TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Medis
1. Definisi
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi
gangguan di peredaran darah diotak yang menyebabkan terjadinya
kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita
kelumpuhan atau kematian (Fransisca, 2012).
Stroke adalah disfungsi neurologis akut yang disebabkan oleh
gangguan aliran darah yang timbul secara mendadak dengan tanda dan
gejala sesuai dengan daerah fokal pada otak yang terganggu (WHO,
2012).
Dua jenis stroke yang utama adalah iskemik (non Hemoragik) dan
hemoragik. Stroke iskemik (non Hemoragik) disebabkan oleh adanya
penyumbatan akibat gumpalan aliran darah baik itu sumbatan
karena trombosis (pengumpulan darah yang menyebabkan sumbatan
di pembuluh darah) atau embolik (pecahnya gumpalan darah /benda
asing yang ada didalam pembuluh darah sehingga dapat menyumbat
pembuluh darah kedalam otak) ke bagian otak. Perdarahan kedalam
jaringan otak atau ruang subaraknoid adalah penyebab dari stroke
hemoragik. Jumlah stroke iskemik sekitar 83% dari seluruh kasus
stroke. Sisanya sebesar 17% adalah stroke hemoragik(Joyce & Jane
2014).
2. Klasifikasi
a. Stroke Haemorhagic (SH)
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan
subarachnoid. Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak
1
2
3. Etiologi
Menurut Fransisca (2012), Stroke dapat disebabkan karena
factor-faktor berikut ini :
a. Penyumbatan pembuluh darah gumpalan darah (thrombus atau
embolus).
b. Robek atau pecahnya pembuluh darah.
c. Adanya penyakit-penyakit pada pembuluh darah.
d. Adanya gangguan susunan komponen darah
e. Kurangnya suplai oksigen yang menuju ke otak
Faktor-faktor yang menyebabkan stroke seperti usia, jenis
kelamin, keturunan, dan fakrot yang dapat diubah seperti hpertensi,
penyakit jantung, kolestrol tinggi, obesitas, diabetes mellitus,
poliseternia, merokok peminum alohol, obat-obatan terlarang, aktivitas
yang kurang.
4. Manifestasi Klinis
jenis stroke yang berbeda bisa menyebabkan gejala yang
sama karena masing-masing mempengaruhi aliran darah diotak. Satu-
satunya cara untuk menentukan jenis stroke yang mungkin dihadapi
adalah dengan mendapatkan pertolongan medis seperti dilakukan CT-
3
Permulaan
5. Pathway
5
a. Angiografi serebral
membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik misalnya
pertahankan atau sumbatan arteri.
b. Skan tomografi komputer (computer tomography scan-CT).
Mengetahui adanya tekanan normal dan adanya trombosis,
emboli serebral, dan tekanan intrakranial (TIK).
peningkatan TIK dan cairan yang mengandung darah
menunjukan adanya perdarahan subarakhnoid dan perdarahan
intrakranial. Kadar protein total meningkat, beberapa kasus
trombosis disertai proses inflamasi.
c. Magnetic Resonance Imaging (MRI).
menunjukan daerah infark, pendarahan, malformasi arteriovenosa
(AVM)
d. Ultrasonografi doppler (USG doppler).
mengidentifikasi penyakit arteriovera (masalah sistem arteri
karotis [aliran darah atau timbulnya plak]) dan arteriosklerosis.
e. Elektroensefalogram (Electroencephalogram-EEG).
mengindentifikasi masalah pada gelombang otak dan
memperlihatkan daerah lesi yang spesifik
f. Sinar tengkorak
menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pienal daerah yang
berlawanan dari massa yang meluas, kalsifikasi karotis interna
terdapat pada trombosis serebral; kalsifikasi parsial dinding
aneurisma pada pendarahan subarachnoid.
7. Komplikasi Stroke
Menurut Satyanegara (2011) komplikasi berdasarkan waktu
terjadinya stroke sebagai berikut :
7
2. Diagnosa Keperawatan
NANDA International mengatakan bahwa diagnosis
keperawatan merupakan bagian dari proses keperawatan dan
merupakan penilaian klinis tentang pengalaman/tanggapan individu,
keluarga, atau masyarakat terhadap masalah kesehatan
actual/potensial/proses kehidupan. Diagnosis keperawatan mendorong
praktik independent perawat (misalnya kenyamana pasien)
dibandingkan dengan intervensi dependen yang didorong oleh
perintah dokter (misalnya pemberian obat) (Herdman & Kaitsuru,
2018).
Herdman dan Kamitsuru (2018) lebih lanjut mengatakan bahwa
diagnosis keperawatan dikembangkan berdasarkan data yang
diperoleh selama penilaian keperawatan. Diagnosis keperawatan
berbasis masalah menyajikan respons masalah yang muncul pada saat
penilaian. Diagnosis resiko mewakili kerentanan terhadap masalah
potensial, dan diagnosis promosi kesehatan mengidentifikasi bidang-
bidang yang dapat digunakan untuk meingkatkan kesehatan.
Sedangkan diagnosis medis untuk mengindentifikasi gangguan,
diagnosis keperawatan mengintegrasikan keterlibatan pasien, jika
memungkinkan, di seluruh proses. NANDA International (NANDA-I)
11
3. Rencana Keperawatan
Rencana tindakan keperawatann pasien dengan stroke iskemik
berdasarkan pada Nursing Outcomes Classification (NOC) dalam
Moorhead, Johnson, Maas dan Swanson (2018) dan Nursing
Intervention Classification (NIC) dalam Butcher, Bulechek,
Dochterman dan Wagner (2018) sebagai berikut :
a. Gangguan mobilitas fisik
NOC NIC
Setelah dilakukan tindakan 1. Ukur tekanan darah
keperawatan selama 3x8 jam sebelum dan sesudah
diharapkan gangguan mobilitas melakukan latihan
fisi kdapat tercapai dengan aktifitas dan lihat respon
kriteria hasil : pasien.
1. Klien meningkat dalam 2. Bantu pasien
aktifitas fisik menggunakan tongkat
2. Klien mengerti dari saat berjalan dan cegah
tujuan peningkatan terjadinya cedera.
mobilitas. 3. Kaji kemampuan pasien
3. Mampu memperagakan dalam mobilisasi
alat bantu untuk 4. Latih pasien dalam
12
NOC NIC
Setelah dilakukan tindakan 1. Berdiri atau duduk
keperawatan selama 3x8 jam berhadapan dengan
diharapkan masalah teratasi pasien jika sedang
dengan kriteria hasil : berbicara.
1. Pengolahan informasi 2. Gunakan kartu baca
klien mampu untuk kertas, pensil, Bahasa
memperoleh, menatur tubuh, gambar, kosakata
dan menggunakan bahasa asing, computer
informasi. dan lain-lain untuk
2. Komunikasi efektif memfasilitasi komunikasi
(kesulitan bicara) dua arah.
ekspresi verba atau non 3. Latihan reflek muntah.
verbal yang bermakna.
d. Gangguan menelan
NOC NIC
Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau tingkat
keperawatan selama 3x8 jam kesadaran, reflek muntah
diharapkan masalah teratasi dan batuk serta
dengan kriteria hasil : kemampuan menelan.
1. Dapat mempertahankan 2. Anjurkan keluarga untuk
makanan dalam mulut memberikan makanan
2. Kemampuan menelan dalam jumlah kecil
adekuat 3. Kolaborasi dalam
3. Kemampuan melakukan tindakan
14
4. Implementasi
Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan kegiatatan dalam pelaksanaan juga meliputi
pengumpulan data berkelanjutan mengobservasi respon klien selama dan
sesudah pelaksanaan tindakan dan menilai data yang baru.
Ada beberapa ketrampilan yang dibutuhkan dalam hal ini, pertama,
ketrampilan kognitif. Ketrampilan kognitif mencakup pengetahuan
15
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan.
Evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus menerus dengan
melibatkan klien. perawat dan anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal
ini diperlukan pengetahuan tentang kesehatan, pathofisiologi dan strategi
evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan dalam
rencana keperawatan tercapai atau tidak dan untuk melakukan pengkajian
ulang. (Lismidar, 1990 dalam Padilah, 2012).