PENDAHULUAN
Kebudayaan sebenarnya secara khusus dan secara teliti dipelajari oleh antropologi
budaya. akan tetapi, walaupun demikian, seorang yang memperdalam tentang sosiologi
sehingga memusatkan perhatiannya terhadap masyarakat, tak dapat menyampingkan
kebudayaan dengan begitu saja karena dikehidupan nyata , keduanya tak dapat
dipisahkan dan selamanya merupakan dwi tunggal .
1
BAB II
KAJIAN TEORI
Istilah budaya pertama kali didefinisikan oleh antropolog Inggris Tylor tahun 1871
bahwa budaya yaitu semua yang termasuk dalam pengetahuan, kepercayaan, seni, moral,
hukum, adat dan kebiasaan lain yang dilakukan manusia sebagai anggota masyarakat
( Brunner dan Suddart, 2001 ).
Budaya islami adalah suatu budaya yang bertujuan untuk memberikan pelayanan
keperawatan melebihi harapan pasien dengan menggunakan kaidah islam berdasarkan al
quran dan hadist dalam menerapkan akhlak pribadi muslim, landasan kerja dan perilaku
muslim serta penampilan dan ciri khas seorang perawat muslim (Martono, 2007).
Asuhan keperawatan islami yang diberikan secara profesional oleh perawat dengan
kaidah islam memberikan kesempatan umatislam di negeri ini mendapatkan pelayanan
atau asuhan keperawatan berkualitas sesuai dengan keimanannya sebagai seorang
muslim (Harif fadilah, 2006).
Hal ini yang mendasari implementasi asuhan keperawatan islami selain berlandaskan
pada keilmuan, karena islam mementingkan profesional, pengetahuan dan keterampilan.
Proses yang islami diiringi dengan rasa syukur atas nikmat allah dan dimanifestasikan
dalam sifat ikhsan, yaitu rasa ikhlas dalam bekerja sebagai ibadah dalam bentuk perilaku
caring.
2
2.2. Kultur Keperawatan Islami
Berikut ini adalah kultur penerapan praktik keperawatan secara islami yang harus di
miliki oleh seorang perawat dalam dunia keperawatan:
3
Meyakinkan pasien bahwa Allah menghendaki kebaikan di balik kesedihan
dan kegagalan pasien. (QS Al-Baqarah: 216)
3. Perawat yang memutuskan untuk mendampingi dan mencoba menenangkan seorang
laki-laki muda yang mengalami syok karna diagnosis kanker pada paru-parunya.
Berikut ini adalah peran perawat dalam menenangkan pasien dalam keadaan syok
menurut islam:
Sabar
Hal pertama yang dilakukan perawat adalah mejelaskan bahwa sabar itu
salah satu menghadapi cobaan karna dengan bersabar seseorang yang terkena
penyakit berat akan bisa menghadapi penyakit karna dengan sabar akan lebih
bisa menghadapi setiap masalah berat yang mendatangi nya.
Adukanlah semua itu kepada Allah
Ketika seseorang menghadapi persoalan yang berat maka perawat wajib
mencari sesuatu yang dapat dijadikan tempat mengadu dan mencurahkan isi
hati yang telah menjadi bebannya.
Shalat
Shalat merupakan ibadah paling penting bagi umat islam oleh karna itu
perawat harus membimbing pasien shalat agar masalah yang ia derita akan
berkurang dan akan menerima dengan lapang dada.
Membaca Al-Quran
Jadilah al quran sebagai teman paling akrab pada sepanjang waktu baik
sehat maupun sakit.
Bersangka baik kepada Allah
Disini perawat harus memberi pengertian bahwa penyakit yang dideritanya
akan sembuh karna sembuh akan pertolongan allah.
4
2.3. Budaya Rumah Sakit Islami
Rumah sakit sebagai institusi yang menghasilkan suatu budaya. Para individu
mempunyai suatu harapan tentang organisasi yang digunakan sebagai wadah untuk tercapai
pribadi serta proses pembelajaran.
3. Terbentuknya jamaah SDI yang memiliki komitmen pelayanan kesehatan yang islami:
5
Istiqomah melaksanakan tugas-tugas pelayanan rumah sakit islami, pelayanan
kependidikan, pelayanan penelitian, dan tugas dakwah dengan jiwa dan semangat
“Cinta Allah Sayang Sesama”
6
Standar Syariah Pelayanan Obat (SSPO)
Standar ini berisi tentang Penerapan konsep obat esensial di rumah sakit yang
berisi daftar obat, sediaan-sediaan obat yang terpilih dan terapi yang digunakan di
rumah sakit tidak mengandung unsur bahan yang diharamkan. Dalam kondisi
tidak ada pilihan lain, unsur bahan yang diharamkan dapat digunakan karena
termasuk kondisi darurat dan pemberian ke pasien menggunakan informed
concent.
Standar Syariah Pelayanan dan Bimbingan Kerohanian (SSPBK)
Standar ini berisi tentang pemberian pelayanan pendampingan rohani kepada
seluruh pasien yang beragama islam, dan kepada pasien yang mempunyai
permintaan khusus. Standar ini juga berisi tentang Pelaksanaan identifikasi nilai-
nilai islami dan penerapannya, Kebijakan dan prosedur tentang identifikasi nilai-
nilai islam dalam pelayanan pasien, penatalaksanaan nyeri , pelayanan pada akhir
kehidupan secara syariah, prosedur pelayanan sakaratul maut dan penyediaan
pelayanan jenazah secara syariah, Prosedur tata laksana pengawetan jenazah serta
regulasi pengelolaan sampah sisa jaringan tubuh manusia secara syariah dan
Pengadaan sumber air sesuai dengan kaidah syariah
Standar Syariah Pendidikan Pasien dan Keluarga (SSPPK)
Standar ini berisi tentang kewajiban Rumah Sakit melakukan pendidikan
terhadap pasien rawat inap atau keluarga mengenai asuhan spiritual yang akan
diterima selama perawatan sebagai bahan evaluasi perkembangan kondisi
spiritual pasien, Rumah sakit menyediakan dan mengelola perpustakaan yang
memuat literatur islam, Prosedur peminjaman buku perpustakaan oleh pasien dan
keluarga.
Standar Syariah Pencegahan dan Pengendalian infeksi (SSPPI)
Standar ini berisi tentang kewajiban rumah sakit memiliki program
pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan pada ilmu pengetahuan
terkini sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku dan standar
sasaniitasi serta kebersihan sesuai dengan syari’ah.
7
2.4. Lima Dasar Skala Kultur
Setiap individu dapat digambarkan berada dititik mana pada situai yang dihadapi
namun setiap saat dapat berubah pada posisi yang dianggap sesuai pada saat itu,
Pemahaman mengenai lima rentang dimensi situasi tersebut dapat dilihat pada penjelasan
berikut:
8
2.5. Penerapan Budaya Islami dalam Pelayanan Keperawatan
Berikut ini adalah beberapa tindakan keperawawatan yang islami yang harus
dimiliki oleh seorang perawat:
9
Perawat wajib menjaga privasi pasien dengan baik.
Dan jika pasien untuk pemasangan katerer wanita, sebaiknya pintu atau
tirai di tutup serapat mungkin.
Ingatkan pasien untuk selalu berdoa untuk kelancaran keperawatannya.
Apabila pasien wanita, sebaiknya perawat yang memasangkan kateter
adalah wanita juga.
Jika memang perawat wanita tidak ada, dan dalam keadaan darurat,
sebaik perawat pria mengajak temannya atau keluarga agar tidak timbul
fitnah antara perawat dan pasien karna berada di tempat tertutup.
Dan jika yang melakukan pemasangan kateter adalah pria, sebaiknya
meminta izin terlebih dahulu, dan meminta maaf kepada pasien karena
memegang bagian kemaluan pasien.
Oleh karena itu semua tindakan yang akan di lakukan oleh perawat
harus sesui dengan ajaran islam.
Jika tindakan yang dilakukan telah selesai, ucapkan salam kepada
pasien.
Dokumentasikan semua tindakan.
Menghargai keunikan pasien dan adil terhadap pasien yang berbeda agama -
Memulai tindakan keperawatan dengan Bismillah
Mampu membimbing pasien untuk bersuci dan shalat
Mampu membimbing pasien saat sakaratul maut
Melindungi pasien dari zat dan makanan haram
Memahami hikmah sakit bagi pasien
10
Mengutamakan kesejahteraan akhirat dibanding dunianya Peran perawat dalam
membantu kebutuhan spiritual pasien muslim diantaranya, membimbing shalat,
membimbing membaca al-quran, membimbing berpuasa, membimbing berzikir, dan
ibadah lainnya. Sebelumnya, perawat harus membaca doa untuk orang sakit saat
bertemu pasien.
Sabda Nabi:
“Ya Allah Wahai Tuhan segala manusia, hilangkanlah penyakitnya, sembukanlah ia.
Orang yang sakit tetap wajib sholat diwaktunya dan melaksanakannya menurut
kemampuannya.
11
Tata cara shalat orang sakit :
a. Diwajibkan atas orang yang sakit untuk sholat berdiri apabila mampu dan tidak
khawatir sakitnya bertambah parah, karena berdiri dalam sholat wajib adalah
salah satu rukunnya.
b. Orang sakit yang mampu berdiri namun tidak mampu ruku’ atau sujud, maka
menunduk untuk rukuk. Bila tidak mampu membongkokkan punggungnya sama
sekali, maka cukup dengan menundukkan lehernya.
c. Orang sakit yang tidak mampu berdiri maka melakukan sholat dengan duduk.
d. Orang sakit yang tidak mampu melakukan shalat berdiri dan duduk maka boleh
melakukannya dengan berbaring miring, boleh dengan miring ke kanan atau ke
kiri dengan menghadapkan wajahnya ke arah kiblat.
e. Orang sakit yang tidak mampu berbaring miring, maka boleh melakukan shalat
dengan terlentang dan menghadapkan kakinya ke arah kiblat karena hal ini lebih
dekat kepada cara berdiri.
f. Orang yang sakit dan tidak mampu melakukan seluruh keadaan di atas. Ia tidak
mampu menggerakkan anggota tubuhnya dan tidak mampu juga dengan matanya,
maka ia sholat dengan hatinya. Karena shalat tetap diwajibkan selama akal
seorang masih sehat.
2. Membimbing Membaca Al-Quran
Bimbing pasien jika ingin membaca al-quran. Berikan pengertian manfaat
membaca al-quran, diataranya banyak dalil yang menerangkan bahwa berbagai
penyakit bisa disembuhkan dengan membaca atau dibacakan al-quran.
Dalam QS. Yunus/10: 57, “Hai manusia, telah datang kepadamu kitab yang berisi
pelajaran dari Tuhanmu dan sebagai obat penyembuh jiwa, sebagai petunjuk dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman.”
Hal ini membuat pasien lebih bertawakal kepada Allah SWT atas penyakitnya
daripada mengeluh.
3. Membimbing Puasa Saat Bulan Ramadhan
Jika kondisi pasien memungkinkan untuk puasa, sebagai perawat kita
berkewajiban untuk memberi tahu waktu sahur, memilih makanan yang halal dan
cocok bagi keadaan pasien, dan memberitahu pasien waktu berbuka puasa. Namun,
jika pasien tidak memungkin untuk berpuasa, berikan pengertian bahwa bagi mereka
12
yang sedang sakit diberikan keringanan untuk tidak berpuasa dan menggantikannya
pada bulan bulan yang lain atau malah tidak diwajibkan sama sekali untuk
menggantinya jika memang sakitnya tergolong penyakit berat atau seseorang yang
sudah tua dan tidak sanggup lagi berpuasa, namun harus menggantinya dengan
memberi makan fakir miskin sebagai pengganti puasa yang ditinggalkannya.
4. Membimbing Pasien Berdoa dan Berzikir
Perawat harus membimbing pasien berdoa dan berzikir agar pasien merasakan
ketentraman jiwa dan berserah diri atas penyakit yang dideritanya.
Dalam QS. Ar Ra’d/13: 28 “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-
lah hati menjadi tentram.”
Bimbing pasien membaca bacaan zikir misalnya mengucapkan kalimat tashbih
"Subhanallah", tahmid "Alhamdulillah" dan takbir "Allahu Akbar". Berikan
pengertian pada pasien untuk mengucapannya dengan ikhlas, jauhkan dari rasa kesal,
amarah bahkan janganlah menjadikan Kalimatullah sebagai sarana pelampiasan wujud
kekesalan. Hal ini akan memusatkan konsentrasi pada bacaan dan ingat kepada Allah,
menumbuhkan keyakinan bahwa Allah.
13
2. Membasahi kerongkongan orang yang sedang sakaratul maut
Disunnahkan bagi orang-orang yang hadir untuk membasahi kerongkongan
orang yang sedang sakaratul maut tersebut dengan air atau minuman. Kemudian
disunnahkan juga untuk membasahi bibirnya dengan kapas yg telah diberi air.
Karena bisa saja kerongkongannya kering karena rasa sakit yang menderanya,
sehingga sulit untuk berbicara dan berkata-kata.
Dengan air dan kapas tersebut setidaknya dapat meredam rasa sakit yang
dialami orang yang mengalami sakaratul maut, sehingga hal itu dapat
mempermudah dirinya dalam mengucapkan dua kalimat syahadat. (Al-Mughni :
2/450 milik Ibnu Qudamah)
3. Mengajarkannya atau mengingatkannya untuk mengucapkan kalimat syahadat
yaitu La ilaha illallah Muhammad Rasulullah.
Perawat muslim dalam mengajarkan atau mengingatkanya kalimah laaillallah
dapat dilakukan pada pasien terminal menjelang ajalnya terutama saat pasien
akan melepaskan nafasnya yang terakhir.
Dalam keadaan yang seperti itu peran perawat disamping memenuhi
kebutuhan fisiknya juga harus memenuhi kebutuhan spiritual pasien muslim agar
diupayakan meninggal dalam keadaan Husnul Khatimah. Perawat membimbing
pasien dengan mentalkinkan (membimbing dengan melafalkan secara berulang-
ulang), sebagaimana Rasulullah mengajarkan dalam Hadist Riwayat Muslim.
“Talkinkanlah olehmu orang yang mati diantara kami dengan kalimat
Laailahaillallah karena sesungguhnya seseoranng yang mengakhiri ucapannya
dengan itu ketika matinya maka itulah bekalnya sesungguhnya seseorang yang
mengakhiri ucapannya dengan itu ketika matinya maka itulah bekalnya menuju
surga”.
Selanjutnya Umar Bin Ktahab berkata Hindarilah orang yang mati diantara
kami dan dzikirkanlah mereka dengan ucapan Laailahaillahllah, maka
sesungguhnya mereka (orang yang meninggal) melihat apa yang tidak bisa, kamu
lihat .
14
4. Menghadapkannya ke arah kiblat.
Caranya jika ia berbaring,maka lambung kanannya diarahkan ke lantai.
Disunnahkan untuk menghadapkan orang yang tengah sakaratul maut kearah
kiblat. Sebenarnya ketentuan ini tidak mendapatkan penegasan dari hadits
Rasulullah Saw. Hanya saja dalam beberapa atsar yang shahih disebutkan bahwa
para salafus shalih melakukan hal tersebut.
Para Ulama sendiri telah menyebutkan dua cara bagaimana menghadap kiblat:
15
BAB III
PEMBAHASAN
Klien nama Ny.W,30 tahun, beragama Islam, pendidikan terakhir SMP, pekerjaan
petani, suku jawa, diagnosis medis abortus. Klien hamil 12 minggu, klien sangat
mengharapkan memiliki anak. Klien mengeluh mengalami pendarahan dan perut mulas-
mulas selama 3 hari. Klien dianjurkan untuk kuratase. Klien memeriksakan
kehamilannya di dukun dan berencana akan melahirkan di sana. Klien mendapat
informasi tentang kehamilan dari mertua. Klien masih percaya pada sihir dan hal-hal
gaib, mereka percaya banyak anak banyak rejeki dan percaya bahwa abortus merupakan
perbuatan dosa. Setelah di diagnosis abortus, klien tidak menerima dan merencanakan
akan berobat ke dukun. Mereka menganggap hal itu akibat ibunya melanggar pantangan
dalam menyediakan sesaji. Hubungan kekerabatan yang lebih dominan adalah pihak
laki-laki, pola pengambilan keputusan di pihak laki-laki. Pantangan makanan jantung
pisang, gurita, dan air kelapa sedangkan suaminya pantang memanjat pohon kelapa atau
pohon yang tinggi. Aturan dan kebijakan di atur oleh pemuka agama dan para santri. Ada
tabungan yang sudah di persiapkan oleh keluarga untuk persalinan ini.
1. Pengkajian
a. Faktor teknologi
16
b. Faktor sosial dan ketertarikan keluarga
Adapun agama yang dianut Ny W adalah islam, status pernikahannya resmi, cara
pandang Ny W terhadap penyakit yaitu di sebabkan oleh sihir dan hal-hal gaib, Ny W
percaya bahwa abortus yang dideritanya itu akibat ibunya melanggar pantangan dalam
menyediakan sesaji, dan Ny W berobat rencananya ke dukun. Dan kita sebagai
perawat harus mengerti tentang kesehatan dan tentang agama islam dengan baik biar
kita bisa menjelaskan semuanya kepada pasien. Dengan mengerti tentang kesehatan
dan agama mungkin kita sebagai perawat bisa mengubah kepercayaan pasien tentang
kehamilannya terhadap dukun.
Aturan dan kebijakan disana diatur oleh pemuka agama dan para santri. Alasannya
karena di sana memang budayanya seperti itu, agamanya kental sehingga aturan dan
kebijakan di atur oleh pemuka agama dan para santri.
17
f. Faktor ekonomi
g. Faktor pendidikan
Tingkat pendidikan Ny W adalah SMP. Dan karena tingkat SMP itu di negara kita
di bawah rata-rata pendidikan yang seharusnya jadi pandangan Ny W terhadap
kesehatan pun tidak sama dengan orang yang berpendidikan tinggi sehingga dia
cendrung lebih memilih berobat ke dukun dari pada ke medis. Dan pasien pun kurang
mengerti pandangan agama terhadap kehamilan. Oleh sebab itu peran kit sebgai
perawat adalah menjelaskan tentang kehamilannya menurut medis dan agama.
Dengan demikian perawat wajib menguasai tentang kesehatan dan tentang agama
islam dengan baik agar bisa menjelaskan kepada pasien agar sedikit demi sedikit
pandangan pasien terhadap dukun bisa berubah.
a. Analisa data
1) Data subyektif
a) Keluarga mengatakan Ny W sejak 3 hari lalu mengalami pendarahan dan perut mulas-
mulas.
2) Data obyektif
b. Diagnosa keperawatan
18
2) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera (injury biologis)
c. Diagnosa transkultural
3) Ketidak patuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.
3. Rencana keperawatan
b) Perawat harus tenang dan tidak terburu-buru berinteraksi dengan Ny W.Perawat bisa
perlahan-lahan untuk berkomunikasi dengan Ny W tentang kesehatan dan agama islami.
1) Perawat bisa menggunakan bahasa yang mudah di pahami oleh Ny W seperti bahasa
sehari-harinya.
19
c. Cultural care repartening/reconstruction
3) Kemudian gunakan pihak ketiga bila perlu,seperti tetangga atau kerabat dekat Ny W.
Kesimpulan kasus
a. Mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatannya, dari kasus di atas yang
bisa di pertahankan adalah aturan dan kebijakan diatur oleh pemuka agama dan para
santri.
b. Membentuk budaya baru yang sesuai dengan kesehatan,dari kasus di atas pantangan
makanan jantung pisang,gurita dan air kelapa bisa di ganti dengan yang lain,mungkin
bisa dengan sayur yang lain dan juga air kelapa bisa di ganti dengan air biasa.
c. Mengganti budaya yang tidak sesuai dengan kesehatan dengan budaya yang baru dan
islami. Dari kasus di atas mungkin budaya berobat ke dukun bisa di ganti dengan
berobat ke medis/dokter dan setelah berobat berikhtiar kepada allah bahwa rasa
sakitnya akan hilang karna bantuan dari Allah SWT..
20
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Budaya bisa diartikan dari berbagai sudut pandang. Berdasarkan wujudnya misalnya,
kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama yaitu kebudayaan material dan
nonmaterial. Strategi yang digunakan dalam melaksanakan aplikasi keperawatan
transkultural dalam adalah: Strategi I, Perlindungan/mempertahankan budaya, Strategi II,
Mengakomodasi/negoasiasi budaya, Strategi III, Mengubah/mengganti budaya klien.
4.2. Saran
Untuk seluruh teman-teman perawat, semoga dengan adanya informasi dari makalah
ini, kita menjadi lebih mampu melakukan pengkajian keperawatan transkultural dengan
cara yang benar. Perlu diperhatikan agar mempelajari lebih dalam tentang ‘komunikasi’
agar kita lebih baik dalam berinteraksi dengan pasien, keluarga maupun masyarakat yang
menjadi sasaran pengkajian kita.
21
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, Efy. Ringkasan Materi : Unit 2 Keragaman budaya dan perspektif transkultural
dalam keperawatan.
22