PENDAHULUAN
Standar profesi merupakan suatu batasan atau aturan untuk para anggota profesi di
dalam bekerja. Etika perlu dituangkan dalam kode etik sehingga dapat menghimpun seluruh
aturan yang berlaku pada profesi tertentu. Standar etik yang ditujukan kepada manusia,
sangat memerlukan etika sehingga tiap individu perawat tidak sewenang-wenang dalam
memperlakukan pasien, serta kemauan pribadi tidak lebih dipentingkan, karena itu perlu
kedewasaan berpikir dari para perawat gigi.
Bab ini menguraikan tentang tugas dan fungsi perawat gigi, Penerapan hukum dan
sangsi bagi profesi perawat gigi, Pelanggaran etika pada praktik keperawatan gigi serta Mal
Praktik. Pada bab ini sebagai penerapan praktik etika dan hukum kesehatan untuk
mahasiswa semester I, sebagai bekal dalam menjalankan praktik klinik keperawatan gigi,
kuasailah sebelum melakukan praktik klinik semester 2 .
Setelah mempelajari babini mahasiswa diharapkan dapat menerapkan tentang tugas
dan fungsi perawat gigi, Penerapan hukum dan sangsi bagi profesi perawat gigi, Pelanggaran
etika pada praktik keperawatan gigi, Mal Praktik serta tentang organisasi profesi
Untuk menguasai modul ini mahasiswa dapat melakukan hal-hal berikut :
1. Bacalah modul ini dengan cermat dan teliti
2. Jika mahasiswa mengalami kesulitan dalam memahami modul ini maka dapat
mendiskusikan dengan teman atau dosen
Materi dalam modul ini meliputi :
1. Tugas dan fungsi perawat gigi
2. Penerapan hukum dan sangsi bagi profesi perawat gigi
3. Pelanggaran etika pada praktik keperawatan gigi
4. Mal Praktik
5. Organisasi Profesi
Etika Profesi dan Hukum Kesehatan
84
Topik 1
Tugas Dan Fungsi Perawat Gigi
Saudara mahasiswa, pada topik ini akan dipelajari tentang tugas dan fungsi perawat
gigi. Sebagai calon perawat gigi Anda seyogyanya memahami apa tugas dan fungsi sebagai
perawat gigi yang professional. Menurut WHO dalam Health Man Power Planning 1978,
dinyatakan bahwa ketenagaan adalah bentuk ketenagaan pelaksana program kesehatan gigi
dan mulut. Ketenagaan tersebut terdiri atas tenaga:
1. Profesional, lulusan Universitas yang terdaftar untuk melakukan praktik kedokteran
gigi, secara mandiri (dokter gigi dan dokter gigi spesialis).
2. Operating Auxillary, seorang yang bukan profesional, tetapi diperkenankan melakukan
pengobatan tertentu di bawah perintah dan supervisi profesional selain tugas
pokoknya sendiri (Perawat Gigi).
3. Non-operating Auxillary (berikan pengantar sedikit agar mahasiswa lebih paham)
a. Klinik: disebut four handed dentistry, yaitu orang yang membantu dokter gigi
dalam pelayanan klinik, tetapi tidak melakukan pelayanan mandiri di rongga
mulut.
b. Laboratorium: seorang yang bekerja sama dengan dokter gigi, yaitu mengerjakan
pekerjaan laboratorium teknik gigi ( teknisi gigi ).
Berdasarkan jenis ketenagaan tersebut di atas, lingkup pelayanan pun didasarkan
kepada kewenangan masing-masing baik dalam bidang teknis maupun manajerial. Lingkup
kebutuhan pelayanan kedokteran gigi menjadi tanggung jawab tenaga profesional, Dokter
Gigi dan dalam pelaksanaannya diperlukan mitra kerja, yaitu tenaga perawat gigi dan teknisi
gigi. Dalam upaya kesehatan gigi di Puskesmas, selain tenaga dokter gigi maka tenaga
Perawat Gigi mempunyai kesempatan pula dalam pengembangan kemampuan melalui
pendidikan atau pelatihan baik bidang teknis maupun manajerial.
Secara umum kewenangan Perawat Gigi adalah memberikan pelayanan dasar
terhadap gangguan kesehatan gigi yang bersumber pada penyakit gigi yang sangat banyak
dijumpai di masyarakat, yaitu penyakit jaringan keras gigi ( karies gigi ) dan penyakit
jaringan
penyanggah gigi (periodontal). Sedangkan pelayanan yang diberikan oleh Perawat meliputi
tahapan promotion, spesifik protection, early diagnosis and promp treatment, serta kuratif.
Perawat Gigi juga diberi kewenangan memberikan pertolongan pertama pada keadaan
penderita mengalami kesakitan dan perlu dirujuk ke tenaga yang lebih berwenang,
pelayanan sebagaimana tersebut di atas dapat dilakukan sendiri atau bersama-sama dalam
TIM.