Anda di halaman 1dari 12

UTS

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN

Disusun Oleh :

Nama : Koko Prananda Tarigan


Nim : 2123062

DOSEN MATAKULIAH :

Dr. Marice Simarmata, SKM.,SH.,M.Kes.,M.H

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
T.A 2021/2022
1. Uraikan
a. Perbedaan-persamaan antara hukum, etika dan moral; sertakan contohnya.
b. Hubungan antara hukum dan etika
c. Hubungan Etika kesehatan dan Etika Kesehatan

1. a. Perbedaan Persamaan Hukum Etika Moral :


Hukum dan Etika memiliki pengertian yang erat, yaitu sama-sama
peraturan. Namun, ada perbedaan mendasar antara keduanya. Dalam
pengertian praktis, hukum adalah aturan yang bersifat formal dan memiliki
sanksi tegas. Etika merupakan aturan nonformal dan lebih merupakan sopan-
santun, adab, atau tatakrama

Persamaan :

1. Berfungsi sebagai sarana atau alat untuk mengatur tata tertib dalam
masyarakat.
2. Mempelajari dan menjadikan tingkah laku manusia sebagai objeknya.
3. Memberikan batas ruang gerak hak wewenang seseorang dalam pergaulan
hidup supaya tak saling merugikan.
4. Sumbernya dari pemikiran dan pengalaman.
5. Menggugah kesadaran manusiawi.

Perbedaan :

1. Etika keberadaannya tidak tertulis, sedangkan hukum dalam bentuk tertulis


atau terbukukan sebagai hukum negara.
2. Etika bersifat subjektif dan fleksibel, sedangkan hukum bersifat objektif dan
tegas.
3. Etika tidak memerlukan bukti fisik dalam menjatuhkan vonis, sebaliknya
hukum memerlukan bukti fisik dalam menjatuhkan vonis.
4. Etika bersifat memberikan tuntunan, sedangkan hukum bersifat menuntut.
5. Etika tidak memerlukan alat untuk menjamin pelaksanaannya, hukum
memerlukan alat penegak hukum untuk pelaksanaannya.

Moral :

Moral mengacu pada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial, atau
menyangkut hukum atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku.

Contoh Hukum : Pidana dan Perdata, Warisan, Perceraian


Contoh Etika : Norma Individu, Peraturan Daerah, Budaya
Contoh Moral : Sopan, Baik

B. Hubungan antara Hukum dan Etika

Hukum berlaku dalam kehidupan masyarakat, dimana etika merupakan


sesuatu yang bersifat pribadi. Hukum secara jelas didefinisikan seperangkat aturan
yang mengikat yang diterapkan kepada setiap orang, sedangkan etika merupakan
opini yang bersifat pribadi yang mengarahkan kehidupan kita sendiri.

Hubungan antara etika, dan hukum adalah hubungan yang mengatur tentang
bagaimana manusia secara personal maupun bermasyarakat untuk berperilaku baik
dan memberikan batasan batasan yang jelas yang tidak boleh dilanggar, jika terjadi
pelanggaran, biasanya telah terdapat hukuman atau sanksi yang telah diatur

C. Hubungan hukum kesehatan dan etika kesehatan

Etika Kesehatan didalamnya banyak sekali unsur etika profesi yang saling
berhubungan satu dengan yang lain, di dalam sumpah profesi kesehatan juga rata rata
mempedomani menghargai profesi lain, hal ini dilakukan karena didalam kesehatan
itu banyak profesi dengan berbagai bidang ilmu yang saling melengkapi, itulah
sebabnya etika kesehatan itu saling berhubungan erat dan tidak dapat di pisahkan.
Etika berhubungan dengan semua aspek dari tindakan dan keputusan yang diambil
oleh manusia maka etika merupakan bidang kajian yang sangat luas dan kompleks
dengan berbagai cabang subdevisi. Etika kedokteran berfokus terutamadengan
masalah yang muncul dalam praktik pengobatan sedangkan bioetika merupaka
subjek yang sangat luas yang berhubungan dengan masalah moral yang muncul
karena perkembangan dalam ilmu pengetahuan biologis yang lebih umum.

2. Uraikan Persamaan-Perbedaan Etika dan Etiket


Persamaan Etika dan Etiket :
a. Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia
b. Etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara normative

Perbedaan Etika dan Etiket :


a. Etika Bersifat absolut, artinya tdk dapat di tawar tawar lagi
b. Etika berlakunya tidak tergantung pada orang lain
c. Etiket Bersifat relative yang di anggap tidak sopan dalam suatu kebudayaan
d. Etiket hanya berlaku jika ada orang lain yang hadir

3. Uraikan tentang kode etik profesi tenaga kesehatan sesuai profesi yang
digeluti saat ini
Kode Etik Apoteker (Profesi Kefarmasian)
Disiplin Apoteker adalah kesanggupan apoteker untuk menaati kewajiban dan
menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan per-UU-an dan/atau peraturan
praktek yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.

KOMPETENSI PRAKTIK KEFARMASIAN


1. Pembuatan Sediaan Farmasi Pengadaan bahan awal; Pencegahan
pencemaran silang; Penimbangan dan penyerahan; Pengembalian bahan ke
gudang; Pengolahan; Kegiatan pengemasan; Pengawasan selama proses
produksi; dan Karantina produk jadi
2. Pengamanan Sediaan Farmasi
3. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Perencanaan; pengadaan; penerimaan;
penyimpanan; penyaluran/distribusi; pemusnahan; pengendalian; serta
pencatatan dan pelaporan
4. Pelayanan Kefarmasian Pelayanan obat (resep/swamedikasi) dan informasi
obat, bahan obat dan obat tradisional
5. Pengembangan Sediaan Farmasi Mencakup pengembangan: zat aktif obat;
bentuk (sediaan) obat; dosis yang diperlukan; frekuensi pemberian obat,
dan efisiensi obat terkait aspek farmakodinamik & farmakokinetik

KODE ETIK APOTEKER (Kep. Kongres XVII/2005 No. 007/KONGRES


XVII/ISFI/2005)

PASAL 1
Sumpah/janji Apoteker, setiap Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah Apoteker
Dalam Sumpah Apoteker ada beberapa poin yang harus diperhatikan, yaitu:
1.Membaktikan hidup untuk kepentingan peri-kemanusiaan
2.Menjaga rahasia terkait pekerjaan dan keilmuaan sebagai Apoteker.
3.Sekalipun diancam, tidak akan mempergunakan pengetahuan kefarmasian untuk
yang bertentangan dengan peri-kemanusiaan
4.Melaksanakan praktik profesi sesuai martabat dan tradisi luhur yang
berlandaskan praktik profesi, yaitu ilmu, hukum dan etik. 5.Tidak terpengaruh oleh
pertimbangan SARA dan kedudukan sosial.

PASAL 2
Setiap Apoteker harus berusaha dengan sungguhsungguh menghayati dan
mengamalkan Kode Etik Apoteker Indonesia.
Pedoman Pelaksanaan:
1.Kesungguhan dalam menghayati dan mengamalkan Kode Etik Apoteker
Indonesia, dinilai dari:
a.ada tidaknya laporan masyarakat,
b.ada tidaknya laporan dari sejawat apoteker atau sejawat tenaga kesehatan lain,
c.serta ada tidaknya laporan dari instansi pemerintah (Jajaran Kesehatan)

PASAL 3
Setiap apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai Standar
Kompetensi Apoteker Indonesia (SKAI) serta selalu mengutamakan dan
berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalam menjalankan kewajibannya.
Pedoman Pelaksanaan:
1.Setiap apoteker indonesia harus mengerti, menghayati dan mengamalkan
kompetensi sesuai dengan SKAI
2.Kompetensi yang dimaksud adalah: pengetahuan, ketrampilan dan attitude yang
berdasarkan pada Ilmu, Hukum dan Etik
3.Ukuran Kompetensi seorang Apoteker dinilai lewat uji kompetensi.
4.Kepentingan kemanusiaan harus menjadi pertimbangan utama dalam setiap
tindakan dan keputusan seorang Apoteker Indonesia

PASAL 4
Setiap Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang kesehatan
pada umumnya dan bidang farmasi khususnya
Pedoman Pelaksanaan:
1.Seorang Apoteker harus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
profesionalnya secara terus menerus
2.Aktifitas seorang apoteker dalam meengikuti perkembangan di bidang
kesehatan, diukur dari Nilai SKP yang diperoleh dan Hasil Uji Kompetensi

PASAL 5
Di dalam menjalankan tugasnya setiap Apoteker harus menjauhkan diri dari
usaha mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat dan
tradisi luhur jabatan kefarmasian
Pedoman Pelaksanaan:
1.Seorang apoteker dalam tindakan profesionalnya harus menghindari diri dari
perbuatan yang akan merusak seseorang ataupun merugikan orang lain.
2.Seorang Apoteker dalam menjalankan tugasnya dapat memperoleh imbalan
dari pasien atas jasa yang diberikannya dengan tetap memegang teguh kepada
prinsip mendahulukan kepentingan pasien.

PASAL 6
Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi
orang lain Pedoman Pelaksanaan:
1.Seorang Apoteker harus menjaga kepercayaan masyarakat atas profesi yang
disandangnya dengan jujur dan penuh integritas.
2.Seorang Apoteker tidak akan menyalahgunakan kemampuan profesionalnya
kepada orang lain.

PASAL 7
Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya
Pedoman Pelaksanaan:
1.Seorang apoteker dalam memberikan informasi kepada pasien / masyarakat
harus dengan cara yang mudah dimengerti dan yakin bahwa informasi tsb
sesuai, relevan dan “up to date”.
2.Sebelum memberikan informasi, Apoteker harus menggali informasi yang
dibutuhkan dari pasien ataupun orang yang datang menemui Apoteker
mengenai pasien serta penyakitnya.

PASAL 8
Seorang Apoteker harus aktif mengikuti perkembangan per-UU di bidang
kesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya

PASAL 9
Seorang Apoteker dalam melakukan praktik kefarmasian harus mengutamakan
kepentingan masyarakat menghormati hak azasi pasien dan melindungi
makhluk hidup insani
Pedoman Pelaksanaan:
1.Pelayanan kepada pasien adalah merupakan hal yang paling utama dari
seorang Apoteker.
2.Setiap tindakan dan keputusan profesional dari Apoteker hrs berpihak kepada
kepentingan pasien dan masyarakat.
3.Seorang Apoteker harus mampu mendorong pasien untuk ikut dalam
keputusan pengobatan mereka.

PASAL 10
Seorang Apoteker harus memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia
sendiri ingin diperlakukan
Pedoman Pelaksanaan:
1.Setiap Apoteker harus menghargai teman sejawatnya, termasuk rekan
kerjanya 2.Bilamana seorang Apoteker dihadapkan kepada suatu situasi yang
problematik, baik secara moral atau peraturan perundang / undangundang yang
berlaku, tentang hubungannya dengan sejawatnya, maka komunikasi antar
sejawat harus dilakukan dengan baik dan santun.
PASAL 11
Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati
untuk mematuhi ketentuan kode etik
Pedoman Pelaksanaan:
•Bilamana seorang Apoteker melihat sejawatnya melanggar kode etik, dengan
cara yang santun dia harus melakukan komunikasi dengan sejawatnya tersebut
untuk mengingatkan kekeliruan tsb.

PASAL 12
Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk
meningkatkan kerjasama yang baik sesama Apoteker di dalam memelihara
keluhuran martabat jabatan kefarmasian, serta mempertebal rasa saling
mempercayai di dalam menunaikan tugasnya
Pedoman Pelaksanaan:
1.Seorang Apoteker harus menjalin dan memelihara kerjasama dengan sejawat
Apoteker lainnya
2.Seorang Apoteker harus membantu teman sejawatnya dalam menjalankan
pengabdian profesinya

PASAL 13
Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk membangun
dan meningkatkan hubungan profesi, saling mempercayai, menghargai dan
menghormati sejawat petugas kesehatan lain.
Pedoman Pelaksanaan:
1.Apoteker hrs mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan tenaga
profesi kesehatan lainnya secara seimbang dan bermartabat.
PASAL 14
Seorang Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan
yang dapat mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya kepercayaan
masyarakat kepada sejawat petugas kesehatan lain
Pedoman Pelaksanaan:
1.Bilamana seorang Apoteker menemui hal-hal yang kurang tepat dari
pelayanan profesi kesehatan lainnya, maka Apoteker tsb harus mampu
mengkomunikasikannya dengan baik kepada tenaga profesi tersebut, tanpa ybs
harus merasa dipermalukan.

4. Uraikan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan tenaga


kesehatan (Hak dan Perlindungan Tenaga Kesehatan) di Indonesia sebanyak 10
peraturan dan susun secara hirarki peraturan perundang-undangan

undang-undang no 23 tahun 1992


Pasal 53

(1) Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam


melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.

(2) Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi


standar profesi dan menghormati hak pasien.

(3) Tenaga kesehatan, untuk kepentingan pembuktian, dapat melakukan


tindakan medis terhadap seseorang dengan memperhatikan kesehatan
dan keselamatan yang bersangkutan.
undang-undang no 36 tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan

HAK DAN KEWAJIBAN TENAGA KESEHATAN


Pasal 57

Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik berhak:


a. memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan
Standar Profesi, Standar Pelayanan Profesi, dan Standar Prosedur Operasional;
b. memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari Penerima Pelayanan
Kesehatan atau keluarganya;
c.menerima imbalas jasa
d. memperoleh pelindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, perlakuan yang
sesuai dengan harkat dan martabat manusia, moral, kesusilaan, serta nilai- nilai
agama;
e.mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan profesinya;
f. menolak keinginan Penerima Pelayanan Kesehatan atau pihak lain yang
bertentangan dengan Standar Profesi, kode etik, standar pelayanan, Standar
Prosedur Operasional, atau ketentuan Peraturan Perundang-undangan; dan
g. memperoleh hak lain sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan

Peraturan pemerintah no 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan

Pasal 24

(1) Perlindungan hukum diberikan k epada tenaga kesehatan yang melakukan


tugasnya sesuai dengan standar profesi tenaga kesehatan
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaks ud dalam ayat (1) diatur lebih
lanjut oleh Menteri
B A B VI PENGHARGAAN
Pasal 25

(1) Kepada tenaga kesehatan yang bertugas pada sarana kesehatan atas dasar
prestasi kerja, pengabdian, kesetiaan, berjasa pada Negara atau meninggal
dunia
dalam melaksanakan tugas diberikan penghargaan .
(2) Penghargaan sebagaimana dimaksud da lam ayat (1) dapat diberikan oleh
Pemerintah dan/atau masyarakat

Jadi Urutan Berdasarkan Hierarki;


1.Undang-Undang
2. Peraturan Pemerintah

Anda mungkin juga menyukai