rutin tertentu yang memberikan langkah yang benar dan terbaik berdasarkan konsensus
bersama untuk melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh
Operasional (SPO) wajib diterapkan oleh rumah sakit kepada masyarakat. SPO
diperlukan oleh tenag medis dan tenaga rumah sakit untuk mencapai asuhan yang
kelembagaan, struktur organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Daerah. SOP yang
Pendaftaran
RM diantar ke poliklinik
a. Laporan internal
Laporan internal rumah sakit adalah laporan rawat jalan maupun rawat inap
yang dibuat oleh pihak rumah sakit itu sendiri untuk disosialisasikan kepada
f) Jumlah persalinan/kelahiran
3) Kegiatan farmasi
b. Laporan eksternal
terhadap penyakit yang ada. Laporan ini dilakukan setiap satu bulan, triwulan,
semester, dan setiap tahun. Laporan akan diteruskan berjenjang dari Dinas
sakit, surat ijin penyelenggaraan, direktur rumah sakit, fasilitas rumah sakit,
RSUD Wates berisi rekapitulasi data jumlah peralatan medik yang ada di
sakit, berisi nama atau jenis alat, tipe atau model, dan kapsitas alat.
Pasien datang
Screening
Pemeriksaan Penunjang
Laborat/Radiologi/Lainnya
Poliklinik
Screening
Pasien Penjaminan
Pasien Umum
BPJS/Jamkes Ambil nomor
antrian
Pemeriksaan Penunjang
Laborat/Radiologi/Lainnya
Poliklinik
Pasien Umum
PPRI Pasien Penjaminan Pasien Umum
Pasien Penjaminan
Pulang Fasilitas
kesehatan yang
ditunjuk
Pasien datang dilakukan screening terlebih dahulu termasuk pasien lama atau pasien
baru. Pasien baru mengambil nomor antrian kemudian mengisi formulir pasien baru.
Selanjutnya pasien jaminan kesehatan menuju ke loket penjaminan, sedangkan pasien umum
menuju ke loket pendaftaran. Bagi pasien lama dapat mendaftar secara online dengan aplikasi
Rspro, apabila sudah mendaftar secara online setibanya di rumah sakit pasien hanya perlu
memverifikasi data di mesin yang sudah tersedia. Pendaftaran pasien secara langsung melalui
mesin anjungan pendaftaran pasien. Pasien lama dengan jaminan kesehatan tetap perlu
mengambil nomor antrian untuk melakukan verifikasi data di loket penjaminan, sedangkan
pada pasien umum bisa langsung mendapatkan pemeriksaan dan perawatan. Khusus pasien
D. Rekam Medis
Instalasi rekam medis RSUD Wates terletak di lantai dua gedung depan rumah sakit,
tepat di atas bagian pendaftaran. Distribusi rekam medis dilakukan menggunakan timba dari
lantai 2 instalasi rekam medis ke bagian pendaftaran, kemudian rekam medis didistribusikan
melakukan pendaftaran, pasien akan mendapat nomor antrian 3 rangkap yang berisi nama,
nomor rekam medis, dan poliklinik tujuan. Lembar pertama berwarna biru dibawa oleh pasien,
lembar kedua berwarna putih disertakan bersama dengan rekam medis, dam lembar ketiga
RSUD Wates menerapkan sistem sentralisasi untuk penyimpanan berkas rekam medik.
Sistem sentralisasi adalah penyimpanan rekam medis di satu tempat terpusat, dengan satu
pasien satu rekam medis dan tidak dipisahkan antara rekam medis rawat jalan dengan rawat
inap. Sistem penomoran rekam medis berdasarkan urutan pasien mendaftar dengan
menggunakan sistem terminal digit filling, yaitu suatu sistem dimana semua folder rekam
medis disejajarkan berdasarkan urutan nomor rekam medis pada 2 digit angka terakhir. Rekam
medis akan ditempeli stiker berwarna sesuai dengan nomor 2 digit angka terakhir untuk
mengantisipasi missed file. Selain itu, bagi pasien dengan penyakit infeksius dan memiliki
alergi akan ditempel stiker berwarna abu-abu pada bagian luar rekam medis, dan pada bagian
Berkas rekam medis hanya boleh dikeluarkan dan disimpan oleh petugas rekam medis
untuk menjaga kerahasiannya. Batas pengembalian berkas rekam medis pasien rawat jalan
maksimal 1x24 jam setelah dilakukan perawatan, kecuali besoknya baru akan dibacakan hasil
pemeriksaan, maka berkas rekam medis ditaruh di poliklinik. Batas pengembalian berkas
rekam medis pasien rawat inap maksimal 2x24 jam setelah pasien keluar dari bangsal atau
meninggal. Rekam medis yang kembali ke bagian rekam medis dilakukan proses indexing,
assembling, dan coding. Indexing dilakukan dengan pencatatan di buku laporan, assembling
yaitu penyusunan kembali rekam medis sesuai dengan pedoman SOP, dan coding adalah
Berkas rekam medis yang inaktif (berkas yang sudah tidak digunakan lagi, pasien tidak
mengunjungi rumah dalam jangka waktu 5 tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat,
pasien meninggal setelah jangka waktu 5 tahun) akan dimasukkan dalam lemari penyimpanan
rekam medik inaktif di ruang terpisah. Rekam medis yang telah 5 tahun di lemari penyimpanan
inaktif (10 tahun inaktif) maka selanjutnya akan dimusnahkan, kecuali ringkasan pulang,
persetujuan tindakan medis, rekam medis yang berisi laporan operasi, kasus berat (asma,
kanker, kelainan jiwa, dan sebagainya), penderita dengan tindakan kriminal berat, dan pejabat,
resume medik. Rekam medis yang akan dimusnahkan harus didata secara manual maupun
dalam sistem komputer. Pemusnahan rekam medis dilakukan setelah ada surat keputusan dari
direktur rumah sakit dengan anggota dari tata usaha, bagian rekam medis, unit pelayanan dan
pasal 10 ayat (2), informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat
Pasien/ pihak yang berkepentingan mengajukan surat izin permintaan pada pimpinan
sarana pelayanan kesehatan rumah sakit. Surat masuk ke bagian rekam medis, kemudian
meminta tanda tangan dokter yang bertanggung jawab/menagani visum. Rekam medis
diberikan dalam bentuk ringkasan rekam medis. Ringksan ini ditulis oleh dokter yang
yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik
baik vertikal maupun horizontal. Penerapan sistem rujukan medis di RSUD Wates diatur dalam
PERMENKES No. 001 tahun 2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan,
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No. 59 Tahun 2012 tentang Pedoman
Pelaksanaan Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan, Undang Undang no. 40 Tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), dan Undang Undang no. 24 Tahun 2011
1. Rujukan Internal
Merupakan rujukan yang terjadi antara unit pelayanan di dalam fasilitas kesehatan yang
2. Rujukan Eksternal
Merupakan rujukan ke luar fasilitas kesehatan yang lebih memadai. Rujukan eksternal
Rujukan antar fasilitas kesehatan dalam satu tingkatan. Misal RSUD Nyi Ageng
Serang tipe B merujuk pasien ke RSUD Wates tipe B atas dasar kurang lengkapnya
sarana dan prasarana atau tidak adanya dokter yang berkompetensi untuk merawat.
Rujukan antar fasilitas kesehatan yang berbeda tingkatan, dari tingkat pelayanan
yang lebih rendah ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi. Misal RSUD Wates
merujuk pasien ke RSUP Sardjito karena peralatan yang lebih lengkap dan dokter
3. Rujukan parsial
Rujukan yang dilakukan di dalam internal rumah sakit untuk dilakukan perawatan
penunjang.