1. Hak untuk mendapatkan posisi kemitraan dengan profesi tenaga kesehatan lain.
2. Hak untuk mendapat perlindungan hukum pada saat melaksanakan praktek sesuai dengan
standar yang digunakan.
3. Hak untuk mendapatkan jasaprofesi sesuai dengan kewajiban jasa professional kesehatan.
4. Hak bicara dalam rangka peningkatan mutu pelayanankesehatan untuk memberikan
keamanan masyarakatdalam aspek sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya.
5. Hak untuk mendapatkan kesempatsn menambah / meningkatkan ilmu pengetahuan baik
melalui pendidikan lanjut (S1), pelatihan maupun seminar.
6. Hak untuk memperoleh pengurangan beban studi bagi yang melanjutkan pendidikan ke
jenjang S1 Farmasi.
1. Kualifikasi Pendidikan
Kualifikasi pendidikan Asisten Apoteker berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 679
/Menkes/SK/V/2003, dikelompokkan sebagai berikut :
Standar kompetensi yang ditulis dalam standar profesi ini meliputi unit dan elemen kompetensi
Asisten Apoteker dalam bidang Farmasi Komunitas, Farmasi Rumah Sakit,Farmasi Industri dan
bidang Pengawasan serta bidang penelitian.
Bidang Farmasi Komunitas meliputi pelayanan kefarmasian di Toko Obat, Apotik, Puskesmas,
Pedagang Besar Farmasi, serta Instalasi Farmasi Dinas Profinsi / Kabupaten / Kota. Bidang Farmasi
Rumah Sakit meliputi kefarmasian di Rumah Sakit. Bidang Farmasi Industri meliputi teknik
kefarmasian yang diterapkan antaralain dalam industry yaitu di unit produksi, unit pengawasan /
penjaminan mutu serta unit penelitian dan pengambangan.Bidang Pengawasan meliputi
pemeriksaan atau pengujian yang dilakukan di instansi-instansi yang berwenang antara lain Pusat
apengujian Obat & Makannan Nasional. Balai/Balai Besar Pengawas Obat & Makanan,
LaboratoriumKesehatan Daerah Lembaga Sertifikasi Halal Depag, Sucofindo dan instansi lainnya.
Bidang Penelitian merupakan penerapan teknik kefarmasian untuk kajian ilmiah.
Unit serta elemen kompetensi Asisten Apoteker yang diuraikan dibawah ini, dibatasi oleh peraturan
yang berlaku bahwa Asisten Apoteker mempunyai kewenangan penuh pada pengelolaan obat bebas
serta obat bebas terbatas sedangkan untuk pengelolaan obat keras, psikotropika narkotikaharus
dibawah supervise /pengawasan Apoteker atau pimpinan unit yang kompeten.
1. Kode Etik
Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam
pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan
etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma,
nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, Etika berasal
dari kata Yunani: Ethos, jamaknya ta etha, yang berarti ADAT ISTIADAT atau Kebiasaan dapat
diartikan sebagai suatu ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh
yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.
1. Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku
menurut ukuran dan nilai yang baik.
2. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku
perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh
akal.
3. Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai
dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
Bahwasanya Sumpah Asisten Apoteker Menjadi pegangan hidup dalam menjalankan tugas
pengabdian kepada nusa dan bangsa Oleh karena itu seorang ahli farmasi Indonesia dalam
pengabdianya profesinya mempunyai ikatan moral yang tertuang dalam Kode etik ahli Farmasi
Indonesia :