Anda di halaman 1dari 40

PROFESI

APOTEKER

Dra. Arofa Idha, M. Farm-Klin.,Apt.


Outline :
1. Pengertian Profesi Apoteker
2. Hubungan antara profesi apoyeker
dengan profesi kesehatan lain
3. Hambatan dalam peningkatan sikap
profesional apoteker
Pengertian Profesi
Menurut ilmu disiplin sosial dan perilaku :
1. Statutory profession, ciri yang
berdasarkan atas undang-undang
(legislative act).
Bukti untuk bidang Farmasi, tercantum
dalam Undang-Undang Kesehatan
nomor 36/2009, pasal 21 ayat 1, pasal
108 ayat 1, penjelasannya, dan
Peraturan Pemerintah nomor 51/2009.
2. Learned profession, berdasarkan output
proses belajar-mengajar di perguruan tinggi
yang memerlukan waktu relatif panjang,
berkesinambungan, beserta karakteristik,
bercirikan:
• a. Unusual learning menerima
pengetahuan yang khas. Mengajarkan
mata kuliah: Farmasetika, Farmasi Fisik,
Kimia Farmasi, Farmakokinetika,
Biofarmasetika, Teknologi Farmasi,
Farmasi Klinik, Pelayanan Farmasi,
Manajemen farmasi, Farmasi Sosial,
Farmakokimia, Kimia Medisinal dll
b. Delivery Systems, Farmasi RS, Protein
Farmasi, Toksikologi, Efek Samping Obat
dan Adverse Drug Reactions,
Farmakoekonomi, Fitokimia, Fitofarmaka,
Farmakognosi, Farmakoterapi,
Compounding and Dispensing.
c. Adanya Kode Etik Profesi yang diakui
negara untuk melindungi pengabdian
profesinya. Di Indonesia terdapat Kode Etik
Apoteker yang diakui oleh negara sebagai
pedoman para farmasis (apoteker)
mengabdi profesinya di bidang kesehatan.
d. Confidential relationship dalam
pengabdian profesi.
Adanya pengambilan sumpah apoteker
untuk menjaga rahasia jabatan tercantum
pada lafal sumpah yang kedua.
PROFESI BERSIFAT
LUHUR

Dalam profesi yang luhur (officium nobile), motivasi utamanya bukan


untuk memperoleh nafkah dari pekerjaan yang dilakukannya, di samping itu
juga terdapat dua prinsip yang penting, yaitu :
1. Mendahulukan kepentingan orang yang dibantu; dan
2. Mengabdi pada tuntutan luhur profesi.
Untuk melaksanakan profesi yang luhur secara baik, dituntut moralitas
yang tinggi dari pelakunya. Tiga ciri moralitas yang tinggi adalah:
1. Berani berbuat dengan bertekad untuk bertindak sesuai dengan tuntutan
profesi;
2. Sadar akan kewajibannya;
3. Memiliki idealisme yang tinggi.
17
ciri-ciri profesi
1. Specialized Knowledge and length of
training, profesi harus menguasai ilmu
pengetahuan yang khusus

2. Service oriented, pengabdian profesi


harus berorientasi pelayanan (untuk bidang
kesehatan, berupa pelayanan kesehatan
dengan memperhatikan
kepentingan/keselamatan pasien
3. Self Regulation, setiap profesi dilindungi
oleh undang-undang tersendiri dan hanya
berlaku untuk profesi yang bersangkutan
dan diakui oleh negara, selanjutnya berlaku
atasnya kode etik profesi yang juga harus
diakui negara (UU 36/2009, PP 51/2009)
4. Monopoly of Practice, praktek profesi
bersifat otonom dan tidak tergantikan oleh
profesi lain, penilaian terhadap kinerja
profesi yang bersangkutan diawasi dan
diputuskan benar/salah oleh profesi itu
sendiri (esoterik) PP 51/2009, PMK
Profesi Tenaga Kesehatan
UU 36/2014 :
• Adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
ketrampilan melalui pendidikan kesehatan yang untuk
jenis tertentumemerlukan kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan
• Standar Profesi adalah batasan kemampuan minimal
berupa pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku
profesional yang harus dikuasai & dimiliki oleh
seseorang utk dapat melakukan kegiatan profesionalnya
pada masyarakat secara mandiriyang dibuat oleh
organisasi profesinya Standar Kompetensi
Kelompok Nakes :
1. Tenaga medis
2. Tenaga psikologis klinis
3. Tenaga keperawatan
4. Tenaga kebidanan
5. Tenaga kefarmasian
6. Tenaga kesehatan masyarakat
7. Tenaga kesehatan lingkungan
8. Tenaga gizi
9. Tenaga keterapian fisik
10. Tenaga keteknisian medis
11. Tenaga teknik biomedika
12. Tenaga kesehatan tradisional
13. Tenaga kesehatan lain
APOTEKER
• Adalah suatu profesi yang concern,
commitment, competence tentang obat
• Berdasarkan UU merupakan profesi yang
bertanggung jawab atas kualitas (Quality
Assurance) obat dan penggunaan
klinisnya.
• Menyelenggarakan pelayanan penyediaan
obat yang bermutu dan informasi tentang
keamanan dan penggunaan obat yang
tepat (safe and appropriate use of drugs)
APOTEKER adalah PROFESI
KESEHATAN
• Profesi Apoteker adalah kemauan dan
tanggung jawab Apoteker untuk
melakukan pekerjaan kefarmasian sesuai
syarat legal minimum yang berlaku serta
memenuhi standar profesi dan etik
Apoteker
• Pekerjaan Profesi Apoteker / pekerjaan
kefarmasian diperoleh dari negara sebagai
otoritas keahlian, sehingga apoteker perlu
disumpah.
• Seorang apoteker sebelum menjalankan
praktek profesinya harus mengucapkan
sumpah/janji (PP No.20 / 1962)
• kemudian meregistrasikan dirinya
kepada pemerintah melalui Departemen
Kesehatan, serta mendapatkan Surat Izin
Praktek Apoteker, barulah yang
bersangkutan sah untuk berpraktek di
Wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia
SUMPAH / JANJI APOTEKER
( PP No. 20 Tahun 1962 )
Demi Allah saya bersumpah/berjanji bahwa :

1. Saya akan membaktikan hidup saya


guna kepentingan perikemanusiaan,
terutama dalam bidang kesehatan;

2. Saya akan merahasiakan segala sesuatu


yang saya ketahui karena pekerjaan saya
dan keilmuan saya sebagai apoteker;
3. Sekalipun diancam, saya tidak akan
mempergunakan pengetahuan kefarmasian
saya untuk sesuatu yang bertentangan
dengan hukum perikemanusiaan;

4. Saya akan menjalankan tugas saya


dengan sebaik baiknya sesuai dengan
martabat dan tradisi luhur jabatan
kefarmasian;
5. Dalam menunaikan kewajiban saya, saya
akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh
supaya tidak terpengaruh oleh
pertimbangan keagamaan, kebangsaan,
kesukuan, politik,kepartaian, atau
kedudukan sosial;

6. Saya Ikrarkan Sumpah / Janji ini dengan


sungguhsungguh dan dengan penuh
keinsyafan
CIRI-CIRI PROFESI
APOTEKER
1. Memiliki tubuh pengetahuan kefarmasian
yang berbatas jelas.
2. Pendidikan khusus berbasis “keahlian”
pada jenjang pendidikan tinggi farmasi.
3. Memberi pelayanan kepada masyarakat,
praktek dalam bidang profesi Apoteker
4. Memiliki perhimpunan dalam bidang
keprofesian yang bersifat otonom yakni
IAI.
5. Memberlakukan kode etik Apoteker.
6. Memiliki motivasi altruistic dan esosetric
dalam memberikan pelayanan kefarmasian.
7. Proses pembelajaran seumur hidup.
8. Mendapat jasa profesi
PRAKTIK PROFESI
APOTEKER
Dalam melaksanakan praktek profesi harus
selalu diingat bahwa praktek profesi
apoteker berlandaskan 3 pilar utama yaitu :
1. Ilmu
2. Etik : Kode Etik Apoteker Indonesia
3. Hukum : peraturan UU, PP, PMK
Hubungan antara Apoteker
dengan Profesi kesehatan lain

1. DOKTER
2. PERAWAT/BIDAN
3. TENAGA KESEHATAN LAIN
4. TTK
Hubungan antara Apoteker
dengan Profesi kesehatan lain
STANDAR KOMPETENSI APOTEKER
INDONESIA 2013

UK 1.2.1.3. Mampu menyadari keterbatasan


kemampuan profesi dan bersedia
berkomunikasi dengan teman sejawat
dan/atau profesi kesehatan lain demi
kepentingan pasien
UK 1.2.1.6. Menjalin dan menjaga hubungan
profesional baik dengan teman sejawat dan
profesi kesehatan lain :
a. Mampu menunjukkan sikap positif dan
kesediaan untuk membantu teman
sejawat dan profesi kesehatan lainnya di
setiap saat dalam praktik kefarmasian.
b. Mampu menjelaskan cara untuk
mempertahankan hubungan baik dan
bekerja dalam kemitraan dengan teman
sejawat dan profesi kesehatan lainnya
untuk mencapai tujuan terapeutik
c. Mampu menunjukkan perilaku
profesional terhadap teman sejawat
dan profesi kesehatan lainnya (misal
tidak mengkritik teman sejawat dan
profesi kesehatan lainnya di depan
publik)
UK 1.2.1.7 Menghormati kepercayaan dan
kerahasiaan hubungan profesionalitas
dengan pasien :
a. Mampu menjelaskan langkah yang
perlu diambil untuk melindungi privasi
pasien dan menjaga kerahasiaan
informasi pasien (misalnya untuk tidak
mengungkapkan sifat penyakit dan
perawatan pasien kepada pihak ketiga)
kecuali atas perintah pengadilan.
b. Mampu menjelaskan kerahasiaan
peresepan pasien sehingga dapat
mengakibatkan penurunan
kepercayaan pasien pada dokter
penulis resep.
c. Mampu melakukan komunikasi dengan
dokter apabila terjadi kesalahan
penulisan dosis, ketidaksesuaian
farmasetis, adanya pertimbangan
klinis, dan potensial DRP di dalam
resep
UK 6.1.1.1. Kolaborasi ilmu pengetahuan
antar profesi unfuk mengatasi masalah
kesehatan di masyarakat
• Mampu bekerjasama dalam melakukan
kegiatan promosi kesehatan di
masyarakat
• 8.3.1.Mampu Berbagi informasi yang
relevan
• Mampu menggunakan buku harian untuk
komunikasi hal-hal penting sebagai tindak
lanjut dan atau memberikan informasi ke
staf atau petugas.
• Mampu mengidentifikasi dan atau
menjelaskan situasi dimana pekerjaan
seseorang berpengaruh pada orang lain di
tempat keria.
8.3.2.Partisipasi dan kerjasama tim dalam
pelayanan
• Mampu menjelaskan tugas dan tanggung
jawab Orang lain.
• Mampu menunjukkan perilaku positif pada
saat kolaborasi dengan orang lain dalam
tim.
• Mampu mendorong untuk menimbulkan
kerjasama tim di tempat kerja
• Mampu memberi contoh pendampingan
sejawat dalam pelaksanaan tugas.
• Mampu untuk menjaga hubungan
kolaboratif, saling menghargai dengan
tenaga profesional lain dan
keluarga/pendamplng penggunaan obat
dalam rangka memberikan pelayanan
pasien secara spesifik
HAMBATAN
Faktor yang dapat menghambat sikap
profesional Apoteker :
1.Kurangnya/terlalu percaya diri
2.Tidak mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
3.Kurangnya pemahaman terhadap standar
pelayanan dan peraturan yang berlaku
4.Tidak mampu berkomunikasi dengan baik
5.Kurangnya motivasi pelayanan
6. Tidak mampu bekerjasama dalam tim
7.Kurang disiplin
8.Tidak mampu mengelola waktu
9.Kurangnya sikap yang positif dan
leadership
Kompetensi Apoteker

ILMU
PENGETA KETRAMPI
HUAN LAN

ATTITUDE

APLIKASI ASUHAN
KEFARMASIAN
KUNCI PENGETAHUAN, KETERAMPILAN DAN ATTITUDE

PENGETAHUAN
Ilmu Dasar Farmasi
Farmakologi
Farmakoterapi
Farmakokinetik
Toksikologi
Farmakoekonomi
dll
KUNCI PENGETAHUAN, KETERAMPILAN DAN ATTITUDE

KETERAMPILAN DASAR
 Dispensing
 Perhitungan dosis
 Identifikasi, mencegah dan menyelesaikan drug related
problem
 Pencarian informasi/referensi
 Komunikasi yang baik + efektif
 Problem Solvers
 Kemampuan kerjasama dalam tim/teamwork
 Pengambilan keputusan
 Memberikan saran yang tepat dan akurat (Kepada
Pasien, Dokter dan Perawat)
 Pemantauan dan tindak lanjut
KUNCI PENGETAHUAN, KETERAMPILAN DAN ATTITUDE

ATTITUDE
 Bertanggung jawab atas tindakan
 Disiplin
 Peduli
 Bertindak profesional
 Berpikiran terbuka
 Bersikap positif
 Melayani pasien tanpa membeda – bedakan status
 Menjaga kerahasiaan informasi pasien
KOMPETENSI APOTEKER
INDONESIA
1. Mampu Melakukan Praktik Kefarmasian
Secara Profesional dan Etik
2. Mampu Menyelesaikan Masalah Terkait
Dengan Penggunaan Sediaan Farmasi
3. Mampu Melakukan Dispensing Sediaan
Farmasi dan Alat Kesehatan
4. Mampu Memformulasi dan Memproduksi
Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
Sesuai Standar Yang Berlaku
5. Mempunyai Ketrampilan Dalam
Pemberian Informasi Sediaan Farmasi dan
Alat Kesehatan
6. Mampu Berkontribusi Dalam Upaya
Preventif dan Promotif Kesehatan
Masyarakat
7. Mampu Mengelola Sediaan Farmasi dan
Alat Kesehatan Sesuai Dengan Standar
Yang Berlaku
8. Mempunyai Ketrampilan Organisasi dan
Mampu Membangun Hubungan
Interpersonal Dalam Melakukan Praktik
Kefarmasian
9. Mampu Mengikuti Perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi Yang
Berhubungan Dengan Kefarmasian
1. Mampu Melakukan Praktik
Kefarmasian Secara Profesional dan Etik

UK1.1. Menguasai Kode Etik Yang Berlaku


dalam Praktik Profesi
UK1.2. Mampu Menerapkan Praktik
Kefarmasian Secara Legal Dan Profesional
Sesuai Kode Etik Apoteker Indonesia
UK1.3. Memiliki Ketrampilan Komunikasi
UK1.4. Mampu Berkomunikasi dengan
Pasien
UK1.5. Mampu Berkomunikasi dengan
Tenaga Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai