Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

OLEH :

KELOMPOK 4

Masnilawati

Panus Seven

Nensi Novera

Azhar Syafawi

Khairin

Dosen Pembimbing

Ns. Junardi, M.Kep.,Sp.M.Kep.J

POLTEKKES KEMENKES ACEH

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI D-III KEPERAWATAN BANDA ACEH

KELAS REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU BANDA ACEH

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, karena berkat rahmat dan

karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Jiwa

pada Klien dengan Harga Diri Rendah ” dengan tepat waktu. Penulisan makalah ini bertujuan

untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa, selain itu makalah ini juga bertujuan

untuk menambah pengetahuan kami sebagai penulis dan khususnya bagi kami yang merupakan

mahasiswa keperawatan. Kami mengucapkan banyak terima kasih pada semua pihak yang telah

membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Tak ada gading yang tak retak. Tentunya dalam

penyusunan makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun,

sangat kami butuhkan demi kesempurnaan dalam karya kami kedepan. Dengan adanya makalah

ini kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi tenaga

dan mahasiswa keperawatan pada khususnya.

Banda Aceh, 2020

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang


Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU No. 23 Tahun 1992, Pasal 1). Departemen
Kesehatan (DEPKES) memberikan perhatian besar untuk meningkatkan derajat kesehatan
bangsa Indonesia dengan visi dan misi Indonesia Sehat 2010. (http//www.pikiran rakyat.com)
Jumlah penduduk gangguan jiwa di Jawa Barat diperkirakan lebih dari 30% dari jumlah
penduduk dewasa. Jumlah tersebut bakal semakin bertambah dengan kesulitan ekonomi yang
disebabkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Keadaan tersebut diperparah dengan
beberapa kejadian yang menimpa Indonesia seperti bencana alam, diantaranya tsunami di Aceh
dan Pangandaran, Lumpur panas sidoarjo, serta gempa di Yogyakarta. Selain itu adanya gejolak
politik lokal diberbagai daerah dan meningkatnya tingkat persaingan antar individu merupakan
salah satu pemicu terjadinya gangguan mental.
Penyebab gangguan jiwa yang diderita terjadi karena frustasi, napza (narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya), masalah keluarga, pekerjaan, organik dan ekonomi.
Namun jika dilihat dari persentase, penyebab tertinggi yaitu karena frustasi.
Stigma penderita gangguan jiwa sat ini masih tinggi, tetapi masih sedikit yang sadar untuk
meminta bantuan psikiater. Akibatnya banyak penderita gangguan jiwa yang sudah sembuh dan
dipulangkan ke rumahnya, balik lagi ke rumah sakit. Para pasien itu memilih untuk tinggal lagi
di rumah sakit karena mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan di rumahnya. Keluarga
mereka merasa malu karena ada anggota keluarganya yang tidak waras. Akibatnya tidak sedikit
yang memilih kabur.

B.     Tujuan penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu melakukan asuhan
keperawatan pada klien dengan masalah gangguan konsep diri : harga diri rendah

3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

1. Konsep Dasar Penyakit


A. DEFINISI
Harga diri (self esteem) adalah penilaian tentang individu dengan menganalisa kesesuaian
prilaku dengan ideal diri
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan-perasaan tentang diri atau kemampuan
diri yang negatif,yang dapat diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung.individu yang
mempunyai harga diri rendah cenderung untuk menilainya negatif dan merasa dirinya lebih
rendah dari orang lain. (Stuart dan sundeen,1991).
Gangguan harga diri adalah evaluasi diri yang negatif perasaan tentang diri, kemampuan diri
yang dapat diekspresikan secara langsung atau tidak langsung. (Townsend, Mary C, 1998)
Gangguan harga diri adalah keadaan ketika individu mengalami atau beresiko mengalami
evaluasi diri yang negatif tentang kemampuan atau diri. (Carpenito, Lynda Juall-Moyet, 2007)
Harga diri rendah adalah keadaan ketika individu mengalami evaluasi diri negatif mengenai
diri atau kemampuan diri. (Lynda Juall Carpenito-Moyet, 2007)
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan merasa rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.

B. FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor- faktor yang mempengaruhi harga diri rendah meliputi :
1.      Faktor predisposisi gangguan citra tubuh
a.       Kehilangan atau kerusakan bagian tubuh (anatomi dan fungsi)
b. Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh (akibat pertumbuhan dan perkembangan
atau penyakit)
c.       Proses patologik penyakit dan dampaknya terhadap struktur maupun fungsi tubuh
d.      Prosedur pengobatan seperti radiasi, kemoterpi, transplantasi
2.   Faktor predisposisi gangguan harga diri

4
a.       Penolakan dari orang lain
b.      Kurang penghargaan
c.       Pola asuh yang salah : terlalu dilarang, terlalu dikontrol, terlalu dituruti, terlalu dituntut
dan tidak konsisten
d.      Persaingan antar saudara
e.       Kesalahan dan kegagalan yang berulang
f.       Tidak mampu mencapai standar yang ditentukan
3.      Faktor predisposisi gangguan peran
a.       Transisi peran yang sering terjadi pada proses perkembangan, perubahan situasi dan
keadaan sehat sakit
b.      Ketegangan peran, ketika individu menghadapi dua harapan yang bertentangan secara
terus menerus yang tidak terpenuhi
c.       Keraguan peran, ketika individu kurang pengetahuannya tentang harapan peran yang
spesifik dan bingung tentang tingkah laku peran yang sesuai
d.      Peran yang terlalu banyak
4.    Faktor predisposisi gangguan identitas diri
a.       Ketidak percayaan orang tua pada anak
b.      Tekanan dari teman sebaya
c.       Perubahan dari struktur sosial

C. FAKTOR PRESIPITASI
Faktor pencetus terjadinya gangguan konsep diri bisa timbul dari sumber internal maupun
eksternal klien, yaitu :
a.      Trauma, seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang
mengancam kehidupannya.
b.      Ketegangan peran, berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana
individu mengalaminya sebagai frustasi, ada tiga jenis transisi peran :
c.      Transisi peran perkembangan adalah perubahan normative yang berkaitan dengan
pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau
keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai dan tekanan penyesuaian diri.

5
d.     Transisi peran situasi terjadi dengan bertambahnya atau berkurangnya anggota keluarga
melalui kelahiran atau kematian.
e.      Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit.
Transisi ini mungkin dicetuskan oleh : Kehilangan bagian tubuh. Perubahan bentuk, ukuran,
panampilan, dan fungsi tubuh. Perubahan fisik berhubungan dengan tumbuh kembang
normal. Prosedur medis keperawatan.

D. POHON MASALAH
Isolasi sosial : menarik diri

Gangguan konsep diri:

Harga diri rendah

Gangguan citra tubuh

E. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala yang muncul pada klien dengan harga diri rendah meliputi
1.      Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit.
Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat terapi sinar matahari.
2.      Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi bila saya segera ke
rumah sakit.
3.      Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa menulis, tulisan saya jelek, saya orang
bodoh dan tidak tahu apa-apa.
4.      Gangguan berhubungan sosial, seperti menarik diri, klien tidak ingin bertemu dengan
orang lain dan lebih suka sendiri.
5.      Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih
alternatif tindakan.
6.      Menciderai. Akibat harga diri rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien ingin
mengakhiri kehidupan.

6
7.      Sumber koping
a.       Aktivitas olahraga dan aktivitas lain di luar rumah
b.      Hobi dan kerajinan tangan
c.       Seni yang ekpresif
d.      Kesehatan dan kerawatan diri
e.       Pekerjaan, vokasi, atau posisi
f.       Bakat tertentu
g.      Kecerdasan
h.      Imaginasi dan kreativitas
i.        Hubungan interpersonal

F.       MEKANISME KOPING


1.      Jangka pendek
a.       Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis dentitas ( misal :
konser musik, bekerja keras, menonton televisi secara obsesif )
b.      Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara ( misal : ikut serta
dalam aktivitas social, agama, klub politik, kelompok, atau geng )
c.       Aktivitas sementara menguatkan perasan diri ( misal : olah raga yang kompetitif,
pencapaian akademik, kontes untuk mendapatkan poipularitas )
d.      Aktivitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuat masalah identitas
menjadi kurang berarti dalam kehidupan individu (misal : penyalahgunaan obat ).

2.      Jangka panjang


a.      Punutupan identitas ; adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang yang
penting bagi individu tanpa memperlihatkan keinginan, aspirasi, dan potensi diri
individu tersebut.
b.      Identitas negatif ; asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat diterima oleh nilai
dan harapan masyarakat.

7
c.    Mekanisme pertahanan ego yaitu penggunaan fantasi, disosiasi, isolasi, projeksi,
pergeseran ( displasement ), peretakan ( splitting ), berbalik marah pada diri sendiri dan
amuk.

G. PERILAKU
1. Mengkritik diri sendiri
2. Penurunan produktivitas
3. Destruktif yang diarahkan pada orang lain
4. Gangguan dalam berhubungan
5. Rasa penting yang berlebihan
6. Perasaan tidak mampu
7. Rasa bersalah
8. Mudah tersinggung atau marah berlebihan
9. Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri
10. Ketegangan peran yang dirasakan
11. Pandangan hidup pesimis
12. Penolakan tewrhadap kemampuan personal
13. Destruktif terhadap diri sendiri
14. Pengurangan diri
15. Menarik diri secara social
16. Penyalahgunaan zat
17. Menarik diri dari realitas
18. Khawatir ( Stuart, Gail Wiscarz, 2007)

C.    Konsep Psikofarmaka


1)      Chlorpromazine ( CPZ ) : 3 x100 mg
a)      Indikasi
Untuk sindrom psikosis yaitu berdaya berat dalam kemampuan menilai realitas,
kesadaran diri terganggu, daya nilai norma sosial dan tilik diri terganggu, berdaya berat dalam

8
fungsi-fungsi mental : waham, halusinasi, gangguan perasaan dan perilaku yang aneh atau tidak
terkendali, berdaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari, tidak mampu bekerja, hubungan
sosial dam melakukan kegiatan rutin.
b)      Cara kerja
Memblokade dopamine pada reseptor pasca sinap di otak khususnya sistem ekstra
piramidal.
c)      Kontra indikasi
Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, febris, ketergantungan obat,
penyakit SSP, gangguan kesadaran yang disebabkan CNS Depresi.
d)     Efek samping
(1)   Sedasi
(2)   Gangguan otonomik (hypotensi, antikolinergik / parasimpatik, mulut kering, kesulitan dalam
miksi dan defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intra okuler meninggi, gangguan
irama jantung).
(3)   Gangguan ekstra piramidal ( distonia akut, akatshia, sindrom parkinsontremor, bradikinesia
rigiditas ).
(4)   Gangguan endokrin ( amenorhoe, ginekomasti ).
(5)   Metabolik ( Jaundice )
(6)   Hematologik, agranulosis, biasanya untuk pemakaian jangka pan
(7)    

2)      Halloperidol ( HP ) : 3 x 5 mg
a)      Indikasi
Penatalasanaan psikosis kronik dan akut, gejala demensia pada lansia, pengendalian
hiperaktivitas dan masalah perilaku berat pada anak-anak.
b)      Cara kerja
Halloperidol merupakan derifat butirofenon yang bekerja sebagai antipsikosis kuat dan
efektif untuk fase mania, penyebab maniak depresif, skizofrenia dan sindrom paranoid. Di
samping itu halloperidol juga mempunyai daya anti emetik yaitu dengan menghambat sistem
dopamine dan hipotalamus. Pada pemberian oral halloperidol diserap kurang lebih 60–70%,

9
kadar puncak dalam plasma dicapai dalam waktu 2-6 jam dan menetap 2-4 jam. Halloperidol
ditimbun dalam hati dan ekskresi berlangsung lambat, sebagian besar diekskresikan bersama
urine dan sebagian kecil melalui empedu.
c)      Kontra indikasi
Parkinsonisme, depresi endogen tanpa agitasi, penderita yang hipersensitif terhadap
halloperidol, dan keadaan koma.
d)     Efek samping
Pemberian dosis tinggi terutama pada usia muda dapat terjadi reaksi ekstapiramidal
seperti hipertonia otot atau gemetar. Kadang-kadang terjadi gangguan percernaan dan perubahan
hematologik ringan, akatsia, dystosia, takikardi, hipertensi, EKG berubah, hipotensi ortostatik,
gangguan fungsi hati, reaksi alergi, pusing, mengantuk, depresi, oedem, retensio urine,
hiperpireksia, gangguan akomodasi.

3)      Trihexypenidil ( THP ) : 3 x 2 mg


a)      Indikasi
Semua bentuk parkinson (terapi penunjang), gejala ekstra piramidal berkaitan dengan obat-
obatan antipsikotik.
b)      Cara kerja
Kerja obat-obat ini ditujukan untuk pemulihan keseimbangan kedua neurotransmiter mayor
secara alamiah yang terdapat di susunan saraf pusat asetilkolin dan dopamin, ketidakseimbangan
defisiensi dopamin dan kelebihan asetilkolamin dalam korpus striatum. Reseptor asetilkolin
disekat pada sinaps untuk mengurangi efek kolinergik berlebih.
c)      Kontra indikasi
Hipersensitivitas terhadap obat ini atau antikolonergik lain, glaukoma, ulkus peptik
stenosis, hipertrofi prostat atau obstruksi leher kandung kemih, anak di bawah 3 tahun, kolitis
ulseratif.
d)     Efek samping
Pada susunan saraf pusat seperti mengantuk, pusing, penglihatan kabur, disorientasi,
konfusi, hilang memori, kegugupan, delirium, kelemahan, amnesia, sakit kepala. Pada

10
kardiovaskuler seperti hipotensi ortostatik, hipertensi, takikardi, palpitasi. Pada kulit seperti ruam
kulit, urtikaria, dermatitis lain. Pada gastrointestinal seperti mulut kering, mual, muntah, distres
epigastrik, konstipasi, dilatasi kolon, ileus paralitik, parotitis supuratif. Pada perkemihan seperti
retensi urine, hestitansi urine, disuria, kesulitan mencapai atau mempertahankan ereksi. Pada
psikologis seperti depresi, delusu, halusinasi, dan paranoid.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri dari
pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien. Data yang dikumpulkan
melalui data biologis , psikologis, social dan spiritual. (Keliat, Budi Ana, 1998 : 3 )
Adapun isi dari pengkajian tersebut adalah :
1.     Identitas klien
Melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang : nama mahasiswa, nama panggilan,
nama klien, nama panggilan klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan, topik yang akan
dibicarakan. Tanyakan dan catat usia klien dan No RM, tanggal pengkajian dan sumber data
yang didapat.
2.     Alasan masuk
Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang, atau dirawat di rumah sakit, apakah sudah
tahu penyakit sebelumnya, apa yang sudah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah ini.
3.     Faktor predisposisi
Menanyakan apakah keluarga mengalami gangguan jiwa, bagaimana hasil pengobatan
sebelumnya, apakah pernah melakukan atau mengalami penganiayaan fisik, seksual,
penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga, dan tindakan criminal. Menanyakan
kepada klien dan keluarga apakah ada yang mengalami gangguan jiwa, menanyakan kepada
klien tentang pengalaman yang tidak menyenangkan.

11
4.     Pemeriksaan fisik
Memeriksa tanda-tanda vital, tinggi badan, berat badan, dan tanyakan apakah ada keluhan
fisik yang dirasakan klien.
5.     Psikososial
a.     Genogram
Genogram menggambarkan klien dengan keluarga, dilihat dari pola komunikasi, pengambilan
keputusan dan pola asuh
b.     Konsep diri
c.      Gambaran diri
Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai, reaksi klien terhadap
bagian tubuh yang tidak disukai dan bagian yang disukai.
d.     Identitas diri
Status dan posisi klien sebelum klien dirawat, kepuasan klien terhadap status dan posisinya,
kepuasan klien sebagai laki-laki atau perempuan, keunikan yang dimiliki sesuai dengan jenis
kelaminnya dan posisinya.
e.      Fungsi peran
Tugas atau peran klien dalam keluarga / pekerjaan / kelompok masyarakat, kemampuan klien
dalam melaksanakan fungsi atau perannya, perubahan yang terjadi saat klien sakit dan
dirawat, bagaimana perasaan klien akibat perubahan tersebut.
f.       Ideal diri
Harapan klien terhadap keadaan tubuh yang ideal, posisi, tugas, peran dalam keluarga,
pekerjaan atau sekolah, harapan klien terhadap lingkungan, harapan klien terhadap
penyakitnya, bagaimana jika kenyataan tidak sesuai dengan harapannya.
g.     Harga diri
Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi, dampak pada klien dalam
berhubungan dengan orang lain, harapan, identitas diri tidak sesuai harapan, fungsi peran
tidak sesuai harapan, ideal diri tidak sesuai harapan, penilaian klien terhadap pandangan /
penghargaan orang lain.
h.     Hubungan sosial

12
Tanyakan orang yang paling berarti dalam hidup klien, tanyakan upaya yang biasa dilakukan
bila ada masalah, tanyakan kelompok apa saja yang diikuti dalam masyarakat, keterlibatan
atau peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat, hambatan dalam berhubungan
dengan orang lain, minat dalam berinteraksi dengan orang lain.
i.       Spiritual
Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah / menjalankan keyakinan, kepuasan dalam menjalankan
keyakinan.
j.       Status mental
1.     Penampilan
Melihat penampilan klien dari ujung rambut sampai ujung kaki apakah ada yang tidak rapih,
penggunaan pakaian tidak sesuai, cara berpakaian tidak seperti biasanya, kemampuan klien
dalam berpakaian, dampak ketidakmampuan berpenampilan baik / berpakaian terhadap status
psikologis klien.
2.     Pembicaraan
Amati pembicaraan klien apakah cepat, keras, terburu-buru, gagap, sering terhenti / bloking,
apatis, lambat, membisu, menghindar, tidak mampu memulai pembicaraan.
3.     Aktivitas motorik
a.    Lesu, tegang, gelisah.
b.   Agitasi : gerakan motorik yang menunjukan kegelisahan
c.    Tik : gerakan-gerakan kecil otot muka yang tidak terkontrol
d.   Grimasem : gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak terkontrol klien
e.    Tremor : jari-jari yang bergetar ketika klien menjulurkan tangan dan merentangkan jari-jari
f.     Kompulsif : kegiatan yang dilakukan berulang-ulang
4.     Alam perasaan
a.     Sedih, putus asa, gembira yang berlebihan
b.     Ketakutan : objek yang ditakuti sudah jelas
c.      Khawatir : objeknya belum jelas
5.     Afek
a.     Datar : tidak ada perubahan roman muka pada saat ada stimulus yang menyenangkan
atau menyedihkan.

13
b.     Tumpul : hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang sangat kuat
c.      Labil : emosi klien cepat berubah-ubah
d.     Tidak sesuai : emosi bertentangan atau berlawanan dengan stimulus
6.     Interaksi selama wawancara
a.     Kooperatif : berespon dengan baik terhadap pewawancara
b.     Tidak kooperatif : tidak dapat menjawab pertanyaan pewawancara dengan spontan
c.      Mudah tersinggung
d.     Bermusuhan : kata-kata atau pandangan yang tidak bersahabat atau tidak ramah
e.      Kontak kurang : tidak mau menatap lawan bicara
f.       Curiga : menunjukan sikap atau peran tidak percaya kepada pewawancara atau orang
lain.
g.     Persepsi
Jenis-jenis halusinasi dan isi halusinasi, frekuensi gejala yang tampak pada saat klien
berhalusinasi.
7.     Proses pikir
a.    Sirkumtansial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan
b.   Tangensial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada tujuan
c.    Kehilangan asosiasi : pembicaraan tidak ada hubungan antara satu kalimat dengan
kalimat lainnya
d.   Flight of ideas : pembicaraan yang meloncat dari satu topik ke topik yang lainnya.
e.    Bloking : pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan dari luar kemudian dilanjutkan
kembali
f.    Perseferasi : kata-kata yang diulang berkali-kali
g.   Perbigerasi : kalimat yang diulang berkali-kali
8.     Isi fikir
a.   Obsesi : pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha menghilangkannya.
b.   Phobia : ketakutan yang patologis / tidak logis terhadap objek / situasi tertentu.
c.   Hipokondria : keyakinan terhadap adanya gangguan organ tubuh yang sebenarnya tidak
ada.

14
d.   Depersonalisasi : perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri, orang lain dan
lingkungan.
e.   Ide yang terkait : keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi dilingkungan yang
bermakna yang terkait pada dirinya.
f.    Pikiran magis : keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan hal-hal yang
mustahil atau diluar kemampuannya.
g.    Waham :
1.   Agama : keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan
berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
2.   Somatik : keyakinan klien terhadap tubuhnya dan diucapkan berulang-ulang tetapi
tidak sesuai dengan keyakinan
3.    Kebesaran : keyakinan klien yang berlebihan terhadap kemampuannya dan
diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
4.   Curiga : keyakinan klien bahwa ada seseorang yang berusaha merugikan, mencederai
dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
5.   Nihilistik : klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada didunia / meninggal yang
dinyatakan secara berulang-ulang dan tidak sesuai dengan kenyataan
6.   Waham yang bizar
a.   Sisip pikir : klien yakin ad aide pikiran orang lain yang disisipkan didalam
pikirannya, disampaikan secara berulang-ulang dan tidak sesuai dengan
kenyataan
b.   Siar pikir : klien yakin ada orang lain yang mengetahui apa yang klien pikirkan
walaupun klien tidak pernah menceritakannya kepada orang, disampaikan secara
berulang-ulang dan tidak sesuai kenyataan
c.   Kontrol pikir : klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar,
disampaikan secara berulang-ulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.
9. Tingkat kesadaran
a.    Bingung : tampak bingung dan kacau ( perilaku yang tidak mengarah pada tujuan).
b.    Sedasi : mengatakan merasa melayang-layang antara sadar atau tidak sadar

15
c.    Stupor : gangguan motorik seperti kekakuan, gerakan yang diulang-ulang, anggota
tubuh klien dalam sikap yang canggung dan dipertahankan klien tapi klien mengerti
semua yang terjadi dilingkungannya
d.    Orientasi : waktu, tempat dan orang
e.     Jelaskan apa yang dikatakan klien saat wawancara
f.     Memori
1. Gangguan mengingat jangka panjang : tidak dapat mengingat kejadian lebih dari 1
bulan.
2. Gangguan mengingat jangka pendek : tidak dapat mengingat kejadian dalam
minggu terakhir.
3. Gangguan mengingat saat ini : tidak dapat mengingat kejadian yang baru saja
terjadi.
4.  Konfabulasi : pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dengan memasukan
cerita yang tidak benar untuk menutupi gangguan daya ingatnya.
5.    Tingkat konsentrasi
a.    Mudah beralih : perhatian mudah berganti dari satu objek ke objek lainnya.
b.    Tidak mampu berkonsentrasi : klien selalu minta agar pertanyaan diulang
karena tidak menangkap apa yang ditanyakan atau tidak dapat menjelaskan
kembali pembicaraan.
c.    Tidak mampu berhitung : tidak dapat melakukan penambahan atau
pengurangan pada benda-benda yang nyata
d.    Daya tilik diri
1.     Mengingkari penyakit yang diderita : klien tidak menyadari gejala
penyakit (perubahan fisik dan emosi) pada dirinya dan merasa tidak
perlu minta pertolongan / klien menyangkal keadaan penyakitnya, klien
tidak mau bercerita tentang penyakitnya
2.     Menyalahkan hal-hal diluar dirinya : menyalahkan orang lain atau
lingkungan yang menyebabkan timbulnya penyakit atau masalah
sekarang
3.     Kebutuhan persiapan pulang

16
a.     Makan
Tanyakan frekuensi, jumlah, variasi, macam dan cara makan,
observasi kemampuan klien menyiapkan dan membersihkan alat
makan.
b.   Buang Air Besar dan Buang Air Kecil
Observasi kemampuan klien untuk Buang Air Besar (BAB) dan
Buang Air Kecil (BAK), pergi menggunakan WC atau membersihkan
WC.
c.   Mandi
Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat gigi,
cuci rambut, gunting kuku, observasi kebersihan tubuh dan bau badan
klien.

d.  Berpakaian
Observasi kemampuan klien dalam mengambil, memilih dan
mengenakan pakaian, observasi penampilan dandanan klien.
e.  Istirahat dan tidur
Observasi dan tanyakan lama dan waktu tidur siang atau malam,
persiapan sebelum tidur dan aktivitas sesudah tidur.
f.   Penggunaan obat
Observasi penggunaan obat, frekuensi, jenis, dosis, waktu, dan cara
pemberian.
g.  Pemeliharaan kesehatan
Tanyakan kepada klien tentang bagaimana, kapan perawatan lanjut,
siapa saja sistem pendukung yang dimiliki.
h.  Aktivitas di dalam rumah
Tanyakan kemampuan klien dalam mengolah dan menyajikan
makanan, merapikan rumah, mencuci pakaian sendiri, mengatur
kebutuhan biaya sehari-hari.
i.   Aktivitas di luar rumah

17
Tanyakan kemampuan klien dalam belanja untuk keperluan sehari-
hari, aktivitas lain yang dilakukan di luar rumah.
j.  Pola dan mekanisme koping
Data didapat melalui wawancara dengan klien atau keluarganya.

2. Diagnosa Keperawatan

Dari pengkajian dapat disimpulkan masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada
klien dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah yaitu :
1.      Isolasi sosial : menarik diri

2.      Gangguan konsep diri : harga diri rendah situasional

3.      Gangguan citra tubuh

18
3. Rencana Keperawatan

No Diagnosa Perencanaan
D keperawatan Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi
X
1. I TUM : Setelah ... kali pertemuan / lebih
hubungan saling percaya dapat dibina
Isolasi sosial : Klien dapat berhubungan a. Beri salam atau panggil nama sebutkan
menarik diri dengan kriteria hasil :
berhubungan dengan orang lain secara nama perawat sambil berjabat tangan
a. Ekspresi wajah yang bersahabat
dengan (b.d)
harga diri optimal b. Jelaskan maksud hubungan interaksi
b. Hubungan terapeutik dapat
rendah
TUK 1 : c. Jelaskan kontrak yang harus dibuat
terealisasi dengan menunjukan
Klien dapat membina d. Beri rasa aman dan sikap empati
rasa senang
hubungan saling percaya
e. Lakukan kontak singkat tapi sering
c. Ada kontak mata

d. klien mau berjabat tangan

e. Klien mau menjawab salam

f. Klien mau mengungkapkan

perasaannya.

g. Klien mau bercerita mengenai


masalah yang dihadapinya.
TUK 2 : Setelah ... kali pertemuan, klien dapat
mengidentifikasikan aspek positif
Klien dapat klien, keluarga dan kemampuan yang a. Diskusikan kemampuan dan aspek
mengidentifikasi dimiliki klien
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
positif yang dimiliki
b. Hindari memberi penilaian negatif,
utamakan memberi pujian yang realistis
TUK 3 :

Klien dapat menilai Setelah ... kali pertemuan, klien a. Diskusikan dengan klien kemampuan
kemampuan yang menilai kemampuan yang digunakan
digunakan minimal 3 kemampuan / kegiatan. yang digunakan

b. Diskusikan kemampuan yang dapat


dilanjutkan.
TUK 4 :

Klien dapat menetapkan Setelah ... kali pertemuan, klien a. Rencana bersama klien aktivitas yang
(merencanakan) kegiatan membuat rencana kegiatan
sesuai dengan dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan yang dimiliki
kemampuan

b. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan

toleransi

c. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan

yang dapat dilakukan sesuai kemampuan


TUK 5 :

Klien dapat melaku-kan Setelah 1 kali pertemuan, klien a. Beri kesempatan untuk melakukan
kegiatan sesuai dengan melakukan sesuai kondisi sakit dan
kondisi sakit dan kemampuanya kegiatan sesuai rencana
kemampuannya
b. Beri pujian atas keberhasilan klien

melakukan tindakan

c. Diskusikan kemampuan pelaksanaan


kegiatan di rumah
TUK 6

19
Klien dapat Setelah dua kali interaksi klien a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga

memanfaatkan sistem memanfaatkan sistem pendukung yang tantang cara merawat lien dengan harga

pendukung yang ada. ada di keluarga diri rendah

b. Bantu keluarga memberikan dukungan


selama klien di rumah
2 II TUM :
a. Bina hubungan saling percaya
Kurang Klien dapat mearawat Setelah ... kali interaksi klien
motivasi dengan menggunakan prinsip
perawatan diri dirinya sendiri menunjukkan tanda-tanda percaya
komunikasi terapeutik :
b.d defisit
perawtan diri TUK 1 : kepada perawat : b. Sapa klien dengan ramah baik verbal
maupun non verbal
Klien dapat membinaa.    Ekspresi wajah bersahabat
c. Perkenalkan nama, nama panggilan
hubungan saling percaya. b.    Ada kontak mata
dan tujuan perawat berkenalan
c.    Mau menyebutkan nama d. Tanyakan nama lengkap dan nama
panggilan yang disukai klien
d.   Mau menjawab salam
e. Buat kontrak yang jelas
e.   Mau duduk berdampingan dengan
f. Tunjukkan sikap jujur dan menepati
perawat janji setiap kali interaksi
g. Tunjukkan sikap empati dan
f.   Bersedia mengungkapkan masalah
yang dihadapi menerima apa adanya
h. Beri perhatian kepada klien dan
perhatikan kebutuhan dasar klien
i. Tanyakan perasaan klien dan
masalah yang dihadapi klien
j. Dengarkan dengan penuh perhatian
ekspresi perasaan klien
TUK 2 :
Dalam tiga kali pertemuan klien dapat Diskusikan dengan klien:
Klien mengetahui
menyebutkan: a. Penyebab klien tidak merawat diri
pentingnya perawatan diri a. Penyebab tidak merawat diri b. Manfaat menjaga pearawatan diri untuk
b. Manfaat menjaga pearawatan diri keadaan fisik, mental, dan sosial
c. Tanda-tanda bersih dan rapih c. Tanda-tanda perawatan diri yang baik
d. Gangguan yang dialami jika d. d.  Penyait atau gangguan keseahatan
perawatan diri tidak diperhatikan yang dialami oleh klien jika perawatan
diri tidak adekuat
3. Klien mengetahui cara- a.   Dalam tiga kali pertemuan klien
a.   1. Diskusiakan frekuensi menjaga perawatan
cara melakukan
perawatan diri menyebutkan frekuensi menjaga diri selama ini:

perawatan diri: a. Mandi

a. Frekunsi mandi b. Gosok gigi

b. Frekunsi gosok gigi c. Keramas

c. Frekunsi keramas d. Ganti pakaian

d. Frekunsi ganti pakaian e. Berhias

e. Frekunsi berhias f. Gunting kuku

f. Frekunsi gunting kuku b.  2. Diskusiakan cara praktek perawatan diri

g. Dalam tiga kali interaksi klien yang baik dan benar:

menjelaskan cara menjaga a. Mandi

kebersihan diri b. Gosok gigi

1)   c. Keramas

20
d. Ganti pakaian

e. Berhias

f. Gunting kuku

c.   3. Berikan pujian untuk setiap respon klien


yang positif
4.   Klien dapat Dalam dua kali interaksai kliena.  1. Bantu lien saat perawatan diri:
melaksanakan perawatan
dengan bantuan perawat mempraktekn keperawatan diri dengan a. Mandi

dibantu oleh perawat b. Gosok gigi

a. Mandi c. Keramas

b. Gosok gigi d. Ganti pakaian

c. Keramas e. Berhias

d. Ganti pakaian f. Gunting kuku

e. Berhias b.   2. Beri pujian setelah klien melaksanakan


perawatan diri
f. f.   Gunting kuku
5.   Klien dapat Dalam tiga kali interaksi klien a.   1. Pantau klien dalam melaksanakan
melaksanakan perawatan
diri secara mandiri melaksanakan praktek perawatan diri perawatan diri:

yang mandiri: a. Mandi

a. Mandi dua kali sehari b. Gosok gigi

b. Gosok gigi setelah makan c. Keramas

c. Keramas dua kali seminggu d. Ganti pakaian

d. Ganti pakaian satu kali sehari e. Berhias

e. Berhias sehabis mandi f. Gunting kuku

f. f.   Gunting kuku setelah mulaib.   2. Beri pujian setelah klien melaksanakan
panjang perawatan diri secara mandiri.
6.    Klien mendapatkana.   a. Dalam tiga kali interaksi kelurga
a.  Diskusikan dengan keluarga:
dukungan keluarga untuk
meningkatkan perawatan menjelasakan cara membantu klien 1)      Penyebab klien tidak meaksanakan
diri
dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri

perawatan diri 2)  Tindakan yang btelah dilakukan klien

b.  b. Dalam dua kali interaksi keluarga selama dirumah sakit dalam menjaga

menyiapkan sarana perawatan diri perawatan diri dan kemajuan yang telah

klien: sabun mandi, shampo, pasta dialami klien

gigi, sikat gigi, handuk, pakaian3)  Dukungan yang bisa diberikan oleh

bersih, sandal dan alat berhias. keluarga untuk meningkatkan kemampuan

c.     Keluarga mempraktekan perawatan klien dalam perawatan diri


diri pada klien
b.      Diskusikan dengan keuarga tentang:

1)      Sarana yang dipelukn klien untuk menjaga

perawatan diri klien

2)       Anjurkan kepada keluarga menyiapkan

sarana tersebut

c.       Diskusikan dengan keluarga hal-hal yang

perlu dilakukan keluarga dalam perawatan

21
diri:

1)      Anjurkan keluarga untuk mempraktekan

perawatan diri (mandi, gosok gigi, keramas,

ganti baju, dan gunting kuku)

2)      Ingatkan klien waktu mandi, gosok gigi,

keramas, ganti baju, dan gunting kuku

3)      Bantu jika klien mengalami hambatan

dalam perawatan diri

4)      Berikan pujian atas keberhasilan klien


Tim Keperawatan (2006) Standar Rencana Keperawatan RSMM Bogor, Bogor : Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Depkes RI.

22
23

Anda mungkin juga menyukai