Anda di halaman 1dari 17

KASUS PELANGGARAN ETIKA

Disusun oleh :
Aldila Utami
Alisa Yusuf
Fery Samuel
Intan Nurfitri Ramdiani
Ismayanti
Ilham Rahmatulloh
Muhamad Nurmutaqin
Kode Etik Profesi

Pengertian kode etik profesi adalah suatu sistem norma, nilai serta aturan professional tertulis yang
dengan secara tegas menyatakan apa yang benar serta baik, dan juga apa yang tidak benar
serta tidak baik bagi professional. Kode etik tersebut menyatakan
Tujuan kode etik adalah supaya dapat professional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada
pemakai atau juga customernya. Dengan adanya kode etik tersebut akan dapat melindungi
perbuatan yang tidak professional.
Kode Etik Profesi
Etik/etika berasal dari kata ethos(yunani) yang artinya karakter, watak kesusilaan atau adat
istiadat atau kebiasaan.
Etika berkaitan dengan
a. Nilai-nilai,
b. Tata cara hidup yang baik,
c. Aturan hidup yang baik
d. Dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari generasi ke generasi
Kode Etik Profesi
Etika dan hukum perbedaannya etika ditujukan kepada sikap batin manusia, dan sanksinya dari kelompok masyarakat
profesi itu sendiri . hukum ditujukan pada sikap lahir manusia, membebani manusia dengan hak dan kewajiban, bersifat
memaksa, sanksinya tegas dan konkret yang dilaksanakan melalui wewenang penguasa/pemerintah.
Perbedaan antara Etika, Hukum dan Norma
1. etika
 berlaku untuk lingkungan kelompok /profesi
 disusun berdasarkan kesepakatan anggota kelompok/profesi
 tidak seluruhnya tertulis dengan pasal-pasal
 sanksi terhadap pelanggaran berupa tuntunan dan sanksi organisasi
 pelanggaran diselesaikan oleh majelis etika (MPEAD dan MPEA)
 penyelesaian pelanggaran seringkali tidak diperlukan/disertai bukti fisik
2. Hukum
 berlaku untuk umum
 disusun oleh badan pemerintah
 tercantum secara rinci di dalam kitab UU dengan pasal-pasal, termasuk sanksi
 terhadap pelanggaran
 sanksi terhadap pelanggaran berupa tuntutan, baik perdata maupun pidana
 pelanggaran diselesaikan melalui pengadilan atau sanksi administrasi
 penyelesaian pelanggaran memerlukan bukti fisik
3. Norma
diartikan sebagai kaidah atau pedoman untuk melakukan sesuatu.
Tujuan etika dan norma
 mengarahkan perkembangan masyarakat menuju suasana yang harmonis, tertib, teratur, damai dan
sejahtera.
 mengajak orang bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan secara otonom etika norma
Pekerjaan kefarmasian membutuhkan tingkat keahlian dan kewenenangan yang didasari oleh suatu
standar kompetensi, dan etika etika profesional farmasi tidak hanya mendorong/meningkatkan kinerja
bagi tenaga farmasi, tetapi juga akan memberikan peningkatkan kontribusi fungsional /peranan farmasi
bagi masyarakat.
Ruang lingkup pelayanan kefarmasian meliputi tanggung jawab, kewenangan dan hak.
1. Bidang apotek/apotek rumah sakit
2. Bidang toko obat
3. Bidang pedagang besar farmasi
4. Bidang puskesmas
5. Bidang industri
6. Bidang instalasi perbekalan farmasi
Kode etik tenaga teknis kefarmasian
A. Kewajiban terhadap profesi
1. seorang asisten apoteker harus menjunjung tinggi serta memelihara martabat, kehormatan profesi,
menjaga integritas dan kejujuran serta dapat dipercaya.
2. seorang asisten apoteker berkewajiban untuk meningkatkan keahlian dan pengetahuan sesuai dengan
perkembangan teknologi.
3. seorang tenaga teknis kefarmasian senantiasa harus melakukan pekerjaan profesinya sesuai dengan
standar operasional prosedur, standar profesi yang berlaku dan kode etik profesi
4. serorang tenaga teknis kefarmasian senantiasa harus menjaga profesionalisme dalam memenuhi panggilan
tugas dan kewajiban profesi
B. Kewajiban ahli farmasi terhadap teman sejawat
1. seorang ahli farmasi indonesia memandang teman sejawat sebagaimana dirinya dalam memberikan
penghargaan
2. seorang ahli farmasi indonesia senantiasa menghindari perbuatan yang merugikan teman sejawat secara
material maupun moral
3. seorang ahli farmasi indonesia senantiasa meningkatkan kerjasama dan memupuk keutuhan martabat
jabatan kefarmasiaqn,mempertebal rasa saling percaya didalam menunaikan tugas
C. Kewajiban terhadap pasien/pemakai jasa
1. seorang tenaga teknis kefarmasian harus bertanggung jawab dan menjaga kemampuannya dalam memberikan pelayanan
kepada pasien/pemakai jasa secara professional
2. seorang tenaga teknis kefarmasian harus menjaga rahasia kedokteran dan rahasia kefarmasian, serta hanya memberikan
kepada pihak yang berhak
3. seorang tenaga teknis kefarmasian harus berkonsultasi/merujuk kepada teman sejawat atau teman sejawat profesi lain untuk
mendapatkan hasil yang akurat atau baik.

D. Kewajiban terhadap masyarakat


1. seorang ahli farmasi harus mampu sebagi suri teladan ditengah-tengah masyarakat
2. seorang ahli farmasi indonesia dalam pengabdian profesinya memberikan semaksimal mungkin pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki
3. seorang ahli farmasi indonesia harus selalu aktif mengikuti perkembangan peraturan perundang-undangan dibidang kesehatan
khususnya dibidang kesehatan khususnya dibidang farmasi
4. seorang ahli farmasi indonesia harus selalu melibatkan diri dalam usaha – usaha pembangunan nasional khususnya dibidan
5. Seorang ahli farmasi harus mampu sebagai pusat informasi sesuai bidang profesinya kepada masyarakat dalam pelayanan
kesehatan
6. seorang ahli farmasi indonesia harus menghindarkan diri dari usaha- usaha yang mementingkan diri sendiri serta bertentangan
dengan jabatan farmasian.
E. Kewajiban ahli farmasi indonesia terhadap profesi kesehatan lainnya
1. seorang ahli farmasi indonesia senantiasa harus menjalin kerjasama yang baik, saling percaya,
menghargai dan menghormati terhadap profesi kesehatan lainnya
2. seorang ahli farmasi indonesia harus mampu menghindarkan diri terhadap perbuatan perbuatan
yang dapat merugikan,menghilangkan kepercayaan, penghargaan masyarakat terhadap profesi
kesehatan lainnya
Kasus Pelanggaran Kode Etik
 Tenaga kesehatan bertugas menyelenggarakan /melakukan kegiatan kesehatan sesuai dengan bidang
keahlian/kewenangan tenaga kesehatan yang bersangkutan. Tenaga kesehatan dalam melakukan
tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan menghormati pasien. Seseorang asisten
apoteker harus berbudi luhur dan memberikan contoh yang baik didalam lingkungan kerjanya,
bersedia menyumbangkan keahlian dan pengetahuannya. Asisten apoteker harus aktif mengikuti
perkembangan perundang-undangan, juga menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya dan
hendaknya menjauhkan diri dari usaha mencari keuntungan dirinya yang bertentangan dengan
martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian.
 Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan atau kelalaian dalam melaksanakan
profesinya dapat dikenakan tindakan disiplin. Setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan
atau kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan.
 Pekerjaan kefarmasian harus dilakukan dalam rangka menjaga mutu sediaan farmasi yang beredar.
Pengamanan terhadap sediaan farmasi yang berupa obat keras, psikotropika, narkotika, dan bahan
berbahaya dilaksanakan secara khusus sesuai UU yang berlaku. Pengamanan penggunaan bahan
yang mengandung zat adiktif diarahkan agar tidak mengganggu dan membahayakan kesehatan
perorangan, keluarga, masyarakat, dan lingkungannya.
Kasus Pelanggaran Kode Etik

 Pekerjaan kefarmasian harus dilakukan dalam rangka menjaga mutu sediaan farmasi yang beredar.
Pengamanan terhadap sediaan farmasi yang berupa obat keras, psikotropika, narkotika, dan bahan
berbahaya dilaksanakan secara khusus sesuai UU yang berlaku. Pengamanan penggunaan bahan
yang mengandung zat adiktif diarahkan agar tidak mengganggu dan membahayakan kesehatan
perorangan, keluarga, masyarakat, dan lingkungannya.
 Bahan yang mengandung zat adiktif adalah bahan yang penggunaannya dapat menimbulkan
kerugian bagi dirinya atau masyarakat sekelilingnya. Produksi, peredaran dan penggunaan bahan
yang mengandung zat adiktif harus memenuhi standar dan atau persyaratan yang ditentukan.
Penetapan standar diarahkan agar zat adiktif yang dikandung oleh bahan tersebut dapat ditekan
untuk mencegah beredarnya obat palsu.Penetapan persyaratan penggunaan bahan yang
mengandung zat adiktif ditujukan untuk menekan dan mencegah penggunaan yang mengganggu atau
merugikan kesehatan orang lain.
Kasus Pelanggaran Kode Etik
Kasus Pelanggaran Kode Etik pada Asisten Apoteker
 kasus etika

Apotek A kedapatan menjual obat-obatan psikotropika secara bebas sehingga dilakukan penutupan
paksa oleh dinas atau lembaga yang berwenang (tribunjogja.Com,agustus 2012).
 pemasalahan kasus etika

Terkait standar pelayanan kefarmasian,sumpah dan kode etik tenaga teknis kefarmasian di sektor
pelayanan, apa yang seharusnya dilakukan anda sebagai TTK pada saat bekerja di Apotek A tersebut
dan ternyata dalam perjalanannya apotek tersebut kedapatan menjual obat-obatan psikotropika secara
bebas ?
 dasar hukum pelanggaran

Dalam kasus etika yang dilakukan oleh asisten apoteker merupakan pelanggaran karena bertentangan
dengan peraturan perundangan yang berlaku, yang dalam hal ini diatur dalam undang-undang RI no.
36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 24, undang-undang no. 51tahun 2009, undang-undang RI no.
51 tahun 1997 tentang psikotropika dan undang-undang no. 35 tahun 2009 tentang narkotika.
Kasus Pelanggaran Kode Etik

1. UU RI no. 36 tahun 2009 tentang kesehatan


Pasal 24
(1) tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 harus memenuhi ketentuan kode etik,
standar profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan standar prosedur
operasional.
(2) ketentuan mengenai kode etik dan standar profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
oleh organisasi profesi.
(3) ketentuan mengenai hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan standar
prosedur operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan menteri.
Kasus Pelanggaran Kode Etik

2. UU no. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.


Bahwa narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang pengobatan atau pelayanan kesehatan dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan di sisi lain dapat pula menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila disalahgunakan
atau digunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat dan saksama ( Tercantum dalam Pasal 14 dan Pasal 43)
3. PP 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian
Menurut PP 51 tahun 2009 pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien
yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk menigkatkan mutu kehidupan pasien.
Bentuk pekerjaan kefarmasian yang wajib dilaksanakan oleh seorang tenaga teknis kefarmasian (menurut keputusan menteri
kesehatan ri no.1332/MENKES/X/2002 adalah sebagai berikut:
1. Melayani resep dokter sesuai dengan tanggung jawab dan standart profesinya;
2. Memberi informasi yang berkaitan dengan penggunaan/pemakaian obat;
3. Menghormati hak pasien dan menjaga kerahasiaan idntitas serta data kesehatan pasien;
4. Melakukan pengelolaan apotek;
5. Pelayanan informasi mengenai sediaan farmasi.
Menurut pp 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian, tenaga tknis kefarmasian adalah tenaga yang membantu apotker
dalam menjalani pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas sarjana farmasi, ahli madya farmasi, analis farmasi, dan tenaga mnengah
farmasi/asisten apoteker.
Kasus Pelanggaran Kode Etik

4. UU RI no. 51 tahun 1997 tentang psikotropika

PASAL 8

Peredaran Psikotropika terdiri dari penyaluran dan penyerahan.

PASAL 14

(1) penyerahan psikotropika dalam rangka peredaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 hanya dapat dilakukan oleh
apotek, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dan dokter.

(2) penyerahan psikotropika oleh apotek hanya dapat dilakukan kepa-da apotek lainnya, rumah sakit, puskesmas, balai
pengobatan, dokter dan kepada pengguna/pasien.

(3) penyerahan psikotropika oleh rumah sakit, balai pengobatan, puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya
dapat dilakukan kepada pengguna/pasien.
Kasus Pelanggaran Kode Etik

(4) penyerahan psikotropika oleh apotek, rumah sakit, puskesmas, dan balai pengobatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan resep dokter.
(5) penyerahan psikotropika oleh dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan dalam hal
berikut :
a. Menjalankan praktik terapi dan diberikan melalui suntikan;
b. Menolong orang sakit dalam keadaan darurat;
c. Menjalankan tugas di daerah terpencil yang tidak ada apotek.
(6) psikotropika yang diserahkan dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (5) hanya dapat diperoleh
dari apotek.
TERIMKASIH

Anda mungkin juga menyukai