Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak merupakan masa dimana organ-organ tubuhnya belum berfungsi secara

optimal sehingga anak lebih rentan terhadap penyakit. Salah satu penyakit yang

sering menyerang anak adalah bronkopneumonia (Marini,2014).

Bronkopneumonia berasal dari kata bronchus dan pneumonia berarti

peradangan pada jaringan paru-paru dan juga cabang tenggorokan (broncus)(Arief

Mansjoer,2000).Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang

mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area

terlokalisasi di dalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di

sekitarnya (Nurarif, 2015).

Pneumonia adalah infaeksi akut parenkim paru yang meliputi alveolus dan

jaringan interstitial. Walaupun banyak pihak yang sependapat bahwa pneumonia

merupakan suatu keadaan inflamasi, namun sangat sulit untuk membuat suatu

definisi tunggal yang universal. Pneumonia didefinisikan berdasarkan gejala dan

tanda klinis, serta perjalanan penyakitnya. World Healt Organization (WHO)

mendefinisikan pneumonia hanya berdasarkan pneumonia klinis yang didapatkan

pada pemeriksaan inspeksi dan frekuensi pernapasan.

Pneumonia merupakan penyakit yang menjadi masalah diberbagai Negara

terutama di Negara berkembang termasuk Indonesia. Insidens pneumonia pada anak

<5 tahun di Negara maju adalah 2-4 kasus/100 anak/tahun, sedangkan di Negara
berkembang 10-20 kasus/100 anak/tahun. Pneumonia menyebabkan lebih dari 5 juta

kematian per tahun pada anak balita di Negara berkembang.

Menurut WHO tahun 2008, insiden pneumonia anak-balita di Negara

berkembang adalah 151,8 juta kasus setiap tahun, 10% diantaranya merupakan

pneumonia berat dan perlu perawatan rumah sakit. Di Negara maju terdapat 4 juta

kasus setiap tahun sehingga total insiden pneumonia di seluruh dunia ada 156 juta

kasus pneumonia anak balita setiap tahun. Terdapat 15 negara dengan insiden

pneumonia anak balita paling tinggi mencakup 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus

di seluruh dunia. Lebih dari setengahnya terdapat di 6 negara , mencakup 44%

populasi anakbalita di dunia (kemenkes RI dalam GASS,2014). Di Indonesia kasus

balita dengan bronkopneumonia pada tahun 2016 mencapai 50.378 kasus (Kemenkes

RI,2016).

Berdasarkan uraian diatas maka bronkopneumonia harus mendapatkan

perhatian yang serius karena dapat menyebabkan marbiditas dan mortilitas yang

cukup tinggi serta diperlukan upaya penyembuhan dengan perawatan yang tepat

dalam menghadapi pasien bronchopneumonia untuk mencegah komplikasi yang

lebih fatal dan diharapkan pasien dapat segera sembuh kembali.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengobatan yang diberikan kepada pasien tepat dan sesuai dangan

tatalaksana terapi yang telah ditetapkan?

2. Bagaimana solusi jika pengobatan yang diberikan tidak sesuai dengan

tatalaksana terapi yang telah ditetapkan?


1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apakah pengobatan yang diberikan kepada pasien tepat dan

sesuai dangan tatalaksana terapi yang telah ditetapkan

2. Untuk mencari solusi jika pengobatan yang diberikan tidak sesuai dengan

tatalaksana terapi yang telah ditetapkan


DAFTAR PUSTAKA

Marni .2014 .Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Gangguan Pernapasan.


Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Mansjoer, Arif.2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Edisi 3. Jakarta : Media
Aesculapius FKUI.
A. Nurarif, H. K. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan Nanda NIc-NOC. (3, Ed.). Jogjakarta: Mediaction publishing.
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI Situasi Balita Pendek. Jakarta Selatan.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2009. Pedoman Pelayanan Medis. Ikatan Dokter
Anak Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai