan stok obat dirumah sakit? (Nadia)


10. Kapan perencanaan dikatakan efektif dan efisien? (Sriwulandari)
11. Bagaimana cara mengatasi kekosongan obat di RS?(Munawarah)
Fakultas Farmasi UMI Makassar
PSPA Angkatan IX

12. Bagaimanaa cara kita mengetahui berapkah jumlah obat yang dibutuhkan setiap
bulan? (Marsela)
13. Bagaimana peran apoteker dalam melakukan perencanaan yang efektif dan
efisien terhadap pengadaan obat di RS? (Kadir)
14. Bagaimanakah tahap perencanaan Obat?(Nur ainan)

STEP 4

Center Point :
1. Manajeman perencanaan kebutuhan farmasi di rumah sakit (Nur aian)
2. Setuju dengan Nomor 1 (Andi Nunung)
3. Standar Pelayanan Kefarmasian Di RS berdasarkan Skenario (Fachriawan)
4. Sepakat dengan Nomor 1 (Munawarah)
5. Sepekat dengan Nomor 1 (Sulfiati)

Sub Point :
1. Standar pengadaan Kebutuhan Sediaan farmasi (Laras) (Munawarah)
2. Metode Pemilihan Obat (Sriwulandari) (Munawarah).
3. Faktor peyebab terjadinya kekosongan obat (Nadia)
4. Metode Perencanaan dan Perhitungan obat Quinine berdasarkan skenario
(Nur Fajri) (Marsela)
5. Peraturan standar perencanaan Perbekalan farmasi di RS (Andi Nunung)
Fakultas Farmasi UMI Makassar
PSPA Angkatan IX

Bagan Center Point dan Sub Point

Standar
Standar
pengadaan
pengadaan
Kebutuhan
Kebutuhan
Sediaan farmasi
Sediaan farmasi

Peraturan standar
Peraturan standar
perencanaan
perencanaan Metode
Metode Pemilihan
Pemilihan
Perbekalan
Perbekalan Obat
Obat
farmasi
farmasi di RS
di RS Manajeman
Manajeman
perencanaan
perencanaan
kebutuhan
kebutuhan
farmasi di
farmasi di rumah
rumah
sakit
sakit

Metode
Metode
Perencanaan dan
Perencanaan dan Faktor
Faktor peyebab
peyebab
Perhitungan obat
Perhitungan obat terjadinya
terjadinya
Quinine
Quinine kekosongan obat
kekosongan obat
berdasarkan
berdasarkan
skenario
skenario

STEP 5

1. Mahasiswa mampu menjelaskan metode perencanaan dan perhitungan terkait


perencanaan kebutuhan obat disuatu RS (Sulfiati)
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan mengenai manajeman
Perencanaan farmasi di IFRS (Sriwulandari)
3. Mahasiswa mampu menerapkan dan menjelaskan hal-hal ynag perlu
diperhatikan dalam perencanaan obat di RS (Nur Ainan)
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan factor penyebab terjadinya
kekosongan obat dan tindakan apoteker dalam menjegah terjadinya kekosongan
obat (nadia) mampu (Munawarah)
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang peran apoteker dalam
mengatasi Kekosongan dan stok pengaman sesuai Undang-undang (Andi
Nunung).

Anda mungkin juga menyukai