Anda di halaman 1dari 11

A.

Profesi Tenaga Kesehatan


1. Kode Etik

BAB I KEWAJIBAN UMUM

Pasal 1 Setiap profesi tenaga kesehatan masyarakat harus menjujung tinggi, menghayati
dan mengamalkan etika profesi tenaga kesehatan masyarakat.

Pasal 2 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya profesi tenaga kesehatan masyarakat
lebih mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.

Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas dalam fungsinya, hendaknya menggunakan prinsip


efektifitas–efisiensi dan mengutamakan penggunaan teknologi tepat guna.

Pasal 4 Dalam melakukan tugas dan fungsinya, tidak boleh membeda-bedakan masyarakat
atas pertimbangan pertimbangan agama, suku, golongan sosial-politik dan sebagainya.

Pasal 5 Dalam melakukan fungsi dan tugasnya hanya melaksanakan profesi atau
keahliannya.

BAB II KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT

Pasal 6 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, selalu berorientasi kepada masyarakat
sebagai satu kesatuan yang tidak terlepas dari aspek sosial, ekonomi, politik, psikologis dan
budaya.

Pasal 7 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, harus mengutamakan pembinaan


kesehatan yang menyangkut orang banyak.

Pasal 8 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, harus mengutamakan pemerataan dan
keadilan.

Pasal 9 Dalam pembinaan kesehatan masyarakat harus menggunakan pendekatan


menyeluruh, multidisiplin dan lintas sektoral serta mementingkan usaha-usaha promotif,
preventif, protektif dan pembinaan kesehatan.

1
Pasal 10 Upaya pembinaan kesehatan masyarakat hendaknya didasarkan kepada fakta-fakta
ilmiah yang diperoleh dari kajian-kajian atau penelitian.

Pasal 11 Dalam pembinaan kesehatan masyarakat, hendaknya mendasarkan kepada


prosedur dan langkah-langkah yang profesional yang telah diuji melalui kajian-kajian
ilmiah.

Pasal 12 Dalam menjalankan tugas dan fungsinya harus bertanggung jawab dalam
melindungi, memelihara dan meningkatkan kesehatan penduduk.

Pasal 13 Dalam menjalankan tugas dan fungsinya harus berdasarkan antisipasi ke depan,
baik yang menyangkut masalah kesehatan maupun masalah lain yang berhubungan atau
mempengaruhi kesehatan penduduk.

BAB III KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI TENAGA KESEHATAN LAIN DAN


PROFESI DI LUAR BIDANG KESEHATAN

Pasal 14 Dalam melakukan tugas dan fungsinya, harus bekerjasama dalam saling
menghormati dengan anggota profesi lain, tanpa dipengaruhi oleh pertimbangan-
pertimbangan keyakinan, agama, suku, golongan dan sebagainya.

Pasal 15 Dalam melakukan tugas dan fungsinya bersama-sama dengan profesi lain,
hendaknya berpegang pada prinsip-prinsip: kemitraan, kepemimpinan, pengambilan
prakarsa dan kepeloporan

BAB IV KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI

Pasal 16 Ahli kesehatan masyarakat hendaknya bersikap proaktif dan tidak menunggu
dalam mengatasi masalah.

Pasal 17 Ahli kesehatan masyarakat hendaknya senantiasa memelihara dan meningkatkan


profesi kesehatan masyarakat.

Pasal 18 Ahli kesehatan masyarakat hendaknya senantiasa berkomunikasi, membagi


pengalaman dan saling membantu di antara anggota profesi kesehatan masyarakat.

BAB V KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI

2
Pasal 19 Profesi tenaga kesehatan masyarakat harus memelihara kesehatannya agar dapat
melaksanakan tugas profesinya dengan baik.

Pasal 20 Ahli kesehatan masyarakat senantiasa berusaha untuk meningkatkan pengetahuan


dan keterampilannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB VI PENUTUP

Pasal 21 Setiap anggota profesi tenaga kesehatan masyarakat dalam melaksanakan tugasnya
sehari-hari harus berusaha dengan sungguh-sungguh memegang teguh kode etik kesehatan
masyarakat Indonesia ini.

2. Aturan

UU no 36 tahun 2014 MEMUTUSKAN: Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG


TENAGA KESEHATAN. Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
Kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang Tenaga Kesehatan berdasarkan
ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional untuk dapat menjalankan praktik

B. Profesi Dokter
1. Kode Etik Profesi Dokter
Menurut SK PB IDI No. 111/PB/A.4/02/2013 Tanggal 15 Februari 2013
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1 Setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dan
atau janji dokter
Pasal 2 Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan professional secara
independen,
Dan mempertahankan perilaku professional dalam ukuran yang tertinggi.

Pasal 3 Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh


dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian
profesi.

3
Pasal 4 Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri.

Pasal 5 Tiap perbuatan atau nasihat dokter yang mungkin melemahkan daya tahan psikis
maupun fisik, wajib memperoleh persetujuan pasien / keluarganya dan hanya diberikan
untuk kepentingan dan kebaikan pasien tersebut.

Pasal 6 Setiap dokter wajib senantiasa berhati – hati dalam mengumumkan atau
menerapkan setiap penemuan Teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya
dan terhadap hal -hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.
Pasal 7 Seorang dokter wajib hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah
diperiksa sendiri kebenarannya.
Pasal 8 Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan
secara kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih saying
(compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.
Pasal 9 Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan
sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya pada saat menangani pasien dia
ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan
penipuan atau penggelapan

Pasal 10 Seorang dokter wajib menghormati hak – hak pasien, teman sejawatnya, dan
tenaga Kesehatan lainnya, serta wajib menjaga kepercayaan pasien

Pasal 11 Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya melindungi hidup
makhluk insani

Pasal 12 Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajib memperhatikan keseluruhan


aspek pelayanan Kesehatan (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif), baik fisik
maupun psiko-sosial-kultural pasiennya serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi
sejati masyarakat Pasal 13 Setiap dokter dalam bekerjasama dengan para pejabat lintas
sectoral di bidang kesehatan, bidang lainnya dan masyarakat, wajib saling menghormati

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN

Pasal 14

4
Seorang dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan seluruh keilmuan dan
keterampilannya untuk kepentingan pasien, yang ketika ia tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan, atas persetujuan pasien/keluarganya, ia wajib merujuk pasien
kepada dokter yang mempunyai keahlian untuk itu.

Pasal 15

Setiap dokter wajib memberikan kesempatan pasiennya agar senantiasa dapat berinteraksi
dengan keluarga dan penasihatnya, termasuk dalam beribadah dan atau penyelesaian
masalah pribadi lainnya.

Pasal 16

Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang
pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.

Pasal 17

Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud tugas
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT

Pasal 18

Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.

Pasal 19

Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali dengan
persetujuan keduanya atau berdasarkan prosedur yang etis.

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRI

Pasal 20

5
Setiap dokter wajib selalu memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik.

Pasal 21

Setiap dokter wajib senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran/kesehatan.

2. Aturan

Menurut Undang Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran Pasal


46 bahwa (1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib
membuat rekam medik. (2) Rekam medik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
dibuat segera dan dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan.

C. Profesi Perawat
1. Kode Etik
Menurut SK PP PPNI No. 023/PP.PPNI/SK/XII/2009
Perawat dan Klien
1. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan martabat
manusia, keunikan klien, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan,
warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, dan agama yang dianut serta kedudukan
social.
2. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara suasana
lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup
beragama dari klien.
3. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan
keperawatan.
4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas
yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh berwenang sesuai dengan
ketentuan hokum yang berlaku.

Perawat dan Praktik

6
1. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetisi dibidang keperawatan melalui belajar
terus menerus.

2. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai


kejujuran.

3. Professional yang menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai


dengan kebutuhan klien.

4. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan
mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan konsultasi,
menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain.

5. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan selalu
menunjukkan perilaku professional.

Perawat dan Masyarakat

Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan


mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat.

Perawat dan Teman Sejawat

Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun dengan
tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja
maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.

Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis, dan illegal.

Perawat dan Profesi

7
Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan pelayanan
keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan.

Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi keperawatan.

Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan memelihara
kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.

2. Aturan
Menurut UU 38 tahun 2014 tentang Keperawatanadalah seseorang yang telah lulus
pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh
Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Keperawatan adalah
kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik
dalam keadaan sakit maupun sehPelayanan Keperawatan dalam UU 38 tahun 2014 tentang
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat Keperawatan ditujukan
kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat maupun sakit. Praktik
Keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan oleh Perawat dalam bentuk Asuhan
Keperawatan. Keperawatan sekarang memiliki Undang-undang tersendiri.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan


disahkan oleh Presiden Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 17 Oktober 2014
dan UU Keperawatan mulai diberlakukan setelah diundangkan oleh Menkumham Amir
Syamsudin di Jakarta dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 307
dan Penjelasan Atas UU 38 tahun 2014 tentang Keperawatan dalam Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5612 pada tanggal 17 Oktober 2019.

D. Profesi Bidan
1. Kode Etik

A. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat

8
Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah
jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.

Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat
kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.

Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan
tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.

Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati


hak klien dan nilai-nilai yang dianut oleh klien.

Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien,


keluaraga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.

Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesi dengan
menampilkan kepribadian yang bermartabat dan memberikan pelayanan yang bermutu
kepada masyarakat

Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan


profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan
tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajart
kesehatannya secara optimal.

B. Kewajiban bidan dan tugasnya :

Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan
suasana kerja yang serasi.

Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap
sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.

9
C. Kewajiban bidan terhadap profesinya

Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya
yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.

Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesi dengan
menampilkan kepribadian yang bermartabat dan memberikan pelayanan yang bermutu
kepada masyarakat
Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan
profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Aturan
Undang Undang bidan UU No. 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan : Bidan Lulus Diploma
Tidak Boleh Praktik Mandiri. Berdasarkan UU No. 4 tahun 2019, untuk dapat berpraktik
mandiri, bidan wajib mengambil pendidikan profesi. Tanpa mengambil pendidikan
profesi, bidan hanya diperbolehkan berpraktik di fasilitas kesehatan.

10
D. Kewajiban Bidan terhadap diri sendiri

1. Setiap bidan wajib memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya
dengan baik

2. Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

3. Setiap bidan wajib memelihara kepribadian dan penampilan diri.

E. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa, bangsa dan tanah air

1. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan


pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayananan Kesehatan Reproduksi,
Keluarga Berencana dan Kesehatan Keluarga.

2. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikiran kepada


pemerintah untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan terutama
pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga

a.
b.

11

Anda mungkin juga menyukai