Disusun Oleh :
DOSEN MATAKULIAH :
Persamaan :
1. Berfungsi sebagai sarana atau alat untuk mengatur tata tertib dalam
masyarakat.
2. Mempelajari dan menjadikan tingkah laku manusia sebagai objeknya.
3. Memberikan batas ruang gerak hak wewenang seseorang dalam pergaulan
hidup supaya tak saling merugikan.
4. Sumbernya dari pemikiran dan pengalaman.
5. Menggugah kesadaran manusiawi.
Perbedaan :
Moral :
Moral mengacu pada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial, atau
menyangkut hukum atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku.
Hubungan antara etika, dan hukum adalah hubungan yang mengatur tentang
bagaimana manusia secara personal maupun bermasyarakat untuk berperilaku baik
dan memberikan batasan batasan yang jelas yang tidak boleh dilanggar, jika terjadi
pelanggaran, biasanya telah terdapat hukuman atau sanksi yang telah diatur
Etika Kesehatan didalamnya banyak sekali unsur etika profesi yang saling
berhubungan satu dengan yang lain, di dalam sumpah profesi kesehatan juga rata rata
mempedomani menghargai profesi lain, hal ini dilakukan karena didalam kesehatan
itu banyak profesi dengan berbagai bidang ilmu yang saling melengkapi, itulah
sebabnya etika kesehatan itu saling berhubungan erat dan tidak dapat di pisahkan.
Etika berhubungan dengan semua aspek dari tindakan dan keputusan yang diambil
oleh manusia maka etika merupakan bidang kajian yang sangat luas dan kompleks
dengan berbagai cabang subdevisi. Etika kedokteran berfokus terutamadengan
masalah yang muncul dalam praktik pengobatan sedangkan bioetika merupaka
subjek yang sangat luas yang berhubungan dengan masalah moral yang muncul
karena perkembangan dalam ilmu pengetahuan biologis yang lebih umum.
3. Uraikan tentang kode etik profesi tenaga kesehatan sesuai profesi yang
digeluti saat ini
Kode Etik Apoteker (Profesi Kefarmasian)
Disiplin Apoteker adalah kesanggupan apoteker untuk menaati kewajiban dan
menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan per-UU-an dan/atau peraturan
praktek yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
PASAL 1
Sumpah/janji Apoteker, setiap Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah Apoteker
Dalam Sumpah Apoteker ada beberapa poin yang harus diperhatikan, yaitu:
1.Membaktikan hidup untuk kepentingan peri-kemanusiaan
2.Menjaga rahasia terkait pekerjaan dan keilmuaan sebagai Apoteker.
3.Sekalipun diancam, tidak akan mempergunakan pengetahuan kefarmasian untuk
yang bertentangan dengan peri-kemanusiaan
4.Melaksanakan praktik profesi sesuai martabat dan tradisi luhur yang
berlandaskan praktik profesi, yaitu ilmu, hukum dan etik. 5.Tidak terpengaruh oleh
pertimbangan SARA dan kedudukan sosial.
PASAL 2
Setiap Apoteker harus berusaha dengan sungguhsungguh menghayati dan
mengamalkan Kode Etik Apoteker Indonesia.
Pedoman Pelaksanaan:
1.Kesungguhan dalam menghayati dan mengamalkan Kode Etik Apoteker
Indonesia, dinilai dari:
a.ada tidaknya laporan masyarakat,
b.ada tidaknya laporan dari sejawat apoteker atau sejawat tenaga kesehatan lain,
c.serta ada tidaknya laporan dari instansi pemerintah (Jajaran Kesehatan)
PASAL 3
Setiap apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai Standar
Kompetensi Apoteker Indonesia (SKAI) serta selalu mengutamakan dan
berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalam menjalankan kewajibannya.
Pedoman Pelaksanaan:
1.Setiap apoteker indonesia harus mengerti, menghayati dan mengamalkan
kompetensi sesuai dengan SKAI
2.Kompetensi yang dimaksud adalah: pengetahuan, ketrampilan dan attitude yang
berdasarkan pada Ilmu, Hukum dan Etik
3.Ukuran Kompetensi seorang Apoteker dinilai lewat uji kompetensi.
4.Kepentingan kemanusiaan harus menjadi pertimbangan utama dalam setiap
tindakan dan keputusan seorang Apoteker Indonesia
PASAL 4
Setiap Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang kesehatan
pada umumnya dan bidang farmasi khususnya
Pedoman Pelaksanaan:
1.Seorang Apoteker harus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
profesionalnya secara terus menerus
2.Aktifitas seorang apoteker dalam meengikuti perkembangan di bidang
kesehatan, diukur dari Nilai SKP yang diperoleh dan Hasil Uji Kompetensi
PASAL 5
Di dalam menjalankan tugasnya setiap Apoteker harus menjauhkan diri dari
usaha mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat dan
tradisi luhur jabatan kefarmasian
Pedoman Pelaksanaan:
1.Seorang apoteker dalam tindakan profesionalnya harus menghindari diri dari
perbuatan yang akan merusak seseorang ataupun merugikan orang lain.
2.Seorang Apoteker dalam menjalankan tugasnya dapat memperoleh imbalan
dari pasien atas jasa yang diberikannya dengan tetap memegang teguh kepada
prinsip mendahulukan kepentingan pasien.
PASAL 6
Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi
orang lain Pedoman Pelaksanaan:
1.Seorang Apoteker harus menjaga kepercayaan masyarakat atas profesi yang
disandangnya dengan jujur dan penuh integritas.
2.Seorang Apoteker tidak akan menyalahgunakan kemampuan profesionalnya
kepada orang lain.
PASAL 7
Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya
Pedoman Pelaksanaan:
1.Seorang apoteker dalam memberikan informasi kepada pasien / masyarakat
harus dengan cara yang mudah dimengerti dan yakin bahwa informasi tsb
sesuai, relevan dan “up to date”.
2.Sebelum memberikan informasi, Apoteker harus menggali informasi yang
dibutuhkan dari pasien ataupun orang yang datang menemui Apoteker
mengenai pasien serta penyakitnya.
PASAL 8
Seorang Apoteker harus aktif mengikuti perkembangan per-UU di bidang
kesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya
PASAL 9
Seorang Apoteker dalam melakukan praktik kefarmasian harus mengutamakan
kepentingan masyarakat menghormati hak azasi pasien dan melindungi
makhluk hidup insani
Pedoman Pelaksanaan:
1.Pelayanan kepada pasien adalah merupakan hal yang paling utama dari
seorang Apoteker.
2.Setiap tindakan dan keputusan profesional dari Apoteker hrs berpihak kepada
kepentingan pasien dan masyarakat.
3.Seorang Apoteker harus mampu mendorong pasien untuk ikut dalam
keputusan pengobatan mereka.
PASAL 10
Seorang Apoteker harus memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia
sendiri ingin diperlakukan
Pedoman Pelaksanaan:
1.Setiap Apoteker harus menghargai teman sejawatnya, termasuk rekan
kerjanya 2.Bilamana seorang Apoteker dihadapkan kepada suatu situasi yang
problematik, baik secara moral atau peraturan perundang / undangundang yang
berlaku, tentang hubungannya dengan sejawatnya, maka komunikasi antar
sejawat harus dilakukan dengan baik dan santun.
PASAL 11
Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati
untuk mematuhi ketentuan kode etik
Pedoman Pelaksanaan:
•Bilamana seorang Apoteker melihat sejawatnya melanggar kode etik, dengan
cara yang santun dia harus melakukan komunikasi dengan sejawatnya tersebut
untuk mengingatkan kekeliruan tsb.
PASAL 12
Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk
meningkatkan kerjasama yang baik sesama Apoteker di dalam memelihara
keluhuran martabat jabatan kefarmasian, serta mempertebal rasa saling
mempercayai di dalam menunaikan tugasnya
Pedoman Pelaksanaan:
1.Seorang Apoteker harus menjalin dan memelihara kerjasama dengan sejawat
Apoteker lainnya
2.Seorang Apoteker harus membantu teman sejawatnya dalam menjalankan
pengabdian profesinya
PASAL 13
Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk membangun
dan meningkatkan hubungan profesi, saling mempercayai, menghargai dan
menghormati sejawat petugas kesehatan lain.
Pedoman Pelaksanaan:
1.Apoteker hrs mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan tenaga
profesi kesehatan lainnya secara seimbang dan bermartabat.
PASAL 14
Seorang Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan
yang dapat mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya kepercayaan
masyarakat kepada sejawat petugas kesehatan lain
Pedoman Pelaksanaan:
1.Bilamana seorang Apoteker menemui hal-hal yang kurang tepat dari
pelayanan profesi kesehatan lainnya, maka Apoteker tsb harus mampu
mengkomunikasikannya dengan baik kepada tenaga profesi tersebut, tanpa ybs
harus merasa dipermalukan.
Pasal 24
(1) Kepada tenaga kesehatan yang bertugas pada sarana kesehatan atas dasar
prestasi kerja, pengabdian, kesetiaan, berjasa pada Negara atau meninggal
dunia
dalam melaksanakan tugas diberikan penghargaan .
(2) Penghargaan sebagaimana dimaksud da lam ayat (1) dapat diberikan oleh
Pemerintah dan/atau masyarakat