KESEHATAN MASYARAKAT
I. Tujuan
1. Identifikasi prinsip etika dalam praktek kefarmasian.
2. Menjelaskan keterkaitan dari prinsip-prinsip etika kefarmasian.
3. Membandingkan kode etik apoteker dan prinsip praktek etika kesehatan
masyarakat.
4. Mendiskusikan aspek hukum dan kewajiban apoteker.
5. Menelaah permasalahan etika dan hukum apoteker dalam kesehatan
masyarakat.
IV. Kesimpulan
Apoteker memiliki kesempatan untuk melayani masyarakat serta
dapat mempengaruhi kebijakan dan undang-undang. Apoteker harus
menyeimbangkan perspektif sebagai apoteker dalam bidang pengobatan dan
kewajiban apoteker dalam peran kesehatan masyarakat. Apoteker harus
mampu menerapkan etika-etika dan prinsip-prinsip kesehatan masyarakat
dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian.
DAFTAR PUSTAKA
Whalen v. Roe, 429 US 589 1977) (drug laws requiring central coilection
of certain information prescriptions were reasonable exercise of police power);
Coshow v. City of Escondide M 19 (2005) (fluoridation of water is reasonable
and proper excellence of police power).
Public Health Law Bench Bock for Indiana Courts. Indiana Attorney
General (2006).
Public of Health Law Bench Beok for Michigan Courts. Michigan Attorney
General Mike Cox Oa 2007).
Model State Emergency Health Powers Act, Centers for Law and the
Public's Henlth (300 Iniform Volunteer Health Practitioners Act, National
Conterence o1 Commissor-of-State Uniform Laws (2007).
Edge RS, Groves JR: The Ethics of Health Care, A Guide for Clinical
Prictice, Albany NY: Delmnar Publishers, Inc., 1994.
42 USCA 5 300AA-10
Jacobsan, 97 US ar 26.
45 CFR 5 88.
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 35 Tahum 2014 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen
Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan