Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS PERENCANAAN PENGGUNAAN OBAT DI

PUSKESMAS SUKORAME DAN PUSKESMAS PERAWATAN


NGLETIH KOTA KEDIRI
Elly rakhmawati, Mujtahid
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kadiri
Jalan Selomangleng No.1 Kota Kediri, Jawa Timur
Email: ellyrakhmawati@unik.ac.id

Abstrak

Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang
merupakan sarana yang menjadi ujung tombak pembangunan kesehatan yang langsung
memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat di wilayah kerjanya dengan
memberikan pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif dan rehalibitatif.Tujuan
penelitian ini adalah adalah untuk melakukan analisa pengadaan obat dengan menggunakan
metode konsumsi dan analisa ABC dan VEN, untuk mengetahui jumlah dan jenis obat apa
saja yang mempunyai nilai pemakaian dan investasi yang besar, dengan pendekatan
restropektif dengan data yang diperoleh dari puskesmas kota kediri. Data dari analisa ABC,
pada tahun 2016, kelompok A memiliki jumlah 20 item (21,28%) obat sebesar Rp.
153.908.696 (74,38%), kelompok B 30 item obat (31,91%) sebesar Rp. 42.569.664 (20,57%),
kelompok C 44 item obat (46,81%) sebesar Rp. 110.444.327 (5,05%). Total biaya untuk
seluruh item obat di Puskesmas SUKORAME sebesar Rp.206.922.678. Pada tahun 2017,
kelompok A memiliki jumlah 26 (23,42%) item sebanyak Rp. 131.274.911 (46,66%),
kelompok B memiliki jumlah obat 39 (35,14%) sebanyak Rp. 61.430.551 (21,83%),
kelompok C memiliki jumlah obat 46 (41,44%) item obat sebesar Rp. 88.636.589 (31,50%).
Total biaya keseluruhan obat di puskesmas SUKORAME pada tahun 2017 yaitu sebesar Rp.
281.342.052. Data dari analisa ABC,pada tahun 2017.kelompok A 31 (20,81%) item sebesar
Rp. 220.477.948 (74,60%), kelompok B 50 (33,56%) sebesar Rp. 60.102.026 (20,34%),
Kelompok C 68 (45,64%) sebesar Rp. 14.959.386 (5,06%). Total biaya untuk seluruh item
obat di Puskesmas Ngletih sebesar Rp. 295.539.360. Pada tahun 2018, kelompok A 27 item
(17,42%) obat sebesar Rp. 292.927.083 (74,62%), kelompok B sebanyak 43 item obat
(27,74%) sebesar Rp.79.415.967 (20,23%), kelompok C ,85 item obat (54,84%) sebesar Rp.
20.204.461 (5,15%). Total biaya untuk seluruh item obat di Puskesmas Ngletih sebesar Rp
392.547.511. Serta Pengelompokan berdasarkan Analisa VEN didapatkan 13 jenis item obat
yang masuk dalam kategori vital. Kelompok obat esensial di Puskesmas SUKORAME tahun
2016 sebanyak 86 item, tahun 2017 sebanyak 107 item. Kelompok obat Esensial di
Puskesmas Ngletih tahun 2017 sebanyak 143 item, tahun 2018 sebanyak 150 item

Kata Kunci: Perencanaan, metode konsumsi, analisa ABC dan VEN, puskesmas kediri
Pendahuluan di puskesmas (Rosmania, 2015)

Pelayanan kefarmasian merupakan Pengawasan terhadap persediaan

kegiatan yang terpadu dengan tujuan yang dikenal juga sebagai inventory

untuk mengidentifikasi,mencegah dan control adalah bagaimana fungsi tersebut

menyelesaikan masalah obat dan masalah dapat dilaksanakan secara efektif.

yang berhubungan dengan kesehatan. Inventori adalah suatu sistem untuk

Tuntutan pasien dan masyarakat akan menjaga agar persediaan obat selalu ada

peningkatan mutu pelayanan untuk waktu yang telah ditentukan

kefarmasian, mengharuskan adanya merupakan bagian yang penting dari

perluasan dari paradigma lama yang sistem suplai obat. Dengan adanya sistem

berorientasi kepada produk (drug inventori obat menjamin ketika ada pasien

oriented) menjadi paradigma baru yang membutuhkan obat akan memperoleh obat

berorientasi pada pasien (patient yang tepat dan menghindari kerugian

oriented) dengan filosofi Pelayanan akaibat kerusakan obat. Sistem

Kefarmasian (pharmaceutical care) pengendalian persediaan yaitu model

(Permenkes, 2016). analisa ABC dan model analisa VEN

Pengelolaan obat dan bahan medis (Quick, 1997, dalam Satibi, 2017).

habis pakai merupakan salah satu Metode analisis ABC merupakan

kegiatan pelayanan kefarmasian,yang metode pembuatan penggolongan

dimulai dari perencanaan, permintaan, berdasarkan perangkat nilai dari nilai

penerimaan, penyimpanan, tertinggi hingga terendah dan dibagi

pendistribusian, pencatatan dan menjadi 3 kelompok besar yang disebut

pelaporan serta pemantauan dan evaluasi. kelompok A (nilai investasi tinggi), B

Manajemen obat yang kurang baik akan (nilai investasi sedang) dan C (nilai

mengakibatkan persediaan obat investasi rendah). Metode ini sangat

mengalami stagnant (kelebihan berguna dalam menfokuskan perhatian

persediaan obat) dan stockout manajemen terhadap penentuan jenis

(kekurangan atau kekosongan persediaan barang yang paling penting dan perlu di

obat). Obat yang mengalami stagnant prioritaskan dalam persediaan. Analisis

memiliki risiko kadaluarsa dan kerusakan VEN artinya menentukan prioritas

bila tidak disimpan dengan baik. Obat kebutuhan suatu perbekalan farmasi,

yang stagnant dan stockout akan dengan kata lain analisis VEN merupakan

berdampak terhadap pelayanan kesehatan penentuan suatu jenis perbekalan farmasi


termasuk Vital (harus tersedia), Esensial
(perlu tersedia), atau Non-esensial (tidak
prioritas untuk disediakan) (Mumek, dkk.
1. Pemakaian selama satu tahun
2016).
Pemakaian selama satu tahun

Metode Penelitian merupakan pemakaian obat yang


Penelitian ini merupakan jenis
digunakan di Ruang Farmasi
penelitian deskriptif yaitu berdasarkan
Puskesmas Wilayah Utara dan
yang dilakukan secara observasi.
Puskesmas Perawatan Ngletih Kota
Pengambilan data dalam penelitian ini
Kediri.
dilakukan dengan cara retrospektif yaitu
2. Kebutuhan selama waktu tunggu
dengan pengambilan data berdasarkan data
atau lead time
yang telah ada yaitu dari daftar seluruh
Pengamatan di lapangan waktu
obat yang ada di Puskesmas Perawatan
tunggu atau lead time obat rata-rata
Ngletih dan Puskesmas SUKORAME.
6 bulan atau di konfersikan dalam
Sampel yang digunakan dalam
persen yaitu 50%. Perhitungan
penelitian ini adalah semua obat yang di
waktu tunggu atau lead time dapat
gunakan di Puskesmas SUKORAME dan
dihitung dari perkalian antara
Puskesmas Ngletih Kota Kediri.
pemakaian pertahun.
Hasil Penelitian 3. Stok pengaman atau safety stock

Perencanaan Obat di Puskesmas Stok pengaman yang digunakan


Berdasarkan Metode Konsumsi
di instalasi farmasi Puskesmas
Dalam perhitungan perencanaan obat
Wilayah Utara dan Puskesmas
berdasarkan metode konsumsi dalam
Perawatan Ngletih adalah sebesar
penelitian ini dihitung berdasarkan rumus
50%. Stok pengaman dihitung dari
yang ditentukan oleh faktor-faktor sebagai
pemakaian selama 1 tahun yang
berikut:
dikalikan dengan 50%.
Tabel 1 Rencana Kebutuhan Obat Terbesar di Puskesmas Ngeletih

2016 2017

No Nama Obat Kebutuhan Nama Obat Kebutuhan Obat


Obat

1 Paracetamol tablet 500 303.447 Parasetamol tablet 500 289.589


mg mg

2 Tiamin HCL Mononitrat 142.500 Tiamin HCL Mononitrat 159.978


(Vit B1) 100 mg (Vit B1) tableet 100 mg

3 Vit B komplek Tablet 135.318 Antasida Doen I Tablet 90.121


Kunyah Kombinasi

4 Kloramfeniramin Maleat 117.999 GliseriL Guayakolat 81.426


(CTM) tablet 4 mg tablet 100 mg

5 GliseriL Guayakolat 116.706 Ibuprofen tablet 200 mg 60.397


tablet 100 mg

Tabel 2 Rencana Kebutuhan Obat Terbesar di Puskesmas Ngeletih


2017 2018
Nama Obat Pemakaian Nama Obat Pemakaian
No
1 Klorfeniramin 166.387 Parasetamol tablet 500 202.495
Maleat(CTM) tableb 4 mg
mg
2 Gliseril Guayakolat 87.461 Klorfeniramin 160.974
tablet 100 mg Maleat(CTM) tableb 4
mg
3 Amoksisilin 82.130 Gliseril Guayakolat 88.512
kapsul/kaplet 500 mg tablet 100 mg
4 Antasida Doen I tablet 79.946 MetforminHCL tablet 84.524
kunyah kombinasi 500 mg
5 Kaptopril tablet 25 mg 78.116 Amoksisilin 82.630
kapsul/kaplet 500 mg

Hasil Analisa ABC untu seluruh jenis obat yang di gunakan di


Puskesmas SUKORAME. Total harga
Data yang diperoleh adalah data
yang ada dalam analisa ABC merupakan
lembar permintaan obat di Puskesmas
jumlah pemakaian atau pengeluaran yang
SUKORAME. Analisa ABC dilakukan
digunakan selama satu tahun.
2016 2017
No Kelomp Jumlah Jumlah %
ok Biaya (Rp) % Item % Biaya Biaya (Rp) % Item
Item Item Biaya
153.908.696 21,28 74,38 26 131.274.911 23,42 46,66
1 A 20
42.569.664 31,91 21,57 39 61.430.551 35,14 21,83
2 B 30
10.444.327 46,81 5,05 46 88.636.589 41,44 31,50
3 C 44
94 100 111 100 100
Jumlah 206.922.678 100 281.342.052

Tabel 3 Analisa ABC Puskesmas Ngeletih tahun 2016 dan 2017


2017 2018
Kelom
No Jumlah Biaya % % Jumlah Biaya % %
pok
Item (Rp) Item Biaya Item (Rp) Item Biaya
220.477. 292.92
1 A 31 948 20,81 74,60 27 7.083 17,42 74,62

60.102.0 79.415.
2 B 50 26 33,56 20,34 43 967 27,74 20,23

14.959.3 20.204.
3 C 68 86 45,64 5,06 85 641 54,84 5,15

295.539. 392.54
Jumlah 149 100
360 100 155 7.511 100 100

Tabel 4 Analisa ABC Puskesmas Ngletih Tahun 2017 dan 2018


Penggunaan Analisis ABC dalam analisis VEN artinya menentukan prioritas
pengendalian obat bertujuan untuk kebutuhan suatu jenis obat yang termasuk
melakukan identifikasi obat menurut nilai kriteria Vital (harus tersedia), Esensial
pemakaian dan nilai investasi sehingga (perlu tersedia atau Nonesensial (tidak ada
manajemen yang efektif dapat juga tidak apa-apa).
berkonsentrasi pada obat yang jumlahnya Berdasarkan keputusan kepala
sedikit tetapi mempunyai nilai investasi UPTD (Unit Pelaksanaan Teknis Daerah)
yang besar. Metode ABC membagi di Puskesmas Wilayah Utara dan
kelompok obat kedalam 3 bagian yaitu Puskesmas Perawatan Ngletih, ada
kelompok A dengan jumlah item sekitar beberapa obat yang digunakan dalam
10-20% dengan nilai investasi 75-80%, keadaan bahaya atau emergency yaitu,
kelompok obat B dengan jumlah item Aminophilin injeksi, Dexametason injeksi,
sekitar 10-20% dengan nilai investasi 15- Ephineprine injeksi, Glukosa 5% infus,
20%, dan kelompok obat C dengan jumlah Lidokain injeksi, NaCl infus, Ringer
item sekitar 60-80% dengan nilai investasi Laktat infus, dan Ventolin Nebulizer,
5-10% (Satibi, 2014). selebihnya masuk dalam kategori esensial
Penggolongan Obat Berdasarkan VEN yaitu Amoksisilin, Furosemid,
Parasetamol, Simvastatin dan Propanolol.
Pertimbangan kriteria VEN, untuk
Kelompok obat esensial di Puskesmas
evaluasi aspek medik / terapi melakukan
SUKORAME tahun 2016 sebanyak 86
item, tahun 2017 sebanyak 107 item, 2017 sebanyak 143 item, tahun 2018
sedangkan di Puskesmas Ngletih tahun sebanyak 150 item.
Puskesmas SUKORAME Puskesmas Ngletih
No Nama Obat
2016 2017 2017 2018
1 Deksametason injeksi -
2 Epinefrin injeksi - -
3 Diphenhidramin injeksi - - - -
4 Aminofilin inj -
5 Kalsium glukonat inj - - - -
6 Lidokain inj 2%
7 Magnesium sulfat 40% - - - -
8 Pehacain inj - - - -
9 Atropin sulfas - - - -
10 Ringer Lactate (RL) infus
11 NaCl 0,9%
12 Ventolin Nebule - - -
13 Diazepam injeksi - - - -

Kesimpulan total seluruh biaya yang diperlukan


1. Dari hasil penelitian menggunakan pada tahun 2017 Rp. 295.539.360
metode konsumsi di Puskesmas dan pada tahun 2016 sebesar Rp.
SUKORAME tahun 2016, obat 392.547.511.Sedangkan dari hasil
paling banyak dilakukan pengadaan analisa VEN didapatkan 13 jenis
adalah Paracetamol tablet 500 mg item obat yang masuk dalam kategori
sebanyak 302.447 butir, tahun 2017 vital.Kelompok obat esensial di
adalah Paracetamol tablet 500 mg Puskesmas SUKORAME tahun 2016
sebanyak 289.589. Obat terkecil sebanyak 86 item, tahun 2017
yang dilakukan pengadaan adalah sebanyak 107 item.
Povidon Iodida Larutan 10% 30 ml 2. Dari hasil penelitian menggunakan
sebanyak 2 butir, tahun 2017 adalah metode konsumsi di Puskesmas
Natrium Klorida larutan infus 0,9% Ngletih tahun 2017, obat yang paling
sebanyak 11 butir.Dari hasil Analisa banyak dilakukan pengadaan adalah
ABC di Puskesmas SUKORAME, Klorfeniramin Maleat (CTM) 4 mg
Total seluruh biaya di tahun 2016 sebanyak 166.387 butir, sedangkan
menghabiskan dana sebanyak Rp. pada tahun 2018 adalah Paracetamol
206.922.678 dan di tahun 2017 tablet 500 mg sebanyak 202.495
menghabiskan dana sebanyak butir. Obat terkecil yang dilakukan
Rp.281.342.052.Pada hasil penelitian pengadaan tahun 2017 adalah
di Puskesmas Ngletih di tahun 2017, Povidon Iodida larutan 10% 1000 ml,
sedangkan tahun 2018 adalah Etanol sebesar Rp. 392.547.511.Sedangkan
95% 1 liter sebanyak 1 butir.Pada dari hasil analisa VEN didapatkan 13
hasil penelitian di Puskesmas Ngletih jenis item obat yang masuk dalam
di tahun 2017, total seluruh biaya kategori vital. Kelompok obat
yang diperlukan pada tahun 2017 Rp. esensial di Puskesmas Ngletih tahun
295.539.360 dan pada tahun 2016
3. 2017 sebanyak 143 item, tahun 2018 Rosmania, Fenty A., & Supriyanto,
Stefanus., 2015, Analisis
sebanyak 150 item
Pengelolaan Obat Sebagai Dasar
Pengendalian Safety Stock Pada
Stagnant dan Stouckout Obat. Jurnal
Daftar Pustaka
Administrasi Kesehatan Indonesia.
3(1):1-10.
Permenkes., 2016, Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indosnesia Satibi, 2017. Manajemen Obat di Rumah
no.44 th 2016 tentang Pedoman Sakit. Gadjah Mada University
Manajemen Puskesmas. Menteri Press: Yogyakarta.
Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai