Anda di halaman 1dari 16

PERSEPSI AUDITOR TENTANG FAKTOR FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT INTERNAL

1
Weni Susanti
1
Universitas Tridinanti Palembang
1
Jl. Kapten Marzuki No, 2446, Kota Palembang, Sumatera Selatan
1
Wenisusanti50@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi, independensi,
objektivitas dan integritas terhadap kualitas audit pada Inspektorat Provinsi Bengkulu.Data yang
dianalisis diperoleh dari 67 responden, dimana responden adalah auditor di Inspektorat Provinsi
Bengkulu. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berdasarkan kuesioner.
Data dianalisis dengan regresi berganda menggunakan SPSS.Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kompetensi, independensi, objektivitas dan integritas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kualitas audit di Inspektorat Provinsi Bengkulu, yang berarti bahwa peningkatan kompetensi,
independensi, objektivitas dan integritas maka akan meningkatkan kualitas audit di Inspektorat
Provinsi Bengkulu. Penelitian ini juga menemukan bahwa kompetensi, independensi, objektivitas
dan integritas secara bersamaan berpengaruh pada kualitas audit di Inspektorat Provinsi
Bengkulu. yang berarti bahwa meningkatnya kompetensi, independensi, objektivitas dan integritas
maka akan meningkatkan kualitas audit di inspektorat provinsi Bengkulu.

Kata Kunci : Kompetensi, independensi, obyektifitas, integritas, andkualitas audit.

Abstract
The research was conducted with an aim to know the effect of competency, independence,
objectivity and integrity on audit quality at the Bengkulu Provincial Inspectorate. The data
analyzed were obtained from 67 respondents, where the respondents were auditors at the Bengkulu
Provincial Inspectorate. The data used in this study are primary data based on the questionnaire.
Data were analyzed by multiple regression using SPSS.The results showed that competency,
independence, objectivity and integrity had a significant effect on audit quality at the Bengkulu
Provincial Inspectorate, which meant that increasing competence, independence, objectivity and
integrity would improve audit quality at the Bengkulu Provincial Inspectorate. The study also found
that competence, independence, objectivity and integrity simultaneously influenced the quality of
audits at the Bengkulu Provincial Inspectorate which means increasing competence, independence,
objectivity, and integrity will improve the quality of audits in the Bengkulu provincial inspectorate.

Keywords : Competence, independence, objectivity, integrity, audit quality.

PENDAHULUAN (KKN). Pemerintahan yang bersih atau tata


Semangat dari reformasi adalah untuk kelola pemerintah yang baik (good
menciptakan pemerintahan yang good governance government) ditandai dengan tiga
governance government dan bersih dari pilar utama yang merupakan elemen dasar
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme yang saling berkaitan. Ketiga elemen dasar

Susanti, Persepsi Auditor Tentang Faktor… 121


https://doi.org/10.35760/eb.2019.v24i2.1905
tersebut adalah partisipasi, transparansi dan Pemerintah melakukan reformasi di
akuntabilitas. Salah satu fungsi yang harus bidang keuangan melalui penerbitan paket
ada dalam proses akuntabilitas publik adalah Undang-Undang Keuangan Negara, yaitu
fungsi pemeriksaan atau auditing (Halim dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
Kusufi, 2014). tentang Keuangan Negara, Undang-Undang
Fungsi pemeriksaan berbeda dengan Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
fungsi pengawasan. Fungsi pengawasan lebih Negara, dan Undang-Undang Nomor 15
bertujuan untuk menjamin pencapaian tujuan Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
tertentu secara optimal. Sementara fungsi Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
pemeriksaan bertujuan untuk menjamin Negara. Dengan adanya peraturan
laporan pertanggungjawaban (laporan perundang-undangan ini, setiap pengelola
keuangan dan kinerja) disusun sesuai dengan keuangan negara/daerah, yang merupakan
ketentuan yang berlaku (Halim dan Kusufi, pengelola dana publik yang dihimpun dari
2014). masyarakat, dituntut untuk menerapkan
Lembaga yang bertugas melaksanakan akuntabilitas dalam rangka
pemeriksaan pada organisasi sektor publik di pertanggungjawaban kepada para stakeholder
Indonesia dapat dikategorikan sebagai (masyarakat, negara/lembaga donor,
berikut: audit eksternal yaitu Badan legislatif, dan yudikatif). Wujud
Pemeriksa Keuangan (BPK) RI dan auditor pertanggungjawaban tersebut adalah Laporan
eksternal independen yang bekerja untuk dan Keuangan pemerintah daerah.
atas nama BPK, audit internal yang terdiri Laporan keuangan pemerintah daerah
atas Badan Pengawasan Keuangan Dan diperiksa oleh auditor eksternal setelah
Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal laporan keuangan pemerintah daerah direviu
(Irjend) pada kementerian dan lembaga oleh auditor internal. Menurut Permendagri
negara, Inspektorat Provinsi, Kabupaten dan No 04 Tahun 2008 tentang pedoman
Kota. Auditor internal atau disebut Aparat pelaksanaan reviu laporan keuangan
Pengawas Internal Pemerintah (APIP) pemerintah daerah, tujuan dilakukan reviu
merupakan lembaga audit yang berada laporan keuangan adalah untuk memberikan
dibawah pemerintahan atau merupakan keyakinan terbatas atas laporan keuangan
bagian dari pemerintahan. Sedangkan auditor pemerintah daerah yang telah disajikan sesuai
eksternal merupakan lembaga audit diluar Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
pemerintahan yang bersifat mandiri dan Reviu atas laporan keuangan pemerintah
independen (Mahmudi, 2013). daerah tidak untuk menyatakan pendapat atau

122 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis Volume 24 No. 2 Agustus 2019


opini atas laporan keuangan pemerintah kesalahan yang material, dan sesuai standar.
daerah. Reviu laporan keuangan atas laporan Dengan demikian, laporan keuangan dapat
keuangan pemerintah daerah dilakukan oleh diandalkan pengguna dalam proses
inspektorat daerah (Mahmudi, 2013). pengambilan keputusan. Opini WDP berarti
Laporan Keuangan pemerintah daerah laporan keuangan masih wajar, tidak terdapat
di periksa oleh Lembaga/Aparat Pengawasan kesalahan yang material, sesuai dengan
Eksternal Pemerintah, yaitu Badan Pemeriksa standar, namun masih terdapat catatan yang
Keuangan (BPK). Hasil pemeriksaan oleh perlu diperhatikan. Kualitas Laporan
BPK tersebut akan menunjukkan sejauh mana Keuangan tergambar dari opini yang
kualitas laporan keuangan yang disusun oleh dihasilkan dari pemeriksaan.
masing-masing pemerintah daerah. Kualitas Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester
laporan keuangan dapat diukur dari opini (IHPS) II Tahun 2015 yang dilaporkan BPK
yang diberikan oleh BPK. Sebagaimana menyatakan, permasalahan berupa kelemahan
dalam pemeriksaan keuangan (Financial sistem pengendalian intern (SPI) dan/ atau
Audit) pada umumnya, hasil pemeriksaan ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan
berupa opini terdiri dari 4 (empat) jenis, perundangundangan. Ketidakpatuhan ini
yaitu: dapat mengakibatkan kerugian negara,
- Unqualified Opinion (Wajar Tanpa potensi kerugian negara, kekurangan
Pengecualian) penerimaan, penyimpangan administrasi,
- Qualified Opinion (Wajar Dengan ketidakhematan, ketidakefisienan, atau
Pengecualian) ketidakefektifan. IHPS II Tahun 2015 disusun
- Disclaimer (Menolak Memberikan dari 6.548 temuan yang memuat 8.733
Pendapat) permasalahan, yang meliputi 2.175 (25%)
- Adverse (Tidak Wajar) kelemahan SPI dan 6.558 (75%)
Opini WTP merupakan penilaian permasalahan ketidakpatuhan terhadap
tertinggi yang diberikan, ini menunjukkan ketentuan peraturan perundangundangan
bahwa laporan keuangan tersebut telah senilai Rp11,49 triliun.
disajikan secara wajar, tidak terdapat

Tabel 1. Rekapitulasi temuan BPK atas LKPD Provinsi Bengkulu

No. Objek Sistem Kepatuhan


Pemeriksaan Pengendalian terhadap
Intern peraturan

Susanti, Persepsi Auditor Tentang Faktor… 123


https://doi.org/10.35760/eb.2019.v24i2.1905
perundang-
undangan

Jumlah Temuan

1. LKPD 2013 8 7

2. LKPD 2014 6 9

Sumber : LHP BPK-RI Perwakilan Provinsi Bengkulu 2014-2015

Tabel 1 menunjukkan hasil De Angelo, 1981 mendefinisikan


Rekapitulasi temuan BPK atas laporan kualitas audit merupakan kemampuan auditor
keuangan pemerintah daerah (LKPD) dalam mendeteksi kemungkinan kesalahan
Provinsi Bengkulu, pada LKPD tahun 2013 pada laporan keuangan dan melaporkannya
ditemukan sebanyak delapan temuan pada pada pengguna laporan keuangan. Deis dan
sistem pengendalian interen dan tujuh temuan Groux (1992) menyatakan untuk menemukan
pada kepatuhan terhadap peraturan pelanggaran tergantung pada kemampuan
perundang-undangan. LKPD tahun 2014 teknis auditor dan melaporkan pelanggaran
ditemukan sebanyak enam temuan pada tergantung pada independensi auditor.Dengan
sistem pengendalian interen dan Sembilan kata lain, kompetensi dan independensi dapat
temuan pada kepatuhan peraturan perundang- mempengaruhi kualitas audit. Hal ini
undangan. ditegaskan oleh penelitian yang dilakukan
Temuan BPK atas Laporan Keuangan oleh Annuar, et al., (2001), Halimah et
Pemerintah Daerah (LKPD) diatas al.,(2009), Efendy (2010) dan Zeyn (2012)
membuktikan bahwa auditor Inspektorat menunjukkan bahwa kompetensi dan
Provinsi Bengkulu tidak dapat menemukan independensi berpengaruh terhadap kualitas
adanya temuan-temuan tersebut tetapi audit internal yang dilakukan oleh
ditemukan oleh BPK dan didokumentasikan Inspektorat.
kedalam LHP sehingga ini berarti kualitas Selain hal diatas auditor harus
audit dari auditor Inspektorat Provinsi memiliki sikap obyektifitas. Auditor harus
Bengkulu belum baik. Hal ini disebabkan objektif dalam melaksanakan audit intern.
oleh masih kurangnya kompetensi, Sikap Obyektifitas auditor tersebut dijelaskan
independensi, obyektifitas serta integritas dari dalam modul BPKP adalah sikap jujur yang
auditor Inspektorat Provinsi Bengkulu. tidak dipengaruhi pendapat dan pertimbangan
pribadi atau golongan dalam mengambil

124 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis Volume 24 No. 2 Agustus 2019


putusan atau tindakan (BPKP, 2014:18). Sifat pemeriksaannya (Pusdiklatwas BPKP, 2008).
objektifitas auditor merupakan standar yang Hal ini sejalan dengan Penelitian yang
harus dimiliki oleh seorang audit dalam dilakukan Cahyo, Wijaya dan Domai (2015)
melakukan pemeriksaan. Fasilitas yang membuktikan bahwa integritas auditor
disediakan oleh auditee selama penugasan berpengaruh secara positif terhadap kualitas
dapat mempengaruhiobyektifitas auditor dan hasil pemeriksaan. Hal yang sama juga
hal ini dapat mengakibatkan pihak ketiga dibuktikan oleh Prihartini, et.al (2015) bahwa
berkesimpulan bahwa obyektifitas auditor integritas berpengaruh positif signifikan
tidak dapat dipertahankan. terhadap kualitas audit.
Queenaetal.,(2012) yang membuktikan Berdasarkan uraian dan fenomena di
bahwa objektivitas berpengaruh positif atas maka rumusan masalah penelitian
terhadap kualitas audit. Hal yang sama juga adalah sebaga berikut :
dibuktikan oleh M.Yusuf (2014), Marlin dan 1) Apakah Kompetensi berpengaruh
Dudi (2014) bahwa objektivitas berpengaruh terhadap Kualitas Audit Internal?
terhadap kualitas hasil kerja audit. 2) Apakah Independensi berpengaruh
Selanjutnya seorang auditor juga harus terhadap Kualitas Audit Internal?
memiliki integritas. Integritas adalah mutu, 3) Apakah Obyektifitas berpengaruh
sifat, atau keadaan yang menunjukkan terhadap Kualitas Audit Internal?
kesatuan yang utuh, sehingga memiliki 4) Apakah Integritas berpengaruh
potensi dan kemampuan yang memancarkan terhadap Kualitas Audit Internal?
kewibawaan dan kejujuran (BPKP, 2014:16).
Integritas tidak hanya menyatakan kejujuran, KERANGKA TEORI
namun juga hubungan wajar dan keadaan
Teori Kepatuhan (Compliance theory)
yang sebenarnya. Permenpan Nomor:
Teori kepatuhan telah diteliti pada
PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik
ilmu-limu sosial khususnya di bidang
APIP yang berhubungan dengan integritas
psikologis dan sosiologi yang lebih
bahwa auditor harus memiliki kepribadian
menekankan pada pentingnya proses
yang dilandasi oleh unsur jujur, berani,
sosialisasi dalam mempengaruhi perilaku
bijakasana, dan bertanggung jawab untuk
kepatuhan seorang individu. Tyler (2005),
membangun kepercayaan guna memberikan
terdapat dua perspektif dasar dalam literatur
dasar bagi pengambilan keputusan yang
sosiologi mengenai kepatuhan pada hukum,
andal. Dengan integritas yang tinggi, maka
yang disebut instrumental dan normatif.
auditor dapat meningkatkan kualitas hasil

Susanti, Persepsi Auditor Tentang Faktor… 125


https://doi.org/10.35760/eb.2019.v24i2.1905
Perspektif instrumental mengasumsikan internal (dispositional attributtions) dan
individu secara utuh didorong oleh eksternal (situasional attributtions).
kepentingan pribadi dan tanggapan terhadap Penyebab internal cenderung mengarah pada
perubahan-perubahan dalam tangible, aspek perilaku individual, sesuatu yang telah
insentif, dan penalti yang berhubungan ada dalam diri seseorang seperti sifat pribadi,
dengan perilaku. Perspektif normatif persepsi diri, pemahaman, kompetensi, dan
berhubungan dengan apa yang orang anggap motivasi. Sedangkan penyebab eksternal
sebagai moral dan berlawanan dengan lebih mengarah pada lingkungan yang
kepentingan pribadi mereka. mempengaruhi perilaku seseorang.
Seorang individu cenderung Berdasarkan teori tersebut, tindakan seorang
mematuhi hukum yang mereka anggap sesuai auditor dalam melakukan pemeriksaan atas
dan konsisten dengan norma-norma internal laporan keuangan harus sesuai dengan
mereka. Komitmen normatif melalui prosedur dan ketentuan yang berlaku
moralitas personal (normative commitment sehingga menghasilkan audit yang
through morality) berarti mematuhi hukum berkualitas. Audit yang berkualitas dapat
karena hukum tersebut dianggap sebagai didukung oleh faktor internal individu yang
keharusan, sedangkan komitmen normatif bersangkutan seperti kompetensi auditor,
melalui legitimasi (normative commitment indenpendensi auditor, Objektifitas dan
through legitimacy) berarti mematuhi Integritas.
peraturan karena otoritas penyusun hukum
tersebut memiliki hak untuk mendikte Kualitas Audit
perilaku (Tyler, 2005). Berdasarkan De Angelo (1981) menyatakan
perspektif normatif maka seorang auditor bahwa kualitas audit sebagai probabilitas
melakukan pemeriksaan harus sesuai dengan auditor dalam menemukan dan melaporkan
standar pemeriksaan sehingga menghasilkan kesalahan material, keliru, atau kelalaian
audit yang berkualitas. dalam laporan materi keuangan klien.
Menurut Government Accountability Office
Teori Atribusi (Attribution Theory) (GAO) mendefinisikan kualitas audit sebagai
Teori ini menyatakan mengenai ketaatan terhadap standar pofesi dan ikatan
bagaimana seseorang menjelaskan penyebab kontrak selama melaksanakan audit
perilaku orang lain atau dirinya sendiri (Lowenshon et al, 2005).
(Luthans, 1998). Penyebab seseorang Menurut panduan manajemen
memilih suatu perilaku bisa berasal dari pemeriksaan (BPK, 2002) Kualitas audit

126 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis Volume 24 No. 2 Agustus 2019


harus dibangun sejak awal pelaksanaan audit Indepedensi
hingga pelaporan dan pemberian Kata independensi merupakan
rekomendasi. Dengan demikian, indikator terjemahan dari kata independence yang
yang digunakan untuk mengukur kualitas berasal dari Bahasa Inggris. Dalam kamus
audit antara lain kualitas proses audit, kualitas Oxford Advanced Learner’s Dictionary of
hasil audit dan tindak lanjut hasil audit Current English terdapat kata entri
(SPKN) independence yang artinya dalam keadaan
independen. Adapun entri kata independent
Kompetensi Auditor bermakna tidak tergantung atau dikendalikan
Kompetensi adalah karakteristik dan oleh (orang lain atau benda); tidak
kemampuan kerja yang mencakup aspek mendasarkan diri pada orang lain; bertindak
pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai atau berfikir sesuai dengan kehendak hati;
tugas dan atau fungsi jabatan (PKBKN, bebas dari pengendalian orang lain (Hornby,
2013). Rai (2008) menyatakan bahwa 1987). Makna independensi dalam pengertian
Kompetensi auditor adalah kualifikasi yang umum ini tidak jauh berbeda dengan makna
dibutuhkan oleh auditor untuk melaksanakan independensi yang dipergunakan secara
audit dengan benar.Dalam Standar Umum khusus dalam literatur pengauditan.
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
(SPKN) disebutkan bahwa kompetensi Objektivitas
mensyaratkan keahlian/kemampuan Objektivitas menurut Kamus Umum
pemeriksa. Keahlian/kemampuan ditentukan Bahasa Indonesia (kbbi.web.id) mempunyai
oleh latar belakang pendidikan, kecakapan pengertian Sikap jujur, tidak dipengaruhi
profesional dan pendidikan berkelanjutan. pendapat dan pertimbangan pribadi atau
Menurut (SPKN) seorang auditor golongan dalam mengambil keputusan atau
untuk melaksanakan pemeriksaan harus tindakan. Auditor harus memiliki sikap yang
memiliki : pengetahuan tentang standar netral dan tidak bias serta menghindari
pemeriksaan, latar belakang pendidikan, konflik kepentingan dalam merencanakan,
pengetahuan umum tentang auditee, melaksanakan, dan melaporkan penugasan
keterampilan yang memadai untuk yang dilakukannya. Auditor harus objektif
melakukan pemeriksaan serta sertifikat dalam melaksanakan audit intern. Sikap
keahlian yang diterima secara umum dan Obyektifitas auditor tersebut dijelaskan dalam
diakui secara profesional. modul BPKP bahwa obyektifitas adalah sikap
jujur yang tidak dipengaruhi pendapat dan

Susanti, Persepsi Auditor Tentang Faktor… 127


https://doi.org/10.35760/eb.2019.v24i2.1905
pertimbangan pribadi atau golongan dalam namun juga hubungan wajar dan keadaan
mengambil putusan atau tindakan(BPKP, yang sebenarnya. Selanjutnya juga telah
2014:18) dituangkan dalam Permenpan Nomor:
Objektif menurut Hery adalah sikap PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik
mental bebas yang harus dimiliki oleh auditor APIP yang berhubungan dengan integritas
internal dalam melaksanakan pemeriksaan bahwa auditor harus memiliki kepribadian
(Hery, 2013:59) Sedangkan menurut Mulyadi yang dilandasi oleh unsur jujur, berani,
Objektivitas adalah suatu kualitas yang bijakasana, dan bertanggung jawab untuk
memberikan nilai atas jasa yang diberikan membangun kepercayaan guna memberikan
auditor (Mulyadi, 2008:57). Prinsip dasar bagi pengambilan keputusan yang
objektivitas ini mengharuskan auditor andal. Dan auditor wajib mematuhi aturan
bersikap adil, tidak memihak, jujur secara perilaku sebagai berikut :
intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta (1) Melaksanakan tugasnya secara jujur, teliti,
bebas dari benturan kepentingan atau berada bertanggung jawab dan bersungguh-sungguh;
di bawah pengaruh pihak lain. (2) Menunjukkan kesetiaan dalam segala hal
yang berkaitan dengan profesi dan organisasi
Integritas dalam melaksanakan tugas; (3) Mengikuti
Integritas menurut Kamus Umum perkembangan peraturan perundang-
Bahasa Indonesia (kbbi.web.id) mempunyai undangan dan mengungkapkan segala hal
pengertian mutu, sifat, atau keadaan yang yang ditentukan oleh peraturan perundang-
menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga undangan dan profesi yang berlaku; (4)
memiliki potensi dan kemampuan yang Menjaga citra dan mendukung visi dan misi
memancarkan kewibawaan, kejujuran. organisasi; (5) Tidak menjadi bagian kegiatan
Definisi integritas dalam modul BPKP bahwa ilegal atau mengikatkan diri pada tindakan-
Integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi
yang menunjukkan kesatuan yang utuh, APIP atau organisasi; (6) Menggalang kerja
sehingga memiliki potensi dan kemampuan sama yang sehat diantara sesama auditor
yang memancarkan kewibawaan dan dalam pelaksanaan audit; (7) Saling
kejujuran (BPKP, 2014:16). Integritas auditor mengingatkan, membimbing dan mengoreksi
intern pemerintah membangun kepercayaan, perilaku sesama auditor.
dan dengan demikian memberikan dasar Integritas menurut Mulyadi adalah
untuk kepercayaan dalam pertimbangannya. suatu elemen karakter yang mendasari
Integritas tidak hanya menyatakan kejujuran, timbulnya pengakuan profesional (Mulyadi,

128 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis Volume 24 No. 2 Agustus 2019


2008:56). Integritas merupakan kualitas yang terang tanpa harus mengorbankan rahasia
mendasari kepercayaan publik dan penerima jasa.
merupakan patokan bagi auditor dalam
menguji semua keputusan yang diambilnya. Kerangka Pemikiran
Integritas diukur dalam bentuk apa yang Berdasarkan kajian teori dan
benar dan adil, serta integritas mengharuskan pengembangan hipotesis pada uraian
auditor untuk bersikap jujur dan berterus sebelumnya, maka dapat dibuat kerangka
pemikiran penelitian sebagaimana Gambar 1:

Kompetensi (X1)

Independensi (X2) Kualitas


Audit (Y)
Objektifitas (X3)

Integritas (X4)
Gambar 1. Kerangka pemikiran
Sumber: SPKN (2007), BPKP (2008).

METODE PENELITIAN pengumpulan data. Skala pengukuran yang


Obyek pada peneliian ini adalah digunakan adalah skala Likert skor 1 sampai
auditor di inspektorat Provinsi Bengkulu, 5. Jumlah responden yang disurvey adalah
Pengumpulan data penelitian dilaksanakan sebanyak 68 orang. Pendekatan analisis
mulai tanggal 09 November 2016 sampai menggunakan model analisis regresi
dengan 25 November 2016.Penelitian ini berganda. Data diolah dengan menggunakan
menggunakan kuisioner sebagai alat program SPSS versi 23.

HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut ini adalah hasil pengujian regresi


berganda dan output tabel pengujian dengan
Pengujian Hipotesis
menggunakan bantuan program SPSS dalam
Pengujian hipotesis dalam penelitian
bentuk output ANOVA (uji F), model
ini dilakukan dengan regresi berganda Tabel
summary serta coefficient (uji t) seperti pada
2 berikut adalah hasil pengujian hipotesis.
tabel sebagai berikut:

Susanti, Persepsi Auditor Tentang Faktor… 129


https://doi.org/10.35760/eb.2019.v24i2.1905
Tabel 2. Pengujian hipotesis

No Ket. Keefisien Nilai t Hasil


Regresi
Nilai sig

1 Kompetensi 0,366 4,308 0,000 H1 diterima

2 Independensi 0,633 6,325 0,000 H2 diterima

3 Obyektifitas 0,213 2,538 0,015 H3 diterima

4 Integritas 0,138 2,177 0,035 H4 diterima

5 F- Hitung 29,963 0,000

6 Adjusted R Square 0,703

Sumber : Data primer diolah, 2016

Pengujian Hipotesis Pertama disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang


Hasil uji statistik t untuk variabel dirumuskan dalam penelitian ini diterima.
kompetensi diperoleh t hitung sebesar 4,308 Hal ini berarti semakin tinggi independensi
dengan nilai signifikansi () sebesar 0,000. para auditor dalam melakukan audit maka
Karena nilai  0,000< alpha 0,05, yang akan semakin baik pula kualitas audit yang
berarti bahwa terdapat pengaruh variabel dihasilkan.
kompetensi terhadap kualitas audit. maka
disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang Pengujian Hipotesis Ketiga
dirumuskan dalam penelitian ini diterima. Hasil uji statistik t untuk variabel
Hal ini berarti semakin baik kompetensi obyektifitas diperoleh t hitung sebesar 2,538
auditor dalam melakukan audit maka semakin dengan nilai signifikansi () sebesar 0,015.
berkualitas audit yang dihasilkan. Karena nilai  0,036< alpha 0,05, yang
berarti bahwa terdapat pengaruh variabel
Pengujian Hipotesis Kedua obyektifitas terhadap kualitas audit. maka
Hasil uji statistik t untuk variabel disimpulkan bahwa hipotesis ketiga yang
independensi diperoleh t hitung sebesar 6,325 dirumuskan dalam penelitian ini diterima.
dengan nilai signifikansi () sebesar 0,000. Hal ini berarti semakin obyektif sikap auditor
Karena nilai  0,000< alpha 0,05, yang dalam melakukan audit maka akan semakin
berarti bahwa terdapat pengaruh variabel baik pula kualitas audit yang dihasilkan.
independensi terhadap kualitas audit. maka

130 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis Volume 24 No. 2 Agustus 2019


Pengujian Hipotesis Keempat Hasil penelitian ini memberikan
Hasil uji statistik t untuk variabel masukan dan pertimbangan bagi inspektorat
integritas diperoleh t hitung sebesar 2,177 daerah dalam menetapkan kebijakan terkait
dengan nilai signifikansi () sebesar 0,035. dengan penempatan dan pemilihan auditor
Karena nilai  0,049< alpha 0,05, yang sesuai dengan pengetahuan dan keahlian yang
berarti bahwa terdapat pengaruh variabel dimiliki dan terkait dengan pengembangan
obyektifitas terhadap kualitas audit. maka pengetahuan dan keahlian auditor yaitu
disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang dengan cara memberikan kesempatan
dirumuskan dalam penelitian ini diterima. pendidikan dan pelatihan kepada auditor
Hal ini berarti semakin tinggi sikap integritas khususnya dibidang audit yang tidak terbatas
auditor dalam melakukan audit maka akan pada audit keuangan dan audit operasional
semakin baik pula kualitas audit yang saja tetapi juga tentang fraud dan audit
dihasilkan. lainnya sesuai perkembangan ilmu yang ada.

Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Pengaruh Independensi terhadap Kualitas


Audit. Audit
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
menunjukkan bahwa variabel kompetensi diketahui bahwa variabel independensi
memiliki pengaruh terhadap kualitas audit. memiliki pengaruh positif terhadap kualitas
Hasil ini memiliki makna semakin baik audit.. Hasil ini memiliki makna semakin
kompetensi auditor, maka semakin baik independensi auditor, maka semakin
berkualitas audit yang dihasilkan. Hal ini berkualitas audit yang dihasilkan. Hasil
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh penelitian ini mendukung hasil penelitian
Rai (2008) menyatakan bahwa pada saat yang dilakukan oleh Badjuri (2012)yang
melakukan audit, seorang auditor harus mengindikasikan bahwa independensi
memiliki mutu personal yang baik, berpengaruh positif terhadap kualitas audit
pengetahuan yang memadai serta keahlian dan mempunyai hubungan yang positif atau
khusus dibidangnya. Hasil ini juga sesuai searah. Hal ini sesuai dengan teori yang
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh dikemukakan oleh AAA Financial Accounting
Perdany dan Suranta (2012) membuktikan Commite (2000) menyatakan bahwa
bahwaKompetensi auditor berpengaruh independensi berpengaruh langsung terhadap
secara terhadap kualitas audit. kualitas audit.

Susanti, Persepsi Auditor Tentang Faktor… 131


https://doi.org/10.35760/eb.2019.v24i2.1905
Hasil penelitian ini memberikan baik obyektifitas auditor, maka semakin
masukan dan pertimbangan bagi inspektorat berkualitas audit yang dihasilkan. Hal ini
daerah dalam menetapkan kebijakan agar sesuai dengan konsep yang dikemukakan
terbebas dari intervensi dari atasan atau Pusdiklatwas BPKP (2005) Dengan integritas
inspektorat daerah merupakan suatu yang tinggi, maka auditor dapat
organisasi yang independen. meningkatkan kualitas hasil pemeriksaannya.
Hasil penelitian ini mendukung hasil
Pengaruh Obyektifitas terhadap Kualitas penelitian yang dilakukan oleh Cahyo et al
Audit (2015) membuktikan bahwa integritas auditor
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis berpengaruh secara positif terhadap kualitas
diketahui bahwa variabel obyektifitas hasil pemeriksaan.
memiliki pengaruh positif terhadap kualitas Hasil penelitian ini memberikan
audit.. Hasil ini memiliki makna semakin masukan dan pertimbangan bagi inspektorat
baik obyektifitas auditor, maka semakin daerah dalam upaya untuk meningkatkan
berkualitas audit yang dihasilkan. Queenaet sikap integritas dengan cara memberikan
al.,(2012) yang mengindikasikan bahwa sanksi yang tegas bagi auditor yang terbukti
objektivitas berpengaruh posotif terhadap menerima gratifikasi dari auditee.
kualitas audit.
Hasil penelitian ini memberikan SIMPULAN DAN SARAN
masukan dan pertimbangan bagi inspektorat Beberapa kesimpulan yang bisa ditarik
daerah dalam upaya untuk meningkatkan dari temuan penelitian sebagai berikut.
sikap obyektifitas dengan cara meningkatkan Pertama, kompetensi berpengaruh signifikan
peran bagian perencanaan dalam mengatur terhadap kualitas audit. Kompetensi yang
obyek pemeriksaan agar auditor bebas dari dimiliki sudah memenuhi standar salam
segala hubungan yang dapat mempengaruhi pemeriksaan di karenaka rata-rata pendidikan
obyektifitas auditor. para auditee berasal dari Jurusan Akuntansi
dan para auditee harus mengikuti bimtek atau
Pengaruh Integritas Terhadap Kualitas pelatihan yang berhungan dengan tugasnya
Audit sebagai pengawas yang diadakan setiap
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tahunnya oleh Inspektorat maupun di luar
diketahui bahwa variabel obyektifitas Inspektor. Sehingga kopentesi yang dimiliki
memiliki pengaruh positif terhadap kualitas semakin baik maka audit yang di hasilkan
audit.. Hasil ini memiliki makna semakin berkualitas. Kedua, Independensi

132 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis Volume 24 No. 2 Agustus 2019


berpengaruh terhadap kualitas audit, perbaikan penelitian serupa di masa yang
sehingga semakin tinggi independensi maka akan datang, yaitu : (1) Penelitian selanjutnya
akan semakin baik pula kualitas audit yang diharapkan adanya penambahan sampel
dihasilkan. Independensi merupakan kode penelitian, tidak hanya dari auditor di
etik yang harus dijalankan auditor. Pada saat Inspektorat Provinsi Bengkulu, dan (2)
masa penugasan auditor harus Penelitian selanjutnya dapat
mempertahankan sikap independen dan mempertimbangkan variabel lain yang
terbebas dari intervensi apapun yang terjadi mempengaruhi kualitas audit seperti, locus of
di lapangan agar dapat menghasilkan laporan control, self-efficacy dan komitmen
hasil pemeriksaan yang berkualitas. Ke-tiga, organisasi.
Obyektifitas berpengaruh terhadap kualitas
DAFTAR PUSTAKA
audit, sehingga semakin baik obyektifitas
auditor maka akan semakin baik pula kualitas AAA Financial Accounting Standard
audit yang dihasilkan. Dikarenan dalam Committee, (2000). Commentary: SEC
melakukan pemeriksaan obyektifitas Auditor Independece Requirements.
merupakan kode etik yang harus dijalankan Accounting Horizons,15(4), 373-386.
oleh para auditor pada saat melakukan Annuar, N., Mohamad-Ali, A. H., Shamsher,
penugasan. Tidak adanya kecurangan dalam M., & Zulkarnain, M. S.. (2001). “The
pelaksaan tugas dalam mengungkap effectiveness of the internal auditor in
semuanya dengan jujur dan apaadanya tanpa Malaysian listed firms.” Akuntan
adanya pertimbangan pribadi dalam mengabil Nasional, 14(9), 30-33.
keputasan hasil pemeriksaan. Ke-empat, Badjuri, Achmad. 2012. “Analysis Faktor-
Integritas berpengaruh terhadap kualitas Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas
audit, sehingga semakin baik integritas Hasil Pemeriksaan Audit Sektor Publik
auditor maka akan semakin baik pula kualitas (Studi Empiris Pada Bpkp Perwakilan
audit yang dihasilkan. Dikarnakan para Jawa Tengah).” Jurnal Dinamika
auditor dapat dipercaya dan bertanggung Akuntansi, Keuangan Dan Perbankan, 1
jawab pada saat melakukan pemeriksaan (2), 120-135.
sehingga hasil laporan pemerikasaan BKKBN. (2013). Laporan BKKBN tahun
berkualitas dan sesuai dengan kenyataan yang 2013. Jakarta: BKKBN.
terjadi di lapangan. Cahyo, Andi, Dwi, Wijaya, Andy, Fefta dan
Berdasarkan hasil penelitian ini Domai, Tjahjanulin, (2015). “Pengaruh
terdapat beberapa rekomendasi untuk kompetensi, Independensi, Obyektivitas,

Susanti, Persepsi Auditor Tentang Faktor… 133


https://doi.org/10.35760/eb.2019.v24i2.1905
Kompleksitas Tugas, Dan Integritas Homby, A.S. (1987). Oxford Advanced
Auditor Terhadap Kualitas Hasil Audit.” Learner's Dictionary of Current English,
Jurnal Reformasi,5 (1), (2015). Oxford: Oxford University Press.
De Angelo, L.E. (1981). “Auditor Luthans, F. (1998). Organizational Behavior.
Independence, Low Balling, and Mc. Graw-Hill. 8th ed.
Disclosure Regulation.” Journal of Lowenshon, S., Johnson E.L., dan Elder J.R.
Accounting and Economics (8), 113-127. (2005). “Auditor Specialization and
Deis, Donald R. Jr & Gary A.Giroux. (1992). Perceived Audit Quality, Auditee
“Determinants of Audit Quality in the Satisfaction, and Audit Fees in the Local
Public Sector.” The Accounting Review, Government Audit Market.” Journal Of
67 (3), 462-479. Accounting and Public Policy. 26, 705-
Efendy, Muh. Taufiq. (2010). Pengaruh 732.
Kompetensi, Independensi, dan Motivasi M. Yusuf. (2014). “Pengaruh Kompetensi,
terhadap Kualitas Audit Aparat Objektivitas dan Integritas Auditor
Inspektorat dalam Pengawasan Terhadap Kulitas Hasil Kerja Auditor
Keuangan Daerah (Studi Empiris pada (Studi Empiris pada Auditor BPKP
Pemerintah Kota Gorontalo). Tesis. Provinsi Riau).” ejournal.unp, 2(3).
Purwokerto. Universitas Diponegoro. Mahmudi, (2013). Akutansi Sektor Publik.
Halim, Abdul dan M. Syam Kusufi. (2013). UII Press Yogyakarta.
Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Mulyadi. (2008). Auditing. Jakarta: Salemba
Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat.
Empat. Pengawasan Keuangan Daerah (Studi
Halimah, Rohana O., Kamaruzaman J. Empiris pada Pemerintah Kota
(2011). “The Effectiveness of Internal Gorontalo). Universitas Diponegoro.
Auidt in Malaysian Public Sector.” Queena, Precilia Prima dan Abdul Rohman.
Jurnal of Modern Accounting and (2012). “Analisis Faktor-Faktor yang
Auditing, 9(52). Mempengaruhi Kualitas Audit Aparat
Inspektorat Kabupaten/Kota di Jawa
Hery. (2013). Auditing: Pemeriksaan
Tengah.” Journal of Accounting, 1(2), 1-
Akuntansi I. Jakarta: CAPS (Center of
12.
Academic Publishing Service)
Republik Indonesia, (2011), Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun

134 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis Volume 24 No. 2 Agustus 2019


(2011) Tentang PedomanPengelolaan Tyler, R, Tom, (2005). “Psychological
Keuangan Daerah. Perspectives On Legitimacy And
Republik Indonesia, (2008). Peraturan Legitimation.” Annu. Rev. Psychol, 57,
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006, 375–400.
Tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Perdany , Annisa dan Suranta, Sri. (2014).
Instansi Pemerintah. “Pengaruh kompetensi dan independensi
Republik Indonesia, (2007). Peraturan Badan auditor terhadap kualitas audit
Pemeriksa Keuangan Nomor 01 2007. investigate pada kantor perwakilan
Tentang Standar Pemeriksaan BPK-RI Yogyakarta.” Publikasi Jurnal.
Keuangan Negara. http://eprints.uns.ac.id/14608/1/Publikas
Republik Indonesia, (2005). Peraturan i _Jumal_(10).pdf
Pemerintah Nomor 79 Tahun (2005). Prihatin, Ayu Kadek, Luh Gede Erni
Tentang Pedoman Pembinaan Sulindawati dan Nyoman Ari Surya
Pengawasan atas Penyelenggaraan Permawan. (2015). “Pengaruh
Pemerintahan Daerah. Kopetensi, Independensi, Obyektivitas,
Rai, Agung. (2008). Audit Kinerja pada Integritas dan Akuntabilitas Terhadap
Sektor Publik. Salemba Empat. Kualitas Audit Di Pemerintahan

Rusvitaniadi, Marlin dan Dudi Pratomo. Daerah.” Universitas Pendidikan

(2014). Pengaruh Kompetensi, Ganesha, Jurusan Akuntansi, 03 (1),

Independensi Auditor dan Objektivitas 2015.

terhadap Kualitas Audit (Studi Pada Pusdiklatwas BPKP. (2002). Modul Diklat

Auditor BPKRI Perwakilan Provinsi Pembentukan Auditor Ahli: Kode Etik

Jawa Barat). Tesis. Bandung. Universitas Dan Standar Audit. Bogor.

Telkom. Pusdiklatwas BPKP. (2005). Modul Diklat

Syarifudin, Akhmad, (2014). “Pengaruh Pembentukan Auditor Ahli: Kode Etik

Kompetensi SDM dan Peran Audit Dan Standar Audit. Bogor.

Intern terhadap Kualitas Laporan Pusdiklatwas BPKP. (2008). Modul Diklat

Keuangan Pemerintah Daerah dengan Pembentukan Auditor Ahli: Kode Etik

Variabel Intervening Sistem Dan Standar Audit. Bogor.

Pengendalian Internal Pemerintah (studi Pusdiklatwas BPKP. (2014). Modul Diklat

empiris pada Pemkab Kebumen).” Pembentukan Auditor Ahli: Kode Etik

Jurnal Fokus Bisnis,14(02). Dan Standar Audit. Bogor.

Susanti, Persepsi Auditor Tentang Faktor… 135


https://doi.org/10.35760/eb.2019.v24i2.1905
Zeyn, Elvira, (2014). Faktor faktor yang
mempengaruhi kualitas audit internal
Pemerintah Daerah Melalui
Independensi dan Kompetensi Auditor
Internal (Survei pada Inspektorat
pemerintah daerah Se-Jawa Barat).
Simposium Nasional Akuntansi XVII.
Mataram.

136 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis Volume 24 No. 2 Agustus 2019

Anda mungkin juga menyukai