Anda di halaman 1dari 10

p-ISSN 2302-514X

e-ISSN 2303-1018
Sutaryo. Determinan Efektivitas.... 1

DETERMINAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL


DI INSPEKTORAT PROVINSI JAWA TIMUR
Sutaryo1
1
Universitas Sebelas Maret, Jawa Tengah, Indonesia
email: sutaryo@staff.uns.ac.id

ABSTRAK
Penelitian efektivitas audit internal yang dilakukan di Inspektorat Daerah di lingkungan pemerintah se-Provinsi
Jawa Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi efektivitas audit internal yang dilakukan oleh Inspektorat Daerah. Data yang digunakan di
dalam penelitian ini berasal dari kuesioner yang didapat dari 159 responden. Variabel dependen penelitian ini
yang digunakan ialah efektivitas audit internal, sedangkan variabel independen yang digunakan ialah keahlian
profesional, kualitas pekerjaan audit, karir dan penjenjangan, dukungan dari pimpinan, dan lingkup pekerjaan audit
internal. Pengolahan data menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 23, dengan model regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil penelitian kualitas pekerjaan audit, dukungan dari pimpinan dan lingkup pekerjaan audit
internal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas audit internal, sedangkan keahlian profesional
dan karir dan penjenjangan tidak berpengaruh terhadap efektivitas audit internal di lingkungan Inspektorat se-
Provinsi Jawa Timur.

Kata kunci: Efektivitas audit internal, keahlian profesional, kualitas audit, dukungan pimpinan, lingkup pekerjaan

DETERMINANT OF INTERNAL AUDIT EFFECTIVENESS


IN EAST JAVA PROVINCIAL INSPECTORY

ABSTRACT

This effectiveness of internal audit conducted by the Local Government Inspectorate of East Java Province. The
purpose of the research conducted is to obtain empirical evidence on the factors that affect the effectiveness
of internal audits conducted by the Local Government Inspectorate. The data used in this study comes from
questionnaires obtained from 159 respondents. This study, the dependent variable used is the effectiveness of
internal audit, while the independent variables used are professional expertise, quality of audit work, career and
promotion, support from leadership, and scope of internal audit work. Based on the results of the research note
that the quality of audit work, support from the leadership and the scope of internal audit work has a significant
influence on the effectiveness of internal audit, while professional and career skills and promotion have no effect
on the effectiveness of internal audit in the Local Government Inspectorate of East Java Province.

Keywords: Effectiveness of internal audit, professional expertise, quality of audit work, support from leadership,
and scope of internal audit work.
DOI: https://doi.org/10.24843/JIAB.2018.v13.i01.p01

PENDAHULUAN

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang perlu melakukan pengawasan dan pengendalian
Keuangan Negara mengamanatkan pemerintah untuk untuk dapat mengelola APBN maupun APBD
mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara secara efisien, efektif dan ekonomis. Pengawasan
(APBN) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja dan pengendalian yang dilakukan oleh pemerintah
Daerah (APBD) secara efisien, efektif, ekonomis, dan dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60
transparan. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
2 Jurnal Ilmiah Akutansi dan Bisnis, Vol. 13, No. 1, Januari 2018

Pemerintah (SPIP). Pelaksanaan SPIP di pemerintah dari pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK terhadap
ditandai dengan adanya Badan Pengawasan 533 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat tahun 2015, ditemukan sebanyak 6.150 kelemahan
Jendral di kementerian, dan Inspektorat Daerah untuk di dalam Sistem Pengendalian Intern (SPI). Hal ini
pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten kota. menunjukkan bahwa peran APIP untuk melakukan
Keseluruhan lembaga tersebut menjalankan fungsi assurance activities, anti corruption activities, dan
audit internal bagi instansi pemerintah bersangkutan. consulting activities belum berjalan efektif. Dengan
Tujuan audit internal adalah untuk meningkatkan demikian efektivitas audit internal yang dilakukan
efisiensi dan efektivitas organisasi (Eden dan Moriah, APIP menjadi penting untuk dikaji.
1996). Komponen utama audit internal adalah Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
verifikasi pencatatan laporan, analisis terhadap efektivitas audit internal telah dilakukan Al-Twaijry
peraturan, evaluasi terhadap standar prosedur untuk et.al., (2003) menjelaskan tentang hubungan antara
menjamin efisiensi, dan memberikan masukan serta independensi organisasi, keahlian profesional,
rekomendasi untuk meningkatkan kinerja manajemen. lingkup pekerjaan dan manajamen organisasi auditor
Sarens et.al., (2006) menyatakan bahwa audit internal internal terhadap efektivitas audit internal. Cohen
memiliki empat dimensi berupa evaluasi, diagnosa, dan Sayaq (2010) mengungkapkan faktor - faktor
penyampaian informasi, dan rekomendasi. yang mempengaruhi efektivitas audit internal ialah
Audit internal merupakan salah satu komponen kepemilikan entitas audit internal (publik atau privat),
yang penting dari struktur organisasi di dalam keahlian profesional dari auditor internal, kualitas
pemerintahan (Coram et. al., 2008). Menurut Asare audit internal, independensi organisasi audit internal,
(2009), dengan menjalankan fungsi dari audit internal peluang karir dan dukungan dari manajemen.
secara baik, hal ini dapat menjadi faktor penting Beberapa penelitian tersebut di atas dilakukan
dalam jalannya pemerintahan dan meningkatkan di luar negeri, untuk di Indonesia, belum banyak
akuntabilitas dari organisasi sektor publik melalui penelitian yang dilakukan. Penelitian ini efektivitas
efektivitas atas pengendalian organisasi, tata kelola, internal auditor pemerintah daerahsebagai variabel
dan proses manajemen risiko. Audit internal juga dependen dengan keahlian profesional (Al-Twaijry
memiliki kaitan erat dengan pencegahan korupsi. et.al., 2003 dan Cohen dan Sayaq, 2010), kualitas
Halbouni (2015) mengungkapkan bahwa audit pekerjaan audit internal (Cohen dan Sayaq, 2010),
internal mempunyai peran penting dalam pencegahan, karir dan penjenjangan (Cohen dan Sayaq, 2010),
pendekteksian dan pelaporan fraud yang ada di dukungan dari pimpinan (Cohen dan Sayaq, 2010),
dalam organisasi dengan tujuan untuk membangun lingkup pekerjaan audit internal (Al-Twaijry et.
kepercayaan dari publik. Audit internal juga al., 2003) sebagai variabel independen. Penelitian
merupakan sebuah bentuk usaha dalam pencegahan ini penting untuk dilakukan mengingat efektivitas
terjadinya penyalahgunaan aset pemerintahan internal auditor merupakan hal penting dalam
(Salsabila dan Prayudiawan, 2011). pelaksanaan peran dan fungsi inspektorat daerah
PP Nomor 60 Tahun 2008 menyatakan bahwa sebagai internal auditor pemerintah daerah. Internal
SPIP dilaksanakan oleh Aparat Pengawasan Intern auditor yang efektif dalam pelaksanaan pekerjaanya
Pemerintah (APIP). Secara umum APIP terdiri atas akan mampu menjaga keamanan aset, memastikan
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan pelaksaanaan sesuai dengan peraturan perundangan
(BPKP), Inspektorat Jenderal Kementerian/ dan meningkatkan realibilitas informasi laporan
Lembaga, dan Inspektorat Provinsi/Kabupaten/ keuangan pemerintah sebagaimana tercantum dalam
Kota. Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia PP No. 60 Tahun 2008.
(AAIPI) menyusun Standar Audit Intern Pemerintah Penelitian memberikan manfaat kepada
Indonesia untuk menjaga mutu hasil audit intern Inspektorat Daerah dalam mengambil keputusan guna
dan supaya peran APIP yang efektif dapat terwujud. meningkatkan efektivitas audit internalnya terkait
Untuk dapat menjalankan perannya dengan efektif, dengan faktor-faktor berupa keahlian profesional,
APIP setidaknya perlu melakukan tiga hal di dalam kualitas pekerjaan audit, karir dan penjenjangan,
organisasinya, yaitu assurance activities, anti dukungan dari pimpinan, dan lingkup pekerjaan
corruption activities, dan consulting activities. audit internal, sehingga Inspektorat Daerah mampu
Peranan dari audit internal belum terlalu efektif, melakukan peningkatan atas faktor-faktor tersebut
khususnya di lingkungan pemerintah daerah. Data dari untuk peningkatan efektivitas dalam menjalankan
situs kpk.go.id menunjukkan bahwa 34 dari 89 kasus fungsi audit internalnya. Selain itu, penelitian ini
korupsi yang ditangani KPK pada tahun 2016 terjadi juga mampu memberikan kontribusi terhadap
di lingkungan pemerintah daerah, sedangkan hasil pengembangan teori audit internal, khususnya pada
Sutaryo. Determinan Efektivitas.... 3

organisasi pemerintah yang masih membutuhkan Permasalahan tersebut dapat muncul ketika eksekutif
pengembangan. cenderung menjadi budget maximize untuk anggaran
Agency theory (teori agensi) merupakan teori belanja dan budget minimizer untukanggaran
yang menggambarkan hubungan antara pihak yang pendapatan. Hal tersebut akibat dari keunggulan
bertindak sebagai agent yang beraktivitas atas informasi yang dimiliki oleh eksekutif dibandingkan
kepentingan pihak lainnya sebagai principal (Jensen legislatif/publik (asimetri informasi) (Halim dan
dan Meckling, 1976). Dalam hubungan keagenan Abdullah, 2010). Dalam konteks pemerintahan,
tersebut dapat memunculkan agency problem berupa salah satu cara meminimalisir agency cost adalah
asimetri informasi (information asymmetry) dan dengan melakukan pengawasan (monitoring).
konflik kepentingan (conflict of interest) (Messier Untuk menjalankan fungsi pengawasan, salah satu
et.al,, 2005). Asimetri informasi merupakan kondisi intitusi nya adalah inspektorat daerah. Hal tersebut
manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak sejalan dengan tujuan pembentukan inspektorat
dari pemilik tentang posisi keuangan maupun operasi daerah sebagai internal auditor pemerintah daerah
entitas, sedangkan konflik kepentingan merupakan sebagaimana tercantum dalam PP Nomor 60 tahun
kondisi yang terjadi ketika tindakan manajemen tidak 2008.
sesuai dengan kepentingan pemilik. Audit internal pada masa kini telah mengalami
Upaya untuk mengatasi agency problem yang perkembangan. Abuazza et. al., (2015) mendefinisikan
terjadi, principal dan agent akan menanggung audit internal sebagai aktivitas independen,
biaya keagenan (agency cost). Menurut Jensen dan objektif, dan mampu memberi jasa konsultan yang
Meckling (1976), agency cost dapat diklasifikasikan dibentuk dalam rangka memberi nilai tambah dan
menjadi tiga jenis; pertama, biaya pengawasan meningkatkan operasi dari organisasi. Selain itu
(monitoring cost), merupakan biaya yang harus audit internal diharapkan dapat membantu organisasi
ditanggung oleh principal sebagai upaya untuk dalam mencapai tujuannya melalui pendekatan yang
melakukan pengawasan atas segala aktivitas yang sistematis dalam mengevaluasi dan meningkatkan
dilakukan oleh agent. Kedua, biaya bonding (bonding efektivitas dari manajemen risiko, pengendalian
cost), merupakan biaya yang ditanggung agent internal dan tata kelola organisasi yang baik. Ahmad
sebagai upaya untuk agent bertindak dan mematuhi et. al., (2015) menjelaskan audit internal sebagai
mekanisme sehingga agent akan bertindak untuk aktivitas penilaian yang diciptakan untuk memberi
kepentingan principal. Ketiga, biaya kerugian residu pelayanan bagi suatu organisasi yang meliputi
(residual loss), merupakan nilai uang yang ekuivalen pengujian, evaluasi, dan memonitor kecukupan serta
dengan berkurangnya kemakmuran principal yang efektivitas dari pengendalian internal. Atas dasar
terjadi karena perbedaan keputusan agent dan paparan tersebut dapat disimpulkan peran audit
keputusan principal. internal pada saat ini tidak hanya berfungsi sebagai
Pada sektor publik, hubungan keagenan tersebut watch dog, tetapi juga diharapkan mampu menjadi
terjadi ketika pemerintah selakuagen bertindak atas konsultan yang dapat memberi nilai tambah bagi
kepentingan masyarakat selaku principal (Lane, 2003). suatu organisasi dan memberikan keyakinan bahwa
Menurut Halim dan Abdullah (2010), pemerintah tujuan organisasi dapat dicapai. Peran audit internal
selaku eksekutif merupakan agen bagi legislatif dan sebagai watch dog dapat dikatakan menjadi solusi
publik (dual accountability) dan legislatif merupakan untuk jangka pendek dengan segala rekomendasi
agen bagi publik. Sama halnya dalam sector privat, yang diberikan atas suatu permasalahan, sedangkan
masalah keagenan juga muncul dalam sektor publik. peran audit internal sebagai konsultan yang secara
Di tingkat legislatif, permasalahan keagenan berupa jangka panjang diharapkan mampu meningkatkan
perilaku oportunistik dapat terjadi pada dua posisi, efektivitas dan efisiensi organisasi.
yaitu legislatif sebagai prinsipal dan juga agen. Berdasarkan Standar Audit Intern Pemerintah
Sebagai prinsipal, legislatif berpotensi mengusulkan Indonesia yang dikeluarkan oleh Asosiasi Auditor
kebijakan yang tidak berhubungan langsung dengan Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI, 2013) peran
pelayanan publik maupun fungsi legislatif. Sebagai audit internal yang efektif dapat diwujudkan dalam
agen, legislatif dapat mengusulkan kegiatan yang bentuk: memberi keyakinan yang memadai terhadap
tidak membela kepentingan pemilihnya atau ketataatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas
mengakomodasi kebutuhan publik (Halim dan pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan
Abdullah, 2010). fungsi pemerintahan (assurance activities), memberi
Tingkat eksekutif, sebagai agen dari legislative peringatan dini dan meningkatkan efektivitas
dan publik, permasalahan keagenan berupa adverse manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan
selection dan moral hazard dapat muncul sekaligus. fungsi pemerintahan (anti corruption activities), dan
4 Jurnal Ilmiah Akutansi dan Bisnis, Vol. 13, No. 1, Januari 2018

memberi masukan yang mampu memelihara dan manajer dinilai penting. Cohen dan Sayag (2010)
meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan menjelaskan bahwa seorang manajer yang pernah
tugas dan fungsi pemerintahan (consulting activities). menduduki posisi sebagai auditor internal akan
Auditor internal yang kompeten diwajibkan mempunyai kepedulian lebih terhadap pentingnya
untuk memiliki pendidikan, pengetahuan, keahlian pengendalian internal. Di sisi lain, Goodwin dan
dan keterampilan, pengalaman, serta kompetensi Yeo (2001) berpendapat bahwa manajer yang
lain yang dibutuhkan dalam menjalankan tanggung pernah merasakan menjadi auditor internal memiliki
jawabnya. Auditor internal diharapkan mampu pengalaman kerja dan pengetahuan yang mendalam
menunjukkan keahliannya melalui sertifikasi dan terhadap organisasi, sehingga lebih mengetahui
kualifikasi profesi auditor internal. Mihret dan tentang kebutuhan organisasi.
Yismaw (2007) menjelaskan bahwa auditor internal Dukungan dari pimpinan dan pihak manajerial
harus selalu meningkatkan kompetensi secara terus- penting dalam mewujudkan keberhasilan atas
menerus untuk dapat menghasilkan fungsi audit program dan proses yang dijalankan suatu organisasi.
internal yang efektif dan efisien kepada stakehorders. Fungsi audit internal yang baik dapat berjalan
Keahlian profesional merupakan kompetensi apabila manajemen suatu organisasi mendukung
teknis, yang berarti kompetensi yang wajib dimiliki dan berkomitmen secara penuh atas adanya fungsi
oleh setiap auditor pada umumnya dalam bidang dari audit internal (Ahmad et. al., 2009). Al-Shbail
auditing, akuntansi, administrasi pemerintahan, dan Turki (2017) juga menekankan pentingnya
dan komunikasi. Di samping itu, auditor internal pengetahuan dari manajemen puncak akan audit
diharapkan memiliki pengetahuan lain yang mampu internal, sehingga manajemen bisa memberikan
mendukung audit. Salsabila dan Prayudiawan dukungan yang dibutuhan oleh auditor internal. Bentuk
(2011) mengungkapkan bahwa pengetahuan yang dari dukungan manajemen dapat berupa perekrutan
dimiliki seoarang auditor dapat berpengaruh dalam personil yang memiliki kompetensi, memberikan
mengeliminasi kesalahan dan mendeteksi risiko pelatihan yang berkelanjutan, pemenuhan peralatan
yang muncul selama proses audit, sehingga mampu yang menunjang audit, dan lain-lain. Standar audit
memberikan hasil audit yang baik untuk bahan yang dikeluarkan oleh AAIPI (2013) secara kongkrit
pertimbangan dalam pengambilan keputusan. mensyaratkan dukungan pemerintah terhadap APIP
Salsabila dan Prayudiawan (2011) menjelaskan dalam bentuk piagam audit (audit charter). Piagam
bahwa kualitas pekerjaan audit dapat dinilai dari ini berisi tentang visi, misi, tujuan, kewenangan,
seberapa banyak auditor memberi respon yang sesuai dan tanggung jawab APIP. Pimpinan instansi audit
atas audit yang dilaksanakan. Pekerjaan audit internal internal juga diwajibkan untuk mendukung APIP
yang berkualitas mampu memberi rekomendasi
dalam rangka meningkatkan kompetensinya dan ikut
yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
bertanggung jawab atas keberhasilan program yang
dalam pengambilan keputusan. Standar Audit yang
dijalankan.
dikeluarkan oleh AAIPI (2013) mewajibkan setiap
Selain menjadi watch dog, fungsi dari audit
APIP untuk bertanggung jawab terhadap kualitas hasil
internal sekarang diharapkan mampu menjadi
audit intern yang dilakukan dengan mengacu kepada
assurance dan consultant. Al-Twaijry et. al., (2003)
standar audit yang berlaku. D’Onza et. al., (2015)
mengungkapkan bahwa audit internal seharusnya
mengungkapkan bahwa pelaksanaan audit internal
tidak hanya berfokus pada keandalan pencatatan dan
yang mengacu kepada standar audit yang berlaku dapat
akuntansi keuangan, ketataan terhadap peraturan,
memberikan nilai tambah bagi pemilik kepentingan.
dan evaluasi terhadap sistem pengendalian internal,
Mihret dan Yismaw (2007) mengungkapkan bahwa
kualitas pekerjaan audit internal diwujudkan dalam tetapi juga perlu memperhatikan dan mengevaluasi
bagaimana cara audit internal mampu menghasilkan efektivitas, efisiensi dan ekonomis sumber daya
saran maupun rekomendasi yang berguna bagi suatu yang digunakan. Standar audit yang dikeluarkan oleh
organisasi. AAIPI (2013) membagi ruang lingkup audit internal
Faktor karir dan penjenjangan merupakan menjadi dua, yaitu kegiatan quality assurance yang
wujud dari bagaimana peluang karir seorang auditor meliputi audit terhadap aspek keuangan tertentu,
internal di dalam organisasi. Goodwin dan Yeo audit kinerja, audit dengan tujuan tertentu, evaluasi,
(2001) mengungkapkan bahwa fungsi dari entitas review, dan monitoring, serta kegiatan konsultasi
audit internal saat ini lebih ke arah sebagai pijakan (consulting activities) berupa pemberian jasa
bagi personil organisasi yang ingin promosi menjadi konsultasi, sosialisasi dan asistensi.
manajer dibandingkan diisi oleh auditor internal karir. Standar Audit yang dikeluarkan AAIPI (2013)
Auditor internal sebagai batu pijakan untuk menjadi mensyaratkan APIP untuk memiliki kecermatan
Sutaryo. Determinan Efektivitas.... 5

profesional dan kompetensi yang memadai dalam Auditor internal dalam menjalankan tugasnya
melaksanakan tanggung jawabnya. Hasil dari audit akan menemui berbagai macam aktivitas dan
internal yang efektif dapat diwujudkan berupa saran permasalahan di dalam Instansi Pemerintahan.
maupun rekomendasi yang mampu memberikan nilai Dengan banyaknya tugas dan permasalahan yang
tambah atau perbaikan atas masalah yang dialami pernah dihadapi, menjadikan auditor internal memiliki
suatu organisasi. Dengan auditor internal memiliki pengetahuan lebih terhadap kekurangan yang ada di
keahlian profesional yang semakin tinggi, maka audit Instansi Pemerintahan dan memahami pentingnya
internal yang dilaksanakan akan lebih efektif. Auditor fungsi audit internal. Hal ini dapat dimanfaatkan bagi
internal yang memiliki keahlian profesional yang pengambil kebijakan untuk menjadikan posisi auditor
tinggi menjadi kunci dari efektivitas audit internal internal sebagai batu loncatan dalam mempromosikan
(Al-Twaijry et. al., 2003). Pernyataan ini didukung pegawainya ke posisi manajerial. Dengan peluang
oleh Cohen dan Sayag (2010) bahwa auditor harus untuk menduduki posisi manajerial diharapkan akan
memenuhi sertifikasi profesi dan pendidikan yang memberikan dampak bagi auditor internal untuk
memadai untuk menghasilkan audit internal yang meningkatkan motivasinya dalam melaksanakan
efektif. Dengan demikian auditor inspektorat daerah tugas dan tanggung jawabnya, sehingga mampu
yang mempunyai keahlian profesional yang memadai menghasilkan audit internal yang efektif.
akan dapat mencapai efektifitas audit internal yang Goodwin dan Yeo (2001) mengungkapkan
tinggi. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang bahwa posisi auditor internal sebagai batu pijakan
dapat dirumuskan ialah sebagai berikut ini. untuk menduduki posisi manajerial sudah lazim
H1: Keahlian profesional auditor internal dijalankan di Singapura. Cohen dan Sayag (2010)
berpengaruh positif terhadap efektivitas audit berpendapat bahwa peluang seorang auditor
internal pada Inspektorat Daerah. internal untuk menduduki posisi manajerial mampu
meningkatkan efektivitas audit internal. Berdasarkan
Pekerjaan audit internal harus dilaksanakan uraian di atas, hipotesis yang dapat dirumuskan ialah
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Standar sebagai berikut ini.
Audit yang disusun oleh AAIPI (2013) disusun untuk H3: Karir dan penjenjangan berpengaruh positif
digunakan sebagai ukuran mutu minimal dalam terhadap efektivitas audit internal pada
melaksanakan tugasnya agar menghasilkan audit Inspektorat Daerah.
internal yang efektif. Dengan memenuhi standar
audit, diharapkan hasil audit yang dilaksanakan Keberhasilan suatu program atau kegaitan yang
menjadi efektif, yang diwujudkan dalam rekomendasi dilaksanakan oleh pemerintah tentunya tidak lepas
maupun saran yang dapat digunakan untuk bahan dari dukungan yang diberikan oleh manajemen.
pertimbangan dalam pengambilan keputusan sehigga Standar audit yang dikeluarkan AAIPI (2013)
audit internal memberi nilai tambah bagi Instansi mewajibkan kepada pimpinan lembaga audit internal
Pemerintahan. Dengan fungsi audit internal yang untuk menyatakan dukungannya dengan wujud
semakin efektif, maka kepercayaan stakeholders piagam audit (audit charter). Selain itu, dukungan
kepada auditor internal akan semakin meningkat. dalam bentuk sumber daya ekonomi dan manusia
Mihret dan Yismaw (2007) mengungkapkan juga harus mencukupi agar dapat menghasilkan audit
bahwa kualitas audit internal ditentukan dengan internal yang efektif. Dengan dukungan yang semakin
seberapa bergunanya temuan dan rekomendasi tinggi dari pimpinan instansi, diharapkan hasil audit
yang dihasilkan oleh audit internal. Temuan dan internal yang dihasilkan dapat memberikan nilai
rekomendasi yang berguna dari audit internal tambah dan perbaikan atas masalah yang dihadapi
akan memberi nilai tambah bagi organisasi dan Instansi Pemerintah, yang berarti efektivitas dari
mewujudkan audit internal yang efektif. George et. audit internal juga semakin baik.
al., (2015) juga mengungkapkan bahwa tindak lanjut Ahmad et. al., (2009) juga menekankan tentang
dari rekomendasi yang dihasilkan audit internal dukungan dan komitmen dari pimpinan untuk dapat
berpengaruh terhadap efektivitas audit internal. menghasilkan audit internal yang efektif. Cohen dan
Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang dapat Sayag (2010) menyatakan bahwa efektivitas audit
dirumuskan ialah sebagai berikut ini. internal dipengaruhi oleh dukungan manajemen
H2: Kualitas pekerjaan audit berpengaruh positif dalam bentuk sumber daya manusia yang mumpuni.
terhadap efektivitas audit internal pada Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang dapat
Inspektorat Daerah. dirumuskan ialah sebagai berikut ini.

6 Jurnal Ilmiah Akutansi dan Bisnis, Vol. 13, No. 1, Januari 2018

H4: Dukungan dari pimpinan berpengaruh positif pemenuhan lingkup pekerjaan audit internal
terhadap efektivitas audit internal pada mampu memberikan nilai tambah suatu organisasi.
Inspektorat Daerah. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang dapat
dirumuskan ialah sebagai berikut ini.
Standar audit yang dikeluarkan oleh AAIPI H5: Lingkup pekerjaan audit internal berpengaruh
(2013) mewajibkan auditor internal berperan sebagai positif terhadap efektivitas audit internal pada
quality assurance sekaligus juga memiliki peran Inspektorat Daerah.
consulting di dalam pemerintahan. Peran auditor
internal sebagai quality assurance dan consulting METODE PENELITIAN
ini dijalankan di setiap kegiatan dan aktivitas
pemerintahan. Dengan meningkatkan fokus auditor Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor
internal dalam melaksanakan setiap tanggung Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur yang
jawabnya yang menjadi lingkup pekerjaan auditor, merupakan instansi yang mempunyai fungsi
maka efektivitas audit internal dapat tercapai, yang pembinaan APIP di lingkungan Pemerintah Daerah,
berarti audit internal mampu untuk berpartisipasi jumlah populasi APIP Inspektorat Kabupaten/Kota di
dalam meningkatkan risiko manajemen, pengendalian Provinsi Jawa Timur sebanyak 378 orang. Kerangka
internal, tata kelola pemerintahan, dan juga sebagai sampel dalam penelitian ini ialah pegawai yang
pencegahan awal terjadinya fraud. bekerja pada Inspektorat Kabupaten/Kota di Provinsi
Al-Twaijry et. al., (2003) mengungkapkan Jawa Timur yang memiliki Jabatan Fungsional
bahwa lingkup pekerjaan auditor internal mempunyai Auditor (JFA) pada tahun 2017. Teknik pengambilan
pengaruh terhadap efektivitas audit internal. Hal sampel yang digunakan di dalam penelitian ini
ini didukung oleh Abuazza et. al., (2015) bahwa ialah metode purposive sampling. Kriteria dalam

Tabel 1.
Pengukuran Variabel
Variabel Akronim Dimensi Total Referensi
Pertanyaan
Dependen:
Efektivtas Internal Audit EFEK Kualitas audit (20 pertanyaan), 34 Cohen dan
evaluasi auditi (10 pertanyaan), pertanyaan Sayag (2010)
kontribusi tambahan dari audit
internal (4 pertanyaan)
Independen:
Keahlian Profesional AHLI Pelatihan dan pendidikan (2 2 pertanyaan Cohen dan
pertanyaan) Sayag (2010)
Kualitas Pekerjaan Audit KUAL Perencanaan dan ruang lingkup 6 pertanyaan Cohen dan
Internal kegiatan audit internal (5 Sayag (2010)
pertanyaan), respon auditi terhadap
audit internal (1 pertanyaan)
Karir dan Penjenjangan KARP Pelatihan pegawai, promosi, dan 3 pertanyaan Cohen dan
pengembangan karir auditor internal Sayag (2010)
(3 pertanyaan)
Dukungan Pimpinan DUKP Dukungan pimpinan, sumber daya 4 pertanyaan Cohen dan
manusia dan anggaran (4 Sayag (2010)
pertanyaan)
Lingkup Pekerjaan LINP Keandalan pelaporan keuangan (2 10 Al Twaijry, et
Audit Internal pertanyaan), sistem pengendalian pertanyaan al. (2003)
internal (2 pertanyaan), kepatuhan
terhadap peraturan (3 pertanyaan),
efektivitas dan efisiensi (2
pertanyaan), pencegahan
kecurangan (1 pertanyaan)
Sumber: Data diolah, 2017
Sutaryo. Determinan Efektivitas.... 7

penentuan sampel yang digunakan ialah pegawai menggunakan skala likert 4.


Inspektorat Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur, Penelitian ini menguji hipotesis dengan
yang memiliki sertifikasi sebagai Pejabat Fungsional menggunakan analisis regresi linier berganda dengan
Auditor (PFA). tujuan untuk memprediksi kekuatan pengaruh
Penelitian ini menggunakan data primer variabel independen terhadap variabel dependen.
yang didapat melalui kuesioner yang disebarkan Persamaan regresi linier berganda pada penelitian ini
kepada responden, yaitu PFA pada Inspektorat dirumuskan dengan:
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur. Penelitian EFEK = α + β1AHLI + β2KUAL + β3KARP +
ini menggunakan kusioner yang mengacu kepada β4DUKP + β5LINP + ε…..(1)
penelitian yang dilakukan oleh Cohen dan Sayag
(2010), serta Al-Twaijry et. al., (2003) dengan Keterangan:
penyesuaian kondisi dan standar yang berlaku di EFEK = Efektivitas audit internal
lingkungan Pemerintahan Indonesia. α = Konstanta
Variabel dependen yang digunakan adalah β1, β2, ..., β5 = Koefisien regresi
efektivitas audit internal, dengan variabel independen AHLI = Keahlian profesional
berupa keahlian professional, kualitas pekerjaan KUAL = Kualitas pekerjaan audit internal
audit internal, karir dan penjenjangan, dukungan KARP = Karir dan penjenjangan
dari pimpinan, serta lingkup pekerjaan audit internal. DUKP = Dukungan dari pimpinan
Variabel dependen dan independen diukur dengan LINP = Lingkup pekerjaan audit internal

Tabel 2.
Gambaran Umum Responden
Keterangan
Keterangan
Keterangan
Keterangan
No. No. No.
No. Uraian Uraian
Uraian
Uraian Kategori Kategori
Kategori
Kategori n Komposisi Persentase
n n Komposisi
n Komposisi Persentase
Komposisi Persentase
Persentase
1. 1.
1.Jenis
1. JenisJenis
kelamin
Jenis kelamin
kelamin
kelamin Laki-laki Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki 120 120 120
120 75,5 75,5 75,5
75,5
Perempuan 159 159 159
159 39 24.5 24.5 24.5
24.5
Perempuan
Perempuan
Perempuan 39 39 39

2. 2.
2.Jabatan Jabatan
auditor
2. Jabatan
Jabatan auditor
auditor
auditor Auditor Auditor
Pelaksana
Auditor
Auditor Pelaksana
Pelaksana
Pelaksana 1 1 11 0,6 0,6 0,6 0,6
Auditor Auditor
Auditor Pelaksana
Auditor Pelaksana
Pelaksana
Pelaksana Pelaksana
Lanjutan 1 1 11 0,6 0,6 0,6 0,6
Lanjutan
Lanjutan
Lanjutan 159 159 159
159
Auditor Auditor
Pertama
Auditor
Auditor Pertama
Pertama
Pertama 118 118 118
118 74,2 74,2 74,2
74,2
Auditor Auditor
Muda
Auditor
Auditor Muda
MudaMuda 24 24 2424 15,1 15,1 15,1
15,1
Auditor Auditor
Madya
Auditor
Auditor
MadyaMadya
Madya 15 15 1515 9,5 9,5 9,59,5

3. 3. Pendidikan
3.Pendidikan terakhir
3. Pendidikan
Pendidikan terakhir
terakhir D III D IIID
terakhir D III
III 3 3 33 1,9 1,9 1,9 1,9
D IV D IVD
/ S1 IV
IV // S1
D/ S1 S1 159
133 133 133
159 159 159 133 83,7 83,7 83,7
83,7
S2 S2 S2 S2 23 23 2323 14,4 14,4 14,4
14,4

4. 4. Pengalaman
4.Pengalaman kerja kerjakerja
4. Pengalaman
Pengalaman – 50
0 – 5 0tahun
kerja –
– 55 tahun
0tahun tahun 7 7 77 4,4 4,4 4,4
4,4
6
6–
6 – 106 tahun
– 10 10
10 tahun
–tahun tahun 67 67 67
67 42,1 42,1 42,1
42,1
11 – 15 – 11
15 ––tahun
11 tahun
11 15
15 tahun
tahun 159 159 159
15956 56 56
56 35,2 35,2 35,2
35,2
16 – 20 16
16 tahun
– 16 – 20
20 –tahun tahun
20 tahun 17 17 17
17 10,7 10,7 10,7
10,7
dari lebih
lebih lebih 20
lebih
dari dari
tahun
20 20
20 tahun
daritahuntahun 12 12 12
12 7,6 7,6 7,6
7,6

5. 5.
5.Sertifikasi Sertifikasi
(selain
5. Sertifikasi
Sertifikasi (selain
(selain ada ada ada
(selain ada 23 23 2323 14,5 14,5 14,5
14,5
sertifikasi JFA) 159 159 159
159
sertifikasi ada tidak
JFA) JFA)JFA) tidak tidak
sertifikasi
sertifikasi ada ada
tidak ada 136 136 136 85,5 85,5 85,5
136 85,5
Sumber: Data diolah, 2017
8 Jurnal Ilmiah Akutansi dan Bisnis, Vol. 13, No. 1, Januari 2018

HASIL DAN PEMBAHASAN uji statistik Chronbach Alpha (α). Hasil uji validitas
menunjukkan terdapat satu item pertanyaan pada
Data yang digunakan dalam penelitian ini variabel efektivitas audit internal yang tidak valid
berupa data primer yang diperoleh langsung dari sehingga harus dihapus dari pengujian hipotesis.
responden, dengan menggunakan kuesioner. Sementara hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai
Mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki Cronbach’s alpha seluruh variabel dependen dan
dengan jumlah sebanyak 120 orang atau sebesar independen berkisar di antara 0,711 - 0,968 atau lebih
75,5 persen. Dari segi jabatan yang dimiliki oleh dari 0,70. Sehingga, dapat dikatakan reliabel untuk
PFA, mayoritas responden merupakan auditor pengujian hipotesis.
pertama dengan jumlah 118 orang atau 74,2 persen. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan adalah
Mayoritas responden memiliki pendidikan terakhir uji normalitas dan uji multikolonieritas. Pengujian
berupa S1 dengan jumlah sebanyak 133 orang atau normalitas data dilakukan dengan menggunakan
83,7 persen. Mayoritas PFA yang menjadi responden One-Sample Kolmogorov-Smirnov, sedangkan
memiliki pengalaman kerja selama 6 sampai dengan pengujian multikolonieritas dengan mencari nilai
10 tahun dengan jumlah 67 orang atau 42,1 persen. tolerance dan VIF. Hasil pengujian menunjukkan
Selanjutnya mayoritas responden dalam penelitian bahwa data telah terbebas dari asumsi klasik. Hasil
ini tidak memiliki sertifikasi profesi selain sertifikasi uji koefisien determinasi (adjusted R2) pada tabel
JFA yang dapat digunakan untuk menunjang auditor 2 menunjukkan bahwa nilai adjusted R2 yang
internal dengan jumlah sebanyak 136 orang atau 85,5 dihasilkan sebesar 0,493. Hal ini menunjukkan
persen. bahwa 49,3 persen variabel efektivitas audit internal
Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dapat dijelaskan oleh variabel independen. Hasil uji
dengan menggunakan korelasi bivariate (Pearson statistik F menunjukkan bahwa nilai F hitung yang
Correlation), sedangkan uji reliabilitas yang dihasilkan sebesar 31,708 dengan nilai sig. sebesar
digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi

Tabel 3.
Hasil Regresi Berganda
Expected
Expected
Expected
Expected
Expected
ModelModelModel
Model
Model β β ββ β t t tt t Sig. Sig. Sig.
Sig.Sig.
Sign Sign Sign
Sign
Sign
Konstanta
Konstanta
Konstanta
Konstanta
Konstanta 30,567
30,567
30,567
30,567
30,567 4,8974,8974,897
4,897
4,897 0,0000,0000,000
0,000
0,000
AHLI AHLIAHLI
AHLI
AHLI + + ++ +-0,249-0,249-0,249
-0,249
-0,249-0,363
-0,363-0,363
-0,363
-0,363 0,7170,7170,717
0,717
0,717
a a aa a
KUAL KUAL KUAL
KUAL
KUAL + + ++ + 1,9811,9811,981
1,981
1,981 5,3555,3555,355
5,355
5,355 0,0000,0000,000
0,000
0,000
KARP KARPKARP
KARP
KARP + + ++ + 0,1700,1700,170
0,170
0,170 0,4250,4250,425
0,425
0,425 0,6720,6720,672
0,672
0,672
a a aa a
DUKP DUKPDUKP
DUKP
DUKP + + ++ + 1,2561,2561,256
1,256
1,256 3,9193,9193,919
3,919
3,919 0,0000,0000,000
0,000
0,000
a a aa a
LINPLINP LINP
LINP
LINP + + ++ + 0,5830,5830,583
0,583
0,583 3,1823,1823,182
3,182
3,182 0,0020,0020,002
0,002
0,002
R Square
R Square
RRSquare
Square
R Square 0,5090,5090,509
0,509
0,509
Adjusted
Adjusted
Adjusted
Adjusted
Adjusted
R R RR R 0,4930,4930,493
0,493
0,493
Square
Square
Square
Square
Square
F-value
F-value
F-value
F-value
F-value 31,708
31,708
31,708
31,708
31,708
a a aa a
Sig. Sig. Sig.
Sig.Sig. 0,0000,0000,000
0,000
0,000
Sumber: Data diolah, 2017

dalam penelitian ini dapat digunakan/layak (fit) untuk auditor ahli ketika memiliki pendidikan terakhir
melakukan pengujian data. berupa D IV atau S1 pada saat mengikuti ujian
Hasil uji statistik t pada tabel 3 menunjukkan sertifikasi auditor internal, tanpa menilai jurusan atau
bahwa kualitas pekerjaan audit, dukungan dari fokus bidang pendidikannya. Hal ini menyebabkan
pimpinan, dan lingkup pekerjaan audit internal banyaknya jumlah auditor ahli di lingkungan
berpengaruh positif terhadap efektivitas audit Inspektorat Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur,
internal, sedangkan keahlian professional dan tetapi dengan pemahaman terhadap proses audit
karir dan penjenjangan tidak berpengaruh terhadap internal yang kurang dikarenakan latar belakang
efektivitas audit internal. Proses kualifikasi di pendidikannya yang tidak menunjang. Dengan
Indonesia yang menjadikan auditor internal sebagai kurangnya pemahaman dari auditor internal terhadap
Sutaryo. Determinan Efektivitas.... 9

proses audit internal yang baik, mengakibatkan SIMPULAN


keahlian profesional dari auditor internal pada
Inspektorat Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Penelitian ini menyimpukan bahwa kualitas
tidak berpengaruh terhadap efektivitas audit internal pekerjaan audit internal, dukungan dari pimpinan,
yang dilakukan. dan lingkup pekerjaan audit internal berpengaruh
Kualitas pekerjaan audit internal dilihat dari efektivitas audit internal. Inspektorat daerah
kepatuhan terhadap standar dan respon dari auditi dengan kualitas pekerjaan yang baik, mendapatkan
atas audit yang dilaksanakan. Audit internal yang komitmmen dan dukungan yang memadai dari
memiliki kualitas yang baik tentunya perlu diawali pimpinan dan lingkup pekerjaan yang jelas
dengan perencanaan yang baik. Selain itu kualitas mampu mencapai efektifitas dalam menjalankan
pekerjaan audit internal yang baik akan menghasilkan fungsi internal auditnya. Sementara itu, keahlian
temuan dan rekomendasi dari auditor internal tentu profesional dan karir dan penjenjangan tidak terbukti
mendapat respon positif dari auditi. Dengan kualitas mempengaruhi efektivitas audit internal pada
pekerjaan audit internal yang semakin tinggi, tentu inspektorat daerah di Jawa Timur. Kepala daerah
akan menjadikan efektivitas audit internal tercapai perlu untuk terus meningkatkan dukungannya
dengan baik. Hal ini konsisten dengan hasil penelitian terhadap entitas audit internal, baik dukungan yang
yang dilakukan oleh Cohen dan Sayag (2010). berwujud maupun tidak berwujud atau dukungan
Berbagai hal yang mengakibatkan karir dan berupa sumber daya ekonomi maupun manusia juga
penjenjangan tidak mempengaruhi efektivitas audit perlu untuk selalu ditingkatkan. Sedangkan entitas
internal, khususnya di lingkungan Inspektorat audit internal perlu untuk terus memperhatikan
Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Mosii (2017) kualitas audit internal yang dilaksanakan dan selalu
menjelaskan bahwa adanya stigma negatif meningkatkan pemahamannya terhadap lingkup
yang melekat pada inspektorat sebagai tempat pekerjaan audit internal.
penampungan bagi pegawai-pegawai daerah yang Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk
tidak disenangi oleh pimpinan. Ahmad et. al., (2009) memperoleh data yang memungkinkan terjadinya
juga mengungkapkan bahwa jarang ada pegawai di bias atas pemahaman peneliti dan responden,
dalam pemerintahan yang memiliki keinginan untuk sehingga penting bagi penelitian berikutnya untuk
menjadi seorang auditor internal. Untuk mencapai mengendalikan bias tersebut dengan melakukan
efektivitas audit internal, diperlukan dukungan dari wawancara langsung dengan responden, melakukan
pimpinan. Dukungan dari pimpinan dapat diwujudkan pilot project sebelum seluruh kuesioner disebarkan
dalam bentuk sumber daya ekonomi maupun sumber agar dapat meminimalisasi bias. Saran untuk
daya manusia. Selain itu juga ada dukungan dalam penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan
bentuk tidak nyata berupa kewenangan, anggaran menambahkan sampel penelitian agar mempunyai
waktu, dan rasa aman bagi auditor internal dalam daya generalisasi yang lebih baik. Selain itu juga
menjalankan tugas-tugasnya. Hal ini konsisten dapat ditambahkan faktor lain, baik faktor keuangan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Cohen dan seperti; anggaran pemerintah daerah yang menjadi
Sayag (2010). objek pengawasan internal auditor pemerintah
Saat ini auditor internal diharapkan mampu daerah, maupun faktor non keuangan lain, seperti;
untuk hadir sebagai assurance, consultant, dan politik, umur, dan tipe atau jenis pemerintah daerah.
pendeteksi dini terjadinya fraud pada lingkungan
pemerintah. Audit internal juga diharapkan mampu REFERENSI
untuk mengevaluasi seluruh kegiatan yang dilakukan
di lingkungan pemerintah. Fungsi audit internal saat AAIPI. (2013). Standar Audit Intern Pemerintah
ini bukan hanya untuk menjamin keandalan laporan Indonesia. Asosiasi Audit Internal Pemerintah
keuangan, memastikan ketaatan terhadap peraturan, Indonesia (AAIPI).
dan mengevaluasi sistem pengendalian intern, tetapi Abuazza, Wahid Omar, Dessalegn Getie Mihret, Kieran
juga perlu memperhatikan dan melakukan evaluasi James, & Peter Best. (2015). The Perceived
atas efektivitas, efisiensi, dan ekonomis dari sumber Scope of Internal Audit Function in Libyan
daya yang digunakan oleh auditi dalam menjalankan Public Enterprises. Managerial Auditing Journal,
setiap kegiatannya. 30(6), 560-581.
Ahmad, Halimah Nasibah, Radiah Othman, Rohana
Othman, & Kamaruzaman Jusoff. (2009). The
Effectiveness of Internal Audit in Malaysian
10 Jurnal Ilmiah Akutansi dan Bisnis, Vol. 13, No. 1, Januari 2018

Public Sector. Journal of Modern Accounting Goodwin, Jenny, & Teck Yeow Yeo. (2001). Two
and Auditing, 5(9), 53-62. Factors Affecting Internal Audit Independence
Al-Shbail, Awn Metlib, dan Turki A. A., Turki. and Objectivity: Evidence from Singapore.
(2017). A Theoritical Discussion of Internal International Journal of Auditing, 5(2), 107-
Audit Effectiveness in Kuwaiti Industrial SMEs. 125.
Internanational Journal of Academic Research in Halbouni, & Sawsan Saadi. (2015). The Role
Accounting, Finance and Management Sciences, of Auditors in Preventing, Detecting, and
7(1), 107-116. Reporting Fraud: the Case of the United Arab
Al-Twaijry, Abdulrahman A. M., John A., Brierley, & Emirates (UAE). International Journal of
David R. Gwilliam. (2003). The Development of Auditing, 19(2), 117-130.
Internal Audit in Saudi Arabia: An Institutional Halim, A., & Abdullah, S. (2010). Hubungan dan
Theory Perspective. Critical Perspectives on Masalah Keagenan di Pemerintah Daerah.
Accounting, 14, 507-531. Jurnal Akuntansi Pemerintah, 2(1).
Asare, & Tomas, (2009). Internal Auditing in The Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of
Public Sector: Promoting Good Governance and the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs
Performance Improvement. International Journal and Ownership Structure. Journal of financial
on Governmental Financial Management, 9(1), economics, 3(4), 305-360.
15-28. Komisi Pemberantasan Korupsi. (2016). Laporan
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Tahunan KPK 2016, https://www.kpk.go.id/
(2016). Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester Lane, J.-E. (2003). Management and Public Arganization:
(IHPS) I Tahun 2016, www.bpk.go.id The Principal-Agent framework.
Cohen, Aaron, & Gabriel Sayag. (2010). The Messier, F., Glover, V., & Prawitt, F. (2005). Jasa
Effectiveness of Internal Auditing: An Audit dan Assurance: Suatu Pendekatan
Empirical Examination of its Determinants in Sistematis. Jakarta: Salemba Empat.
Israeli Organisations. Australian Accounting Mihret, Dessalegn Getie, & Aderajew Wondim
Review, 20(54), 296-307. Yismaw. (2007). Internal Audit Effectiveness:
Coram, Paul, Colin Ferguson, & Robyn Moroney. An Ethiopian Public Sector Case Study.
(2008). Internal Audit, Alternative Internal Audit Managerial Auditing Journal, 22(5), 470-484.
Structures and The Level of Misappropriation Mosii, Sjafrudin. 2017. Penguatan Inspektorat Daerah
of Assets Fraud. Accounting and Finance, 48, untuk Berantas Korupsi. https://www.kpk.go.id
543-559. Republik Indonesia. 2003. Undang-undang Nomor
D’Onza, Giuseppe, George M. Selim, Rob Melville, 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.
& Marco Allegrini. (2015). A Study on Internal Republik Indonesia. 2008. Peraturan Pemerintah
Auditor Perceptions of the Function Ability to Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem
Add Value. International Journal of Auditing, Pengendalian Intern Pemerintah.
19(3), 182-194. Salsabila, Ainia & Hepi Prayudiawan. (2011).
Eden, Dov, & Leah Moriah. (1996). Impact of Internal Pengaruh Akuntabilitas, Pengetahuan Audit dan
Auditing on Branch Bank Performance: A Field Gender Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor
Experiment. Organizational Behavior and Human Internal (Studi Empiris Pada Inspektorat
Decision Processes, 68(3), 262-271. Wilayah Provinsi DKI Jakarta). Jurnal Telaah
George, Drogalas, Karagiorgos Theofanis, & dan Riset Akuntansi, 4(2), 155-175.
Arampatzis Konstantinos. (2015). Factors Sarens, Gerrit, & Ignace De Beelde.( 2006). The
Associated with Internal Audit Effectiveness: Relationship Between Internal Audit and
Evidence from Greece. Journal of Accounting Senior Management: A Qualitative Analysis
and Taxation, 7(7), 113-122. Of Expectations and Perceptions. International
Journal of Auditing, 10, 219-241.

Anda mungkin juga menyukai