siberfobia.wordpress.com
KODE ETIK
PROFESI
KESEHATAN
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI..............................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah...................................................................
C. Tujuan Penulisan.....................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................
B. Saran.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Etika, Profesi, dan Tenaga Kesehatan?
2. Bagaimana Kode Etik Masing-masing Profesi Kesehatan?
3. Bagaimana Konsekuensi Bagi Pelanggar Kode Etik?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Etika, Profesi, dan Tenaga
Kesehatan
2. Untuk mengetahui Kode Etik Masing-masing Profesi Kesehatan.
3. Untuk mengetahui Konsekuensi Bagi Pelanggar Kode Etik
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
5. Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan
daya tahan psikis maupun fisik hanya diberikan untuk
kepentingan dan kebaikan pasien, setelah memperoleh
persetujuan pasien.
6. Setiap dokter harus senantiasa berhati hati dalam
mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan tehnik
atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan
hal hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.
7. Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan
pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.
a. Seorang dokter harus, dalam setiappraktek medisnya,
memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan
kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa
kasih sayang ( compassion ) dan penghormatan atas
martabat manusia.
b. Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan
dengan pasien dansejawatnya, dan berupaya untuk
mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki
kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang
melakukan penipuan atau penggelapan, dalam
menangani pasien.
c. Seorang dokter harus menghormati hak hak pasien, hak
hak sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan
harus menjaga kepercayaan pasien.
d. Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan
kewajiban melindungi hidup mahluk insani.
8. Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus
memperhatikan kepentingan masyarakat dan
memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang
menyeluruh ( promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif ),
baik fisik maupun psiko-sosial, serta berusaha menjadi
pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar
benarnya.
9. setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat
dibidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat,
harus saling menghormati.
4
b. KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN
10. Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan
mempergunakan segala ilmu dan ketrampilannya untuk
kepentingan pasien. Dalam hal ini ia tidak mampu
melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka
atas persetujuan pasien, ia wajib merujuk pasien kepada
dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.
11. Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada
pasien agar senantiasa dapat berhubungan dengan
keluarga dan penasehatnya dalam beribadat dan atau
dalam masalah lainnya.
12. Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang
diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah
pasien itu meninggal dunia.
13. Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat
sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin
ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.
5
2. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
senantiasa memelihara suasana lingkungan yang
menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan
kelangsungan hidup beragama dari klien.
3. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang
membutuhkan asuhan keperawatan.
4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui
sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya
kecuali jika diperlukan oleh berwenang sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku.
6
11. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan
yang memberikan pelayanan kesehatan secara tidak
kompeten, tidak etis dan illegal.
7
8. Dokter Gigi di Indonesia wajib menjalin kerja sama yang
baik dengan tenaga kesehatan lainnya.
9. Dokter Gigi di Indonesia dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, wajib bertindak sebagai
motivator, pendidik dan pemberi pelayanan kesehatan
(promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif).
8
d. KEWAJIBAN DOKTER GIGI TERHADAP DIRI SENDIRI
20. Dokter Gigi di Indonesia wajib mempertahankan dan
meningkatkan martabat dirinya.
21. Dokter Gigi di Indonesia wajib mengikuti secara aktif
perkembangan etika, ilmu pengetahuan dan teknologi
khususnya di bidang kedokteran gigi, baik secara mandiri
maupun yang diselenggarakan oleh Organisasi Profesi.
22. Dokter Gigi di Indonesia tidak boleh menyelenggarakan
kegiatan pendidikan dan pelatihan kedokteran gigi tanpa
izin dari Organisasi Profesi.
23. Dokter Gigi di Indonesia wajib menjaga kesehatannya
supaya dapat bekerja dengan optimal.
9
2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir)
a. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna
kepada klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan
kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan
kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
b. Setiap berhak memberikan pertolongan dan mempunyai
kewenangan dalam mengambil keputusan dalam tugasnya
termasuk keputusan mengadakan konsultasi dan atau
rujukan.
c. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang
dapat dan atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila
diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan
dengan kepentingan klien.
10
b. Setiap bidan seyogyanya berusaha untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
7. Penutup (1 butir)
a. Sesuai dengan kewenangan dan peraturan kebijaksanaan
yang berlaku bagi bidan, kode etik merupakan pedoman
dalam tata cara keselarasan dalam pelaksanaan pelayanan
kebidanan profesional.
11
6. Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh
yang baik bagi orang lain.
7. Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai
dengan profesinya.
8. Seorang Apoteker harus aktif mengikuti perkembangan
peraturan perundang-undangan di Bidang Kesehatan pada
umumnya dan di Bidang Farmasi padakhususnya.
e. PENUTUP
15. Setiap Apoteker bersungguh-sungguh menghayati dan
mengamalkan Kode Etik Apoteker Indonesia dalam
menjalankan tugas kefarmasiannya sehari-hari. Jika
12
seorang Apoteker baik dengan sengaja maupun idtak
sengaja melanggar atau tidak mematuhi Kode Etik
Apoteker Indonesia, maka Apoteker tersebut wajib
mengakuidanmenerima sanksi dari pemerintah,
Ikatan/Organisasi Profesi Farmasi yang menanganinya
yaitu ISFI dan mempertanggungjawabkannya kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
13
10. Upaya pembinaan kesehatan masyarakat hendaknya
didasarkan kepada fakta – fakta ilmiah yang diperoleh dari
kajian – kajian atau penelitian – penelitian.
11. Dalam Pembinaan kesehatan masyarakat, hendaknya
mendasarkan kepada prosedur dan langkah – langkah
yang profesional yang telah diuji melalui kajian – kajian
ilmiah.
12. Dalam mennjalankan tugas dan fungsinya harus
bertanggung jawab dalam melindungi, memlihara dan
meningkatkan kesehatan penduduk.
13. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya harus
berdasarkan antisipasi ke depan, baik dan menyangkut
masalah kesehatan maupun masalah lain yang
berhubungan atau mempengaruhi kesehatan penduduk.
14
e. KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI
19. Profesi Kesehatan masyarakat harus memelihara
kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas dan
profesinya dengan baik.
20. Ahli kesehatan masyarakat senantiasa berusaha untuk
meningkatkan pengetahuan dan Keterampilannya sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
f. PENUTUP
21. Setiap anggota profesi kesehatan masyarakat dalam
melaksanakan tugasnya sehari-hari harus berusaha
dengan sungguh-sungguh memegang teguh kode etik
kesehatan masyarakat Indonesia ini.
15
seprofesinya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam
karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan
atau kebohongan dalam Menangani masalah klien atau
masyarakat.
9. Seorang sanitarian harus menghormati hak-hak klien atau
masyarakat, hak-hak teman seprofesi, dan hak tenaga
kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan klien
atau masyarakat.
10. Dalam melakukan pekerjaannya seorang sanitarian harus
memperhatikan kepentingan masyarakat dan
memperhatikan seluruh aspek kesehatan lingkungan
secara menyeluruh, baik fisik, biologi maupun sosial, serta
berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang
sebenar-benarnya.
11. Seorang sanitarian dalam bekerja sama dengan para
pejabat di bidang kesehatan dan bidang lainnya serta
masyarakat, harus saling menghormati.
16
18. Seorang sanitarian tidak boleh saling mengambil alih
pekerjaan dari teman seprofesi, kecuali dengan
persetujuan, atau berdasarkan prosedur yang ada.
17
9. Ahli gizi berkewajiban membantu pemerintah dalam
melaksanakan upaya-upaya perbaikan gizi masyarakat. Gizi
merupakan salah satu unsur kesehatan artinya orang yang
kekurangan atau kelebihan gizi akan mengganggu
kesehatan yang merupakan salah satu ukuran dari
kesejahteraan.
18
keterbatasan kita. Kalau memang tidak tahu, maka
sebaiknya kita mengakui keterbatasan itu.
18. Mencari konsultasi. Konsultasi adalah bersifat sangat
pribadi, senantiasa tingkatkan pengetahuan dan
keterampilan melakukan konsultasi.
19. Melayani klien sebagaimana anda ingin dilayani. Setiap
orang berhak dilayani dengan penuh respek, keramahan,
dan kesejajaran.
20. Memperhatikan perbedaan individual dan kebudayan.
Misalnya suatu diet tidak begitu saja dapat diberlakukan
umum semata-mata karena diagnosanya sama. Untuk itu
seorang ahli gizi perlu mempelajari budaya klien dan
kebiasaan yang selama ini dianut oleh klien.
19
dengan cara yang salah atau, menyebabkan salah
interpretasi atau menyesatkan masyarakat
27. Dalam masyarakat ahli gizi berkewajiban untuk
memberikan bimbingan terhadap masyarakat dalam
upaya-upaya mengatasi masalah gizi dan kesehatan.
20
35. Ahli Gizi berkewajiban tidak melakukan perbuatan yang
melawan hukum, dan memaksa orang lain untuk melawan
hukum.
36. Ahli Gizi berkewajiban memelihara kesehatan dan keadaan
gizinya agar dapat bekerja dengan baik.
37. Ahli Gizi berkewajiban melayani masyarakat umum tanpa
memandang keuntungan perseorangan atau kebesaran
seseorang.
38. Ahli Gizi berkewajiban selalu menjaga nama baik profesi
dan mengharumkan organisasi profesi.
2. Sanksi Hukum
Merupakan skala besar, merugikan hak pihak lain. Hukum pidana
menempati prioritas utama, diikuti oleh hukum Perdata.
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan
perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-
hari. Kode etik kesehatan mencakup dua hal penting. Yaitu, hal
kemampuan penampilan kerja dan hal perilaku manusiawi. Kode etik
yang berkaitan dengan penampilan kerja merupakan respons
terhadap tuntutan profesi, yang mengharapkan bahwa sesuatu yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan memenuhi standar pelayanan yang
telah ditetapkan. sedangkan kode etik yang berkaitan dengan perilaku
manusiawi merupakan reaksi terhadap tekanan dari luar, yang
biasanya adalah individu atau masyarakat yang dilayani.
B. Saran
Saya menyadari bahwa penyusunan makalah masih jauh dari
kata sempurna. Kedepannya saya akan lebih fokus dan detail dalam
menjelaskan tentang Kode etik Profesi kesehatan dengan sumber-
sumber yang lebih banyak, Sehingga dapat dipergunakan dengan
sewajarnya.
22
DAFTAR PUSTAKA
2014)
23